DAFTAR ISI...................................................................................................................................................1
BAB I..........................................................................................................................................................2
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................2
A. LATAR BELAKANG....................................................................................................................2
B. RUMUSAN MASALAH................................................................................................................2
C. TUJUAN.........................................................................................................................................2
BAB II.........................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................3
A. PENGERTIAN PROYEKSI AKSONOMETRI..........................................................................3
B. MACAM – MACAM PROYEKSI AKSONOMETRI................................................................3
a. Proyeksi Isometri.......................................................................................................................4
b. Proyeksi Dimetri........................................................................................................................8
c. Proyeksi Trimetri.......................................................................................................................9
d. Proyeksi Miring / Oblique.......................................................................................................10
BAB III......................................................................................................................................................12
PENUTUP.................................................................................................................................................12
A. KESIMPULAN............................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................13
Proyeksi Aksonometri 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Gambar Proyeksi merupakan gambar bayangan suatu benda yang berasal dari
benda atau imajiner yang dituangkan dalam bidang gambar menurut cara-cara tertentu.
Dimana dapat kita ketahui mengenai kejelasan suatu objek secara matematis.
Untuk dapat membaca gambar maka kita harus memahami informasi yang
terdapat pada gambar terlebih dahulu. Untuk bias mengetahuinya antara perancang
gambar, juru gambar, dan pengguna gambar harus mempunyai konsep yang sama agar
tidak terjadi salah perngertian antar ketiganya.
Dengan demikian perancang gambar, juru gambar, dan pengguna gambar harus
memahami symbol ukuran skala dan segala informasi yang tertera pada gambar. Cara lain
yag dapat dilakukan adalah dengan memahami proyeksi dari gambar itu sendiri.
Proyeksi merupakan gambar dari benda nyata atau khayalan yang dilukiskan
menurut garis garis pandangan pengamat pada suatu bidang gambar. Prooyeksi juga
berfungsi untuk menyatakan wwujud benda dalam bentuk gambar yang diperlukan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari proyeksi aksonometri ?
2. Apa yang menjadi macam – macam proyeksi aksonometri?
C. TUJUAN
Makalah ini dibuat dengan tujuan meningkatkan wawasan dan pengetahuan
mahasiswa mengenai ‘Proyeksi Aksonometri’
BAB II
PEMBAHASAN
Proyeksi Aksonometri 2
Proyeksi adalah gambar bayangan suatu benda yang berasal dari benda atau
imajiner yang dituangkan dalam bidang gambar menurut cara-cara tertentu . Pada
umunya proyeksi dibagi menjadi dua yaitu Proyeksi Aksonometri dan Proyeksi Oblique .
Aksonometri adalah sebuh sebutan umum untuk pandangan yang dihasilkan oleh
garis-garis proyeksi suatu benda. Dalam penggambaran ini garis-garis pemroyeksi ditarik
tegak lurus terhadap bidang proyeksi. Aksonometri merupakan salah satu modifikasi
penggambaran satu bentuk yang berskala. Gambar aksonometri berguna untuk dapat
lebih menjelaskan bentuk suatu bangunan, baik itu bentuk bangunan seutuhnya, potongan
bangunan yang memperlihatkan struktur atau interiornya, detai bagian bangunan atau
sampai menunjukkan skema utilitas suatu bangunan.
Gambar yang disajikan dalam proyeksi ortogonal hanya dapat dilihat dari satu
pandangan saja, seperti yang dilihat pada gambar di bawah (gambar a). jika benda tiga
dimensi dimiringkan maka akan terlihat tiga muka secara bersamaan, gambar yang
demikian akan menyerupai bentuk aslinya (lihat gambar b). Gambar yang dapat dilihat
tiga muka disebut gambar aksonometri. Tiga bentuk gambar aksonometri adalah
isometri, dimetri dan trimetri.
Proyeksi Aksonometri 3
a. Proyeksi Isometri
Proyeksi Aksonometri 4
Pada gambar di bawah (gambar a) diperlihatkan sebuah tampakan atas dan
depan dari sebuah kubus ABCDEFGH. Sisi AB, AD, AE ketiganya sama panjang
dan saling berpotongan pada sudut yang sama yaitu 120o. Pada posisi seperti itu
(gambar a), ketika bidang horisontal dinaikkan sebesar 35o16’, maka dari depan
akan tampak rusuk HE dan FE membentuk sudut 30o (gambar b). Sehingga dalam
penggambaran, terjadi pemendekan panjang rusuk AE dari panjang sebenarnya
dengan skala pendekatan 0,82 : 1 yang didapat dari hasil sin 54o,44’ (gambar c).
Sedangkan untuk panjang rusuk AB dan AD juga terjadi pemendekan panjang
rusuk dengan skala pendekatan 0,82 : 1 yang didapat dari cos 35o,16’. Sehingga
skala perbandingan antara rusuk AB : AD : AE = 0,82 : 0,82 : 0,82 = 1 : 1 : 1.
Proyeksi Aksonometri 5
Dengan proyeksi isometri, sebuah lingkaran tampak sebagai sebuah ellips.
Penggambaran ellips, apabila dilakukan dengan program aplikasi komputer
semisal AutoCAD, bukan merupakan tugas yang sulit. Namun apabila dilakukan
secara manual, penggambaran ellips tidak mudah dilakukan sehingga memerlukan
suatu pendekatan
Proyeksi Aksonometri 6
busur lingkaran tersebut membentuk separuh ellips. Paruh ellips yang lain dapat
dibuat dengan mudah mengikuti langkah-langkah yang sama.
Sekali lagi, ambil potongan melintang melalui titik pusat bola, namun kali
ini melalui bidang horizontal. Bentuk potongan adalah lingkaran berdiameter
sama dengan diameter bola. Proyeksi isometri lingkaran ini adalah ellips 1 yang
berpusat di titik P dan berada pada bidang horizontal. Panjang sumbu utama ellips
ini adalah juga sama dengan diameter bola.
Tampak bahwa pada proyeksi isometri, jarak setiap titik pada permukaan bola dari
titik pusat bola adalah sama dengan radius.
Proyeksi Aksonometri 7
b. Proyeksi Dimetri
Proyeksi Aksonometri 8
Sudut
Skala perpendekan
Cara proyeksi (0)
Proyeksi Sumbu Sumbu Sumbu
a b
X Y Z
15 15 73 73 96
Proyeksi
35 35 86 86 71
Dimetri
40 10 54 92 92
c. Proyeksi Trimetri
Proyeksi trimetri adalah proyeksi dengan skala pendekatan tiga sisi dan tiga sudut
tidak sama. Proyeksi ini dapat dilihat pada gambar di bawah.
Sudut
Cara Skala perpendekan
proyeksi (0)
Sumbu Sumbu Sumbu
Proyeksi a b
X Y Z
20 10 64 83 97
30 15 65 86 92
Proyesi 30 20 72 83 89
Trimetri 35 25 77 85 83
45 15 65 92 86
Proyeksi Aksonometri 9
Tabel di atas menunjukan sudut proyeksi dan skala perpendekan untuk
proyeksi Trimetri. Aturan yang mendasar untuk Proyeksi Trimetri adalah terdapat
skala pemendekan yang boleh sama / tidak sama terhadap ketiga sumbu dan/atau
dua sudut. Jadi untuk proyeksi Isometri bisa dikatakan proyeksi dimetri karena
telah memenuhi syarat terdapat skala pemendekan yang sama untuk dua sumbu
dan dua sudut proyeksi yang sama, dan juga bisa dikatakan Proyeksi Trimetri.
Pada gambar proyeksi miring adalah gabungan dari gambar ortogonal dan
gambar isometri, gambar ini caranya dengan menggambar lebih dahulu tampak
depan dengan ukuran sebenarnya. Setelah itu garisgaris proyeksi dibuat miring
membentuk sudut terhadap bidang proyeksi. Peletakan benda dapat dibuat
sesukanya, tetapi biasanya yang memberikan keterangan paling banyak dibuat
sejajar dengan bidang proyeksi vertikal (tampak depan). Dengan demikian satu
sisi dibuat dengan ukuran sebenarnya seperti gambar ortogonal.
Proyeksi Aksonometri 10
Pada prinsipnya, proyeksi miring merupakan suatu proyeksi yang sejajar,
akan tetapi garis proyeksinya berkedudukan miring terhadap bidang proyeksinya.
Untuk proyeksi miring lain, berikut ini adalah besar sudut α dan β tetadap garis
horisontal dan perbandingan panjang garis tiap-tiap sumbu x, y dan z.
Proyeksi Aksonometri 11
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Proyeksi Aksonometri 12
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/document/368577253/Makalah-Gambar-Teknik
https://rianwahid.blogspot.com/2018/08/proyeksi-aksonometri.html
http://lgp-unhas.blogspot.com/2011/08/proyeksi-aksonometri.html
http://pengertianproyeksi.blogspot.com/2016/05/v-behaviorurldefaultvmlo.html
http://blog.ub.ac.id/aldygrafista/tag/aksonometri/
https://rianwahid.blogspot.com/2018/08/proyeksi-aksonometri.html
https://www.scribd.com/document/368577253/Makalah-Gambar-Teknik
Proyeksi Aksonometri 13