1. PENDAHULUAN..............................................................................................3
1.1 Latar Belakang.............................................................................................3
2. TINJAUAN TEORI...........................................................................................6
2.1 Komputer Forensik......................................................................................6
2.2 Cyber Crime.................................................................................................6
3. METODE............................................................................................................8
3.1 Metode Penelitian Terdahulu......................................................................8
3.2 Metode Penelitian Saat ini...........................................................................8
4. PENGEMBANGAN MATERI.........................................................................9
4.1 Pengembangan..............................................................................................9
5. KESIMPULAN.................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................13
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan teknologi smartphone saat ini semakin pesat, dan kejahatan
dunia maya juga semakin meningkat mengikuti perkembangan tersebut. Salah
satu kejahatan yang paling umum adalah pornografi. Tindak pidana tersebut
dilakukan dengan menggunakan aplikasi WhatsApp yang merupakan salah satu
aplikasi instant messenger (IM). Namun, setelah kejahatan dilakukan, pelaku atau
tersangka menghilangkan barang bukti berupa percakapan, rekaman video, foto,
dan lain-lain yang dibuat oleh tersangka melalui aplikasi WhatsApp.
Lama kelamaan banyak pihak yang dirugikan. Media sosial tidak hanya
digunakan untuk mengirim dan menerima informasi, tetapi juga sebagai tempat
untuk berbagi informasi. Menyimpan data informasi pemilik akun media sosial.
Berdasarkan berbagai pengguna aktif bulanan Setiap negara memiliki hingga 4,2
miliar pengguna internet, dengan 3,1 miliar aktif di media sosial. Perkembangan
teknologi internet juga tidak terlepas dari perkembangan smartphone Semakin
banyak orang yang mengakses informasi dan penggunaan media sosial semakin
meningkat. pengguna Media sosial aktif di seluruh dunia mewakili 31,31 triliun,
atau sekitar 2,31 triliun, dari populasi dunia. Pengguna aplikasi Twitter sendiri
membobol 310 juta pengguna pada Juni 2016 ketika kejahatan itu terjadi Twitter
media sosial meningkat setiap tahun.
Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti digital terkait
insiden pornografi. Dari hasil investigasi ini, investigasi terhadap aplikasi
WhatsApp telah melakukan prosedur forensik untuk mendapatkan bukti yang
telah dihapus sebelumnya berupa sesi percakapan, daftar nomor kontak, foto
profil korban, dan lainnya. Investigasi ini dilakukan dengan membaca file
database yang sebelumnya dicadangkan melalui aplikasi WhatsApp terenkripsi
yang menyimpan sesi percakapan yang dihapus. Penelitian ini menggunakan
metode National Institute of Standards and Technology (NIST).
Untuk itu media social seperti Twitter, Facebook dan lain-lain sangat
berpotensi menimbulkan Cyber Crime dikalangan masyarakat dimana hal tesebut
dilakukan bisa saja tanpa menunjukan wajah aslinya, hanya dengan kata-kata saja
dapat menjatuhkan banyak korban bagi pengguna yang sudah mereka targetkan
sebelumnya.
Adapun rumusan masalah yang dapat kita ketahui saat ini ialah:
1. Untuk mengetahui point penting dalam setiap kasus Cyber Crime yang
ada.
2. Pencegahan kasus Cyber Crime yang ada di Indonesia.
2. TINJAUAN TEORI
2.1 Komputer Forensik
Perkembangan teknologi internet juga tidak terlepas dari perkembangan
smartphone Memfasilitasi akses ke informasi dan memiliki berbagai kegunaan
Media sosial. Jumlah pengguna aktif media sosial di seluruh dunia telah mencapai
2,31 triliun, yaitu Ini setara dengan 31 orang dalam populasi dunia. Hanya
pengguna aplikasi Twitter yang mencapai poin 310 juta pengguna. Jumlah
pengguna berarti sejumlah besar kejahatan telah dilakukan Gunakan media sosial
untuk mencegah aktivitas kriminal seperti penculikan, penipuan, dan penipuan
Pencemaran nama baik, pemerasan, cyberbullying, dll. Dengan Kejahatan Media
Sosial Facebook Twitter meningkat 780% dalam empat tahun dari 2008 (556)
hingga 2012 (4908). Kasus (Zuhriyanto et al., 2018).
Forensik komputer adalah ilmu yang membahas temuan dalam bentuk bukti
digital setelah peristiwa terkait keamanan komputer terjadi. Forensik digital dapat
digambarkan sebagai aplikasi ilmu untuk memulihkan bukti digital dari perangkat
seperti komputer atau smartphone, menggunakan metode khusus yang bertujuan
untuk mengumpulkan data yang dapat diterima pengadilan sebagai bukti. Selain
itu terbagi juga pada mobile forensic dimana Mobile Forensik merupakan cabang
atau turunan dari digital forensik, mobile forensik bertujuan untuk melakukan
pengembalian data dari perangkat mobile (Syahib et al., 2018)
Pengambilan bukti digital untul tindak kejahatan pada penelitian ini dilakukan
dengan tahapan penelitian dan analisa mengadaptasi metode forensik dari
National Institute of Justice (NIJ) untuk mendapatkan bukti digital tindak
kejahatan. Selain daripada itu bukti potensial yang dapat kita ketahui pada aplikasi
pesan singkat seperti tanggal dan waktu, pesan teks, dan gambar ataupun suatu
foto yang mana bukti tersebut diharapkan dapat menjadi bukti digital tindak
kejahatan di media social (Yunia et al., 2020).
3. METODE
3.1 Metode Penelitian Terdahulu
Penelitian ini mengadaptasi pada proses investigasi metode analisis forensik
National Institute of Justice (NIJ). Dalam metode tersebut digunakan untuk
memudahkan mejabarkan bagaimana gambaran proses penelitian yang sedang
dilakukan agar bisa diketahui tahapan penelitian ini secara lebih sistematis
sehingga dapat untuk dijadikan referensi pada penelitian selanjutnya.
Selain daripada itu Penelitian milik Anton Dkk (2019) menggunakan metode
digital forensik yang dibuat oleh Digital Forensics Research Workshop (DFRWS).
Metode DFRWS membantu dalam mendapatkan barang bukti dan mekanisme
terpusat untuk merekam informasi yang dikumpulkan
pornografi yaitu:
Penelitian ini nantinya akan diawali dengan membuat akun media social
dimana yang oada akhirnya akun A akan meminta nomor whatssapp milik AKun
B. Setelahnya WhatsApp pada handphone android yang sudah disiapkan,
kemudian melakukan skenario percakapan antara Akun A dan Akun B tentang
Pornografi. Selanjutnya percakapan yang dilakukan dihapus dari perangkat pelaku
yang bertujuan untuk menghilangkan barang bukti.
Semua data yang berupa percakapan yang telah dihapus pada perangkat
tersangka dari WhatsApp akan diungkap atau dimunculkan kembali menggunakan
bantuan tools. Berikut alur kerja dari analisis forensik digital, yaitu:
Mulai
Rooting
Smartphone
Pasang SD
Card
Instal
Flashvy
PAsang
CWM dan
Backup
Instal
Flashvy
Skenario
Metode
NIST
Analisa
Hukum
Validasi
Hukum Ahli
Kesimpulan
Case
10%
15%
50%
25%
KESIMPULAN
Berdasarkan permasalahan yang telah dijabarkan sebelumnya, maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa dengan menerapkan metode National Institute of
Standards and Technology (NIST) maka akan mempermudah peneliti dalam
menemukan barang bukti kejahatan digital pada smartphone yang dapat dijadikan
barang bukti tindak pidana dengan mengikuti tahap demi tahap yang terdapat
dalam metode National Institute of Standards and Technology (NIST). Tools
forensik yang digunakan untuk menemukan barang bukti digital pada perangkat
pelaku adalah KingRoot (tools untuk melakukan Rooting pada smartphone),
CWM (ClockworkMod) Recovery (File CWM yang akan di install), Flashify
(untuk menginstall CWM), AccessData FTK Imager (melakukan imaging data),
WhatsApp Viewer (mendekripsikan database WhatsApp yang terenkripsi dan
membuka database WhatsApp yang sudah terdekripsi), DB Browser for SQLite
(membuka folder wa.db untuk melihat daftar kontak ponsel).
DAFTAR PUSTAKA