Anda di halaman 1dari 24

Disusun Oleh :

Nama : Muhammad Fatka Firmansyah


NIM : 201654026

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
2018
1
Pahat atau alat potong mempunyai peran sangat penting
dalam melakukan proses pemesinan.Kondisi pahat yang digunakan
dapat mempengaruhi hasil proses pemesinan. Pemilihan jenis
pahat sangat penting dalam proses permesinan. Karena dalam hal
tersebut dapat mempengaruhi tingkat keausan pada mata pahat
atau alat potong itu sendiri dan kehalusan permukaan yang akan
dihasilkan.

2
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Jenis pahat bubut yang dipakai yaitu pahat HSS (High Speed
Steel) jenis BOHLER 3/8 x 8.
2. Material benda kerja yang digunakan adalah kuningan.

3. Faktor yang diuji adalah keausan pahat pada benda kerja.


4. Sudut pahat dianggap sama sehingga pengaruh yang terjadi
diabaikan.

3
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
kecepatan potong terhadap keausan pahat HSS (High Speed Steel)
pada berbagai kedalaman potong dalam proses pembubutan material
Kuningan.

4
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah
referensi tentang keausan pahat terhadap pengaruh kecepatan potong
khususnya dari bahan Kuningan sehingga nantinya dapat mengetahui
tingkat keausan pahat dan panjang umur pahat pada proses
pemesinan (turning).

5
Proses pembubutan adalah
merupakan proses perubahan bentuk
material dan ukuran benda kerja
dengan jalan menyayat benda kerja
tersebut dengan suatu pahat penyayat
(Rochim,1993). Posisi benda kerja
dicekam pada chuck dan berputar
sesuai dengan sumbu mesin dan
pahat diam bergerak ke kanan atau ke
kiri searah dengan sumbu mesin
bubut menyayat benda kerja.
6
Menurut (Rochim, 1993), Pada setiap proses pemesinan ada lima
elemen dasar yang perlu dipahami yaitu :

a. Kecepatan makan (feeding speed) : Vf (mm/min)

b. Kecepatan potong (cutting speed) : V (m/min)

c. Waktu pemotongan (depth of cut) : tc (min)

d. Kedalaman pemotongan (cutting time) : a (mm)

e. Laju pembuangan geram (material removal rate) : MMR (cm3/min)

7
Dimana : dm = diameter akhir (mm)

lt = panjang pemesinan (mmm)

do = diameter awal (mm)

yo = sudut geram (o)

kr = potong utama (o)

do−dm
a = (mm)
2

a = kedalaman potong (mm)

n = putaran poros utama (rpm)

f = pemakanan (mm/put)

8
Dengan diketahui besaran-besaran diatas sehingga kondisi pemotongan dapat
diperoleh sebagai berikut :
Kecepatan potong
π.d.n
Vc = 1000
(m/min)

Dimana d = diameter rata-rata


𝑑 + 𝑑𝑚
d= 2
(mm)

Laju pemakanan
Vf = f . n (mm/min)
Waktu pemotongan
𝑙𝑡
tc = 𝑉𝑓 (min)

Laju pembuangan geram


MRR = A . V (cm3/min)
Dimana A = penampang geram sebelum terpotong
A=f.a (mm2)
MRR = Vf . a (cm3/min) 9
Jenis-jenis pahat yang dipakai pada proses
pemesinan adalah :

1. HSS (High Speed Steel)

2. Baja Karbon (High Carbon Steel)

3. Karbida (Cemented Carbide)

4. CBN (Cubic Born Nitrite)

5. Paduan Cor Nonferro (Cast Nonferrus Alloys)

6. Intan (Sinteran Diamond)

7. Keramik (Ceramics)

10
Tabel kecepatan potong pahat

Karakteristik pahat HSS

Tabel sudut potong pahat 11


Tabel sifat fisik bahan Kuningan

12
Sifat mekanik Kuningan :

Kuningan memiliki warna kuning diredam yang agak mirip


dengan emas. Hal ini relatif tahan terhadap noda dan sering digunakan
sebagai hiasan dan untuk koin. Kuningan memiliki kelenturan yang
lebih tinggi dari perunggu atau seng. Titik leleh yang relatif rendah dari
kuningan (900-940 ° C, tergantung pada komposisi) dan karakteristik
aliran yang membuatnya bahan relatif mudah untuk cor. Dengan
memvariasikan proporsi dari tembaga dan seng, sifat-sifat kuningan
dapat diubah, memungkinkan kuningan keras dan lembut. Kepadatan
dari kuningan adalah sekitar £ 0,303 / inci kubik, 8400-8730 kilogram
per meter kubik (setara dengan 8,4-8,73 gram per sentimeter kubik).
13
Tabel batas keausan pahat

14
Macam – macam keausan pahat

a. Keausan Flank g. Patahan Parallel

b. Keausan Crater h. Built – Up Edge (BUE)

c. Keausan Notch i. Deformasi Plastis Nyata

d. Keausan Nose Radius j. Edge Chipping

e. Patahan Termal k. Chip Hammering

f. Perpatahan Nyata

15
Bidang yang mengalami keausan

16
METODOLOGI PENELITIAN

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan


mesin bubut konvensional dengan variasi kecepatan potong pada berbagai
kedalaman potong dan jenis material yang digunakan sebagai benda kerja yang
berbeda.

17
Data dan Informasi

Data dan informasi yang diperoleh pada penelitian ini yaitu dengan
menggunakan Optical Microscopic, salah satu alat untuk pengujian keausan
pahat pada proses pemesinan dimana pada bidang mata potong diatur sehingga
tegak lurus pada optik.

18
Langkah proses pengujian keausan pahat :
a. Keausan pahat dilakukan dengan menggunakan Optical Microscopic
Olympus SZ61 untuk membantu pembacaan ukuran dimensi pahat
potong.
b. Identifikasi awal pahat potong dengan microskop sebelum
melakukan proses pembubutan tanpa mengalami keausan.
c. Ukur dimensi pahat yang mengalami keausan pada setiap variasi
kecepatan potong dan lakukan secara kontinyu sampai akhir variasi
pengujian.
d. Bandingkan hasil pengukuran dimensi keausan pahat pada setiap
kecepatan potong dengan material benda kerja Kuningan.
19
Metode pengumpulan data :

a. Observasi

Observasi adalah pengumpulan data melalui peninjauan dan


pengamatan langsung di lapangan.

b. Studi Pustaka

Studi pustaka adalah pengumpulan data dengan mengambil data


– data dari hasil penelitian, pedoman dan bahan acuan.

20
Tempat Penelitian

Penelitian keausan pahat HSS terhadap material Kuningan


dalam proses pembubutan ini dilaksanakan di laboratorium teknik
mesin yang berada di gedung S Universitas Muria Kudus.

21
Jadwal penelitian

22
Diagram alir penelitian

23
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai