OLEH :
PEMBAHASAN PENELITIAN
Unit Manajemen Proteksi Kebakaran Gedung
Sarana dan Prasarana Proteksi Kebakaran dalam Gedung
Organisasi Proteksi Kebakaran Gedung
Tata Laksana Operasional
Sumber Daya Manusia
KETERBATASAN PENELITIAN
BAB 1
Harris Hotel Samarinda merupakan salah satu hotel
bintang 4 yang berada di tengah kota. Hotel yang
berada tepat disebelah jembatan Mahakam memiliki
jumlah lantai 12 dan jumlah kamar 143.
BAB 1
Rumusan Bagaimana Penerapan Manajemen Proteksi Kebakaran Gedung di
Masalah Harris Hotel Samarinda Berdasarkan Permen PU Nomor
20/PRT/M/2009?
Tujuan
Khusus Untuk menggali informasi tentang :
a. Unit Manajemen Kebakaran Gedung di Harris Hotel
Samarinda
b. Sarana dan Prasarana Proteksi Kebakaran dalam
Bangunan Gedung di Harris Hotel Samarinda
c. Organisasi Proteksi Kebakaran Gedung di Harris Hotel
Samarinda
d. Tata Laksana Operasional di Harris Hotel Samarinda
e. Sumber Daya Manusia di Harris Hotel Samarinda
Manfaat Penelitian
Bagi Instansi
Sebagai bahan masukan atau bahan
evaluasi mengenai pentingnya
manajemen proteksi kebakaran Bagi FKM UNMUL
gedung sehingga Harris Hotel
Samarinda dapat menerapkan Hasil penelitian ini dapat
tindakan pengendalian yang tepat. menambah wawasan dan referensi
guna menunjang penelitian dalam
ruang lingkup yang lebih luas
tentang proteksi kebakaran.
Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini dapat meningkatkan
kompetensi peneliti dalam ilmu kesehatan
masyarakat khususnya bidang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
BAB 1
mengenai manajemen proteksi kebakaran
gedung.
Hasil Penelitian terdahulu
Syaifudin Arif (2015) Studi Analisis Penanggulangan Kebakaran
di RSUD DR. M. Ashari Pemalang
ORGANISASI PROTEKSI
KEBAKARAN BANGUNAN
GEDUNG
BAB 2
TATA LAKSANA OPERASIONAL
Manajemen Proteksi
Kebakaran pada
Bangunan Gedung
Organisasi Proteksi
Tata Laksana
Kebakaran
Operasional
Bangunan Gedung
Informan Pendukung
Chief Security
BAB 3
Kerangka konsep penelitian
Unit Manajemen
Kebakaran
Sarana & Prasarana
Sumber Bangunan Gedung Proteksi Kebakaran
Daya dalam Bangunan
Gedung dan
Manusia Keselamatan Jiwa
Manajemen Proteksi
Kebakaran pada
Bangunan Gedung
Organisasi Proteksi
Tata Laksana
Kebakaran
Operasional
Bangunan Gedung
Sumber data
Data Primer Data Sekunder
BAB 3
Teknik pengumpulan data
Wawancara, merupakan alat Observasi, yaitu melakukan
re-checking atau pembuktian pengamatan langsung
terhadap informasi atau terhadap suatu benda,
keterangan yang diperoleh kondisi, situasi, proses atau
sebelumnya. perilaku objek atau tempat
penelitian guna mengamati
Wawancara Mendalam gejala-gejala yang timbul.
Pengumpulan Data
Triangulasi Sumber
Reduksi Data dilakukan untuk mendapatkan
BAB 3
Gambaran lokasi penelitian
Hotel Bintang 4 yang memiliki 12
lantai dan 143 kamar
Keterangan :
BAB 4 Informan Kunci – 1 orang
Informan Utama – 1 orang
Informan Pendukung – 1 orang
UNIT MANAJEMEN
KEBAKARAN BANGUNAN
GEDUNG
SARANA PRASARANA
BAB 4
Harris Hotel Samarinda telah membentuk
sebuah organisasi yang berkaitan dengan
proteksi kebakaran bangunan gedung
Operator akan menghubungi petugas ERT Apabila kondisi semakin parah dan
yang incase untuk memastikan kondisi, darurat, maka chief warden harus
dan anggota ERT bertugas melakukan menghubungi GM untuk meminta izin
penanggulangan awal dan operator melakukan evakuasi dan menghubungi
menghubungi chief warden polisi dan pemadam kebakaran
Untuk anggota emergency respone
TATA LAKSANA team juga ikut melakukan job desc
OPERASIONAL mereka saat kebakaran, antara lain
pihak engineering bersiap pada
sarana-sarana kebakaran untuk
Misal terjadi kebakaran, maka pihak hotel akan
memastikan sarana tersebut dapat
memberitahukan dengan menggunakan
digunakan apabila ada instruksi dari
general sound kepada tamu bahwa telah terjadi
fire fighter, pihak penyelamat aset
kebakaran dan dimohon untuk tetap tenang
sendiri yang terdiri dari departemen
serta mengikuti instruksi dari pihak hotel.
IT, Accounting dan Finance bertugas
mengamankan aset perusahaan baik
Sementara itu, chief warden berupauang, dokumen, maupun file
menginstruksikan kepada anggotanya dan data base perusahaan, dan
selaku fire fighter agar segera terakhir untuk pihak pertolongan
melakukan tindakan untuk pertama yang terdiri dari departemen
meminimalkan risiko dari kebakaran HRD dan Sales and Marketing
yang terjadi. bertugas untuk melakukan
pertolongan apabila terdapat korban
serta memastikan bahwa tidak ada
karyawan yang tertinggal saat terjadi
evakuasi.
TATA LAKSANA
OPERASIONAL
BAB 4
TATA LAKSANA
OPERASIONAL
Safety briefing dilakukan apabila ada event berlangsung, sehingga para karyawan paham
hal-hal yang harus mereka lakukan apabila terjadi kebakaran, antara lain mengetahui
letak alat pemadam terdekat, mengetahui rute evakuasi, dan mengetahui tindakan
pengamanan lainnya yang perlu dilakukan.
Dalam safety briefing juga disosisalisasikan kepada para tamu tentang hal-hal yang perlu
dilakukan agar tidak menimbulkan resiko kebakaran dan hal-hal yang dilakukan ketika
terjadi kebakaran seperti, para tamu diinformasikan bahwa diruangan tertentu dilarang
merokok karena hotel memiliki sistem deteksi yang sangat peka agar tidak menimbulkan
kepanikan kepada tamu lain.