Anda di halaman 1dari 4

Nama : Arkhan Naufal

Kasus Cyber Crime Akibat dari Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Tidak bisa dipungkiri bahwa perkembangan dari ilmu pengetahuan dan teknologi sudah
sangat pesat kita rasakan saat ini. Tentu saja dengan adanya perkembangan dan kemajuan
teknologi dapat memberikan hal yang positif dan negatif tergantung manfaat dan dampak yang
dirasakan para penggunanya. Internet sebagai salah satu bentuk dari perkembangan dan
kemajuan teknologi informasi dapat menciptakan banyak peluang baru bagi masyarakat dalam
memanfaatkan teknologi tersebut. Dampak positif dari kemajuan dan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi informasi internet yang kita rasakan saat ini sudah jelas seperti
mempermudah komunikasi, mempercepat alur informasi, serta banyak membantu pekerjaan dari
masing-masing individu maupun kelompok dengan adanya teknologi yang lebih canggih
daripada sebelumnya. Namun, ada saja individu atau kelompok yang memanfaatkan kemajuan
teknologi dengan tidak semestinya. Hal tersebut menyebabkan dampak-dampak negatif yang
dirasakan para pengguna internet dan media sosial yaitu adanya kejahatan-kejahatan baru yang
terjadi di media sosial seperti yang banyak kita rasakan saat ini (Fadhli, 2020). Salah satu contoh
kejahatan di internet sebagai media sosial adalah cyber crime. Menurut Gregory (2005), cyber
crime adalah suatu bentuk kejahatan virtual yang memanfaatkan sarana perkembangan ilmu
teknologi dan perkembangan teknologi informasi dengan memanfaatkan internet sebagai media
sosial dengan cara melakukan penyelundupan ke akses internet lain dan mengambil data-data
yang dipunya oleh orang lain. Adanya kebolongan dan kelemahan dari internet sebagai media
sosial dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadikan banyak celah yang
dapat dimanfaatkan oleh para penjahat virtual yang sering disebut hacker (Arifah, 2011).
Adanya celah dan kebolongan dalam sistem keamanan di media sosial yang masih bisa
ditembus oleh para penjahat virtual ini jadi salah satu bukti dampak negatif yang harus diatasi
oleh pihak berwenang. Cybercrime Law atau regulasi yang mengatur tentang tindak kejahatan
virtual di media sosial sangat penting untuk dijalankan demi terciptanya penggunaan media
sosial dengan baik dan berjalan dengan seharusnya. Kejahatan virtual seperti cyber crime dapat
menyebabkan dampak yang lebih besar jika dibiarkan terus menerus dan menimbulkan kerugian
dalam beberapa bidang penting seperti ekonomi, politik, serta sosial budaya yang lebih besar
dampaknya dari tindak kejahatan lain. Dapat dikatakan lebih besar dari tindak kejahatan lain
dikarenakan tindak kejahatan cyber crime dapat langsung masuk ke dalam jaringan-jaringan
privasi masing-masing pengguna dan menyebabkan bocornya data-data penting dari pengguna
itu sendiri yang terkena tindak kejahatan ini. Dengan terciptanya dan dijalankannya Cybercrime
Law dengan baik dapat melindungi integritas pemerintahan dan menjaga reputasi suatu negara
serta dapat menjaga privasi masing-masing warga negaranya. Namun sampai saat ini, Indonesia
belum memiliki undang-undang khusus kejahatan virtual cyber crime. Yang seharusnya terjadi,
Indonesia sebagai negara yang memiliki penduduk keempat terbanyak di dunia haruslah
memiliki undang-undang khusus kejahatan virtual cyber crime demi keamanan dan penjagaan
integritas negara dengan lebih ketat dari sebelumnya. Walaupun sudah ada beberapa pasal dalam
undang-undang yang dapat menjerat pelaku cyber crime, hal tersebut tidak cukup kuat untuk
mengatasi dan menindak para pelaku. Dengan adanya peraturan dan undang-undangnya sendiri
yaitu Cybercrime Law, kasus kejahatan virtual yang ada di Indonesia dapat diatasi dengan
maksimal. Namun, tidak boleh dilupakan juga dalam menindak dan mengatasi perilaku tindak
kejahatan virtual diperlukan perangkat hukum yang memadai, kemampuan penyidik yang diatas
rata-rata, serta kebutuhan fasilitas komputer dan forensik yang lebih canggih dari para pelaku
tindak kejahatan virtual ini sendiri (Angkupi, 2014).
Selain adanya peraturan dan undang-undang khusus tentang cyber crime, masyarakat
sebagai warga negara yang turut membantu pemerintah mengatasi tindak kejahatan virtual ini
juga harus mengerti etika dalam penggunaan media sosial. Terdapat beberapa poin terkait etika
penggunaan internet sebagai media sosial yang positif dan ramah terhadap sesama. Pertama,
masyarakat sebagai pengguna media sosial haruslah menghindari penyebaran dan perbuatan
SARA, pornografi, dan kekerasan. Akibat yang dihasilkan dari perbuatan-perbuatan tersebut
sangat berdampak dan berpengaruh bagi pengguna media sosial lainnya. Tentu saja, media sosial
akan lebih bermanfaat dan berdampak positif jika penggunanya menyebarkan hal-hal yang baik
dan tidak menimbulkan konflik antar sesama pengguna internet.
Kedua, memastikan dan memvalidasi kebenaran berita atau informasi yang didapatkan.
Maraknya berita dan informasi hoax yang bermunculan di media sosial mengharuskan kita
sebagai pengguna tetap berhati-hati terhadap apapun informasi dan berita yang didapatkan. Demi
menciptakan internet sebagai media sosial yang positif, segala sesuatu yang terjadi dan yang
didapat di media sosial harus di cek dulu kebenaran dan keaslian dari informasi tersebut.
Ketiga, menghargai dan tidak menjiplak atau menduplikat karya seseorang. Segala
sesuatu karya maupun tulisan yang ada di media sosial sudah pasti ada hak cipta dan
kepemilikan dari seseorang atau institusi kelompok. Maka dari itu, masyarakat sebagai pengguna
media sosial harus selalu mencantumkan sumber dari segala sesuatu yang didapat dan diambil
dari media sosial. Hal tersebut menjadi salah satu cara menghargai karya seseorang dan
menghindari tindakan plagiarisme. Tindakan plagiarisme juga merupakan salah satu bentuk
kejahatan di media sosial yang berarti menjiplak dan menduplikat hasil karya atau tulisan orang
lain tanpa mencantumkan sumbernya serta dapat dikenakan sanksi tindak kejahatan (Fahrimal,
2018).
Tindak kejahatan virtual seperti cyber crime ini merupakan salah satu bukti bahwa
perkembangan dan kemajuan tidak selalu tentang hal yang positif, namun ada pula hal-hal
maupun dampak negatif yang berjalan seiringan di dalamnya. Situasi seperti ini harus sudah
dipertimbangkan sebelumnya dan diharuskan ada kebijakan atau aturan baru yang fokus
mengatur tentang hal tersebut. Perkembangan dan kemajuan teknologi ini menjadi salah satu
bentuk evolusi dalam kehidupan bermasyarakat yang tidak dapat dihindarkan serta akan selalu
berjalan beriringan dalam perkembangannya. Maka dari itu, dibutuhkan juga kesadaran dari
masing-masing individu dalam menggunakan dan memanfaatkan media sosial dengan
semestinya.
Daftar Pustaka

Angkupi, P. (2014). Kejahatan Melalui Media Sosial Elektronik di Indonesia Berdasarkan


Peraturan Perundang-Undangan Saat Ini. Jurnal Mikrotik, 2(1), 1–8.
Arifah, D. A. (2011). KASUS CYBERCRIME DI INDONESIA. Jurnal Bisnis Dan Ekonomi
(JBE), 18(2), 185–195.
Fadhli, M. (2020). Peningkatan Kesadaran Masyarakat dalam Menggunakan Bahasa yang Bijak
di Media Sosial pada Era Digitalisasi. Jurnal Abdi Pendidikan, 1(1), 25–31.
Fahrimal, Y. (2018). Netiquette: Etika Jejaring Sosial Generasi Milenial Dalam Media Sosial.
Jurnal Penelitian Pers Dan Komunikasi Pembangunan, 22(1), 69–78.
https://doi.org/10.46426/jp2kp.v22i1.82

Anda mungkin juga menyukai