Anda di halaman 1dari 3

KEJAKSAAN NEGERI MALANG

“UNTUK KEADILAN”
SURAT DAKWAAN
No. Reg. Perkara : PDM/123/PWK/V/2021
IDENTITAS TERDAKWA :
Nama Lengkap : Haryono
Jenis Kelamin : Laki – laki
Tempat/Tanggal Lahir : Malang, 01 Januari 1967
Umur : 54 Tahun
Kewarganegaran : Indonesia
Alamat : Jl. Barito No. 10 RT. 02 RW. 03, Kelurahan Bunulrejo,
Kecamatan Blimbing, Kota Malang.

PENAHANAN :
Ditahan oleh Penyidik Kepolisian Resort Malang : 20 September s/d 11 Oktober
2021.
Ditahan oleh Penuntut Umum : 12 Oktober s/d 18 Oktober 2021.

DAKWAAN :
KESATU :
Bahwa terdakwa Haryono pada hari Minggu 12 September 2021 sekitar pukul
18.30 WIB atau setidak-tidaknya pada waktu lain tetapi masih dalam bulan
September 2021 di Jl. Barito, Kelurahan Bunulrejo, Kecamatan Blimbing, Kota
Malang, atau setidak-tidaknya disuatu tempat yang termasuk dalam daerah
hukum Pengadilan Negeri Malang, dengan sengaja mengakibatkan luka-luka
berat kepada orang lain yang bernama Suparman.
Perbuatan tersebut dilakukan terdakwa dengan cara sebagai berikut :
Bahwa pada hari Minggu sekira jam18.30 WIB terdakwa mendatangi rumah
korban Suparman yang tidak lain dicari terdakwa, yang terletak di Jalan Barito
Kelurahan Bunulrejo Kecamatan Blimbing Kota Malang dan waktu korban keluar
dari rumah, terdakwa langsung mengayunkan batang besi dengan tangan kanan
dan memukulkannya kepada korban yang baru saja keluar rumah. Korban
berhasil menjauhi terdakwa dengan berlari, akan tetapi korban berhasil
ditangkap oleh teman dari terdakwa yaitu Hariadi dan korban kembali
mendapatkan pukulan dibeberapa bagian tubuhnya oleh terdakwa. Pemukulan
tersebut disertai dengan adanya kata-kata kasar dari terdakwa yang diantaranya
“kurang ajar, mati o ae koen” (kurang ajar, mati aja kamu:dalam Bahasa Jawa).
Korban berusaha untuk memberontak dan menghindar dari pukulan terdakwa
dengan ditolong warga yang lewat, namun beberapa pukulan tersebut mengenai
kepala dan bagian badan dari korban hingga mengeluarkan darah. Motif dari
perbuatan yang dilakukan oleh terdakwa sebagaimana keterangan dalam Berita
Acara Pidana (BAP) mengatakan bahwa alasan terdakwa melakukan perbuatan
tersebut karena terdakwa merasa sakit hati atas tindakan yang dilakukan oleh
korban yang telah melakukan pelecehan seksual terhadap putrinya serta terdakwa
ingin melampiaskan emosinya terhadap korban supaya korban tidak melakukan
kejadian serupa kepada orang lain. Akibat perbuatan terdakwa tersebut korban
menderita luka berat dan sebagaimana terurai dari hasil visum et repertum yang
dibuat oleh dr. Diki setyawan dari RSUD Dr. Saiful Anwar Malang nomor:
123/RSUDSM/IV/2021 tertanggal 15 September 2021 yang antara lain
menyebutkan korban menderita cedera otak, luka gores sepanjang 5 cm; luka
memar pada dada kiri; luka robek bagian perut 2 cm; luka memar pada siku
kanan.
Perbuatan terdakwa diancam dengan pidana sebagaimana diatur dalam Pasal 351
Ayat 2 KUHP.
ATAU
KEDUA :
Bahwa terdakwa Haryono pada hari Minggu 12 September 2021 sekitar pukul
18.30 WIB atau setidak-tidaknya pada waktu lain tetapi masih dalam bulan
September 2021 di Jl. Barito, Kelurahan Bunulrejo, Kecamatan Blimbing, Kota
Malang, atau setidak-tidaknya disuatu tempat yang termasuk dalam daerah
hukum Pengadilan Negeri Malang , dengan sengaja melukai berat orang lain yang
merupakan korban Suparman dengan menggunakan palu yang mengakibatkan
korban mendapatkan luka yang cukup parah. Bahwa pada hari Minggu sekira
jam18.30 WIB terdakwa mendatangi rumah korban Suparman yang tidak lain
dicari terdakwa, yang terletak di Jalan Barito Kelurahan Bunulrejo Kecamatan
Blimbing Kota Malang dan waktu korban keluar dari rumah, terdakwa langsung
mengayunkan batang besi dengan tangan kanan dan memukulkannya kepada
korban yang baru saja keluar rumah. Korban berhasil menjauhi terdakwa dengan
berlari, akan tetapi korban berhasil ditangkap oleh teman dari terdakwa yaitu
Hariadi dan korban kembali mendapatkan pukulan dibeberapa bagian tubuhnya
oleh terdakwa. Pemukulan tersebut disertai dengan adanya kata-kata kasar dari
terdakwa yang diantaranya “kurang ajar, mati o ae koen” (kurang ajar, mati aja
kamu:dalam Bahasa Jawa). Korban berusaha untuk memberontak dan menghindar
dari pukulan terdakwa dengan ditolong warga yang lewat, namun beberapa
pukulan tersebut mengenai kepala dan bagian badan dari korban hingga
mengeluarkan darah.
Perbuatan terdakwa diancam dengan pidana sebagaimana diatur dalam Pasal 354
Ayat 1 KUHP.

MALANG, 25 OKTOBER 2021


JAKSA PENUNTUT UMUM

Ferdinand Rizki W.D

Anda mungkin juga menyukai