Anda di halaman 1dari 7

UTS HUKUM PIDANA III

Dosen Pengampu
Shinta Ayu Purnamawati S.H.,M.H.

Disusun oleh :
Ferdinand Rizki Widya Dhana
202010110311522

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2022
Nama : Diva Zaulia Wanditha
Nim : 202010110311484
Kelas : MPH H

ANALISIS YURIDIS CYBERCRIME DALAM PERKARA PENYEBARAN


DATA PRIBADI
1. Latar Belakang
Perkembangan teknologi pada zaman ini sangat pesat yang mana
masyarakat juga sangat memanfaatkan untuk membantu dalam kegiatannya
sehari hari. Teknolgi tesebut sangat berpengaruh pada kehidupan manusia
yang dapat memperbaiki ekonomi global pada saat ini dan mungkin juga
dapat menjadikan manusia semakin senggang. Dari kata teknolgi itu sendiri
tidak akan terpisah dengan kata internet.
Internet merupakan suatu produk dari perkembangan teknologi itu
sendiri. Dengan intenet  manusia bisa menjangakau apapaun tanpa batas
dengan cepat dan mudah. Diantaranya seperti bisa menghasilkan uang,
mendapatkan informasi dengan cepat dan akurat, membantu dalam
pendidikan, serta bisa menjalin hubungan denga orang yang jaraknya jauh
dengan kita. Dalam menjangkau internet tersebut perlu adanya perangakat
elektronik berupa HP, laptop dan lain lain. 
Namun tanpa kita sadari dari banyaknya manfaat dari internet tersebut
ada pulalah hal negatif yang disebabkan oleh perkembangan teknologi
tersebut yang mana dengan pesatnya perkembangan teknolgi pesat pula
perkembangan kejahatan. Dengan menggunakan internet kejahatan tersebut
menjadikan lebih tersembunyi, rapi dan terorganisir serta jangkauannya
sangat luas bisa sampai anatar negara. Hal tersebut sangat memudahakan
para penjahat dalam melakukan aksinya dikarenakan para penjahat tidak
harus langsung berkontakan denga targetnya.
Salah satunya yaitu dengan penyebaran data pribadi milik orang lain yang
termasuk kejahatan dunia maya atau cybercrime. Dengan adanya teknologi
saat ini segala bentuk data kita bisa akses dengan internet baik nama, alamat,
tempat tanggal lahir, nomor telepon dan lain sebagainya. Dan hal tersebut
bisa digunakan oleh orang – orang yang tidak bertanggung jawab untuk
melakukan kejahatan. Yang mana hal tersebut merupakan sebuah privasi dari
kita.
Peristiwa penyalahgunaan data pribaditersebut merupakan dikarenakan
adanya kelemahan sistem,  kurangnya  pengawasan,  sehingga  data  pribadi 
dapat  disalahgunakan  dan mengakibatkan kerugian bagi pemilik data. dari
hal tersebut terdapat beberapa contoh peristiwa penyalahgunaan data
pribadi, yaitu:
1. Ancaman penyebaran data pada pinjaman online ilegal, dimana para
debitur diancam melalui whatsapp akan penyebaran data pribadinya
akibat belum membayar tagihan. Diakrenakan adanya pandemi Covid –
19 masyarakat yang sangat berdampak pada penghasilan masyarakat
mengakibatkan maraknya mereka mengggunakan pinjaman online ilegal
tersebut.
2. Kebocoran data BPJS kesehatan, dimana data tersebut dijual di Raids
Forums seharaga 0,15 Bitcoins  oleh pengguna forum dengan nama id
'Kotz'. Diduga trdapat 279 data yang diperjualbelikan yang didalamnya
berisi NIK, nomor telepon, email, alamat dan gaji
3. Bjorka yang telah membocorkan data pribadi masyarakat Indonesia,
kementerian, hingga dokumen rahasia presiden RI. bocornya 1,3 miliar data
registrasi SIM Card yang disebut milik Kementerian Komunikasi dan Informatika
(Kominfo). Data tersebut dijual seharga US$500 ribu atau sekitar Rp 745,6 juta.
Data sebesar 87 GB diklaim berisi NIK, nomor
ponsel, provider telekomunikasi, dan tanggal registrasi.
Dari contoh diatas dapat disimpulkan bahawa orang – orang melakuakan
kejahatan cybercrime terebut untuk mendapatkan keuntungan ekonomi
dengan memperjualbelikan data pribadi tersebut. kejahatan tersebut
dilakukan untuk mendapatkan uang.
Terlebih lagi indonesia merupakan negara yang menjadi pelaku
kejahatan  cybercrime tersebut. Perusahaan keamanan TI mengungkapakan
bahwa negara Indonesia telah mengalahakna negara Cina sebagai sumber
hacking traffic terbesar di dunia. Indonesia menyumbang 2,4% kejahatan
cyber di dunia. Angka ini naik 1,7% dibanding tahun 2010 lalu di mana
Indonesia menempati peringkat 28. Hal ini disebabkan karena pennguna
internet di Indonesia meningkat.
Dalam hal ini para penegak hukum bertugas dan berkewajiban
menaggulagi kejadian tersebut. segala bentuk upaya dilakukan untuk
melindungi masyarakat serta kesejahteraan sosial. Evaluasi terhadap
kebijakan di dunia siber tetap diperlukan sekiranya ada kelemahan kebijakan
hukum pidana dalam perundang-undangan tersebut

2. Rumusan Masalah.
Dari penjelasan diatas maka dapat kita ketahui bahwa terdapat 2 (dua)
permasalahan yang akan dibahas lebih lanjut yaitu sebagai berikut :
a. Bagaimana UU ITE dalam mengani kasus tersebut ?
b. Bagaimana Perlindungan Hukum bagi Korban penyebaran data pribadi
menurut UU ITE ?
3. Tujuan Penelitian.
a. Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui
bagaimanakah  uu ite dalam mengani kasus tersebut.
b. Untuk mengetahui bagaimana perlindungan hukum bagi korban
penyebaran data pribadi menurut uu ite.
4. Manafaat Penelitian.
a. Bagi masyarakat
1. Memberikan informasi mengenai kejahatan cyber crime tentang
penyearan data pribadi.
2. Masyarakat menjadi lebih sadar terhadap pentingnya menjaga
data pribadi.
b. Bagi pemerintah
Dapat meningkatkan perlindungan hukum bagi seluruh masyarakat
yang dirugikan khususnya bagi nasabah penyebaran data pibadi di
Indonesia
5. Metode Penelitian.
Adapun metode penelitian kajian pustaka atau studi kepustakaan yaitu
berisi teori teori yang relevan dengan masalah – masalah penelitian. Pada
bagian ini dilakukan pengkajian mengenai konsep dan teori yang
digunakan berdasarkan literatur yang tersedia, terutama dari artikel-
artikel yang dipublikasikan dalam berbagai jurnal ilmiah. Kajian pustaka
berfungsi untuk membangun konsep atau teori yang menjadi dasar studi
dalam penelitian. Sehingga dengan menggunakan metode penelitian ini
penulis dapat dengan mudah menyelesaikan masalah yang hendak
diteliti.
METODE PENELITIAN HUKUM
TINJAUAN YURIDIS TERHADAP TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN
BERENCANA
( Studi Kasus : Putusan PN DEPOK Nomor 1036/Pid.B/2008/PN.DPK )
 

Oleh :
Resida Ristia Nabila
202010110311388
 
 
 
 
 
Universitas Muhammadiyah
Fakultas Hukum
 
 
A.Latar Belakang 
Pada hakikatnya setiap warga negara wajib menjunjung dan mematuhi hukum.
Namun dalam sehari-hari, kelalaian atau ketidak patuhan terhadap hukum tidak
dapat dihindari.Kejahatan ialah tiap perlakuan yang merugikan (merusak) dan
asusila, yang menimbulkan kegoncangan yang sedemikian besar dalam suatu
masyarakat tertentu, sehingga masyarakat itu berhak mencela dan mengadakan
perlawanan terhadap perlakuan tersebut dengan cara menjatuhkan dengan sengaja
suatu penderitaan terhadap pelaku perbuatan itu (pembalasan).Kejahatan dalam
pandangan kriminologi merupakan hasil dari pengaruh dan interaksi berbagai
faktor seperti : faktor sosial, budaya, ekonomi, politik dll. Bahkan dalam kurun
waktu abad ke-20 ini kejahatan dapat dikatakan hasil dari suatu proses rekayasa
masyarakat baik di bidang sosial, budaya, ekonomi dan politik. . Namun apabila
kita bertitik tolak dari kepentingan masyarakat secara langsung, kejahatan itu
adalah merupakan tindakan – tindakan yang mempunyai dua unsur atau elemen
yaitu : 

1. Kejahatan itu merugikan masyarakat umumnya secara ekonomis. 


2. Merugikan secara psikologis yang menyangkut rasa aman dan melukai
perasaan susila dari suatu kelompok manusia 

Dengan demikian setiap kejahatan yang terjadi akan menimbulkan korban,


ialah mereka yang menderita secara fisik dan rohaniah sebagai akibat tindakan
orang lain yang mencari pemenuhan kepentingan diri sendiri atau orang lain yang
bertentangan dengan kepentingan dan hak asasi penderita. Dalam KUHP, tindak
pidana pembunuhan merupakan kejahatan menghilangkan nyawa seseorang,
dimana hak hidup merupakan hak asasi manusia yang harus dihargai dan
dilindungi. Oleh karena itu hukum sesuai fungsinya amat melindungi hak dasar
manusia tersebut, bahkan pembunuhan yang direncanakan terlebih dahulu dapat
dikenakan sanksi maksimum hukuman mati. Bentuk konkrit dari kejahatan seperti
pemerkosaan, pencurian, pembunuhan dan lain-lain yang sering diberitakan
melalui media massa, baik media cetak maupun elektronik. Contoh nya dalam
kasus pembunuhan.
 
Pada kasus pembunuhan yang terjadi di Indonesia tepatnya di kota Depok
dalam Putusan Pengadilan Negeri Depok Nomor 1036/Pid.B/2008/PN.DPK
terdakwa VERY IDAM HENYANSYAH alias RYAN bin AHMAD bersalah
melakukan tindak pidana dengan sengaja dan dengan rencana terlebih dahulu
merampas nyawa oranglain. Kasus ini melanggar Pasal 340 KUHP yang berbunyi
“ Barang siapa dengan sengaja dan dengan rencana terlebih dahulu merampas
nyawa orang lain, diancam karena pembunuhan dengan rencana, dengan pidana
mati atau pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu, paling lama
20 tahun.” Tindak pidana pembunuhan berencana merupakan tindak pidana
paling berat pidananya. Dilihat dari bentuk pidana yang diancamkannya,
maksimal pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara dua
puluh tahun. Pembentuk KUHP merumuskan tindak pidana ini sebagai bentuk
pembunuhan khusus yang memberatkan.
Bahwa dalam kasus nya saksi menemukan potongan – potongan mayat pada
hari Sabtu tanggal 12 Juli 2008 sekitar pukul 07.30 WIB ketika Saksi Rahmat
Hidayat dan Saksi Agus Suyanto melintas di kebun kosong di daerah Jalan
Kebagusan Pasar Minggu, Jakarta Selatan , menemukan potongan- potongan
tubuh manusia di dalam tas koper warna biru , dalam tas dan kantong plastik yang
terletak di kebun kosong tersebut dan bahwa Terdakwa telah menusuk perut dan
mulut Korban, kemudian menyeret ke kamar mandi dan memukul kepala Korban
dengan batang shower yang ada di kamar mandi , lalu dengan besi ulir hingga
Korban tidak bergerak lagi kemudian memotong- motong tubuh Korban dan
akhirnya potongan – potongan tubuh Korban tersebut dibuang di kebun kosong di
daerah Kebagusan Pasar Minggu Jakarta Selatan.
Adapun alasan tersangka melakukan perbuatannya tersebut adalah karena
terdakwa RYAN bin AHMAD merasa cemburu kepada korban yang telah
menggoda pacarnya sehingga terdakwa menghabisi korban. 
B. RUMUSAN MASALAH 

1. Bagaimana penerapan unsur-unsur tindak pidana pembunuhan berencana


berdasarkan pasal 340 KUHP dalam putusan No.
1036/Pid.B/2008/PN.DPK
2. Bagaimana pertimbangan majelis hakim dalam penjatuhan hukuman
terhadap pelaku tindak pidana pembunuhan berencana dalam perkara
putusan No. 1036/Pid.B/2008/PN.DPK

C. TUJUAN PENELITIAN 

1. Untuk mengetahui penerapan unsur-unsur tindak pidana pembunuhan


berencana berdasarkan pasal 340 KUHP dalam putusan No.
1036/PID.B/2008/PN.DPK
2. Untuk mengetahui pertimbangan majelis hakim dalam penjatuhan hukum
terhadap pelaku tindak pidana pembunuhan berencana dalam perkara
putusan No. 1036/Pid.B/2008/PN.DPK

D. KEGUNAAN PENELITIAN 

1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikian sumbangan pemikiran bagi


perkembangan ilmu pengetahuan.
2. Sebagai literatur tambahan bagi yang berminat untuk meneliti lebih lanjut
tentang masalah yang di bahas dalam penelitian ini.

Anda mungkin juga menyukai