Anda di halaman 1dari 21

Jurnal Hukum dan Kesejahteraan Universitas Al Azhar Indonesia

Vol. 08, Nomor 02, Juli 2023 p-ISSN 2548-7884/e-ISSN 2548-7884

DAMPAK BERITA HOAX TERHADAP KEAMANAN NEGARA DALAM


PERSPEKTIF CYBERLAW BELA NEGARA
Reda Manthovani

Universitas Pancasila
Jl. Lenteng Agung Raya No.56, RT.1/RW.3, Srengseng Sawah, Kec. Jagakarsa, Kota Jakarta
Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12630
E-mail: redamanthovani@univpancasila.ac.id

ABSTRAK
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa dampak besar bagi kehidupan manusia dan
hubungan antar bangsa. Selama hampir satu dasawarsa, topik perang siber terus mencuat dan bahkan di prediksi akan
memicu ketegangan antarnegara yang dapat mengancam perdamaian dunia. Ketika orang menjadi lebih bergantung
pada teknologi informasi, semakin banyak risiko dari perkembangan ini yang perlu dikelola. Kurangnya penyaringan
informasi berita yang tersebar di media sosial online dari pihak yang berwenang semakin memudahkan para pembuat
hoaks dalam melakukan pekerjaannya. Hoaks merupakan informasi yang direkayasa untuk menutupi informasi
sebenarnya dengan kata lain hoaks diartikan sebagai upaya memutarbalikkan fakta menggunakan informasi yang
meyakinkan tetapi tidak dapat diverifikasi kebenarannya, dan dapat pula diartikan sebagai tindakan mengaburkan
informasi yang sebenarnya dengan cara membanjiri suatu media dengan pesan yang salah agar bisa menutupi
informasi yang benar yang biasanya digunakan dalam media sosial, misalnya : facebook, twitter, whatsapp, blog dan
lain-lain. Hoaks atau berita bohong adalah salah satu bentuk kejahatan yang kelihatannya sederhana, mudah dilakukan
namun berdampak sangat besar bagi kehidupan politik, sosial dan masyarakat, yang mana penyebaran hoaks melalui
media sosial di Indonesia mulai marak sejak media sosial populer digunakan oleh masyarakat Indonesia, untuk itu
Pemerintah telah membuatkan aturan khusus mengenai cyber law yang di wujudkan dalam Undang-Undang Nomor
19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik yang dapat digunakan sebagai regulasi untuk mengantisipasi penanggulangan penyebaran hoaks yang dapat
mengancam keamanan negara di dunia maya khususnya di negara Indonesia.

Kata Kunci : Penanggulangan, Hoaks, Keamanan Negara Indonesia, Dunia Maya, Bela Negara
Abstract
Advances in science and technology have had a major impact on human life and relations between nations.
For nearly a decade, the topic of cyber war has continued to emerge and is even predicted to trigger tensions between
countries that could threaten world peace. As people become more dependent on information technology, more and
more risks from this development need to be managed. The lack of filtering of news information spread on online
social media from the authorities makes it easier for hoax makers to do their job. Hoax is information that is
engineered to cover up real information, in other words, hoax is defined as an attempt to distort facts using convincing
information but cannot be verified, and can also be interpreted as an act of obscuring real information by flooding a
media with false messages so that it can cover up Correct information that is usually used in social media, for example:
Facebook, Twitter, WhatsApp, blogs and others. Hoax or fake news is a form of crime that seems simple, easy to do
but has a very big impact on political, social and community life, where the spread of hoaxes through social media in
Indonesia has started to bloom since social media is popularly used by Indonesian people, for this reason the
Government has made special rules regarding cyber law which are embodied in Law Number 19 of 2016 concerning
Amendments to Law Number 11 of 2008 concerning Information and Electronic Transactions which can be used as
regulations to anticipate tackling the spread of hoax that can threaten national security in virtual world, especially in
Indonesia.

Keywords : Countermeasures, Hoax, Indonesian State Security, Cyberspace, Defend The Country

Juli,8 No2 14
Jurnal Hukum dan Kesejahteraan Universitas Al Azhar Indonesia
Vol. 08, Nomor 02, Juli 2023 p-ISSN 2548-7884/e-ISSN 2548-7884

A. Pendahuluan teknologi di berbagai bidang. Dalam


Dalam hiruk pikuk pemberitaan rangka membangun ketahanan nasional
media yang cenderung mengekspos dalam dimensi pertahanan dan
praktik-praktik tercela dan keji di bidang keamanan, penguasaan, pengembangan,
hukum, dipandang tepat untuk dan penggunaan teknologi merupakan
mengintegrasikan kembali moralitas cara cerdas untuk mengantisipasi dan
agama ke dalam ilmu (hukum).1 Darisegi merespons ancaman militer dan non
waktu, apa yang terjadi dalam proses militer.3
hukum Indonesia saat ini tidak lepas dari Kemajuan ilmu pengetahuan dan
perkembangan hukum sebelumnya.2 teknologi telah membawa dampak besar
Berbagai dampak buruk perkembangan bagi kehidupan manusia dan hubungan
lingkungan strategis, dengan berubahnya antar bangsa. Selama hampir satu
persepsi dan sifat ancaman terhadap dasawarsa, topik perang siber terus
eksistensi dan kedaulatan bangsa, tentu mencuat dan bahkan di prediksi akan
harus diwaspadai dan disikapi secara memicu ketegangan antarnegara yang
serius oleh bangsa Indonesia. Hal ini dapat mengancam perdamaian dunia.
penting mengingat kemajuan teknologi, Ketika berbicara tentang pertahanan
informasi dan komunikasi (TIK) negara, pertama-tama kita perlu
mempengaruhi perkembangan mengetahui ancamannya. Menurut
peperangan modern dalam bentuk Undang-Undang Pertahanan Negara
perang asimetris dan perang proxy. Oleh Nomor 3 Tahun 2002, ancaman terhadap
karena itu, salah satu upaya yang perlu sistem pertahanan negara terdiri dari
diperhatikan secara nasional adalah ancaman militer dan nonmiliter,
kemandirian dalam memperoleh, termasuk ancaman siber.
mengembangkan, dan memanfaatkan Ketika orang menjadi lebih
bergantung pada teknologi informasi,

1
Sudjito Atmoredjo, Hukum dalam pelangi
kehidupan, Lingkar Media Group, Yogyakarta:
2018, hlm 75. 3
Kemhan, “Nasionalisme Dan Bela Negara Dalam
2
Ibid, hlm. 76. Perspektif Ketahanan Nasional”,
https://www.kemhan.go.id/belanegara/opini/as
d, diakses pada tanggal 27 Desember 2019.

Juli,8 No2 15
Jurnal Hukum dan Kesejahteraan Universitas Al Azhar Indonesia
Vol. 08, Nomor 02, Juli 2023 p-ISSN 2548-7884/e-ISSN 2548-7884

semakin banyak risiko dari besar bagi kehidupan politik, sosial dan
perkembangan ini yang perlu dikelola. masyarakat. Penyebaran hoaks di media
Kurangnya penyaringan informasi berita sosial Indonesia, mulai marak sejak
yang tersebar di media sosial online dari media sosial populer digunakan oleh
pihak yang berwenang semakin masyarakat Indonesia, ini disebabkan
memudahkan para pembuat hoaks dalam sifat dari media sosial yang
melakukan pekerjaannya. Hoaks memungkinkan akun anonym untuk
biasanya diartikan sebagai beritabohong, berkontribusi, juga setiap orang tidak
atau tidak sesuai dengan kenyataan, peduli latar belakangnya memiliki
karena kurangnya informasi, kesempatan yang sama untuk menulis.
pengetahuan, akhirnya digembor- Beberapa orang yang tidak
gemborkan, seolah-olah informasi itu bertanggungjawab, menggunakan celah
benar padahal tidak benar.4 Hoaks ini untuk menggunakan media sosial
merupakan informasi yang direkayasa dalam konteks negatif, yaitu
untuk menutupi informasi sebenarnya menyebarkan fitnah, hasut dan hoax.5
dengan kata lain hoaks diartikan sebagai Berita palsu dan pesan kebencian dibuat
upaya memutarbalikkan fakta untuk mempengaruhi publik dan dengan
menggunakan informasi yang cepat menjadi marak karena
meyakinkan tetapi tidak dapat mengandung dua stimulan yaitu sosial
diverifikasi kebenarannya, dan dapat politik dan SARA.6 Oleh karena itu,
pula diartikan sebagai tindakan diperlukan penanggulangan penyebaran
mengaburkan informasi yang hoaks yang dapat mengancam keamanan
sebenarnya, dengan cara membanjiri negara Indonesia di dunia maya dengan
suatu media dengan pesan yang salah pendekatan bela negara.
agar bisa menutupi informasi yang Setiap aspek kehidupan
benar. Hoaks atau berita bohong adalah bergantung pada Internet, termasuk
salah satu bentuk kejahatan yang ekonomi, masyarakat, dan sistem
kelihatannya sederhana, mudah pertahanan. Cyberlaw bersifat esensial
dilakukan namun berdampak sangat dan strategis, terutama untuk melindungi

Juli,8 No2 16
Jurnal Hukum dan Kesejahteraan Universitas Al Azhar Indonesia
Vol. 08, Nomor 02, Juli 2023 p-ISSN 2548-7884/e-ISSN 2548-7884

komunitas perangkat cerdas (brainware), judul “Penanggulangan Penyebaran


baik dalam kapasitas pelaku usaha, Hoaks Yang Mengancam Keamanan
profesional pendukung maupun Negara Indonesia Di Dunia Maya
pengguna.7 Menurut statistik yang Dengan Pendekatan Bela Negara”.
dihitung Kementerian Dalam Negeri dan
B. Identifikasi Masalah
Komunikasi pada Oktober 2019,
Permasalahan yang dapat diajukandalam
ancaman serangan siber adalah
penelitian ini ialah sebagai berikut:
1.161.590 yang melibatkan berbagai
1. Bahwa kemajuan ilmu pengetahuan
jenis data seperti pornografi, perjudian,
dan teknologi telah membawa
pencemaran nama baik, dan penipuan
dampak besar bagi kehidupan
atau kekerasan terhadap anak-anak,
manusia dan hubungan antar bangsa
perdagangan produk dengan pembatasan
sehingga dapat menyebabkan
khusus, terorisme atau ekstremisme,
banyaknya ancaman serangan siber
organisasi separatis atau berbahaya, hak
yang beredar di dunia maya yang
kekayaan intelektual, pelanggaran
dapat mengancam sistem pertahanan
keamanan informasi, konten negatif
dan keamanan negara khususnya
yang direkomendasikan oleh otoritas
negara Indonesia.
industri, konten publik yang
2. Bahwa telah terdapat banyak kasus-
menyinggung, melanggar nilai-nilai
kasus kejahatan yang terjadi di dunia
sosial dan budaya, berita bohong atau
maya serta banyaknya isu
hoaks yang mendorong akses ke konten
penyebaran berita bohong atau yang
negatif dan kanonik.8 Oleh karena hal
biasa dikenal dengan sebutan hoaks
tersebut mendorong penulis untuk
melakukan penulisan hukum dengan

ermatika/article/view/133 Diakses tanggal 1


4
Lukman Hakim Syaifudin “Melawan Hoax di Media November 2018 Pukul 15.22
Sosial dan media Massa” 7
Darmawan Napitupulu, “Kajian Peran Cyber Law
5 Ibid Dalam Memperkuat Keamanan Sistem Informasi
6
Rasywir dan Purwarianti “Eksperimen pada system Nasional”, diakses pada 27 Desember 2019, hlm.
klasifikasi Berita Hoax berbahasa Indonesia 103.
Berbasis Pembelajaran Mesin” (Jurnal 8
Kominfo, https://kominfo.go.id/statistik, diakses
Cybermtika, Vol. 3 No. 2 Artikel 1, 2015) h.1. pada 27 Desember 2019
http://cybermatika.stei.itb.ac.id/ojs/index.php/cyb

Juli,8 No2 17
Jurnal Hukum dan Kesejahteraan Universitas Al Azhar Indonesia
Vol. 08, Nomor 02, Juli 2023 p-ISSN 2548-7884/e-ISSN 2548-7884

yang tersebar melalui media sosial di harus dipenuhi untuk menjawab


Indonesia. permasalahan yang diangkat dalam
penelitian. Untuk itu dalam menulis
C. Pembatasan Masalah
penelitian ini penulis memiliki tujuan
Dengan tujuan penelitian
untuk mengkaji penanggulangan
yang dilakukan oleh penulis lebih tertata
penyebaran hoaks yang mengancam
serta tidak menjauh dari inti
keamanan negara Indonesia di dunia
permasalahan yang akan diteliti dan
maya dengan pendekatan bela negara.
untuk mempermudah dilakukannya
penelitian, untuk itu diperlukan adanya F. Manfaat/Signifikansi Penelitian
pembatas permasalahan. Penulis hanya Hasil dari penelitian ini diharapkan
akan melakukan penelitian yang terbatas didapatkan manfaat sebagai berikut:
pada penanggulangan penyebaran hoaks a. Secara teoritis
yang mengancam keamanan negara Hasil dari penelitian ini
Indonesia di dunia maya dengan diharapkan dapat memberikan
pendekatan bela negara. kontribusi dalam bidang hukum

D. Rumusan Masalah untuk dapat dibentuknya regulasi

Dari uraian latar belakang penegakan hukum kejahatan dunia

masalah, identifikasi masalah dan maya yang berlaku di Indonesia

pembatasan masalah yang telah dalam rangka

diuraikan, maka dapat ditarik rumusan menumbuhkembangkan kesadaran

masalah yaitu: masyarakat sebagai upaya bela

Bagaimana penanggulangan penyebaran negara untuk mempertahankan

hoaks yang mengancam keamanan keamanan negara Indonesia dari

negara Indonesia di dunia maya dengan kejahatan siber (cyber crime) dan

pendekatan bela negara ? dapat memerangi hoaks atau berita


bohong yang beredar dalam
E. Tujuan Penelitian
masyarakat di Indonesia.
Dalam hal menulis sebuah
b. Secara praktis
penelitian tentunya ada tujuan yang

Juli,8 No2 18
Jurnal Hukum dan Kesejahteraan Universitas Al Azhar Indonesia
Vol. 08, Nomor 02, Juli 2023 p-ISSN 2548-7884/e-ISSN 2548-7884

Hasil dari penelitian ini pengembangan ilmu hukum dan


diharapkan dapat memberikan perundang-undangan.
manfaat bagi beberapa pihak yang G. Metodologi Penelitian
berkontribusi di bidang yang dibahas Metode penelitian ialah suatu
dalam penelitian ini, di antaranya cara yang paling dapat
ialah: dipertanggungjawabkan secara ilmiah,
1. Sebagai masukkan bagi para yang dilakukan secara hati-hati,
perancang/ pembuat undang- sistematis, terorganisir, valid dan
undang dalam hal membuat verifikatif untuk mencari suatu
rancangan perundang-undangan kebenaran dari suatu persoalan dengan
yang akan disahkan di kemudian menggunakan teknik-teknik tertentu
hari. yang sudah terbukti keampuhannya
2. Sebagai motivasi bagi sehingga dapat ditemukan jawaban-
masyarakat untuk jawaban terhadap masalah, fakta dan
menumbuhkembangkan rasa fenomena tertentu yang terdapat dalam
kesadaran masyarakat untuk bidang-bidang pengetahuan tertentu,
membela negara demi dengan cara mengumpulkan,
mempertahankan keamanan menganalisis dan menginterpretasi fakta,
negara Indonesia dari kejahatan data dan keterangan, untukmembuktikan
siber (cyber crime). kebenaran teori baru, dan dengan
3. Sebagai masukkan untuk jurusan menggunakan metode statistikatau tidak,
ilmu hukum dalam dengan tujuan akhir untukdapat
pengembangan ilmu hukum mengembangkan ilmu
pidana khususnya. pengetahuan dan teknologi sehingga
4. Untuk dijadikan referensi bagi memberikan manfaat bagi umat
mahasiswa dalam rangka manusia.9

9
Munir Fuady, Metode Riset Hukum Pendekatan Teori
dan Konsep, Rajawali Pers, Depok: 2018,hlm. 1

Juli,8 No2 19
Jurnal Hukum dan Kesejahteraan Universitas Al Azhar Indonesia
Vol. 08, Nomor 02, Juli 2023 p-ISSN 2548-7884/e-ISSN 2548-7884

Metode merupakan suatu unsur Untuk membuat menemukan


yang mutlak harus ada dalam penelitian. kebenaran dalam penelitian ini,
Metodologi pada hakikatnya digunakan Metode Pengolahan Data
memberikan pedoman tentang cara-cara Kualitatif. Data yang diolah dengan
seorang ilmuwan mempelajari, metode ini adalah data sekunder yaitu
menganalisis dan memahami data yang diperoleh dari kepustakaan.
lingkungan-lingkungan yang dihadapi.10 Adapun data sekunder yang
Dalam mencari kebenaran yang dapat digunakan dalam penelitian ini adalah
dipertanggungjawabkan secara ilmu :
terlebih untuk ilmu hukum, maka a) Bahan Hukum Primer
merupakan suatu keharusan untuk Bahan hukum primer
memakai metode penelitian yang tepat. merupakan bahan hukum yang
Untuk itu, langkah-langkah yang bersifat mengikat pada
ditempuh oleh penulis sebagai metode masyarakat. Bahan-bahan yang
penelitian ialah sebagai berikut : penulis gunakan dalam penelitian
ini ialah sebagai berikut:
a. Jenis Penelitian
1. Kitab Undang-Undang
Penelitian ini ditulis dengan
Hukum Pidana.
menggunakan jenis penelitian hukum
2. Undang-Undang Nomor 3
normatif yang merupakan jenis
Tahun 2002 tentang
penelitian yang berpusat pada
Pertahanan Nasional.
pendalaman norma-norma hukum
3. Undang-Undang Nomor 19
positif seperti Kitab Undang-Undang
Tahun 2016 tentang
Hukum Pidana dan Peraturan
Perubahan atas Undang-
Perundang-undangan lainnya yang
Undang Nomor 11 Tahun
terkait dengan penelitian ini.
2008 tentang Informasi dan
b. Jenis Data
Transaksi Elektronik.

10
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum,
UI Press, Jakarta: 1986

Juli,8 No2 20
Jurnal Hukum dan Kesejahteraan Universitas Al Azhar Indonesia
Vol. 08, Nomor 02, Juli 2023 p-ISSN 2548-7884/e-ISSN 2548-7884

4. Undang-Undang Nomor 11 Penelitian ini dilakukan


Tahun 2008 tentang Informasi dengan menggunakan Metode
dan Transaksi Elektronik Pendekatan Undang-Undang (statute
(ITE). approach).
b) Bahan hukum Sekunder d. Cara Pengumpulan Data
Bahan hukum sekunder Dalam penelitian ini penulis
berisikan penjelasan mengenai menggunakan cara Studi
bahan hukum primer yang meliputi Kepustakaan (library research) yang
: buku-buku, jurnal-jurnal, artikel- mana dilakukan untuk memperoleh
artikel dari media elektronik yang data primer dengan cara melakukan
berkaitan dengan permasalahan kegiatan membaca, mengutip,
penelitian yang terbukti mencatat buku-buku, menelaah
validasinya digunakan sebagai peraturan perundang-undangan yang
bahan hukum sekunder dalam berkaitan dengan permasalahan.
penulisan ini.
Cyberlaw sudah dikenal sejak
c) Bahan hukum tersier
pertengahan 1990-an seiring dengan
Bahan hukum tersier
pertumbuhan penggunaan internet.
merupakan bahan-bahan
Kehadiran informasi yang dianggap
penunjang yang menjelaskan
sebagai salah satu agenda penting
bahan hukum primer dan bahan
masyarakat dunia di milenium ketiga
hukum sekunder yang meliputi :
ditandai dengan semakin meningkatnya
surat kabar, internet, kamus
penggunaan internet dalam kehidupan
hukum.
masyarakat, tidak hanya di negara maju
c. Metode Pendekatan
tetapi juga di negara berkembang
termasuk Indonesia.11 Hukum siber

11
Danan Mursito, Raya Reinhardt Sirait, https://prastowo.staff.ugm.ac.id/files/130M-09-
Sukma Wardhana, (2005), “Pendekatan Hukum Untuk final2.0-laws_investigations_and_ethics.pdf, diakses
Keamanan Dunia Cyber Serta Urgensi Cyber Law pada tanggal 27 Desember 2019.
Bagi Indonesia”, Program Studi Teknologi Informasi
Program Magister Fakultas Ilmu Komputer
Universitas Indonesia,

Juli,8 No2 21
Jurnal Hukum dan Kesejahteraan Universitas Al Azhar Indonesia
Vol. 08, Nomor 02, Juli 2023 p-ISSN 2548-7884/e-ISSN 2548-7884

adalah aspek hukum yang ruang Internet sendiri didefinisikan


lingkupnya mencakup segala aspek yang sebagai jaringan komputer yang
berkaitan dengan individu atau badan terhubung secara internasional.13 Dari
hukum yang menggunakan teknologi perspektif yang lebih teknis, Internet
internet mulai dari saat mereka online adalah jaringan jaringan berdasarkan
dan memasuki dunia jaringan atau dunia protokol TCP/IP; komunitas orang yang
maya. Tujuan keberadaan cyber law menggunakan dan mengembangkan
adalah untuk pencegahan kejahatan siber protokol dan kumpulan sumber daya
atau penanggulangan kejahatan siber. yang dapat diakses melalui jaringan
Hukum siber akan digunakan sebagai ini.14 Indonesia dalam hal ini secara
landasan hukum yang kuat dalam proses resmi memiliki undang-undang yang
penegakan hukum terhadap kejahatan mengatur siapa yang tidak bertanggung
melalui sarana elektronik dan komputer, jawab di bawah dunia maya. Undang-
termasuk pencucian uang dan terorisme. undang yang dimaksud dalam hal ini
Hukum siber dibangun di atas prinsip- adalah Undang-Undang Informasi dan
prinsip hukum sebelumnya antara lain: Transaksi Elektronik (UU ITE).
hak kekayaan intelektual, hukumperdata, Dibandingkan dengan negara-negara
hukum perdata internasional dan hukum lain yang telah menerapkan cyber law,
internasional. Memangbidang penerapan Indonesia termasuk yang tertinggal.
hukum sibernetika cukup luas. Karena UU ITE disusun oleh
saat ini perkembangan transaksi online Kementerian Informasi dan Komunikasi
(e- commerce) dan program e- (Kominfo) pada Maret 2003. Awalnya,
government pada 9 Juni 2003 setelah US proyek UU ITE ini diberi nama UU
E- Government Act tahun 2002 semakin Informasi, Komunikasi, dan Transaksi
pesat.12 Elektronik oleh Kementerian
Perhubungan, Kementerian
12
Tinjauan Hukum Pidana Terhadap Carding
Sebagai Salah Satu Cybercrime,
13
http://eprints.ums.ac.id/55831/3/BAB%20I.pdf, Benjamin Wright and Jane K. Winn, The
diakses pada 27 Desember 2019. Law of Electronic Commerce, Cetakan Ketiga,
Gaithersburg New York: Aspen Law & Business, hlm.
6
14
Ibid, hlm. 7.

Juli,8 No2 22
Jurnal Hukum dan Kesejahteraan Universitas Al Azhar Indonesia
Vol. 08, Nomor 02, Juli 2023 p-ISSN 2548-7884/e-ISSN 2548-7884

Perindustrian, Kementerian 3. UU ITE berlaku bagi setiap orang


Perdagangan bekerjasama dengan yang melakukan perbuatan hukum,
kelompok universitas di Indonesia antara baik di dalam maupun di luar
lain Universitas Padjadjaran (UNPAD), Indonesia, dengan akibat hukum di
Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Indonesia.
Universitas Indonesia (UI). Terakhir, 4. Pengaturan Nama domain dan Hak
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Kekayaan Intelektual.
menandatangani undang-undang ITE 5. Perbuatan yang dilarang
menjadi Undang-Undang Nomor 11 (cybercrime) dijelaskan pada Bab
Tahun 2008 Republik Indonesia tentang VII (Pasal 27-37):
Informasi dan Transaksi Elektronik yang a. Pasal 27 (Asusila, Perjudian,
sekarang telah diubah menjadi Undang- Penghinaan, Pemerasan)
Undang RI Nomor 19 Tahun 2016 b. Pasal 28 (Berita Bohong dan
tentang Perubahan atas Undang-Undang Menyesatkan, Berita Kebencian
Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Permusuhan)
dan Transaksi Elektronik. Secara umum, c. Pasal 29 (Ancaman Kekerasan
UU ITE mengatur: dan Menakut-nakuti)
1. Tanda tangan elektronik memiliki d. Pasal 30 (Akses Komputer Pihak
nilai hukum yang sama dengan Lain Tanpa Izin, Cracking)
stempel biasa (tinta basah dan e. Pasal 31 (Penyadapan,
stempel). Kepatuhan dengan Perubahan, Penghilangan
prinsip-prinsip kerangka kerja e- Informasi)
ASEAN (pengenalan tanda tangan f. Pasal 32 (Pemindahan,
digital lintas batas). Perusakan dan Membuka
2. Alat kebenaran elektronik diakui Informasi Rahasia)
seumpama perlengkapan kebenaran g. Pasal 33 (Virus, Membuat Sistem
lainnya yang diatur bagian dalam Tidak Bekerja (DOS))
KUHP. h. Pasal 35 (Menjadikan Seolah
Dokumen Otentik (phising)).

Juli,8 No2 23
Jurnal Hukum dan Kesejahteraan Universitas Al Azhar Indonesia
Vol. 08, Nomor 02, Juli 2023 p-ISSN 2548-7884/e-ISSN 2548-7884

Prevalensi kejahatan yang yang mengakses jejaring sosial tersebut


dilakukan dalam konteks media sosial membuat hoaks tersebut menyebar
tidak bisa disamakan dengan kejahatan dengan cepat. Media sosial telah
pada umumnya. Memang kejahatan yang menembus batas-batas model interaksi
dilakukan dalam rangka informasi dan hierarkis untuk menjadi setara, baik di
transaksi elektronik merupakan ranah politik maupun budaya.
kejahatan yang sudah memasuki tingkat Definisi hoax atau hoaks
modern, sehingga diperlukan menurut hukumonline.com yang telah
seperangkat kecerdasan teknologi. mengakses melalui laman English
Kemudian seiring berkembangnya Oxford Living Dictionaries yaitu A
masyarakat, dipandang perlu untuk humorous or malicious deception.
melakukan perubahan pada sebagian Sedangkan melalui laman Badan
substansi dalam perundang-undangan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa,
terkait ITE, sehingga disahkannya Kementerian Pendidikan dan
Undang-Undang RI Nomor 19 Tahun Kebudayaan Republik Indonesia hoax
2016 sebagai perubahan atas Undang- atau hoaks adalah berita bohong.
Undang Nomor 11 Tahun 2008. Asal kata “Hoax” sendiri
Seperti diketahui, Indonesia diduga telah ada sejak ratusan tahun lalu
pernah dihebohkan dengan isu sebelumnya yaitu “hacus” dari mantra
penyebaran berita bohong atau yang “hocus pocus” yang berasal dari Bahasa
biasa dikenal dengan hoaks. Penyebaran latin “hoc estcorpus” yang artinya ini
berita bohong atau hoaks telah adalah tubuh frasa ini kerap disebut oleh
membingungkan masyarakat dan juga pesulap serupa “sim salabim”. Kata
merugikan beberapa pihak yang terlibat hocus digunakan oleh penyihir untuk
dalam pemberitaan tersebut. Seperti mengklaim kebenaran padahal
diketahui, media sosial merupakan sebenarnya mereka sedang menipu.
wadah yang sangat rentan dan sering Hoaks adalah suatu kata yang
digunakan untuk menyebarkan lelucon. digunakan untuk menunjukkan
Banyaknya pengguna aktif di Indonesia pemberitaan palsu atau usaha untuk

Juli,8 No2 24
Jurnal Hukum dan Kesejahteraan Universitas Al Azhar Indonesia
Vol. 08, Nomor 02, Juli 2023 p-ISSN 2548-7884/e-ISSN 2548-7884

menipu atau mengakali pembaca/ permukaan, namun banyak hal yang


pendengarnya untuk mempercayai belum terungkap atau menjadi tanya.
sesuatu yang dibuat untuk mencapai Setidaknya ada 4 (empat)
suatu maksud tertentu yang biasanya macam hoax yang sering beredar di
digunakan dalam media sosial, misalnya masyarakat melalui media internet yaitu
: facebook, twitter, whatsapp, blog dan :
lain-lain. 1. Mitos atau cerita berlatar masa
Menurut Wikipedia hoaks lampau yang boleh jadi salah, tetapi
adalah usaha untuk menipu atau dianggap benar karena diceritakan
mengakali pembaca/ pendengarnya secara turun temurun.
untuk mempercayai sesuatu, padahal 2. Glorifikasi dan Demonisasi, yang
sang pencipta berita palsu tersebut tahu mana glorifikasi adalah melebih-
bahwa berita tersebut adalah palsu/hoaks lebihkan sesuatu agar tampak hebat,
juga dalam arti lain nilai kebenarannya mulia dan sempurna, sebaliknya
nol atau kurang dari nol. demonisasi adalah mempersepsikan
Menurut Ireton, Posseti dan sesuatu seburuk mungkin seolah tidak
UNESCO 2018 mendefinisikan fake ada kebaikannya sedikitpun.
news sebagai berita palsu yang 3. Kabar bohong atau informasi yang
mengandung informasi yang sengaja diada adakan atau sama sekali tidak
menyesatkan orang dan memiliki agenda mengandung kebenaran.
politik tertentu. 4. Info sesat yaitu informasi yang
Hoaks dibuat seseorang atau faktanya dicampuradukkan, dipelintir
kelompok dengan beragam tujuan, mulai dan dikemas sedemikian rupa
dari sekedar main-main, hingga sehingga seolah-olah itu benar.
mengarah pada tujuan ekonomi Berdasarkan penelitian
(penipuan), dan politik (propaganda/ sebelumnya yang dilakukan oleh Atik
pembentukan opini publik) atau agitasi Atrini (2017) dalam Jurnal Transformasi
(hasutan). Hoaks biasanya muncul edisi 32 tahun 2017 berjudul “Hoax dan
Ketika sebuah isu mencuat ke Banalitas Kejahatan” yang menyatakan

Juli,8 No2 25
Jurnal Hukum dan Kesejahteraan Universitas Al Azhar Indonesia
Vol. 08, Nomor 02, Juli 2023 p-ISSN 2548-7884/e-ISSN 2548-7884

bahwa penyebaran hoax di jejaring sosial


dan media online tidak terjadi begitu saja
tanpa manfaat pada asalnya. Ada
kepentingan di balik pemberitaan, baik
di ranah kekuatan politik, ekonomi (hoax
industri dan bisnis), ideologi, perasaan
pribadi, dan lainnya. Menjamurnya Gambar 1. Masyarakat Telematika
Indonesia, Hasil Survey Mastel Tentang
informasi yang mengandung
Wabah Hoax Nasional Jakarta
kebohongan, hoaks dan fitnah yang biasa
Dengan akses internet yang
ditemukan di jejaring sosial dan
mudah, terutama menggunakan wifi,
beberapa portal online menunjukkan
masyarakat akan lebih mudah menerima
sebuah realitas sosial bahwa masyarakat
atau mengirim berita, apalagi tanpa
bersifat permisif dan terbiasa dengan
memverifikasi kebenaran informasi
pernyataan bohong, kebohongan dan
(hoax). Hal ini menunjukkan bahwa
kebohongan. Semua orang kehilangan
jejaring sosial merupakan suatu
semangat protes. Kurangnya rasa
keniscayaan, sehingga menyikapinya
bersalah dan penyesalan
adalah dengan menyebarkan informasi
memanifestasikan dirinya dalam
yang dapat membimbing masyarakat
produksi dan penyebaran hoax dan
untuk selalu berpikir jernih sesuai
kebohongan.15
dengan norma-norma yang berlaku di
Penggunaan media sosial
masyarakat Indonesia yang
sebagai alat politik tampaknya sangat
terkristalisasi dalam nilai-nilai
nyata dalam pemilihan presiden
Pancasila.16 Alasan mengapa konten
Indonesia 2019 dan Pilkada DKI Jakarta
prank menjadi viral di media sosial
2017.
antara lain:

15
Atik Astrini, “Hoax dan Banalitas 16
Safril Hidayat, “Media Sosial Dan Bela
Kejahatan (Studi Pustaka tentang Fenomena Hoax dan Negara: Pencegahan Konflik Sosial”, Media Informasi
Keterkaitannya dengan Banalitas Kejahatan), Kementerrian Pertahanan Wira, Edisi Khusus 2017,
Transformasi, No. 32 Tahun 2017, Volume II, hlm. 96 hlm. 46.

Juli,8 No2 26
Jurnal Hukum dan Kesejahteraan Universitas Al Azhar Indonesia
Vol. 08, Nomor 02, Juli 2023 p-ISSN 2548-7884/e-ISSN 2548-7884

1. Hanya humor untuk kesenangan berlangsungnya Pilkada/ Pilgub/


murni. Setiap orang punya caranya Pileg/ Pilpres. Begitulah manusia
sendiri untuk bersenang-senang. saat hawa nafsunya tinggi dalam
Dengan kecanggihan teknologi saat mengejar jabatan, alhasil segala cara
ini, manusia dapat melakukan hal- akan dilakukan.
hal yang aneh, langka, dan tidak 6. Dengan sengaja menimbulkan
logis. Tapi itu menyebabkan keresahan. Pada saat situasi yang
kekaguman yang lucu dan aneh. rumit mulai tersebar, maka muncul
2. Ini hanyalah upaya untuk menarik kekhawatiran di dalam masyarakat.
perhatian di internet dan media Beberapa orang memanfaatkan
sosial. Biasanya, untuk keresahan ini untuk meraup untung
mendapatkan lebih banyak yang sebesar-besarnya. Istilahnya
perhatian pengguna, pemilik situs adalah “memancing di air keruh”
web sengaja memberikan konten dan “memanfaatkan kesempatan
hiperbolik hanya untuk menarik dalam kesempitan”.
perhatian audiens. 7. Niat untuk bertarung. Hal ini
3. Ada yang memanfaatkannya merupakan hal yang lumrah terjadi
(menyebarkan hoax) untuk mencari di zaman sekarang ini, yaitu adanya
untung lebih dengan bekerja sama oknum-oknum yang tidak
dengan oknum (Kasus Saracen). bertanggung jawab yang
4. Hanya untuk bergabung agar lebih melontarkan hoax hanya untuk
menarik. Ini juga salah satu strategi saling bermain-main tanpa ada
internet marketing dengan keuntungan tertentu atau untuk
memperkenalkan berita tentang Mengalahkan dua lawan. Dengan
hiperbola, lebih banyak komentar
dan suka akan membuatnya lebih
hidup dan berantakan.
5. Untuk menyudutkan pihak tertentu
(black campaign). Keadaan ini
sering terjadi pada saat

Juli,8 No2 27
Jurnal Hukum dan Kesejahteraan Universitas Al Azhar Indonesia
Vol. 08, Nomor 02, Juli 2023 p-ISSN 2548-7884/e-ISSN 2548-7884

contoh politik saat ini, ini adalah individu, organisasi atau lainnya.
politik yang lebih agresif.17 Atau dari situs yang tidak dapat
Pelaku penyebaran hoaks diidentifikasi memiliki otoritas atau
dapat diancam dengan Pasal 28 ayat (1) reputasi yang memadai.
Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 2. Gambar, foto, atau video yang
tentang Informasi dan Transaksi digunakan adalah rekayasa, atau
Elektronik karena dengan sengaja bahkan tidak terkait dengan berita.
menyebarkan berita bohong dan Misalnya, mengedit dari sumber
menyesatkan yang mengakibatkan dilakukan sembarangan.
kerugian konsumen dalam transaksi 3. Gunakan frase provokatif untuk
elektronik, dapat dipidana dengan pidana dengan mudah mempengaruhi
penjara paling lama 6 tahun dan atau pembaca.
denda paling banyak Rp.1.000.000.000,- 4. Mengandung unsur politis dan
(satu miliar rupiah). Sedangkan dampak SARA.19
sosial dapat menimbulkan konflik, Model keamanan nasional
ketidakstabilan dan gangguan dalam telah bergeser ke aspek yang lebih luas,
masyarakat.18 Hoax dapat kita kenali termasuk memastikan keamanan pribadi
dari beberapa hal yang melekat padanya, warga negara. Kewajiban utama suatu
yaitu: negara adalah menjaga keamanan
1. Sumbernya berasal dari pihak yang warganya, termasuk berbagai penjahat
tidak dapat dipercaya. Tidak ada dunia maya.20 Dalam hal ini, kebijakan
tautan ke sumber resmi. Berita yang keamanan sistem informasi yang paling
berasal dari sebuah website yang penting dalam tatanan hukum nasional
tidak merinci siapa yang berupa Undang-Undang Kejahatan Siber
bertanggung jawab, apakah itu yang mengatur kegiatan di dunia maya,

17
M. Ravii Marwan dan Ahyad, “Analisis NDONESIA.pdf, diakses pada tanggal 27 Desember
Penyebaran Berita Hoax Di Indonesia”, Jurusan Ilmu 2019, hlm. 7.
Komunikasi, Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas 18
Lusiana Monohevita, “Stop Menyebarkan
Gunadarma, Hoax”, UI Lib. berkala, Vol. 3 No. 1 Tahun 2017,
http://ravii.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/ Depok: Kampus UI, hlm. 7.
3552/ANALISIS+PENYEBARAN+BERITA+HOAX++DI+I 19
Ibid.
20
Darmawan Napitupulu, Op.Cit, hal. 109.

Juli,8 No2 28
Jurnal Hukum dan Kesejahteraan Universitas Al Azhar Indonesia
Vol. 08, Nomor 02, Juli 2023 p-ISSN 2548-7884/e-ISSN 2548-7884

termasuk pengenaan sanksi bagi pelaku Indonesia yaitu Pancasila harus


kejahatan siber, kegiatan beracun dan ditanamkan ke masyarakat dalam dosis
merugikan.21 Kebijakan keamanan besar dan pada saat yang tepat agar rasa
sistem informasi yang terpenting bela negara dapat terwujud. Dosis besar
mengikuti tatanan hukum yang berlaku ini dapat dicapai dengan mengirimkan
di Indonesia, yaitu UU ITE dan KUHP. pesan melalui SMS (Short Messaging
Diperlukan tekanan yang kuat agar Service) baik menggunakan jaringan
masyarakat tertarik menggunakan seluler, maupun pesan melalui media
teknologi informasi sehingga kejahatan sosial seperti WA, Telegram, Instagram,
terkait teknologi informasi akan Facebook, dan lain lain. Penyampaian
berkurang. Dengan demikian, pesan ini membutuhkan pengemasan
masyarakat turut mendukung upaya yang lebih gaul dan menggunakan visual
negara menjadi masyarakat yang cerdas untuk memudahkan penyampaian pesan
dalam penggunaan atau penerimaan sehingga akhirnya menjadi kebiasaan
informasi dan transaksi elektronik. sehingga mengubah perilakukonfrontatif
Penguatan hukum siber (cyber menjadi tindakan saling menghormati
law) dalam upaya melindungi negara dan toleransi, ungkapan rasa bela negara
menempati posisi strategis, selain untuk yang tinggi dari masyarakat.22
melindungi masyarakat nasional dari Seseorang tidak dibentuk oleh
ancaman kejahatan dunia maya, hukum lingkungan tertentu. Lingkungan yang
dunia maya juga menjadi alat untuk terbentuk ini harus segera ditegakkan
meyakinkan masyarakat internasional oleh unsur-unsur pemerintahan yang
bahwa ada peraturan ketat tentang memiliki kekuatan untuk membentuk
pertahanan dunia maya di Indonesia. kepribadian masyarakat Pancasilais
Ketika ada kerjasama antar negara untuk sehingga tindakannya merupakan wujud
membangun keamanan global, bisa kesadaran bela negara. Instansi
berjalan sesuai aturannya. Ada nilai-nilai pemerintah yang bertanggung jawab di
yang sudah menjadi way of life bangsa
22
Safril Hidayat, Op.Cit, hal. 48.
21
Ibid.

Juli,8 No2 29
Jurnal Hukum dan Kesejahteraan Universitas Al Azhar Indonesia
Vol. 08, Nomor 02, Juli 2023 p-ISSN 2548-7884/e-ISSN 2548-7884

bidang komunikasi dan pengembangan pemidanaan di media massa


informasi dalam mendistribusikan teks, (influencing views of society on crime
gambar, video, menyebarkan pesan and punishment /mass media)
keren, jelas membutuhkan dorongan Untuk itu, penanggulangan
fasilitas yang disediakan Kementerian penyebaran hoaks yang mengancam
Komunikasi dan Informatika untuk keamanan negara Indonesia di dunia
menjangkau daerah lebih efisien sesuai maya dengan pendekatan bela negara
dengan kondisi sosial saat ini.23 dapat dilakukan dengan cara yaitu :
Kebijakan atau upaya 1. Penanggulangan Kejahatan
penanggulangan kejahatan pada Dengan Hukum Pidana (Upaya
hakikatnya merupakan bagian integral Penal)
dari upaya perlindungan masyarakat Bahwa upaya
(social defence) dan upaya mencapai penanggulangan lewat jalur penalini
kesejahteraan sosial (social welfare). bisa juga disebut upaya yang
Kebijakan penanggulangan kejahatan dilakukan melalui jalur hukum
atau bisa disebut juga politik kriminal pidana. Upaya ini merupakan
memiliki tujuan utama yaitu penanggulangan yang
“perlindungan masyarakat untuk menitikberatkan pada sifat represif
mencapai kesejahteraan masyarakat”. yaitu tindakan yang dilakukan
Menurut Barda Nawawi sesudah kejahatan terjadi dengan
bahwa upaya penanggulangan kejahatan penegakan hukum dan penjatuhan
dapat ditempuh dengan 3 cara yaitu : hukuman terhadap kejahatan yang
1. Penerapan hukum pidana (criminal telah dilakukan. Selain itu, melalui
law application) upaya penal ini tindakan yang
2. Pencegahan tanpa pidana (prevention dilakukan dalam rangka
without punishment) menanggulangi kejahatan sampai
3. Mempengaruhi pandangan pada tindakan pembinaan maupun
masyarakat mengenai kejahatan dan rehabilitas.

23
Ibid, hlm. 49.
Juli,8 No2 30
Jurnal Hukum dan Kesejahteraan Universitas Al Azhar Indonesia
Vol. 08, Nomor 02, Juli 2023 p-ISSN 2548-7884/e-ISSN 2548-7884

2. Penanggulangan Kejahatan masyarakat dihimbau jangan mudah


Tanpa Hukum Pidana (Upaya mempercayai berita yang belum
Non Penal) jelas kebenarannya.
Bahwa upaya 4. Melaporkan konten hoaks
penanggulangan lewat jalur non Masyarakat juga dapat
penal ini juga bisa disebut sebagai melaporkan apabila menemukan
upaya yang dilakukan melalui jalur konten di media sosial yang berisi
diluar hukum pidana. Upaya ini berita bohong atau hoaks, ujaran
merupakan upaya penanggulangan kebencian atau SARA serta
yang lebih menitikberatkan pada radikalisme atau teroris kepada
sifat preventif yaitu tindakan yang pemerintah melalui Kemenkominfo
berupa pencegahan sebelum dengan mengirimkan data ke
terjadinya kejahatan dengan aduankonten@mail.kominfo.go.id
melakukan sosialisasi, kerjasama yang kemudian kiriman aduan
dengan pihak terkait, serta tersebut akan segera diproses
melakukan pengawasan. setelah melalui verifikasi dengan
3. Mempengaruhi Pandangan menjamin kerahasiaan pelapor
Masyarakat Mengenai Kejahatan tersebut.
Dan Pemidanaan, Lewat Media
Massa A. Kesimpulan
Sehubungan dengan Berdasarkan uraian diatas
pendapat G.P. Hoefnagels bahwa maka penulis menarik kesimpulan
fungsi media massa adalah untuk bahwa Cyberlaw adalah aspek hukum
mempengaruhi pandangan - yang istilahnya berasal dari hukum
pandangan masyarakat tentang dunia maya, dan ruang lingkupnya
kejahatan dan pemidanaan, serta meliputi mereka yang memasuki
mempublikasikan lewat media dunia maya dengan cara “online” dan
massa (pers). Mempengaruhi yang menggunakan dan
pandangan masyarakat dalam hal ini memanfaatkan teknologi internet.

Juli,8 No2 31
Jurnal Hukum dan Kesejahteraan Universitas Al Azhar Indonesia
Vol. 08, Nomor 02, Juli 2023 p-ISSN 2548-7884/e-ISSN 2548-7884

Mencakup semua aspek yang terkait bela negara melalui penguatan hukum
dengan Pemerintah telah siber (cyber law) di Indonesia untuk
mengeluarkan peraturan khusus melindungi pertahanan dan keamanan
tentang cyber law yang diwujudkan negara Indonesia dari ancaman
dalam Undang-Undang RI Nomor 19 kejahatan dunia maya. Oleh karena
Tahun 2016 atas perubahan atas itu, perlunya regulasi penegakan
Undang-Undang Nomor 11 Tahun hukum kejahatan dunia maya (cyber
2008 tentang Informasi dan Transaksi crime law enforcement) untuk
Elektronik dan Undang-Undang meyakinkan masyarakat Indonesia
Nomor 11 Tahun 2008 tentang dan dunia internasional bahwa di
Informasi dan Transaksi Elektronik. Indonesia ada peraturan ketat untuk
Penyebaran berita bohong atau hoaks pertahanan siber dalam upaya
di Indonesia telah menimbulkan melindungi negara untuk membangun
keresahan di masyarakat. Dengan keamanan global.
demikian, sejumlah besar orang B. Saran
mudah terprovokasi oleh penyebaran Berdasarkan kesimpulan
pesan dan informasi yang mereka diatas, saran yang dapat diberikan
mengerti atau tidak mengerti sama penulis yaitu :
sekali. Oleh karena hal itu, sebaiknya a. Perlunya mengedukasi masyarakat
masyarakat berusaha untuk mengenai penggunaan mediasosial
memahami dan mengkategorikan baik di lingkungan keluarga,
pesan terlebih dahulu sebelum sekolah, masyarakat maupun
mengirimkannya kembali kepada dunia maya dengan memperkuat
orang lain. Untuk mencegah dukungan literasi digital untuk
beredarnya hoaks di media sosial memerangi hoaks atau berita
online yang mengancam keamanan bohong yang beredar di
negara Indonesia di dunia maya masyarakat.
diperlukan adanya penanggulangan b. Perlunya mengedukasi masyarakat
penyebaran hoaks dengan pendekatan mengenai regulasi penegakan

Juli,8 No2 32
Jurnal Hukum dan Kesejahteraan Universitas Al Azhar Indonesia
Vol. 08, Nomor 02, Juli 2023 p-ISSN 2548-7884/e-ISSN 2548-7884

hukum kejahatan dunia maya yang Indonesia”, Jurusan Ilmu


berlaku di Indonesia dalam rangka Komunikasi, Fakultas Ilmu
menumbuhkembangkan kesadaran Komunikasi, Universitas Gunadarma,
masyarakat untuk http://ravii.staff.gunadarma.ac.id/Pub
mempertahanakan keamanan lications/files/3552/ANALISIS+PEN
negara Indonesia dari kejahatan YEBARAN+BERITA+HOAX++DI
siber (cyber crime). +INDONESIA.pdf, diakses pada
c. Perlunya upaya mewujudkan tanggal 27 Desember 2019, hlm 7
sinergitas antara pemerintah Astrini, Atik. 2017. “Hoax dan Banalitas
dengan masyarakat dalam Kejahatan (Studi Pustaka tentang
mencegah penyebaran hoaks di Fenomena Hoax dan Keterkaitannya
dunia maya dengan Banalitas Kejahatan),
Transformasi, No. 32 Tahun 2017,
DAFTAR PUSTAKA Volume II, hlm 96
Hidayat, Safril. 2017. “Media Sosial Dan
Buku Bela Negara: Pencegahan Konflik

Atmoredjo, Sudjito. 2018, Hukum dalam Sosial”, Media Informasi


pelangi kehidupan, Yogyakarta: Kementerrian Pertahanan Wira,
Lingkar Media Group, hlm 75 Edisi Khusus 2017, hlm 46.
Fuady, Munir. 2018, Metode Riset Hukum Kemhan, “Nasionalisme Dan Bela Negara
Pendekatan Teori dan Konsep, Depok: Dalam Perspektif Ketahanan
Rajawali Pers, hlm 1 Nasional”,
Soekanto, Soerjono. 1986, Pengantar https://www.kemhan.go.id/belanegar
Penelitian Hukum, Jakarta: UI Press a/opini/asd, diakses pada tanggal 27
Desember 2019
Artikel dalam Jurnal, Majalah, Surat
Kominfo, https://kominfo.go.id/statistik,
Kabar dan Internet:
diakses pada 27 Desember 2019
Ahyad, M. Ravii Marwan, “Analisis
Monohevita, Lusiana. 2017, “Stop
Penyebaran Berita Hoax Di
Menyebarkan Hoax”, UI Lib.

Juli,8 No2 33
Jurnal Hukum dan Kesejahteraan Universitas Al Azhar Indonesia
Vol. 08, Nomor 02, Juli 2023 p-ISSN 2548-7884/e-ISSN 2548-7884

berkala, Vol. 3 No. 1 Tahun 2017, Syaifudin, Lukman Hakim “Melawan Hoax
Depok: Kampus UI, hlm 7 di Media Sosial dan media Massa”
Mursito, Danan, Raya Reinhardt Sirait, Tinjauan Hukum Pidana Terhadap Carding
Sukma Wardhana, (2005), Sebagai Salah Satu Cybercrime,
“Pendekatan Hukum Untuk http://eprints.ums.ac.id/55831/3/BA
Keamanan Dunia Cyber Serta B%20I.pdf, diakses pada 27
Urgensi Cyber Law Bagi Indonesia”, Desember 2019
Program Studi Teknologi Informasi Wardhana, Danan Mursito, Raya Reinhardt
Program Magister Fakultas Ilmu Sirait, Sukma Wardhana. 2005,
Komputer Universitas Indonesia, “Pendekatan Hukum Untuk
https://prastowo.staff.ugm.ac.id/files/13 Keamanan Dunia Cyber SertaUrgensi
0M-09 Cyber Law Bagi Indonesia”,Program
final2.0laws_investigations_and_ethics. Studi Teknologi Informasi Program
pdf, diakses pada tanggal 27 Magister Fakultas Ilmu Komputer
Desember 2019. Universitas Indonesia,
Napitupulu, Darmawan. “Kajian Peran Cyber https://prastowo.staff.ugm.ac.id/files/
Law Dalam Memperkuat Keamanan 130M-09-final2.0-
Sistem Informasi Nasional”, diakses laws_investigations_and_ethics.pdf,
pada 27 Desember 2019, hlm 103 diakses pada tanggal 27 Desember
Rasywir dan Purwarianti “Eksperimen pada 2019
system klasifikasi Berita Hoax Winn, Jane K and Benjamin Wright. “The
berbahasa Indonesia Berbasis Law of Electronic Commerce”, Cetakan
Pembelajaran Mesin” (Jurnal Ketiga, Gaithersburg New York:
Aspen Law & Business, hlm 6
Cybermtika, Vol. 3 No. 2 Artikel 1,
2015) h.1.
http://cybermatika.stei.itb.ac.id/ojs/in
dex.php/cybermatika/article/view/13
3 Diakses tanggal 1 November 2018
Pukul 15.22

Juli,8 No2 34

Anda mungkin juga menyukai