Anda di halaman 1dari 30

UJIAN SKRIPSI

ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN PROTEKSI KEBAKARAN GEDUNG


DI HARRIS HOTEL SAMARINDA
BERDASARKAN PERMEN PU NOMOR 20/PRT/M/2009

OLEH :

MUHAMMAD GUNTUR MAULANA


NIM. 13.1101.5013
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Mulawarman
Samarinda
2018
BAB  LATAR BELAKANG
I  RUMUSAN MASALAH
 TUJUAN PENELITIAN
 MANFAAT PENELITIAN

BAB  PENELITIAN TERDAHULU


 LANDASAN TEORI
II  KERANGKA TEORI

BAB  JENIS PENELITIAN


III  LOKASI DAN WAKTU
 INFORMAN PENELITIAN
 KERANGKA KONSEP
 DEFINISI KONSEP
 SUMBER DATA
 TEKNIK PENGUMPULAN DATA
 TEKNIK ANALISIS DATA
 PENGECEKAN VALIDITAS
BAB
IV HASIL PENELITIAN
 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
 Identitas Informan
 Hasil Wawancara
 Hasil Observasi

PEMBAHASAN PENELITIAN
 Unit Manajemen Proteksi Kebakaran Gedung
 Sarana dan Prasarana Proteksi Kebakaran dalam Gedung
 Organisasi Proteksi Kebakaran Gedung
 Tata Laksana Operasional
 Sumber Daya Manusia

KETERBATASAN PENELITIAN

BAB PENUTUP DAFTAR


 Kesimpulan LAMPIRAN
V  Saran
PUSTAKA
Latar Belakang

Kebakaran disebabkan oleh berbagai faktor,


namun secara umum faktor-faktor yang
menyebabkan kebakaran yaitu faktor manusia
dan faktor teknis (Ramli,2010).

Untuk kasus kebakaran di Indonesia sekitar


62,8% disebabkan oleh listrik atau adanya
hubungan pendek arus listrik. Penataan
ruang dan minimnya prasarana
penanggulangan bencana kebakaran juga
berkontribusi terhadap timbulnya kebakaran, BAB 1
khususnya kebakaran kawasan industri dan
pemukiman (Nugroho, 2010).
Catatan Kebakaran yang terjadi

Tahun 2016 : 188 kali


Samarinda Jumlah objek yang terbakar : 914
Luas areal yang terbakar : 224.207 m2
Korban yang tertimpa musibah :
 1.164 KK
 4.525 jiwa
 7 korban luka dan 1 meninggal dunia
(Data : BPBD Samarinda, 2017)

BAB 1
Harris Hotel Samarinda merupakan salah satu hotel
bintang 4 yang berada di tengah kota. Hotel yang
berada tepat disebelah jembatan Mahakam memiliki
jumlah lantai 12 dan jumlah kamar 143.

Harris Hotel Samarinda :


 Dilengkapi dengan bagian dapur dan bagian mesin
guna mendukung aktifitas hotel sehari-harinya.
 Digunakan untuk acara-acara, seperti pernikahan,
pertemuan, pesta ulang tahun dan lainnya.

BAB 1
Rumusan Bagaimana Penerapan Manajemen Proteksi Kebakaran Gedung di
Masalah Harris Hotel Samarinda Berdasarkan Permen PU Nomor
20/PRT/M/2009?

Tujuan Mengetahui gambaran penerapan manajemen proteksi kebakaran


Umum gedung di Harris Hotel Samarinda.

Tujuan
Khusus Untuk menggali informasi tentang :
a. Unit Manajemen Kebakaran Gedung di Harris Hotel
Samarinda
b. Sarana dan Prasarana Proteksi Kebakaran dalam
Bangunan Gedung di Harris Hotel Samarinda
c. Organisasi Proteksi Kebakaran Gedung di Harris Hotel
Samarinda
d. Tata Laksana Operasional di Harris Hotel Samarinda
e. Sumber Daya Manusia di Harris Hotel Samarinda
Manfaat Penelitian
 Bagi Instansi
Sebagai bahan masukan atau bahan
evaluasi mengenai pentingnya
manajemen proteksi kebakaran  Bagi FKM UNMUL
gedung sehingga Harris Hotel
Samarinda dapat menerapkan Hasil penelitian ini dapat
tindakan pengendalian yang tepat. menambah wawasan dan referensi
guna menunjang penelitian dalam
ruang lingkup yang lebih luas
tentang proteksi kebakaran.
 Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini dapat meningkatkan
kompetensi peneliti dalam ilmu kesehatan
masyarakat khususnya bidang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
BAB 1
mengenai manajemen proteksi kebakaran
gedung.
Hasil Penelitian terdahulu
Syaifudin Arif (2015) Studi Analisis Penanggulangan Kebakaran
di RSUD DR. M. Ashari Pemalang

Ifan Iswara (2011) Analisis Risiko Kebakaran di Rumah Sakit


Metropolitan Medical Centre

Agatha Andry Penerapan Alat Pemadam Api Ringan


Harlinanto (2015) (APAR) dan Jalur Evakuasi serta
Penanggulangan Kebakaran di RSUD
dr.R.Soetijono Kabupaten Blora

Arif Kurniawan (2014) Gambaran Manajemen dan Sistem


Proteksi Kebakaran di Gedung Fakultas
BAB 2 Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN
Jakarta
Landasan Teori
MANAJEMEN PROTEKSI
KEBAKARAN KEBAKARAN BANGUNAN
GEDUNG

SARANA & PRASARANA


KLASIFIKASI
PROTEKSI KEBAKARAN
GEDUNG
DALAM BANGUNAN GEDUNG

ORGANISASI PROTEKSI
KEBAKARAN BANGUNAN
GEDUNG
BAB 2
TATA LAKSANA OPERASIONAL

SUMBER DAYA MANUSIA


Unit Manajemen
Kebakaran Sarana & Prasarana
Sumber
Bangunan Gedung Proteksi Kebakaran
Daya dalam Bangunan
Manusia Gedung dan
Keselamatan Jiwa

Manajemen Proteksi
Kebakaran pada
Bangunan Gedung

Organisasi Proteksi
Tata Laksana
Kebakaran
Operasional
Bangunan Gedung

Sumber : PERMEN PU Nomor 20/PRT/M/2009


BAB 2
kerangka Teori
Jenis Penelitian Informan Penelitian
Penelitian bersifat Sampel sumber data
deskriptif kualitatif dalam penelitian ini
dengan metode dipilih secara
komparatif Purposive Sampling

Lokasi Penelitian Informan Utama


Harris Hotel Samarinda Chief Engineering

Waktu Penelitian Informan Kunci


November 2017 - HRD Harris Hotel
Selesai Samarinda

Informan Pendukung
Chief Security
BAB 3
Kerangka konsep penelitian
Unit Manajemen
Kebakaran
Sarana & Prasarana
Sumber Bangunan Gedung Proteksi Kebakaran
Daya dalam Bangunan
Gedung dan
Manusia Keselamatan Jiwa

Manajemen Proteksi
Kebakaran pada
Bangunan Gedung

Organisasi Proteksi
Tata Laksana
Kebakaran
Operasional
Bangunan Gedung
Sumber data
Data Primer Data Sekunder

Wawancara Observasi Dokumen Kepustakaan

BAB 3
Teknik pengumpulan data
 Wawancara, merupakan alat  Observasi, yaitu melakukan
re-checking atau pembuktian pengamatan langsung
terhadap informasi atau terhadap suatu benda,
keterangan yang diperoleh kondisi, situasi, proses atau
sebelumnya. perilaku objek atau tempat
penelitian guna mengamati
Wawancara Mendalam gejala-gejala yang timbul.

 Instrumen: Pedoman  Analisis Dokumen


pengumpulan data melalui
wawancara media gambar maupun
 Direkam menggunakan sumber tertulis yang
berhubungan dengan
Smartphone penelitian.
 Hasil wawancara dicatat dengan
Dokumentasi
media laptop
TEKNIK ANALISIS DATA PENGECEKAN VALIDITAS

 Pengumpulan Data
Triangulasi Sumber
 Reduksi Data dilakukan untuk mendapatkan

 Klasifikasi Data data dari sumber yang


berbeda-beda dengan teknik
 Penyajian Data
yang sama.
 Penarikan Kesimpulan

BAB 3
Gambaran lokasi penelitian
Hotel Bintang 4 yang memiliki 12
lantai dan 143 kamar

Mulai beroperasional pada 10 Juni


2016
Beralamat di Jalan Untung Suropati No 35 Sungai
Kunjang, Samarinda. Lokasi hotel yang strategis di tepi
Sungai Mahakam dan tepat di sebelah jembatan
Mahakam Samarinda.
HARRIS
HARRIS Room Meetings &
Events BAB 4
HARRIS
HARRIS
Fun & Leisure
Dining
Gambaran umum informan

Keterangan :
BAB 4  Informan Kunci – 1 orang
 Informan Utama – 1 orang
 Informan Pendukung – 1 orang
UNIT MANAJEMEN
KEBAKARAN BANGUNAN
GEDUNG

Hotel Harris Samarinda telah melakukan


pengelolaan risiko kebakaran dengan telah
melakukan pembentukan tim berdasarkan
SOP pada saat terjadi kebakaran

Karyawan Harris Hotel Samarinda ditugaskan dalam


pengelolaan risiko kebakaran untuk melakukan
pemeliharaan, perawatan dan pemeriksaan berkala
alat-alat proteksi kebakaran dengan memberikan
training

BAB 4 Bangunan Harris Hotel Samarinda memiliki


ketinggian > 8 lantai dan menerapkan manajemen
proteksi kebakaran. Namun, untuk posisi tertinggi
saat ini adalah General Manager
UNIT MANAJEMEN
KEBAKARAN BANGUNAN
GEDUNG

Sistem Proteksi Kebakaran

Hotel Harris Samarinda memiliki sistem proteksi kebakaran yang


berada di setiap lantai area dari bangunan Harris Hotel Samarinda
antara lain : APAR, hydrant, springkler, smoke detector, heat
detector, spring announcement

Dalam manajemen Harris Hotel Samarinda dilakukan


PENCATATAN dan PELAPORAN setelah PEMELIHARAAN
SARANA & PRASARANA
PROTEKSI KEBAKARAN
DALAM BANGUNAN GEDUNG

SARANA PRASARANA

Prasarana proteksi kebakaran


Sarana proteksi kebakaran yang dimiliki diantaranya
yang dimiliki oleh Harris Hotel TERSEDIA AIR dan RUTE JALAN
Samarinda yakni sistem KELUAR, serta terdapat AKSES
deteksi alam, sistem MOBIL KEBAKARAN dan AKSES
komunikasi darurat sistem MASUK KE DALAM GEDUNG
pemadam kebakaran, dan
sistem pengendali asap

BAB 4
Harris Hotel Samarinda telah membentuk
sebuah organisasi yang berkaitan dengan
proteksi kebakaran bangunan gedung

Dibentuk dari awal tahun 2017 hingga


ORGANISASI sekarang
PROTEKSI
KEBAKARAN
BANGUNAN Organisasi proteksi kebakaran di Harris
GEDUNG Hotel Samarinda disebut Emergency
Response Team

Tim yang secara khusus dibentuk didalam

BAB 4 organisasi proteksi kebakaran di Harris


Hotel Samarinda yakni Evacuation Team,
Asset Safety Team, dan First Aid Team
TATA LAKSANA
OPERASIONAL

Harris Hotel Samarinda memiliki rencana


pengamanan kebakaran berupa SOP dan
job desc pada masing-masing departemen

Apabila terjadi kebakaran, Setelah mendapat izin dari GM,


yang pertama kali karyawan housekeeping mengevakuasi
mendeteksi adalah alat pengunjung hotel ditiap kamar dan
deteksi kebakaran yang mengarahkan untuk keluar melalui
dipantau langsung oleh pintu darurat. Ketika kamar sudah
operator pada control selesai di evakuasi maka diconteng
room dengan kapur

Operator akan menghubungi petugas ERT Apabila kondisi semakin parah dan
yang incase untuk memastikan kondisi, darurat, maka chief warden harus
dan anggota ERT bertugas melakukan menghubungi GM untuk meminta izin
penanggulangan awal dan operator melakukan evakuasi dan menghubungi
menghubungi chief warden polisi dan pemadam kebakaran
Untuk anggota emergency respone
TATA LAKSANA team juga ikut melakukan job desc
OPERASIONAL mereka saat kebakaran, antara lain
pihak engineering bersiap pada
sarana-sarana kebakaran untuk
Misal terjadi kebakaran, maka pihak hotel akan
memastikan sarana tersebut dapat
memberitahukan dengan menggunakan
digunakan apabila ada instruksi dari
general sound kepada tamu bahwa telah terjadi
fire fighter, pihak penyelamat aset
kebakaran dan dimohon untuk tetap tenang
sendiri yang terdiri dari departemen
serta mengikuti instruksi dari pihak hotel.
IT, Accounting dan Finance bertugas
mengamankan aset perusahaan baik
Sementara itu, chief warden berupauang, dokumen, maupun file
menginstruksikan kepada anggotanya dan data base perusahaan, dan
selaku fire fighter agar segera terakhir untuk pihak pertolongan
melakukan tindakan untuk pertama yang terdiri dari departemen
meminimalkan risiko dari kebakaran HRD dan Sales and Marketing
yang terjadi. bertugas untuk melakukan
pertolongan apabila terdapat korban
serta memastikan bahwa tidak ada
karyawan yang tertinggal saat terjadi
evakuasi.
TATA LAKSANA
OPERASIONAL

Rencana Pengamanan Kebakaran dibuat dengan harapan untuk


mempersiapkan segala sesuatunya agar dapat siaga apabila terjadi
kebakaran. Persiapan menghadapi keadaan darurat kebakaran dapat
dilakukan dengan melakukan sosialisasi pada seluruh penghuni dan
pengguna gedung akan pentingnya aspek proteksi kebakaran. Pihak
manajemen Harris Hotel Samarinda sendiri telah melakukan sosialisasi
untuk para karyawan melalui safety briefing dan memberikan pengetahuan
melalui praktik langsung dilapangan.

BAB 4
TATA LAKSANA
OPERASIONAL

Safety briefing dilakukan apabila ada event berlangsung, sehingga para karyawan paham
hal-hal yang harus mereka lakukan apabila terjadi kebakaran, antara lain mengetahui
letak alat pemadam terdekat, mengetahui rute evakuasi, dan mengetahui tindakan
pengamanan lainnya yang perlu dilakukan.

Dalam safety briefing juga disosisalisasikan kepada para tamu tentang hal-hal yang perlu
dilakukan agar tidak menimbulkan resiko kebakaran dan hal-hal yang dilakukan ketika
terjadi kebakaran seperti, para tamu diinformasikan bahwa diruangan tertentu dilarang
merokok karena hotel memiliki sistem deteksi yang sangat peka agar tidak menimbulkan
kepanikan kepada tamu lain.

Rencana pengamanan kebakaran yang diterapkan oleh Harris Hotel Samarinda


dievaluasi sedikitnya sekali dalam setahun yang dilaksanakan oleh chief engineering. Hal
ini sesuai dengan PERMEN PU Nomor 20/PRT/M/2009 yang menyatakan bahwa rencana
pengamanan kebakaran harus dievakuasi dan dikaji sedikitnya sekali dalam setahun.
Evaluasi yang dilakukan antara lain evaluasi terhadap sistem proteksi kebakaran yang
tersedia, dan evaluasi terhadap SOP yang dilakukan karyawan pada kondisi kebakaran.
Hotel Harris Samarinda tidak memiliki sumber daya manusia yang ahli dibidang
penyelamatan darurat karena ketika terjadi kebakaran mereka juga memperoleh bantuan
dari pihak rumah sakit dan PMI. Oleh karena itu mereka hanya perlu memberikan
pertolongan pertama sebelum tenaga medis datang.

manajemen dari Hotel Harris Samarinda mengikutsertakan beberapa


karyawannya dalam pelatihan-pelatihan guna menunjang sumber daya
manusia yang terlatih dan tanggap dalam manajemen kebakaran. Pelatihan
yang diikuti belum sampai pada tahap peningkatan kemampuan, namun
hanya sampai pada tahap pemberian pengetahuan dasar seperti teori api,
sumber api, cara memadamkan api, cara menggunakan alat pemadam
kebakaran dan pertolongan pertama (first aid). Pelatihan yang diperoleh
karyawan tersebut dimaksudkan agar para karyawan secara menyeluruh
siap terhadap keadaan kebakaran.

BAB 4 SUMBER DAYA


MANUSIA
Keterbatasan
penelitian
• Keterbatasan akses data atau dokumen sehingga peneliti tidak bisa
memperoleh data untuk mendukung penelitian ini secara optimal
• Keterbatasan waktu yang dimiliki informan untuk di wawancara
karena sibuk bekerja
• Keterbatasan waktu yang dimiliki untuk penelitian karena harus
menyesuaikan waktu dengan informan untuk melakukan
wawancara.
• Keterbatasan akses masuk ke berbagai bagian di Harris Hotel
Samarinda
• Keterbatasan pengetahuan dan pemahaman informan mengenai
hal-hal yang ditanyakan sehingga data yang diperoleh tidak
maksimal
Kesimpulan dan Saran

Harris Hotel Samarinda memiliki


manajemen proteksi kebakaran gedung,
sarana dan prasarana proteksi serta
KESIMPUL membentuk organisasi, tata laksana
operasional berdasarkan SOP menurut
AN PERMEN PU Nomor 20/PRT/M/2009.
Namun sumber daya manusia masih belum
memenuhi syarat.

Agar dapat memberikan pelatihan


secara menyeluruh kepada karyawan
di bidang manajemen proteksi
SARAN
kebakaran
THANK YOU 

Anda mungkin juga menyukai