Anda di halaman 1dari 45

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR, CITY HOTEL

Wisnu Wardana Haryanto 15 22 909

BAB IV
ANALISIS PERANCANGAN

4.1

Analisis Tapak

4.1.1

Analisis Pemilihan Tapak

Tujuan
Untuk mendapatkan lokasi tapak yang sesuai dengan perancangan City
Hotel di Samarinda.

Dasar Pertimbangan
1.

Lokasi tapak bebas banjir.

2.

View pemandangan alam dengan lingkungan yang hijau, bersih,


dan sehat.

3.

Akses menuju lokasi tapak yang mampu dicapai.

4.

Akses menuju sarana publik seperti rumah sakit, sekolah, kampus,


mall, dan kantor pemerintahan mudah dicapai.

5.

Berada di pusat kota.

Letak lokasi tapak berdasarkan RTRW kota Samarinda, yaitu di


Kelurahan Gunung Kelua. kelurahan tersebut terdapat lokasi tapak untuk
perencanaan City Hotel dan disebutkan sebagai berikut :
Tapak terletak di Jl. Muhamad Yamin, Kecamatan Samarinda Ulu, Kota
Samarinda.

Gambar 4.1 Lokasi Tapak

82

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR, CITY HOTEL


Wisnu Wardana Haryanto 15 22 909

Lokasi tapak berada berdekatan dengan fasilitas kota dan lokasi tapak
berada pada pusat kota Samarinda. Hal ini membuat hotel tersebut
berpotensi besar untuk menerima tamu dari orang-orang yang sedang
melakukan kegiatannya disekitar area bisnis tersebut.
Jenis kegiatan atau peruntukan fungsi bangunan di daerah sekitar tapak
adalah sebagai berikut :

4.1.2

Utara Tapak

: Ruko dengan kegiatan komersial

Selatan

: Pemukiman Warga

Barat

: Bukit dan Tanah Kosong

Timur

: Fasilitas Umum (Samarinda Square)

Analisis Kondisi Tapak

Gambar 4.2 Kondisi Tanah

Gambar 4.3 Kondisi Tanah Keseluruhan

83

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR, CITY HOTEL


Wisnu Wardana Haryanto 15 22 909

Kondisi tanah pada lokasi tapak ini adalah tanah urug dan sedikit
mengandung air karena berdekatan dengan daerah rawa. Lingkungan di
sekitar tapak terdapat bukit dan pemukiman warga sehingga dapat
dimanfaat sebagai view yang indah dalam perancangan City Hotel ini.

Gambar 4.4 Kondisi Tapak di Jalan M.Yamin

Kondisi tapak terletak di Jl.M.Yamin yang berdekatan dengan pusat


kota dan letaknya sangat strategis. Kondisi tapak berada di samping rukoruko dan dekat dengan perkantoran.
4.1.3

Analisis Matahari
Analisis matahari merupakan hal yang penting dalam menentukan
orientasi bangunan dan area penzoningan pada ruang-ruang dalam
perancangan City Hotel di Samarinda. Dengan analisis matahari ini juga
dapat mempertimbangkan intensitas cahaya matahari yang masuk dalam

84

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR, CITY HOTEL


Wisnu Wardana Haryanto 15 22 909

bangunan agar intensitas cahaya yang masuk ke dalam bangunan bisa


direncanakan dengan baik dimana memaksimalkan cahaya matahari di pagi
hari dan meminimalkan cahaya matahari di siang hari. Sehingga bisa
menghemat dalam penggunaan listrik pada bangunan di siang hari dan
menghindari kerusakan material bangunan akibat intensitas cahaya
matahari yang berlebihan.

SORE

PAGI

Gambar 4.5 Deskripsi Matahari

Bentuk tapak yang tidak tegak lurus dengan jalur matahari memberikan
potensi baik pada massa bangunan dalam hal pembayangan. Setiap sisi
bangunan tidak ada yang secara terus menerus mendapatkan panas
matahari. Pada sisi timur, dapat dimanfaatkan untuk pencahayaan di pagi
hari secara maksimal.
Permasalahan terjadi disisi barat, dimana sisi tersebut mendapatkan
radiasi matahari yang relatif tinggi. Solusi terbaik yaitu dengan meletakkan
massa bangunan yang dapat meminimalkan penerimaan radiasi matahari
(tidak berhadapan langsung dengan matahari), sun screen shading dan
vegetasi.

85

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR, CITY HOTEL


Wisnu Wardana Haryanto 15 22 909

Gambar 4.6 Orientasi Bangunan dan Perletakan Ruang

Penempatan ruang-ruang utama seperti kamar hotel yang tidak langsung


menghadap arah jalur matahari agar suhu didalam kamar hotel tidak panas.
Pada sisi barat-timur diletakkan ruang service atau ruang publik yang tidak
menjadi persoalan jika terkena sinar matahari yang berlebih.
Respon Desain
1.

Menggunakan vegetasi untuk mengurangi intensitas cahaya matahari


yang masuk ke dalam tapak dan bangunan.

2.

Menggunakan sunscreen pada bagian tertentu pada bangunan agar


mendapatkan pencahayaan alami yang baik.

3.

Memakai kanopi pada akses pintu masuk dan keluar bangunan.

Jenis vegetasi yang di


gunakan untuk
peneduh/pelindung
adalah pohon
flamboyan.

Penataan vegetasi untuk mengatur


intensitas cahaya matahari. Terutama
matahari sore.

Menggunakan kanopi
pada akses
masuk/keluar pada
bangunan.

Menggunakan sun
screen di bagian
tertentu pada
bangunan.

Gambar 4.7 Respon Desain Analisis Matahari

86

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR, CITY HOTEL


Wisnu Wardana Haryanto 15 22 909

4.1.4

Analisis Kebisingan

Gambar 4.8 Deskripsi Kebisingan

Untuk sumber kebisingan paling tinggi terdapat di arah timur dan utara,
di arah timur berasal dari jalan utama yaitu Jl. M.Yamin yang dihasilkan
dari suara kendaraan yang melintas, dan di arah utara berasal dari lokasi
tapak yang berada di samping ruko. Sedangkan untuk tingkat kebisingan
yang rendah terdapat pada arah selatan dan barat. Karena di arah selatan
terdapat pemukiman warga di dekat lokasi tapak, dan di arah barat di
karenakan di belakang lokasi tepak masih terdapat bukit dan tanah kosong.
Dan untuk menghindari hal mengenai kebisingan ini diperlukan perletakan
penataan masa bangunan yang membutihkan ketenangan. Maka dengan
demikian pada daerah tingkat kebisingan di isi dengan fungsi bangunan
yang bersifat public, dapat juga dengan pembuatan taman/open space serta
penerapan garis bangunan dari jalan untuk mencegah kebisingan dari jalan

87

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR, CITY HOTEL


Wisnu Wardana Haryanto 15 22 909

dan ruko tersebut. Serta menggunakan vegetasi untuk mengurangi


kebisingan dan polusi udara dari kendaraan yang masuk kedalam tapak.

Menggunakan
vegetasi untuk
meminimalisir
kebisingan dan polusi
kendaraan.

Menggunakan
dinding pembatas
untuk mengurangi
kebisingan dan
sebagai pembatas.

Jenis vegetasi yang


digunakan untuk
menyaring
kebisingan dan polusi
adalah pohon palem
raja dan pucuk

Gambar 4.9 Respon Desain Analisis Kebisingan

4.1.5

Analisis Pencapaian
Analisis pencapaian bertujuan untuk menentukan letak pencapaian ke dalam
site, yaitu Main Entrance (ME) dan Side Entrance (SE).

Main Entrance (ME)


-

Dilalui transportasi umum.

Mampu mengarahkan pengunjung.

Menghadap jalan utama.

Kesesuaian dengan arus lalu lintas agar tidak membuat kemacetan.

88

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR, CITY HOTEL


Wisnu Wardana Haryanto 15 22 909

Side Entrance (SE)


-

Pencapaian zona servis lebih mudah.

Menghadap jalan besar, agar tidak mengganggu aktivitas.

Kondisi arus lalu lintas sedang.

Gambar 4.10 Analisis Pencapaian

4.1.6

Analisis View
View ke dalam site sendiri dilihat dari pengunjung yang datang dilihat
dari sirkulasi kendaraan dan manusia yang ada. Dimana site memberikan
kesan selamat datang kepada pengunjung. Site ini utamanya menghadap ke
jalan raya atau ke Timur, tepatnya di samping jalan raya. View pertama
menghadap ke jalan raya dan suasana kota Samarinda. View kedua
menghadap kesamping atau ke arah selatan, suasanan kota Samarinda yang
indah juga terlihat dari arah selatan.
Pada sisi depan atau view pertama bangunan di beri banyak bukaan
namun dengan material kaca film yang di berikan agar matahari yang masuk

89

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR, CITY HOTEL


Wisnu Wardana Haryanto 15 22 909

ke dalam bangunan bisa meredam, dan pada sisi selatan bangunan di beri
balcony agar pengunjung bisa bersantai dan menikmati pemandangan dari
atas balcony.

View pemandangan
menghadap ke jalan
raya dan suasana kota
Samarinda.

View pemandangan
menghadap suasana
kota Samarinda dan
Sunset.

Gambar 4.11 Analisis View

4.1.7

Analisis Vegetasi
Vegetasi yang digunakan pada perancangan City hotel ini dikelompokkan
pada beberapa macam diantaranya :

Vegetasi peneduh : Flamboyan, Bintaro, Cemara.

Vegetasi pengarah : Pucuk Merah, Soka merah, Palem.

Vegetasi penghias : Bougenville, Pucuk merah.

Vegetasi filter kebisingan dan polusi. : Cemara kipas.

90

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR, CITY HOTEL


Wisnu Wardana Haryanto 15 22 909

Vegetasi Peneduh

Vegetasi filter
Kebisingan

Vegetasi Penghias
Vegetasi filter
Kebisingan
dan Polusi

Vegetasi Peneduh

Vegetasi Pengarah

Gambar 4.12 Deskripsi Tata Hijau/Vegetasi


Respon Desain
Bintaro

Flamboyan

Cemara kipas

Soka

Pucuk Merah

Bougenville

Gambar 4.13 Respon Desain Tata Hijau Vegetasi

91

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR, CITY HOTEL


Wisnu Wardana Haryanto 15 22 909

4.2

Analisis Ruang

4.2.1

Pelaku dan Kegiatan di dalam Hotel


Berikut ini adalah pengelompokan pelaku kegiatan dalam hotel
beserta kegiataan yang dilakukannya. Ini merupakan dasar dalam
menentukan kebutuhan ruang dan fasilitas yang dibutuhkan baik oleh tamu
hotel maupun staff hotel.
Tabel 4.1 Tabel jenis pelaku dan kegiatan

Pelaku
Pengunjung /
Tamu

Keterangan
Menginap

Tidak
menginap
Front office

Administrasi
Marketing/
public relation
House keeping
Food and
beverage

Staff hotel
Laundry
Personal
Engineering
Security
Gardening
Recreation

Kegiatan

Lama kegiatan

Tidur, istirahat, santai, makan &


minum, bekerja, dan
membersihkan/ merapikan diri
Makan & minum, rapat, bersantai,
pertemuan atau perayaan

Min 1 malam

Melayani pesanan kamar,


melayani penitipan barang dan
memberikan informasi
Menerima dan membuat laporan
Menerima tamu, memberikan
informasi atau penawaran
Membersihkan/merapikan kamar
dan area hotel, melayani tamu
Memasak, membuat minuman,
snack, membuat kue dan pastry,
melayani tamu, menata dan
membersihkan, area food and
beverage, membersihkan dan
menyusun peralatan
Mencuci, menyetrika, mengambil
dan mengantar hasil laundry
Mengatur staff-staff hotel
Mengontrol dan memperbaiki
system utilitas, membuat laporan
Berjaga, mengawasi keamanan
hotel, istirahat, membuat laporan
Merapikan dan membersihkan
taman
Melayani tamu yang ingin
fasilitas olahraga atau rekreasi

Jam kerja 24 jam


(bergantian)

Rata-rata 1-5 jam

Jam kerja normal


Jam kerja normal
Jam kerja 24 jam
(bergantian)
Jam kerja 24 jam
(bergantian)

Jam kerja khusus


Jam kerja khusus
Jam kerja khusus
Jam kerja 24 jam
(bergantian)
Jam kerja khusus
Jam kerja khusus

92

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR, CITY HOTEL


Wisnu Wardana Haryanto 15 22 909

Penyewa

4.2.2

Purchasing

Mengontrol pekerja, mengawasi


keluar masuk barang

Jam kerja khusus

Major/minor
tenant

Bisnis, menawarkan produk,


menjamu tamu, membuat laporan

Jam kerja normal

Analisis Kenyaman & Kepuasan Tamu


Berdasarkan UU No. 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung, ada
4 syarat utama yang harus di penuhi agar gedung tersebut layak sebagai
bangunan public, yaitu: Keselamatan, Kesehatan, Kenyamanan, dan
Kemudahan. Untuk perencanaan City Hotel ini, maka di beri kriteria
tambahan yaitu estetika, karena estetika dapat membuat tamu merasa
senang atau sebaliknya. Berikut ini adalah analisa lebih lanjut mengenai apa
saja yang di perlukan dari 5 syarat di atas.
Tabel 4.2 Tabel pengelompokan untuk kepuasan tamu

Keselamatan
Struktur
memadai
(kokoh)
Penanggulangan
kebakaran:
Sprinkler,
smokedetector,
hydrant, dll
Aman : ada
CCTV atau
Security

Kesehatan

Kenyamanan

Kemudahan

Estetika

Cahaya matahari
bisa masuk &
udara dapat
mengalir
Setiap ruang dan
perabot bersih,
terutama dapur
dan R. makan

Tenang, tidak
bising ataupun
bergetar &
View baik
Suhu udara
dalam kamar
(18-24 C)
suhudi r.publik
(22-24 C)
Ruang gerak
mencukupi dan
hubungan antar
ruang baik

Memiliki
fasilitas utama
& pendukung
yang mewadai
Kemudahan
pencapaian
ke/dari
bangunan

Kondisi interior
yang indah,
mewah, rapi

Sanitasi baik :
memiliki air
bersih, toilet &
KM bersih

Privasi tamu
terjaga

Memiliki view
yang baik
(taman, kolam,
kota)
Eksterior
banguan &
landscape
menarik,
berkesan
mewah/gagah,
& tertata rapi

93

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR, CITY HOTEL


Wisnu Wardana Haryanto 15 22 909

4.2.3

Analisis Kebutuhan Ruang


Berdasarkan aktifitas pelaku dan struktur organisasi dalam hotel
konvensi maka dapat diuraikan kebutuhan ruang pada wadah hotel
konvensi antara lain sebagai berikut :
Tabel 4.3 Tabel Analisi Kebutuhan Ruang

Lingkup
Pelayanan

Pelaku

Kegiatan

Kebutuhan Ruang

Fungsi Utama
Akomodasi

Tamu

Istirahat, makan dan minum,

- Standard room

Menginap

membersihkan diri.

- Superior room
- Suite room
- Presidential suite room

Pengelola

- Melayani tamu

- Rg. Housekeeping

- Membersihkan ruangan

- Rg. AHU

- Mengontrol peralatan ME
Tamu
Pengunjung

- Makan & minum, mengikuti


rapat, pertemuan atau
perayaan

- Prefunction area
- Ballroom/ convention
area
- Meeting room
- Toilet
- Restaurant

Fungsi Pengelolaan
Front of the

Tamu

- Check in atau Check out

- Main Entrance

house

- Registrasi

- Lobby

Front Office

- Reservasi

- Lounge

- Memperoleh informasi

- Toilet

- Menunggu
Pengelola

- Menerima tamu

- Resepsionis

- Memberi informasi

- Safe defosite box

- Menyimpan kunci dan barang

- Reservasi

berharga

- R. operator telepon

- Melayani tamu

- R. General Manajer

- Menerima telepon

- R. Asisten GM

- Membuat laporan administrasi - R. Manajer

94

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR, CITY HOTEL


Wisnu Wardana Haryanto 15 22 909

- R. Staf
Marketing &

Pengelola

Sales

- R. Mnjr Pemasaran

- Membuat perencanaan,

- R. Mnjr Public Relation

pemasaran, promosi dan


penjualan fasilitas hotel

Accounting

Back of the

Pengelola

Pengelola

house Human

- Mengelola keuangan hotel

- R. Mnjr Accounting

- Membuat laporan keuangan

- R. Staf Accounting

- Menerima dan menyeleksi

- R. Manajer HRD
- R. Interview

pegawai

Resource

- Menentukan posisi pegawai

- R. Training

(Personalia)

- Mengabsensi pegawai

- Timekeeper

- Mengganti pakaian

- Kantin

- Istirahat

- Uniform Issue

- Memeriksa kesehatan karyawan - Loker karyawan


- R. P3K
- Mushollah
- Toilet
Food &

Pengelola

Beverage

- Mengolah, memproduksi dan - R. Manajer F & B


menyajikan

makanan

dan - R. Chef

minuman untuk tamu hotel - Dapur utama


baik dalam kamar, restoran, - Gdg Pendingin
bar,

banquet,

makanan - Gdg Makanan

karyawan, dll

- Gdg Peralatan Makan


- Tempat sampah

Purchasing

Pengelola

- Membuat perencanaan
kebutuhan brg

- R.Manager Purchasing
- R. Receiving

- Menerima barang

- Loading dock

- Memeriksa barang

- Gudang Barang

- Menyimpan barang

- Kasir

- Membeli barang/bahan pada


hotel
Housekeeping

Pengelola

- Merawat &
membersihkan kamar hotel

- R. Manager
Housekeeper

- Membersihkan semua ruang - R. Housekeeper


dan fasilitas hotel

- Lost & Found


- Gdg perlengkapan

95

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR, CITY HOTEL


Wisnu Wardana Haryanto 15 22 909

Laundry

Pengelola

- Merawat

semua

linen, - R. Mnjr Laundry

uniform karyawan,
dan pakaian tamu hotel
- Mencuci, mengeringkan dan
mengemas

- Valet laundry
- Solid Linen (Pakaian
ktr)
- Gudang linen

& membuat laporan jumlah - R. Laundry


linen tiap hari
- Menyimpan semua linen
Engineering

Pengelola

(Teknikal)

- Merawat semua intalasi

- R. Mnjr Teknikal

dalam hotel

- R. Teknisi

- Memperbaiki semua instalasi - Workshop


dalam hotel

- R. Genset
- R. Panel listrik
- R. pemipaan

Security

Pengelola

(Keamanan)

- Menjaga keamanan

- R. Manajer Secrty

- Mengatur keamanan

- R. CCTV

- Mengontrol keamanan

- Pos jaga

Fungsi Penunjang
Makan &

Tamu

- Makan & Minum

- Restoran

Minum

- Cuci Tangan

- Caf

(Food &

- Buang Air

- Lavatory

Beverage)
Kolam Renang

- Toilet
Pengelola

- Menyiapkan sajian

- Pantry

Tamu

- Registrasi

- R. Registrasi

- Mengganti pakaian

- R. Ganti pakaian

- Berenang

- Kolam renang

- Makan & minum

- R. Bilas

- Membilas badan

- Toilet

- Buang air
Fitness Center

Pengelola

- Membersihkan kolam

- Gudang peralatan

Tamu

- Registrasi fasilitas fitness

- R. Registrasi

- Menyimpan barang bawaan

- R. Loker tamu

- Mengganti pakaian

- R. Ganti pakaian

- Berolahraga

- R. Fitness

- Buang air

- Toilet

- Merawat alat fitnes

- R. Peralatan

Pengelola

96

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR, CITY HOTEL


Wisnu Wardana Haryanto 15 22 909

instruktur - R. Instruktur

- Menjadi
pengunjung
SPA/Salon

Tamu

- Registrasi SPA/Salon

- R. Registrasi

- Menunggu

- R. Tunggu

- Menyimpan barang bawaan

- Loker

- Mengganti pakaian

- SPA

- Mempercantik/merawat

- Toilet

wajah
- Merawat badan
- Buang air
Pub & Resto

Pengelola

- Menjamu tamu

- R. Pengelola

Tamu

- Duduk dan bersantai

- Resto lounge

- Makan dan minum

- Bar area

- Berdansa

- Area dansa

- Memberikan pertunjukan

- Panggung musik

- Mengelola fasilitas diskotik

- R. Pengelola

- Melayani tamu minum

- Bar servis

- Memberikan musik

- R. Musik

- Membersihkan ruang

- R. Peralatan

- Membeli souvenir

- Souvenir Shop

- Membeli pakaian

- Butik

- Menukar uang asing

- Money Changer

- Menarik uang di ATM

- ATM

- Membeli tiket pesawat

- Travel Biro

Pengelola

Shopping Area

Tamu

Pengelola

- Melayani

tamu

dan - Kaisr dan Gudang

menyimpan barang
Parkir

Tamu

Pengelola

- Memarkir mobil pribadi

- Parkir mobil pribadi

- Memarkir bus

- Parkir bus

- Memarkir motor

- Parkir motor

- Memarkir sepeda

- Parkir sepeda

- Mengontrol parkir

- Pos Jaga

- Memarkir mobil pribadi

- Parkir mobil

- Memarkir motor

- Parkir motor

97

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR, CITY HOTEL


Wisnu Wardana Haryanto 15 22 909

4.2.4

Analisis Front and Back of the house


Menurut Buku Hotel Design : planning and development (2001), organisasi
fungsi hotel terbagi menjadi dua bagian, antara lain :
a. Front of The House, yaitu bagian yang menampung kegiatan bersifat
publik, semi publik dan privat.
b. Back of the House, yaitu bagian yang menampung kegiatan yang
bersifat servis.

Diagram 4.1 Skema hubungan antar ruang


Sumber : Hotel Design: Plammimg amd development

98

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR, CITY HOTEL


Wisnu Wardana Haryanto 15 22 909

Hubungan antar ruang didalam bangunan hotel harus dipisahkan


antara front of the house sebagai zona tamu dan pelayanan oleh pengelola
hotel yang berhubungan langsung dengan tamu. Sedangkan back of the
house adalah zona produksi untuk memenuhi kebutuhan dalam melayani
tamu. Kedua hal tersebut harus dipisah zonanya karena tamu hotel tidak
perlu mengetahui kegiatan apa saja yang terjadi di back of the house.

Tamu Hotel

Service

Pelayanan Hotel

Front of the house

Back of the house

Diagram 4.2 Skema hubungan antara Front the house dan Back of the house

4.2.5

Analisis Besaran Ruang


Standar besaran ruang pada pembahasan kali ini menggunakan
standar yang di peroleh dari:
a. Surat keputusan Dinas Pariwisata No : 14/U/II/1988 tentang
pelaksanaan ketentuan usaha dan pengelolaan hotel (P)
b. Time Saver Standards for Building Types (TS)
c. Data Arsitek, Ernest Neufert (DA)
d. Hotel Planning and Design ( HPD)
e. Panduan Sistem Bangunan Tinggi (PSBT)
f. Penentuan angka flow:

10% untuk standart flow gerak minimum

20% untuk kebutuhan keleluasaan gerak

30% untuk tuntutan kenyamanan fisik

40% untuk tuntutan kenyamanan psikis

50% untuk tuntutan persyaratan spesifikasi kegiatan

60% untuk keterlibatan terhadap service kegiatan

100-200% untuk ruang umum dan hall

99

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR, CITY HOTEL


Wisnu Wardana Haryanto 15 22 909

Tabel 4.4 Tabel Analisi Kebutuhan Ruang


A. Kelompok Ruang Kegiatan Umum
No.
1

2
3
4
5
6

Standar

Kapasitas

1,1 m x 12 x jumlah kamar atau


minimal 100m
0,5 m x jumlah kamar

1 unit

Luasan
(m)
752

1 unit
4 unit
1 unit
1 unit
1 unit
6 unit

380
650
190
155
38
252

1 unit
1 unit

26
26

Jenis Ruang
Lobby
Lounge
a. Lobby Lounge
b. Lounge per Lantai
c. Exclusive Lounge
Front office
Mushola
Ruang Sewa
Lavatory :
a. Pria
b. Wanita

0,9 m2 x jumlah kamar


0,3 m x jumlah kamar
0,15 m x jumlah kamar
0.25 m x jumlah kamar
Jumlah

Sumber
P

P
TS
Asumsi
TS
TS
2469

Sirkulasi 20 %

493.8

Total Luas

2962.8

B. Kelompok Ruang Tamu Bersama


No.

Jenis Ruang
Function room :
a. Conference room
b. Pre function
c. Ruang operator
d. Lavatory
Meeting Room
Restaurant:
a. Main dining room
b. Coffe shop
c. Bar and cocktail
- R.pengunjung
- Lounge
- Panggung
- R.operator
- R.persiapan
- R.bartender
a. Swimming pool
- Locker,shower,lavatory
b. Fitness center
- Ruang latihan
- Ruang senam
- Ruang sauna

Kapasitas

Luasan
(m)

2.5 m x jumlah orang


30% luas function room
15 m x unit
12 m x unit
2,5 m2 x jumlah kamar

300 orang
1 unit
1 unit
2 unit
1 unit

750
225
15
24
350

1,9 m2 x jumlah kamar


1,5 m2 x jumlah kamar

1 unit
1 unit

716
716

DA
DA

1,75 m x orang
20-30% bar
50-60% bar
10-25% bar
Asumsi
5 m x orang
15 m x 30 m
0,1 x luas kolam

100 orang
1 unit
1 unit
1 unit
1 unit
4 orang
1 unit
1 unit

175
35
88
9
15
20
400
75

DA
TS
TS
HPD
HPD
DA
DA
DA

4,7 m/orang
3 m/orang
1,9 m/orang

25 orang
50 orang
5 orang

118
150
10

HPD
TS
HPD

Standar

Sumber

HPD

DA

100

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR, CITY HOTEL


Wisnu Wardana Haryanto 15 22 909

- Locker, shower, lavatory


c. Ruang massage

0,6 m/orang
9,3 m/orang

80 orang
5 orang

48
50

DA
TS

Jumlah

3273

Sirkulasi 20 %

654.6

Total Luas

3827.6

C. Kelompok Ruang Tamu Menginap

Standart Room

32 m/unit

124 unit

Luasan
(m)
3968

Superior Room

32 m/unit

50 unit

1600

PSBT

Suite Room

128 m/unit

8 unit

1024

PSBT

Presidential Room

192 m/unit

3 unit

576

PSBT

No.

Jenis Ruang

Standar

Kapasitas

Sumber
PSBT

Jumlah

7.168

Sirkulasi 20 %

1.433

Total Luas

8.601

D. Kelompok Kegiatan Pengelola


No.

Jenis Ruang

Standar

Kapasitas

Luasan
(m)

Sumber

General Manager

0,15 m x jumlah kamar

1 unit

21

Assistant General Manager

0,12 m x jumlah kamar

1 unit

17

Food and Beverage Manager

0,12 m x jumlah kamar

1 unit

17

Sales Manager

0,12 m x jumlah kamar

1 unit

17

Personal Manager

0,12 m x jumlah kamar

1 unit

17

Housekeeping Manager

0,12 m x jumlah kamar

1 unit

17

Purchasing Manager

0,12 m x jumlah kamar

1 unit

17

Accounting Manager

0,12 m x jumlah kamar

1 unit

17

Engineering Office

0,12 m x jumlah kamar

1 unit

17

10

Meeting Room

0,12 m x jumlah kamar

1 unit

17

11

R. Staff Administrasi

0,12 m x jumlah kamar

1 unit

17

12

Lavatory

0,12 m x jumlah kamar

1 unit

17

13

Pantry

0,12 m x jumlah kamar

1 unit

17

Jumlah

302

Sirkulasi 20 %

60.4

Total Luas

362.4

101

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR, CITY HOTEL


Wisnu Wardana Haryanto 15 22 909

E. Kelompok Ruang Pelayanan


No.

Jenis Ruang

Standar

Kapasit
as

Luasan
(m)

Sumber

Housekeeping

0,7 m x jumlah kamar

1 unit

98

Ruang Karyawan
R. makan
R. training
R. istirahat
R. seragam & locker
Pantry
Mushola
lavatory

0,9 m x jumlah kamar


80 m / unit
0,6 m x jumlah kamar
0,6 m x jumlah kamar
25 m / unit
30 m / unit
3,2 m / unit

1 unit
1 unit
1 unit
1 unit
1 unit
1 unit
6 unit

56
80
75
75
25
30
19

HPD
P
P
P
TS
P
DA

Laundry And Dry Cleaning

0,6 m x jumlah kamar

1 unit

107

Linen room

0,3 m x jumlah kamar

1 unit

88

Asumsi
Asumsi
64 m / unit
0,14 m x jumlah kamar
Asumsi
0,47 m x jumlah kamar
64 m / unit
64 m / unit
Asumsi

1 unit
1 unit
1 unit
1 unit
1 unit
1 unit
1 unit
1 unit
10 unit

60
40
87
20
36
66
25
50
250

0,7 m x jumlah kamar


0,3 m x jumlah kamar
0,9 m x jumlah kamar
0,2 m x luas dapur
0,25 m x luas dapur
0,25 m x luas dapur
0,25 m x luas dapur
0,3 m x luas dapur
0,2 m x luas dapur
0,2 m x luas dapur
0,25 m x luas dapur
0,25 m x luas dapur
0,25 m x luas dapur

1 unit
1 unit
1 unit
1 unit
1 unit
1 unit
1 unit
1 unit
1 unit
1 unit
1 unit
1 unit
1 unit

98
42
126
25
32
32
32
38
25
25
32
32
32

8m

3 unit

24

Ruang Mekanikal :
R. Penampungan air bersih
R. Pengelola air kotor
R. genset
R. PABX
R. AHU
R. Chiller
R. Pompa
R. Sampah
R. Panel
Dapur Utama :
Loading dock
Pantry
Dapur
Gudang kering
Gudang dingin
Gudang sayuran
Gudang minuman
Gudang peralatan
Gudang botol kosong
Gudang peralatan dapur
Gudang umum/furniture
Gudang bahan bakar
Gudang peralatan/perlengkapan
Pos Security

HPD
TS
TS
HPD
HPD

P
DA
P
DA
DA
DA
HPD
DA
TS
TS
TS
DA
TS

Jumlah

1850

Sirkulasi 20 %

370

Total Luas

2220

102

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR, CITY HOTEL


Wisnu Wardana Haryanto 15 22 909

F. Kelompok Ruang Parkir


No.

Jenis Ruang

Parkir basement
(tamu menginap)

Parkir Basement
(mobil karyawan)
Parkir basement
3
(motor karyawan)
Jumlah
2

Standar

Kapasitas

Luasan
(m)

Sumber

1.771

DA

2,3 m x 5,5 m/mobil

Diperkirakan satu kamar akan


dihitung satu mobil sehingga
terdapat 140 mobil.

0.9 m x 2 m /motor

Diperkirakan 10% dari pengendara


mobil.

25

DA

2,3 m x 5,5 m/mobil

15 orang

190

DA

0.9 m x 2 m /motor

110 orang

198

DA
726

Sirkulasi (100%)

726

Luas Total
4

5
6

1.452

Parkir outdoor
(mobil tamu tidak
menginap)
Parkir outdoor
(motor tamu tidak
menginap)
Parkir Outdoor
(bus)

2,3 m x 5,5 m/mobil

Diperkirakan 40 mobil

506

AS

0.9 m x 2 m /motor

Diperkirakan 10 motor

18

AS

12m x 2.8m / bus

Diperkirakan 6 bus

202

AS

Jumlah
Sirkulasi 100 %
Total Luas

726
726
1.452

Tabel 4.5 Luas Total Keseluruhan


LUAS TOTAL KESELURUAN
NO

Jenis Kelompok Ruang

Luasan (m)

1.

Kegiatan Umum

2962.8

2.

Ruang Tamu bersama

3827.6

3.

Tamu menginap (185 unit hunian)

8601

4.

Pengelola

362.4

5.

Pelayanan

2220

Parkir Basement

4368

Total Luasan Lantai Bangunan

22.341,8

Total Parkir Outdoor

1.452

103

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR, CITY HOTEL


Wisnu Wardana Haryanto 15 22 909

Luas Tapak Terpilih


Luas tapak yang tersedia adalah = 9000 m

Perhitungan KDB
Koefisien Dasar Bangunan 60%

- Luas Lahan

= 9000 m

- KDB : 70 % x 9000 m

= 5400 m

Perhitungan Luas Parkiran


Berdasarkan perhitungan besaran ruang di atas maka didapatkan :
-

Luas Area Parkir = 4.368 m

Area parkiran di basement = 60% dari luas parkir seluruhnya


= 60% x 4.368 m = 2.620,8 m

Perhitungan Lantai Hotel Hunian


Berdasarkan perhitungan besaran ruang di atas maka didapatkan :

- Luas Akomodasi = 8.601 m


- Rencana Luas Lantai Hunian = 1200 m
Jadi, jumlah lantai hunian = Luas Akomodasi : Luas Lantai Hunian
= 8.601 : 1200 = 7,1 = 7 lantai

Perhitungan Lantai Podium


-

Fasilitas Publik, Fasilitas Pengelola dan Service area : Kegiatan Umum,


Ruang Tamu bersama, Pengelola, Pelayanan.
2962.8 m + 3827.6 m + 362.4 m + 2220 m = 9.372,8 m
Fasilitas Publik, Fasilitas Pengelola dan Service area + Parkir Basement
KDB
= 9.372,8 m + 2.620,8 m

= 2,3 = 2 Lantai

5400 m
-

Jumlah keseluruhan

= Lantai Hunian + Lantai Podium


= 7 + 2 = 9 Lantai

104

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR, CITY HOTEL


Wisnu Wardana Haryanto 15 22 909

4.2.6

Analisis Organisasi Ruang


Organisasi sendiri merupakan hasil dari perkembangan antara
kesatuan zoning ruang yang diisi dengan kebutuhan ruang yang ada. Pada
organisasi sendiri dapat terlihat jelas bahwa organisasi ruang yang terbentuk
dari hotel adalah organisasi radial dengan sifat kegiatan yang tertutup dari
kegiatan publik.
Masuk Tamu

Masuk Karyawan
Parkir Privat

Parkir Publik
ZONA
PUBLIK

Parkir karyawan
Lavatory

ZONA
SEMI
PUBLIK

Lobby

Front Office

Market

R.Manager

R.Serba Guna

R.Accounting

Lavatory

R.Pimpinan
R.Rapat
Lavatory

ZONA
SEMI
PRIVAT

R. Karyawan

Restoran

R.Loundry

Lavatory

R.istirahat

Lobby

Dapur

R.Pengobatan

Kolam Renang

Lavatory

R.Fitness
R.SPA

PRIVAT

Standard Room
Superior Room

Suite Room
Presidential Room

Diagram 4.3 Skema Organisasi Ruang

105

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR, CITY HOTEL


Wisnu Wardana Haryanto 15 22 909

4.3

Analisis Sistem Penghawaan dan Pencahayaan

4.3.1

Analisa Sistem Pencahayaan


Sumber pencahayaan yang digunakan adalah :
a) Pencahayaan Alami
Pencahayaan

alami

digunakan

secara

optimal

untuk

menghidupkan suasana ruang melalui bukaan-bukaan yang lebar


serta bangunan yang terbuka. Pencahayaan alami dapat diterapkan
dengan cara :
1) Penggunaan jendela kaca.
Kaca yang digunakan merupakan kaca reflector agar dapat
mengoptimalkan pencahayaan alami dan mengurangi efek panas
dalam ruangan.
2) Penggunaan skylight pada atap bangunan.
3) Penggunaan sun shading untuk mengurangi efek sengatan dari
bukaan bangunan.
4) Penggunaan overstek untuk menghindari penyinaran matahari
langsung.
b) Pencahayaan Buatan
Pencahayaan buatan menggunakan lampu

penerangan yang

bersifat diffuser (tidak menyilaukan). Pencahayaan buatan pada


ruang-ruang dalam city hotel dapat diatur sesuai dengan karakter
ruang yang ada. Pengaturan cahaya lampu dapat dilakukan dengan
distribusi cahaya yang terdiri cahaya langsung (direct lighting), tidak
langsung (indirect lighting), baur atau menyebar (diffuse), sebagian
tidak langsung (semidirect lighting) dan langsung tidak langsung
(direct indirect lighting).
Kuat penerangan dan jenis lampu yang digunakan pada ruang-ruang
dalam hotel dapat dilihat pada tabel berikut :

106

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR, CITY HOTEL


Wisnu Wardana Haryanto 15 22 909

Tabel 4.6 .Kuat penerangan dan jenis lampu pada city hotel
Fungsi
Bangunan
Kantor

Nama Ruang

Hotel

Toko

Umum

Ruang kerja

Kuat
Penerangan
250 350

Ruang serbaguna
Km.tidur, restoran
Hall, lobby
Dapur
Ruang penjualan

1000
120
250 350
500
250

Basement, gudang,
tangga, teras, WC,
koridor.
Parkir, penerangan
jalan

100 150

Jenis Lampu
TL, downlight,
lampu pijar
TL,
downlight
TL,
downlight
TL,
downlight
TL, downlight,
downlight
lampu
sorot
halogen
TL,
downlight,
lampu pijar.

150 250

Sumber : Panduan Sistem Bangunan Tinggi

Lampu
halide,
natrium

Pencahayaan buatan yang dapat diterapkan pada bangunan city hotel


yang tercantum dalam kriteria Greenship untuk Bangunan Baru yaitu
daya pencahayaan lampu sebesar 30%, yang lebih hemat daripada daya
pencahayaan yang tercantum dalam SNI 03 6197-2000.
4.3.2

Analisa Sistem Penghawaan


a) Penghawaan Alami
Penghawaan alami digunakan pada

bagian-bagian bangunan

yang memungkinkan hal tersebut seperti lounge, coffeeshop, pool


resto, dan lain-lain. Penghawaan alami pada ruang-ruang tersebut
juga disesuaikan dengan aspek berikut :
1)

Arah sinar matahari

2)

Arah angina

3)

Lansekap (vegetasi)
Sinar matahari secara langsung dapat meningkatkan suhu yang

dengan cepat sehingga diperlukan metode untuk mereduksi suhu panas


dari sinar matahari tersebut. Metode yang digunakan antara lain dengan
menggunakan sun shading, penggunaan kaca reflector dan vegetasi.

107

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR, CITY HOTEL


Wisnu Wardana Haryanto 15 22 909

Penghawaan alami juga mempengaruhi penghematan energi listrik yang


digunakan untuk menyejukkan ruangan. Persyaratan penghawaan alami
yang ideal untuk manusia, yaitu :
Temperatur normal

: 22C 25C

Kelembaban udara

: 40% - 55%

Kecepatan angin maksimum : 0,5/detik


Udara bersih m3/jam/orang

: 20 30

Pergantian udara rata-rata

: 7 10 kali/jam

Penghawaan alami yang dapat diterapkan pada bangunan city


hotel yang tercantum dalam kriteria Greenship untuk Bangunan
Baru antara lain :
1.

Memasang tanda Dilarang Merokok di Seluruh Area Gedung


dan tidak menyediakan bangunan/area khusus untuk merokok di
dalam gedung.

2.

Menetapkan perencanaan kondisi termal ruangan secara umum


pada suhu 25C dan kelembaban relatif 60%.

b) Penghawaan Buatan
Penghawaan buatan hanya dilakukan pada tempat-tempat tertentu
yang membutuhkan pengkodisian udara maksimal. Sistem tata udara
disesuaikan dengan tingkat kebutuhan suatu ruang. Sistem tata udara
dibagi dua yaitu sistem tata udara langsung dan tidak langsung.
Sistem tata udara langsung (direct cooling) seperti AC split unit,
digunakan pada ruang-ruang kantor.
Sistem tata udara tidak langsung (indirect cooling) seperti AHU,
chiller, kondensor dan cooling tower, digunakan pada ruang-ruang
yang besar seperti restoran, ruang konvensi, lobby dan ruang
lainnya yang dianggap perlu.
Penghawaan buatan yang dapat diterapkan pada bangunan city hotel
yang tercantum dalam kriteria Greenship untuk Bangunan Baru antara
lain :

108

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR, CITY HOTEL


Wisnu Wardana Haryanto 15 22 909

a) Menggunakan peralatan air conditioning dengan COP minimum


10% lebih besar dari standar SNI 03-6390- 2000.
b) Tidak mengkondisikan (tidak memberi AC) ruang WC, tangga,
koridor, dan lobi lift, serta melengkapi ruangan tersebut dengan
ventilasi alami ataupun mekanik.
c) Tidak menggunakan chloro fluoro carbon (CFC) sebagai refrigeran.
4.3.3

Analisa Sistem Akustik


Sistem akustik diterapkan pada ruang-ruang yang memiliki
tingkat kebisingan yang cukup tinggi seperti Ballroom, ruang diskotik,
ruang karaoke dan ruang-ruang lainnya yang dianggap perlu. Sistem
akustik diaplikasikan pada ruang-ruang tersebut dengan memanfaatkan
bahan-bahan peredam suara seperti :
a. Finishing lantai dengan menggunakan karpet.
b. Dinding dengan menggunakan bahan kayu, pemakaian material
kaca dan konstruksi dinding berbahan karet atau busa.
c. Plafon dengan menggunakan bahan kayu atau gypsum board yang
bertekstur atau bermotif.

4.4

Analisis Tata Ruang Kamar Tamu


Fungsi dari analisis analisi tata ruang kamar tamu adalah mencari tingkat

efisiensi penggunaan ruangan, agar meminimalisi adanya ruangan sisa yang tidak
terpakai akibat sususan kamar ,letak tangga, lift, serta shaft. Selain itu adanya
bentuk juga memberi kontribusi tingkat efisiensi penggunaan ruangan. Berikut
adalah tabel analisis tata ruang kamar :

109

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR, CITY HOTEL


Wisnu Wardana Haryanto 15 22 909

Tabel 4.7 Analisis Tata Ruang Kamar Tamu


Jumlah
ruangan

Dimensi
lebar (m)

Kamar
tamu(%)

koridor

Perimeter
x lebar
ruangan

12-30+

10x
panjang

65

7.5

2.2-2.4

16-40+

18x
panjang

60

4.2

1.6-1.8

24-40+

24x
panjang

72

4.6

1.4-1.6

16-24

16-24

24-30

24+

34x34

Diameter
(27-40)

Variasi

27+

65

67

64

62

5.6

4.2-6

65-85

8.8

1.5-1.7

1.05

1.4-1.8

1.6-1.8

Analisis
Memberikan tingkat
ekonomis yang mutlak
dalam peletakan shaft
dan tidak berpengaruh
pada lobi kecil
Memberikan solusi
tangga pada kedua ujung
bangunan dapat
diterapkan dengan bentuk
T atau L
Perencanaan shaft
membuat nilai perimeter
kecil; koridor yang lebih
besar karena adanya lobi
lift
Focus dari masalah
perencanaan terdapat
pada akses menuju kamar
pojok; jumlah kamar
lebih sedikit dan sulit
untuk menentukan shaft.
Diameter kecil untuk 16
kamar per lantai;
diameter yang besar
untuk 24 kamar; koridor
bsia bervariasi; perimeter
4,9-5,8 m
Shaft sentral tidak efisien
diakrenakan berbentuk
segitiga; ruangan dipojok
lebih bisa diolah dari
pada bentuk persegi
Bukaan (atrium
menciptakan koridor
yang spektakuler, balkon
yang terbuka, bisa
menerapkan lift view
yang terbuka, perlu
diperhatikan dalam
perencanaan hvac serta
evakuasi asap, bentuk ini
tidak bisa diubah ke
bentuk tidak beraturan.

Sumber : Endy Marlina,2008, Panduan Perancangan Bangunan Komersial

110

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR, CITY HOTEL


Wisnu Wardana Haryanto 15 22 909

4.5

Analisis Bentuk
Penampilan bangunan berkaitan erat dengan bentuk bangunan sehingga analisis

bentuk bertujuan untuk menganalisa bentuk yang tepat sebagai bentuk dasar dari
perancangan City Hotel di Kota Samarinda. Bentuk haruslah mencerminkan aktivitas
yang diwadahinya dalam hal ini adalah banguanan hotel. Oleh karena itu terdapat
beberapa pertimbangan dalam proses analisis bentuk, yaitu :
a. Tampilan bangunan yang tidak monoton, memberikan nilai positif dan
memberikan harapan sehat.
b. Bentuk bangunan juga perlu menyesuaikan bentuk tapak.
c. Bentuk bangunan harus mampu mengekspresikan fungsi bangunan yang
diwadahi dan dapat diaplikasikan dalam gaya bangunan bertema arsitektur
modern dengan konsep arsitektur hijau.
Tabel 4.8 Analisis Bentuk Dasar

Bentuk

Keterangan
Bentuk persegi dengan 4 sudut 900,
kesesuaian terhadap tapak baik, karena
tapak juga memiliki 4 sudut. Kesesuaian
dengan ruang tergolong sangat baik,
karena apabila dimensi ruang
dimasukkan kedalam bentuk persegi,
seluruh bagian akan dapat difungsikan
dengan baik tanpa ada ruang yang
terbuang.
Bentuk segitiga dengan 3 sudut, yang
sudutnya dapat beragam antara 100-1700,
kesesuaian bentuk dengan tapak kurang
baik karena perlu penataan massa yang
teliti agar lahan tapak dapat dimanfaatkan
dengan baik. Kesesuaian ruang kurang
baik, karena banyak sudut-sudut yang
kurang berfungsi. Secara psikologis
sudut-sudut tajam menimbulkan efek
penolakan.

111

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR, CITY HOTEL


Wisnu Wardana Haryanto 15 22 909

Bentuk lingkaran merupakan bentuk


dinamis tanpa sudut, kesesuaian terhadap
tapak tergolong sedang. Namun bentuk
lingkaran yang dinamis secara psikologis
baik karena tidak terdapat sudut-sudut
penolakan. Kesesuaian dengan ruang
tergolong baik karena bentuk penuh
lingkaran tanpa sudut sehingga apabila
ruang dimasukkan, maka seluruh bagian
bentuk dapat dimanfaatkan dengan
maksimal.

a. Bentuk Dasar
Berdasarkan tabel 4.10, bentuk dasar yang dapat diterapkan adalah persegi
dan lingkaran. Untuk tingkat efisiensi ruang yang tinggi maka bentuk dasar
gubahan massa City Hotel ini berupa gabungan bentuk persegi dan lengkungan
lingkaran. Bentuk dasar diolah seefisien dan sesederhana mungkin dengan
menyesuaikan lingkungan. Bentuk dengan tingkat kerumitan tinggi, secara
psikologis dapat menimbulkan efek bingung dan gelisah, tetapi bentuk yang
sederhana dan menyatu dengan alam dapat menstimulasi perasaan tenang.

Bentuk Dasar

Guest House

Point of interest
Gambar 4.14 Gubahan Massa Bangunan

Bagian pada timur masa dibuat menarik dengan memainkan secondary skin
agar cahaya matahari tidak langsung masuk kedalam bangunan, sehingga
dapat memberi kesan menyambut kearah jalan raya untuk menarik perhatian

112

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR, CITY HOTEL


Wisnu Wardana Haryanto 15 22 909

tamu, sedangkan pada arah selatan dan timur di beri banyak bukaan agar
pencahayaan alami dapat masuk kedalam bangunan dengan optimal
sehingga dapat menghemat energi dan dapat juga memberikan
pemandangan view kota samarinda dari dalam bangunan, dan untuk pada
bagian barat secondary skin lebih banyak digunakan agar pencahayaan
matahari tidak langsung masuk kedalam gedung.
4.6

Analisis Sistem Struktur


Struktur sebagai pendukung utama sebuah bangunan, keberadaan
struktur harus memenuhi syarat agar tercipta kekuatan, kestabilan dan
kekakuan.
1. Sistem struktur bagian bawah (Sub-structure)
Tabel 4.9 Analisis Sistem Stuktur bawah (Sub-structure)

Jenis Pondasi

Keuntungan

Kekurangan

Pondasi Tiang

Pekerjaan cepat

Banyak

Pancang

Kedalaman 30 40

memerlukan

/Sampai mencapai tanah

Pemasangan

keras
Proses pemancangan
mudah dan singkat
Pondasi Bored Pile Tidak

menimbulkan
bising dan getaran

menimbulkan Pekerjaan lama

getaran
Diameter

lebih

besar

sehingga daya dukung


tiang

sambungan

lebih

tumpuan

praktis

dalam

proses

pemancangan

besar, Biaya lebih besar


dapat Jika

diperkecil
Cocok untuk segala jenis
tanah

Kurang

kada

air

dalam tanah tinggi


maka pengecoran
beresiko

Kedalam 30-40

113

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR, CITY HOTEL


Wisnu Wardana Haryanto 15 22 909

Pondasi yang digunakan dalam perencanaan in adalah pondasi


pancang karena lebih praktis dalam proses pengerjaannya.

Gambar 4.15 Pondasi Tiang Pancang


(Sumber : Studioarchitec,2009)

Pondasi tiang pancang adalah bagian dari struktur yang digunakan untuk
menerima dan mentransfer (menyalurkan) beban dari struktur atas ke tanah
penunjang yang terletak pada kedalaman tertentu.
Pemilihan type struktur ini karena menggunakan pelat beton dua-arah
dengan kapital, drop panel, atau keduanya. Pelat ini sangat sesuai untuk
beban berat dan bentang panjang.

2. Sistem Dinding
a. Rangka struktural yang digunakan pada dinding yaitu
rangka baja dan beton.
b. Dinding penopang dari beton dan batu bata digolongkan
sebagai konstruksi yang tidak mudah terbakar.

114

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR, CITY HOTEL


Wisnu Wardana Haryanto 15 22 909

Gambar 4.16 Dinding Rangka Baja dan Beton


(Sumber : Studioarchitec,2009)

3. Sistem Kolom
Kolom yang digunakan yaitu kolom komposit yang meliputi baja
struktural yang seluruhnya diselimuti beton dan diperkuat oleh tulangan
vertikal.
Kolom komposit adalah elemen vertikal dari struktur portal atau frame
atau struktur rangka yang umumnya dominan mendukung gaya aksial.
Kolom komposit yang dimaksud adalah struktur kolom yang terdiri dari
gabungan antara bahan baja struktur dan beton (bertulang). Dalam peraturan
baja Indonesia (SNI 03-1729-2002) telah diberikan rumus untuk
mengestimasi kapasitas kolom komposit yang menerima lentur dan aksial
yang bermanfaat untuk mengontrol kemampuan penampang dalam
memikul gaya luar.

Gambar 4.17 Jenis-jenis Kolom

115

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR, CITY HOTEL


Wisnu Wardana Haryanto 15 22 909

4. Sistem struktur bagian atas (upper-structure)


Tabel 4.10 Analisis Sistem Stuktur atas (Upper structure)

Sistem Struktur

Keuntungan

Kekurangan

Semakin panjang
bentangan
slab beton tanpa
semakin tebal plat
balok
Dimensi
kolom
besar
Sistem plat, balok Space antara balok
Tinggi F2F
dapat dimanfaatkan
bertambah karena
dan kolom
untuk ducting
membutuhkan
Ketebalan plat
ruang untuk balok
berkurang karena gaya
Semakin besar
disalurkan melalui balok
bentang semakin
besar dimensi
balok
Sistem plat dan

Tanpa balok sehingga


F2F menjadi lebih
rendah
Pelaksanaan mudah

Pada perencanaan city hotel system struktur yang cocok digunakan


adalah system plat, balok dan kolom. Sedangkan pada function room
menggunakan struktur bentang lebar dengan sistem rangka ruang.Selain
itu, pemanfaatan taman atap (roof garden) juga digunakan bangunan
ini, manfaat dari tanaman atap adalah sebagai berikut :

Mengurangi tingkat polusi udara dan menstabilkan jumlah gas


rumah kaca (karbon dioksida) di atmosfir kota sehingga dapat
menekan efek rumah kaca.

Mengurangi efek panas radiasi sinar matahari yang berasal


dari dinding bangunan maupun dari tanah (heat island
effect).

Memiliki potensi yang baik dalam meredam kebisingan


yang berasal dari luar bangunan.

116

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR, CITY HOTEL


Wisnu Wardana Haryanto 15 22 909

Menampilkan keindahan pada aspek bangunan (estetika).

Gambar 4.18 Struktur Dasar Taman Atap

Pada gambar diatas tampak bahwa semua komponen taman atap


ditopang sepenuhnya oleh struktur dasar yaitu atap bangunan.

4.7

Analisis Sistem Utilitas Bangunan

4.7.1

Sistem Jaringan Listrik


Sumber energi listrik utama tetap mengandalkan jaringan listrik yang
bersumber dari energi PLN. Selain itu, bangunan ini juga memiliki alternatif
sumber energi listrik dari tenaga surya yaitu menggunakan solar panel
photovoltaik.
Penyimpanan cadangan energi listrik menggunakan generator set
(Genset) untuk memenuhi kebutuhan listrik dalam keadaan darurat seperti
pada saat terjadi pemadaman listrik dan suplai ke pompa air emergensi saat
terjadi kebakaran.

Energi yang dihasilkan oleh panel solar kemudian disimpan dalam baterai.
Penggunaan panel solar yaitu untuk memenuhi kebutuhan pencahayaan koridor unit
kamar dan lavatory. Terdapat pula lampu jalan dan lampu taman yang
menggunakan energi solar. Lampu tersebut, setiap unitnya telah terangkai dengan
panel solar dan baterai untuk memenuhi kebutuhan listriknya.

117

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR, CITY HOTEL


Wisnu Wardana Haryanto 15 22 909

Diagram 4.4 Skema Suplai Daya Energi Listrik

4.7.2

Sistem Jaringan Air Bersih


Pada sebuah hotel air bersih merupakan kebutuhan pokok dalam
kegiatan sehari-hari, untuk itu kebutuhan akan air bersih harus terpenuhi
dengan baik. Sumber air bersih untuk kebutuhan utama pada bangunan
memanfaatkan fasilitas kota melalui jasa PAM dan sebagai cadangan
mempergunakan sumur bor (deep well).
Air bersih dipompa ditampung dalam Ground Reservoir dipompa ke
upper tank kemudian dengan menggunakan gaya gravitasi didistribusikan
melalui pipa ketitik outlet pada ruang-ruang yang membutuhkan, seperti
dapur, kamar mandi danruang mekanik.
Sistem distribusi air bersih pada hotel ini menggunakan Down Feed
System

118

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR, CITY HOTEL


Wisnu Wardana Haryanto 15 22 909

Diagram 4.5 Skema Instalasi Air Bersih

4.7.3

Sistem Jaringan Air Kotor


a) Sistem Pengolahan Air Kotor
Air bekas mandi dan air bekas cucian diolah dalam sistem pengolahan
air (Water Treatment) agar dapat digunakan kembali. Air yang telah
diolah kemudian ditampung dalam sebuah bak penampungan khusus
agar digunakan kembali untuk menyiram kloset pada WC sehingga
menghemat penggunaan air bersih dari PAM. Sumber air lainnya adalah
air hujan yang jatuh pada bangunan dan air kolam renang yang ingin
diganti dengan air bersih yang baru. Air ini kemudian dialirkan ke bak

119

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR, CITY HOTEL


Wisnu Wardana Haryanto 15 22 909

penampungan agar digunakan untuk menyiram tanaman pada tapak dan


dialirkan pula ke bak penampungan khusus untuk kebutuhan air sprinkler
yang digunakan saat keadaan darurat seperti kebakaran.

Diagram 4.6 Skema Sistem Pengelolahan Air Kotor

b) Sistem Pengolahan Air Kotor


Pembuangan air kotor yang berasal dari air buangan toilet dan air
buangan dapur yang mengandung lemak, dialirkan melalui bak
penampungan

terlebih

dahulu

kemudian

diolah pada

Sewage

TreatmentPlant (STP) dengan proses aerasi dan clorinasi sehingga


kadar Biological Oxygen Demand (BOD) menjadi sangat rendah dan
kemudian diteruskan ke saluran pembuangan kota (riol kota). Sedangkan
limbah yang tidak dapat diolah pada STP diangkut ke Tempat
Pembuangan Akhir (TPA) untuk diolah lebih lanjut.

Diagram 4.7 Skema Sistem Pembuangan Air Kotor

120

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR, CITY HOTEL


Wisnu Wardana Haryanto 15 22 909

4.7.4

Sistem Penyediaan Air Panas


Setiap unit kamar hotel dilengkapi oleh pemanas air masing-masing satu
unti pemanas air hanya melayani satu kamar, sehingga lebih efesien jika
dibandingkan dengan system pemanas air pusat. Apabila terjadi kerusakan
unit pemanas air yang membutuhkan perbaikan tidak akan menyebabkan
kamar lain terganggu fasilitas air panasnya.

Gambar 4.18 Sistem Air Panas

4.7.5

Sistem Penanggulangan Bahaya Kebakaran


Penanganan

terhadap

kemungkinan

terjadinya

bahaya

kebakaran

diusahakan dalam bentuk :


1) Penggunaan bahan bangunan yang tahan panas atau api pada suhu tertentu.
2) Rancangan

sistem

evakuasi

dalam

bangunan

Merupakan

upaya

penyelamatan pelaku kegiatan, sehingga mempermudah evakuasi serta


meningkatkan keamanan terhadap bahaya kebakaran. Sarana penunjang
tersebut terdiri dari :
a) Sumber daya listrik darurat
Sumber listrik ini dipergunakan untuk mengaktifkan semua peralatan
bantu evekuasi.
b) Lampu darurat

121

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR, CITY HOTEL


Wisnu Wardana Haryanto 15 22 909

Pemasangan lampu diletakkan pada tangga darurat, jalan penghubung


atau jalan yang dipergunakan oleh manusia pada saat kebakaran.
c) Pintu kebakaran
Pintu ini harus dapat menutup secara otomatis dan dapat dibuka dengan
kekuatan 10 kg, serta tahan api selama + 1-3 jam. Bukaan pintu ke arah
tangga pada setiap lantai, kecuali pada lantai dasar pintu harus membuka
kearah luar menuju lobby atau ke luar bangunan.
d) Tangga darurat
Pada ruang tangga darurat diberikan penerangan, cerobong penghisap
udara (Exhaust Fan) serta kedap terhadap asap dan pada topfloor diberikan
bukaan berupa pintu. Jarak pencapaian antara tangga maksimal 25 m dengan
lebar tangga minimal 1,2 m.
3) Penyediaan alat pencegahan/pengamanan terhadap bahaya kebakaran.
Pencegahan kebakaran di dalam bangunan terdiri dari :
a) Thermal detector
Yaitu alat untuk mendeteksi panas yang ditimbulkan oleh api, dimana
bekerja secara otomatis.

Tabel 4.19 Termal Detector


(Sumber: hhtp://safety.unimelb.edu.au)

122

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR, CITY HOTEL


Wisnu Wardana Haryanto 15 22 909

b) Smoke detector
Alat ini untuk mendeteksi asap yang ditimbulkan oleh kebakaran,
dimana akan bekerja secara otomatis apabila ada asap yang terdeteksi
dengan toleransi tertentu.

Tabel 4.20 Smoke Detector


(Sumber: hhtp://v1.bromindo.com)

c) Sprinkler
Yaitu alat untuk memadamkan api secara otomatis apabila tabung gelas
pada alat tersebut terkena panas, maka akan pecah dan kemudian keluar air,
dimana jarak antara sprinkler tidak lebih dari 2,3 m.

Tabel 4.21 Splinkler


(Sumber: hhtp://www.algebralab.org)

123

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR, CITY HOTEL


Wisnu Wardana Haryanto 15 22 909

d) Kotak Hidran
Yaitu sebuah kotak yang berisi selang dengan panjang + 25 m, dimana
terletak pada area seluas 800 m2/unit.

Tabel 4.22 Kotak Hidran


(Sumber: hhtp:// www.security-exp.net)

e) Alat pemadam kebakaran ringan


Alat ini berupa tabung-tabung gas zat arang atau serbuk anti api dan
dilengkapi dengan alat penyemprot. Untuk setiap area seluas 100 m2
disediakan satu alat tersebut.

Tabel 4.23 Hidran Tongkat


(Sumber: hhtp://www.webiklan.com)

f) Fire alarm
Penggunaan alat ini untuk memberitahukan apabila terjadi kebakaran.

Tabel 4.24 Bel Alarm Kebakaran


(Sumber: hhtp://2.bp.blogspot.com)

124

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR, CITY HOTEL


Wisnu Wardana Haryanto 15 22 909

4.7.6

Sistem Komunikasi
Sistem komunikasi menggunakan fasilitas telepon dan sistem yang

dipergunakan adalah :
1)

Telepon umum untuk melayani pengunjung.

2)

PMBX (private Manual Branch Exchange), untuk hubungan langsung


keluar bangunan tanpa melalui operator.

3)

PABX (private Automatic Branch Exchange), untuk system intercom


sebagai alat komunikasi di dalam bangunan

4)

Sound system terpusat untuk informasi ke pusat-pusat rekreasi dan


ruang publik lainnya didalam bangunan.

4.7.7

Sistem Penangkal Petir


Dengan mempelajari rencana pola unit bangunan, maka sistem penangkal

petir yang digunakan adalah sistem tongkat franklin yang terdiri dari alat penerima,
lewat mendatar dan pertanahan sampai ke tanah yang basah/ air tanah. Sistem ini
terdiri dari tiang-tiang uang tidak lebih dari 30 cm pada atap dan dihubungkan satu
sama lainnya dengan kawat tembaga. Tidak menimbulkan gangguan pada
lingkungan sekitar. Pemasangan dilakukan pada titik tertinggi bangunan. Syaratsyarat penggunaannya yaitu :
1. Jarak maksimal dari tepi bangunan 9 m dan antara 2 konduktor paralel.
2. Pada sepanjang konduktor horisontal dipasang antena dengan ketentuan :
a. Tinggi atas permukaan atap datar 25 90 cm
b. Jarak masing-masing antena maksimum 7,5 meter
4.7.8

Sistem Pembuangan Sampah


Pada sistem pembuangan sampah di perencanaan city hotel ini

Penanggulangannya antara lain sebagai berikut :


1. Penyediaan tempat/ keranjang sampah pada tempat- tempat umum yang
mudah diangkut dan dibersihkan berupa tempat sampah kering (anorganik)
dan tempat sampah basah (organik).
2. Sampah disetiap lantai dikumpulkan dan dipisahkan sesuai dengan jenis
sampah yaitu sampah organik dan sampah anorganik. Sampah anorganik

125

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR, CITY HOTEL


Wisnu Wardana Haryanto 15 22 909

dikumpulkan dan diolah kembali bekerja sama dengan lembaga


pengolahan sampah anorganik untuk dapat didaur ulang. Kemudian sampah
organik dan sampah anorganik yang tidak bisa didaur ulang akan
dikumpulkan dalam bak penampungan sampah yang kemudian dibuang ke
Tempat Pembuangan Akhir sampah kota.

Diagram 4.8 Skema Sistem Pembuangan Sampah

126

Anda mungkin juga menyukai