Anda di halaman 1dari 8

© Desember 2020

Vol. 1 No 2 Desember 2020 e-ISSN: 2620-9306

ANALISIS PENGARUH SIDE CUTTING ANGEL DAN KECEPATAN


POTONG TERHADAP KEKASARAN PROSES BUBUT RATA

Aprillia Dwi Ardianti1, M.Imam Mahfud2


Universitas Nahdlatul Ulama Sunan Giri1, aprilliadwia@unugiri.ac.id
Universitas Nahdlatul Ulama Sunan Giri2, imammahfud@gmail.com

Abstrak
Pada proses bubut pengaruh dari side cutting angel dan kecepatan potong mengambil peranan yang cukup
penting.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi side cutting angle pahat bubut HSS dan jumlah
putaran mesin bubut terhadap kekasaran permukaan baja karbon ST 42 hasil pembubutan rata.Penelitian yang
dilakukan adalah jenis penelitian experiment. Spesimen uji dalam penelitian ini adalah baja perkakas ST 42
dengan spesifikasi berbentuk silinder dengan dimensi panjang 100 mm, diameter 20 mm yang sudah dilakukan
perlakuan proses pembubutan permukaan menggunakan variasi pahat jenis HSS pada side cutting angle sebesar
750, 800, dan 850 dengan parameter kecepatan 420 rpm, 620 rpm, 1000 rpm.Hasil dari penelitian ini, diperoleh
hasil nilai kekasaran/ roughness average berdasarkan side cutting angle 750, 800, dan 85 pada putaran mesin 420
rpm berturut-turut sebesar 10.40 μm, 9.39 μm, 9.39 μm. Sedangkan nilai kekasaran/ roughness average
berdasarkan side cutting angle 750, 800, dan 85 pada putaran mesin 620 sebesar 9.39 μm, 8.64 μm, 8.63 μm. Nilai
kekasaran/ roughness average berdasarkan side cutting angle 750, 800, dan 85 pada putaran mesin 620 sebesar 8.64
μm, 7.93 μm, 9.70μm. Tingkat kekasaran berdasarkan jumlah putaran mesin bubut n= 420 diperoleh hasil 9.39
μm, 8.64 μm, dan 8.63 μm. Tingkat kekasaran berdasarkan jumlah putaran mesin bubut n= 620 didapatkan hasil
sebesar 9.39 μm, 8.64 μm, dan 8.63 μm. Tingkat kekasaran berdasarkan jumlah putaran mesin bubut n= 1000
diperoleh hasil 8.64 μm, 7.93 μm, dan 9.70 μm. Disini dapat dilihat bahwa semakin besar nilai putaran mesin,
maka akan semakin kecil nilai tingkat kekasaran/ roughness average. Hal itu juga dipengaruhi oleh besarnya side
cutting angel, yaitu besar side cutting angel berbanding terbalik dengan hasil nilai keksaran yang diperoleh.

Kata kunci:side cutting angel, kecepatan potong, mesin bubut

1. Pendahuluan telah mengenal adanya mesin bubut yang


(satu spasi tunggal, 10 pt) digunakan untuk pekerjaan membuat
Persaingan industri terus berjalan dalam bentuk-bentuk poros atau lubang silindris,
bidang produksi yang berbeda-beda jenis bentuk permukaan rata, bentuk tirus (konis),
usahanya. Itu semua atas perkembangan bentuk bulat, bentuk ulir dan bentuk
ilmu dan teknologi yang semakin pesat dan beralur, Ade Habibullah, dkk (2019).
maju dengan sumber daya manusia yang Proses pemotongan/pembuangan
mendukung. Begitu pula dalam bidang sebagian bahan dengan maksud untuk
permesinan berperan penting dalam membentuk produk yang diinginkan
jalannya proses kegiatan industri, dalam merupakan pengertian dari proses
bidang permesinan, khususnya untuk jenis permesinan. Proses pemesinan yang biasa
mesin perkakas atau mesin produksi, kita dilakukan di industri manufaktur adalah

39
http://journal.unugiri.ac.id/index.php?journal=INVENTOR
proses penyekrapan (shaping), proses potongan dan permukaan bagian belakang
pembubutan (turning), proses alat. Sudut potong utama (principal cutting
penyayatan/frais (milling), proses gergaji adge angle ) adalah sudut antara mata
(sawing), dan proses gerinda (grinding). potong utama pahat dengan laju pemakanan
Pada proses permesinan ada beberapa faktor (f), besarnya sudut tersebut di tentuka oleh
parameter pemotongan yang harus di geometri pahat dan cara pemasangan pada
perhitungkan yaitu antara lain : kecepatan mesin bubut.
Putaran Mesin, Cutting Speed, Feeding, dan Pahat HSS merupakan baja paduan yang
tebal pemakanan. Selain faktor parameter mengalami proses perlakuan panas (heat
pemotongan, jenis atau macam-macam treatment) sehingga kekasaran menjadi
sudut pahat bubut yang digunakan juga cukup tinggi dan tahan terhadap temperatur
harus dipertimbangkan. tinggi tanpa menjadi lunak. Pahat HSS juga
Baja St 42 tergolong baja karbon dapat digunakan untuk pemotongan, untuk
rendah, dimana baja karbon rendah kedalaman pemotongan yang lebih besar
merupakan jenis baja yang banyak di pada kecepatan potong yang lebih tinggi
gunakan sebagai bahan konstruksi dalam dibandingkan dengan pahat baja karbon.
berbagai bidang industri sebagai rangka Apabila telah mengalami keausan, pahat
konstruksi. Baja karbon rendah adalah baja HSS dapat diasah kembali. Keuletan pahat
dengan kadar karbonya kurang 0,30%, baja HSS relatif baik maka sampai saat ini
karbon sedang 0,30 -0,45%, baja karbon berbagai jenis pahat HSS masih tetap
tinggi 0,45 – 1,70%. Material baja ST 42 digunakan. Material pahat HSS dapat
merupakan jenis baja yang memiliki dipilih jenis M atau T. Jenis M berarti pahat
kekuatan tarik 42 kg/ . Baja ini termasuk HSS yang mengandung unsur molibdenum,
baja karbon rendah karena memiliki dan jenis pahat T berarti pahat HSS yang
kandungan karbon 0,25-0,6%. Untuk mengandung unsur tungsten.
meningkatkan kualitas dari baja St 42 dapat Pada penelitian sebelumnya itu
dilakukan penambahan karbon padat agar mengugunakan pahat dan kecepatan yang
dapat memperluas pengunaanya. sama. Bedanya di penelitian kali ini penulis
Penggunaan dari baja ini dalam pemesinan tetap menggunaka jenis pahat dan kecepatan
adalah untuk membuat roda gigi, mur dan sama Cuma bedanya kali ini menggunakan
baut, poros, alat-alat perkakas dan lain-lain. bahan baja yang berbeda, mengembang kan
Kekasaran permukaan dari bagian- sudut potong berbeda dan menggunaka
bagian mesin dan juga bekas pengerjaannya cairan pendingin berbeda.
merupakan factor penting untuk menjamin Penelitian ini bertujuan untuk
mutu bagian-bagian dari benda kerja yang mengetahui pengaruh variasi side cutting
dihasilkan. “Ada beberapa cara untuk angle pahat bubut HSS dan jumlah putaran
menyatakan kekasaran permukaan. mesin bubut terhadap kekasaran permukaan
Terutama sekali “penyimpangan rata-rata baja karbon ST 42 hasil pembubutan rata,
aritmetik dari garis rata-rata profil” mengetahui variasi side cutting angle pahat
dipergunakan, sesuai perkembangan alat bubut HSS dan jumlah putaran yang baik
ukur, dan persyaratan rencana. Di beberapa terhadap tingkat kekasaran baja ST 42.
negara dipakai “sepuluh titik ketinggian
(Rz) dari ketidak rataan” atau “ketinggian 2. Metode Penelitian
maksimum (Rmax) dari ketidak rataan” Penelitian yang dilakukan adalah jenis
secara konvensional” G. Takeshi Sato & N. penelitian experiment dengan tujuan untuk
Sugiarto H (1999:181). mengetahui pengaruh side cutting angle dan
Side cuttig angle atau sudut potong kecepatan potong terhadap kekasaran
merupakan sudut antara permukaan permukaan pada proses bubut pahat rata

40
http://journal.unugiri.ac.id/index.php?journal=INVENTOR
kanan pada bahan baja ST 42 menggunakan
pahat jenis HSS. Desain Metodologi pada
penelitian ini antara lain : study literatur, Gambar 2. Pahat Bubut Dengan Side
persiapan dan pembuatan specimen uji, uji Cutting Angle 750, 800, 850.
kekasaran, dan analisis data. b. Hasil Uji Kekasaran Permukaan

Desain dalam penelitian dengan tujuan Spesimen uji kekasaran permukaan


untuk mengetahui pengaruh side cutting dengan pengujian menggunakan surface
angle dan kecepatan potong terhadap roughness meter dalam penelitaian ini
kekasaran permukaan pada proses bubut adalah hasil proses bubut permukaan
pahat rata kanan pada bahan baja ST 42 dengan side cutting angle 750 dengan
menggunakan pahat jenis HSS mulai awal kecepatan 420 rpm, 620 rpm, 1000 rpm.
pelaksanaan sampai selesai terlaksananya Spesimen dengan side cutting angle 800
penelitian disajikan dalam bentuk gambar dengan kecepatan 420 rpm, 620 rpm, 1000
flowchart (Gambar 1) rpm. Spesimen dengan side cutting angle
850 dengan kecepatan 420 rpm, 620 rpm,
1000 rpm. Spesimen uji tarik dalam uji
kekasaran permukaan dengan pengujian
menggunakan surface roughness meter
dalam penelitaian ini dibuat 3 macam
specimen pada masing - masing variasi
pengerjaan. Specimen adalah sebagai
berikut.

Gambar 3. Spesimen Uji Kekasaran


Permukaan

Data Hasil Uji Kekasaran Permukaan


diperoleh niilai rata-rata kekasaran
3. Pembahasan (12 pt, bold)
spesimen benda uji yang memiliki nilai
3.1 Hasil Spesimen Uji
kekasaran N9 (Ra = 4.8 – 9.6 μm) ada 7
a. Hasil Side Cutting Angle Pahat HSS
spesimen uji yaitu masing - masing adalah
Pahat bubut HSS untuk pengerjaan benda
pada specimen dengan pembubutan
kerja dalam penelitian ini dibuat dengan
menggunakan pahat HSS dengan parameter
spesifikasi rake angle 160, clerence angle
pengerjaan side cutting angle 75⁰, kecepatan
100, dan variasi Side Cutting Angle 750, 800,
putar 620 rpm dan 1000 rpm, specimen
850.
dengan pembubutan menggunakan pahat
HSS dengan parameter pengerjaan side
cutting angle 80⁰, kecepatan putar 420 rpm,
41
http://journal.unugiri.ac.id/index.php?journal=INVENTOR
620 rpm dan 1000 rpm, specimen dengan 1. Perbandingan tingkat kekasaran
pembubutan menggunakan pahat HSS berdasarkan titik pengujian
dengan parameter pengerjaan side cutting
angle 85⁰, kecepatan putar 420 rpm dan
620 rpm.
Niilai rata-rata kekasaran spesimen
benda uji yang memiliki nilai kekasaran
N10 (Ra = 9.6 – 18.75 μm) ada 2 spesimen
uji yaitu masing - masing adalah pada
specimen dengan pembubutan
menggunakan pahat HSS dengan parameter
pengerjaan side cutting angle 75⁰, kecepatan
putar 420 rpm. specimen dengan
pembubutan menggunakan pahat HSS
dengan parameter pengerjaan side cutting
angle 85⁰ dan kecepatan putar 1000 rpm.
Berdasarkan hasil pengujian kekasaran
spesimen tersebut maka dapat diketahui Gambar 5. Grafik Nilai Kekasaran
nilai kekasaran yang tertinggi didapatkan Berdasarkan grafik pada gambar 5
adalah 10.40 μm dengan nilai kekasaran terlihat bahwa nilai kekasaran rata- rata
specimen N10 yaitu pada pengujian pada pengujian specimen 1 (side cutting
specimen dengan pembubutan angle 75⁰, kecepatan putar 420 rpm), dan
menggunakan pahat HSS dengan side specimen 9 (side cutting angle 85⁰,
cutting angle 75⁰, kecepatan putar 420 rpm. kecepatan putar 1000 rpm) menujukan hasil
Sedangkan nilai kekasaran yang terendah yang kurang baik/ kasar pada permukaanya
didapatkan adalah 8.64 μm dengan nilai benda kerja. Hal ini di analisis karena pada
kekasaran specimen N9 yaitu pada saat proses pembubutan diawal, tengah dan
pengujian specimen pembubutan diujung spesimen pahat masih dalam
menggunakan pahat HSS dengan side kondisi tajam dibandingkan kondisi pahat
cutting angle 75⁰, kecepatan putar 1000 saat proses pembubutan pembubutan di
rpm. bagian tengah spesimen, sehingga
mempengaruhi kekasaran ditengah
spesimen benda kerja.

2. Perbandingan rata-rata berdasarkan


variasi jumlah putaran mesin bubut

a. Tingkat kekasaran berdasarkan variasi


side cutting angle 750

Gambar 4.Grafik Nilai Kekasaran


Pembahasan lebih lanjut dapat diambil
beberapa perbandingan antara lain sebagai
berikut :

42
http://journal.unugiri.ac.id/index.php?journal=INVENTOR
c. Tingkat kekasaran berdasarkan variasi
Gambar 6. Grafik kekasaran variasi side side cutting angle 850
cutting angle 750
Tingkat kekasaran berdasarkan variasi
side cutting angle 750 menunjukan hasil
nilai roughnes average pada specimen
dengan pengerjaan menggunakan putaran
mesin 420 rpm adalah 10.40 μm, specimen
dengan pengerjaan menggunakan putaran
mesin 620 rpm adalah 9.39 μm, specimen
dengan pengerjaan menggunakan putaran
mesin 1000 rpm adalah 8.64 μm, Hal ini Gambar 8. Grafik kekasaran variasi side
menujukan bahwa specimen dengan cutting angle 850
parameter pengerjaan menggunakan putaran Tingkat kekasaran berdasarkan variasi
mesin 1000 rpm mendapatkan hasil paling side cutting angle 850 menunjukan hasil
baik/ halus dibandingkan pengerjaan nilai roughnes average pada specimen
menggunakan putaran mesin 420 rpm dan dengan pengerjaan menggunakan putaran
620 rpm untuk side cutting angle 750. mesin 420 rpm adalah 9.39 μm, specimen
b. Tingkat kekasaran berdasarkan variasi dengan pengerjaan menggunakan putaran
side cutting angle 800 mesin 620 rpm adalah 8.63 μm, specimen
dengan pengerjaan menggunakan putaran
mesin 1000 rpm adalah 9.70 μm, Hal ini
menujukan bahwa specimen dengan
parameter pengerjaan menggunakan putaran
mesin 620 rpm mendapatkan hasil paling
baik/ halus dibandingkan pengerjaan
menggunakan putaran mesin 420 rpm dan
1000 rpm untuk side cutting angle 850.
3. Perbandingan tingkat kekasaran
berdasarkan variasi side cutting angle
Gambar 7. Grafik kekasaran variasi side a. Tingkat kekasaran berdasarkan n= 420
cutting angle 800
Tingkat kekasaran berdasarkan variasi
side cutting angle 800 menunjukan hasil
nilai roughness average pada specimen
dengan pengerjaan menggunakan putaran
mesin 420 rpm adalah 9.39 μm, specimen
dengan pengerjaan menggunakan putaran
mesin 620 rpm adalah 8.64 μm, specimen
dengan pengerjaan menggunakan putaran
mesin 1000 rpm adalah 7.93 μm, Hal ini
menujukan bahwa specimen dengan Gambar 9. Grafik kekasaran ( n= 420)
parameter pengerjaan menggunakan putaran Tingkat kekasaran berdasarkan jumlah
mesin 1000 rpm mendapatkan hasil paling putaran mesin bubut n= 420 rpm
baik/ halus dibandingkan pengerjaan menunjukan hasil nilai roughnes average
menggunakan putaran mesin 420 rpm dan pada specimen dengan pengerjaan
620 rpm untuk side cutting angle 800. menggunakan pahat HSS side cutting angle
750 adalah 10.40 μm, specimen dengan

43
http://journal.unugiri.ac.id/index.php?journal=INVENTOR
pengerjaan menggunakan pahat HSS side
cutting angle 800 adalah 9.39 μm, specimen
dengan pengerjaan menggunakan pahat Gambar 11. Grafik kekasaran ( n= 1000)
HSS side cutting angle 850 adalah 9.39 μm. Tingkat kekasaran berdasarkan jumlah
Hal ini menujukan bahwa dengan parameter putaran mesin bubut n= 1000 rpm
side cutting angle 800 dan 850 mendapatkan menunjukan hasil nilai roughnes average
hasil paling baik/halus dibandingkan pada specimen dengan pengerjaan
pengerjaan menggunakan pahat HSS side menggunakan pahat HSS side cutting angle
cutting angle 750 untuk putaran mesin 420 750 adalah 8.64 μm, specimen dengan
rpm. pengerjaan menggunakan pahat HSS side
b. Tingkat kekasaran berdasarkan n= 620 cutting angle 800 adalah 7.93 μm, specimen
dengan pengerjaan menggunakan pahat
HSS side cutting angle 850 adalah 9.70 μm.
Hal ini menujukan bahwa dengan parameter
side cutting angle 800 mendapatkan hasil
paling baik/halus dibandingkan pengerjaan
menggunakan pahat HSS side cutting angle
750 dan side cutting angle 85 0 untuk
putaran mesin1000 rpm.
4. Perbandingan tingkat kekasaran rata-rata
Spesimen berdasarkan variasi side
cutting dan putaran mesin

Gambar 10. Grafik kekasaran ( n= 620)


Tingkat kekasaran berdasarkan jumlah
putaran mesin bubut n= 620 rpm
menunjukan hasil nilai roughnes average
pada specimen dengan pengerjaan
menggunakan pahat HSS side cutting angle
750 adalah 9.39 μm, specimen dengan
pengerjaan menggunakan pahat HSS side
cutting angle 800 adalah 8.64 μm, specimen Gambar 12. Rata-rata kekasaran
dengan pengerjaan menggunakan pahat spesimen berdasarkan
HSS side cutting angle 850 adalah 8.63 μm. variasi side cutting angle dan putaran
Hal ini menujukan bahwa dengan parameter mesin bubut
side cutting angle 850 mendapatkan hasil Berdasarkan grafik kekerasan rata-rata
paling baik/halus dibandingkan pengerjaan variasi side cutting angle dan putaran mesin
menggunakan pahat HSS side cutting angle bubut dapat disimpulkan bahwa hasil
750 dan side cutting angle 80 0 untuk pembubutan rata dengan hasil paling baik/
putaran mesin 620 rpm. rata permukaan adalah pada specimen
c. Tingkat kekasaran berdasarkan n= 1000 dengan pengerjaan bubut menggunakan
pahat HSS dengan side cutting angle 850
dan putaran mesin 1000 rpm.

Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh
berdasarkan tujuan penelitian sesuai hasil
pengolahan data dan analisa data beserta

44
http://journal.unugiri.ac.id/index.php?journal=INVENTOR
interpretasi yang telah dijelaskan pada bab menggunakan pahat HSS side cutting
sebelumnya antara lain. angle 800 adalah 8.64 μm, specimen
1. Nilai kekasaran/ roughness average dengan pengerjaan menggunakan
berdasarkan side rake angle adalah pahat HSS side cutting angle 850
sebagai berikut: adalah 8.63 μm.
a. Tingkat kekasaran berdasarkan variasi b. Tingkat kekasaran berdasarkan
side cutting angle 750 menunjukan jumlah putaran mesin bubut n= 620
hasil nilai roughness average pada rpm menunjukan hasil nilai roughnes
specimen dengan pengerjaan average pada specimen dengan
menggunakan putaran mesin 420 rpm pengerjaan menggunakan pahat HSS
adalah 10.40 μm, specimen dengan side cutting angle 750 adalah 9.39 μm,
pengerjaan menggunakan putaran specimen dengan pengerjaan
mesin 620 rpm adalah 9.39 μm, menggunakan pahat HSS side cutting
specimen dengan pengerjaan angle 800 adalah 8.64 μm, specimen
menggunakan putaran mesin 1000 dengan pengerjaan menggunakan
rpm adalah 8.64 μm. pahat HSS side cutting angle 850
b. Tingkat kekasaran berdasarkan variasi adalah 8.63 μm..
side cutting angle 800 menunjukan c. Tingkat kekasaran berdasarkan
hasil nilai roughness average pada jumlah putaran mesin bubut n= 1000
specimen dengan pengerjaan rpm menunjukan hasil nilai roughnes
menggunakan putaran mesin 420 rpm average pada specimen dengan
adalah 9.39 μm, specimen dengan pengerjaan menggunakan pahat HSS
pengerjaan menggunakan putaran side cutting angle 750 adalah 8.64 μm,
mesin 620 rpm adalah 8.64 μm, specimen dengan pengerjaan
specimen dengan pengerjaan menggunakan pahat HSS side cutting
menggunakan putaran mesin 1000 angle 800 adalah 7.93 μm, specimen
rpm adalah 7.93 μm. dengan pengerjaan menggunakan
c. Tingkat kekasaran berdasarkan variasi pahat HSS side cutting angle 850
side cutting angle 850 menunjukan adalah 9.70 μm.
hasil nilai roughnes average pada
specimen dengan pengerjaan
menggunakan putaran mesin 420 rpm Referensi
adalah 9.39 μm, specimen dengan Ardhian Oktavianus Nugroho., dkk. (2018).
pengerjaan menggunakan putaran Pengaruh Perubahan Variasi Sudut Pada
mesin 620 rpm adalah 8.63 μm, Pahat ISO 6 Terhadap Tingkat
specimen dengan pengerjaan Kehalusan Permukaan Material S45C.
menggunakan putaran mesin 1000 Akademi Tehnik Mesin Industri,
rpm adalah 9.70μm. Cikarang, Indonesia. Prosiding KITT
2. Nilai kekasaran/ roughnes average (Konferensi Ilmiah Teknologi Texmaco)
berdasarkan putaran mesin adalah | Vol 1.
sebagai berikut: Arikunto, S. 1996. Prosedur Penelitian.
a. Tingkat kekasaran berdasarkan Bandung : Rineka Cipta.
jumlah putaran mesin bubut n= 420 Atedi, bimbing dan Agustono Djoko 2005:64.
rpm menunjukan hasil nilai roughnes Standar Kekasaran Permukaan Bidang
average pada specimen dengan Pada Yoke Flange Menurut ISO R.1302
pengerjaan menggunakan pahat HSS dan DIN 4768 dengan Memeperhatikan
side cutting angle 750 adalah 9.39 μm, nilai ketidakpastiannya. Media Mesin
specimen dengan pengerjaan Volume 6 No.2.
Dimas Abimayu, Hendri Nurdi. (2019).
45
http://journal.unugiri.ac.id/index.php?journal=INVENTOR
Pengaruh gerak makan dan kecepatan Rochim, Taufiq. 1993. Teori dan teknologi
putaran spindle terhadap tingkat Proses Permesinan. ITB. Bandung.
kekasaran permukaan aluminium pada Santoso, Joko.2013. Pekerjaan Mesin Perkakas
proses pembubutan menggunakan mesin Vol 1. Jakarta: Kementrian
bubut konvensional. Pendidikan dan Kebudayaan.
Habibullah, Ade. Dkk 2015. Pengaruh Variasi Santoso Mulyadi. 2012. Pengaruh Kecepatan
side clearance angle pahat HSS dan Potong, gerak Makan dan Ketebalan
Variasi jumlah putaran mesin bubut Pemotongan terhadap Getaran Benda
terhadap kekasaran permukaan benda Kerja pada proses Sekrap. Jurnal
kerja hasil pembubutan rata bahan ST 60. ROTOR, (5) 1 : 36-43.
Hidayat, Taufik dan Hasyim, Budiharjo, A Schonmetz, dkk. 2013:17. Pengerjaan Logam
2015. Pengaruh kedalaman Dengan Mesin. Bandung: CV. Angkasa.
pemakanan, jenis pendingin dan kecepatan Sugiyono, 2012. Memahami Penelitian
spindel terhadap kekasaran Kualitatif. Bandung : ALFABETA.
permukaan benda kerja pada proses bubut Sumbodo, Wirawan. Et al. 2008. Teknik
konvensional. Jurnal Teknik produksi mesin industri Vol 2 Jakarta:
Mesin. 01: 62-67.Sambodo.dkk, 2008, “Teknik Direktorat pembinaan sekolah menegah
pemesinan jilid 2”, Jakarta. kejuruan.
K Sutrisna, N Pasek Nugraha, K Rihendra Susila, Ivan, Norma. Et al. 2013. Pengaruh
Dantes (2017) dengan judul “pengaruh sudut potong pahat terhadap gaya
variasi kedalaman potong dan kecepatan pemotongan pada proses bubut beberapa
putar mesin bubut terhadap kekasaran material dengan pahat HSS. Jurnal
permukaan benda kerja hasil Teknik Mesin. Vol 12, No 1.
pembubutan rata pada bahan baja ST 37” Takeshi, S.G. & Sugiarto, H.N. (1999).
JJTM, Vol. 5 No. 3. Menggambar Mesin Menurut Standar
Lesmono I. 2013. Pengaruh Jenis Pahat, ISO (8th ed). Jakarta: PT. Pradnya
Kecepatan Spindel, Dan Kedalaman Paramita.
Pemakanan Terhadap Tingkat Kekasaran Dan Thomas Childs, dkk.(2000) Metal Machining :
Kekerasan Permukaan Baja Teory and applications
ST. 42 Pada Proses Bubut Konvensional. JTM, Widarto. 2008. Teknik pemesinan Vol 1.
Vol 1, No. 3. Jakarta: Direktorat pembinaan sekolah
Munadi, Sudji. 1988. Dasar–Dasar Metrologi menegah kejuruan.
Industri. Jakarta:Dirjendikti Yufrizal A., dkk. 2019. Pengaruh Sudut Potong
Depdiknas P2LPTK. dan Kecepatan Putaran Spindel Terhadap
Nurjito dan Arifin, A. 2015. Handout Kekasaran Permukaan Pada Proses
Permesinan Bubut. Teknik Mesin: Bubut Mild Steel ST-37. Jurnal Inovasi
Universitas Negeri Yogyakarta. Vokasional dan Teknologi, (19) 2: 31-36.
Paridawati. 2015. Pengaruh Kecepatan Dan Zubaidi A., dkk. (2012).Analisa pengaruh
Sudut Potong Terhadap Kekasaran kecepatan putar dan kecepatan
Benda Kerja Pada Mesin Bubut. Jurnal Imiah pemakanan terhadap kekasaran
Teknik Mesin, Vol. 3, No. 1. permukaan material FCD 40 pada mesin
Putu sang Fitrah Dewangga., dkk. (2017). bubut CNC. Universitas Wahid Hasyim,
Pengaruh variasi Kecepatan putaran Semarang.Momentum, Vol. 8, No.01.
Mesin Bubut Terhadap keausan Pada
Alat Potong Pahat HSSTipe Bohler MO
1/2x4. Universitas Pendidikan Ganesha,
Singaraja, Indonesia. Jurnal Jurusan
Pendidikan Teknik Mesin Vol : 7 No : 1.

46
http://journal.unugiri.ac.id/index.php?journal=INVENTOR

Anda mungkin juga menyukai