LAPORAN PERANCANGAN
Disusun oleh :
Felicia Ericca
6111901057
DAFTAR ISI 1
1
BAB 1
ANALISIS TAPAK
1.1. Keadaan tapak secara Fisikal
Luas 5.090 m²
GSB Utara Berbatasan dengan jalan perwakilan, menghadap Gn Merapi dan sejajar Jalan Malioboro 8m
GSB Selatan Berbatasan dengan perumahan dan Jl.Sosrokusuman dan alun-laun & keraton, sejajar 5m
dengan Jl. Malioboro
KLB 3 = 15,270 m²
RTH 10 % = 152.7 m²
Trotoar 5m
Fungsi lahan di sekitar tapak di dominasi oleh komersial perdagangan dan jasa, sebagian bergabung dengan hunian.
Terdapat beberapa fungsi yang sama (penginapan) sekitar tapak. Letak bangunan dengan jalan juga memaksimalkan
GSB, sedangkan untuk jalan malioboro GSB 0m, hal ini menjadikan malioboro lebih ramah terhadap pejalan kaki.
Perlunya pemanfaatan dan massing bangunan yang sesuai peraturan dan mampu ramah terhadap pejalan kaki.
2
1.3. Utilitas tapak dan kawasan
Pada tapak dapat ditemukan beberapa perlengkapan utilitas seperti gardu listrik, tiang telepon atau lainnya serta
solokan pada bagian depan tapak. Selain itu di sekitar tapak juga dapat ditemukan penyedia air bersih dari Instalasi
Pengolahan Air Gemawang yang berada di Utara tapak. Sedangkan untuk pengolahan air kotor, IPAL terdekat
berada di utara atau selatan tapak, yaitu RTH Ipal Sanimas Cokrodiningratan Gondolayu atau IPAL Ngasem.
Pengolahan sampah terdekat berada di Kec. Gondokusuman, Kota Yogyakarta, tepatnya berada di sebelah sisi
timur tapak.
Garis biru, pipa PDAM, sumber arah utara, Garis coklat tua, jalur sampah, menuju ke arah timur. Garis Coklat muda,
jalur pembuangan air kotor, ke arah utara dan selatan.Memerlukan zoning yang baik yang mampu menanggapi utilitas
tapak, penghematan biaya dan tetap memperhatikan aspek keandalan bangunan.
3
Persaingan Fungsi Layanan dan Fasilitas (Hotel Bintang 4) -
Keterangan
eL Royale Yogyakarta (190 m)
- 4 jenis kamar, Room bay 25 m2, fasilitas Swimming pool,
Spa & Fitness, Concierge service, Car rental service, Train
Station Transfer Service (on request), 5 ukuran function
room yang bisa di bagi-bagi, konsep When Tradition Meets
Hospitality
Grand Inna Malioboro (500 m)
- 5 suits, dan 3 kamar biasa, Room bay 26 m2 memiliki food
market dan restaurant, memiliki berbagai atraksi seperti
kelas gamelan, kelas tari , gym and spa, batik painting dan
jamu making, kolam renang , 2 indoor venue 1 outdoor
poolside 6 meeting room
Hotel Royal Darmo Malioboro (950 m)
-5 jenis kamar, Room bay 24 m2, konsep combines Art Deco and Modern, swimming pool, gym
Abadi Malioboro Jogja by Tritama Hospitality ( 650m)
4 jenis kamar, Room bay 23m2, 2 venue indoor, kolam renang dan coffee shop,
Perlu mencari fasilitas yang belum tersedia pada hotel-hotel tersebut, atau menyediakan fasilitas yang setara tetapi
dengan kelebihan tertentu.
1.5. Air Tanah
Memerlukan pengeboran sumur dalam dikarenakan permukaan air tanah terus menurun. Perlu adanya sumur
resapan yang dalam 40 m, serta menerapkan konsep Zero Run Off dan penghematan air. Penggunaan air tanah
harus minimal, apabila memerlukan perlu sumur sedalam +/- 20 m dan penurunan 0,5 cm per tahun.
1.6. Potensi View dan Orientasi Tapak
4
BAB 2
ANALISIS FUNGSI
Tabel 1.3.1
Tabel Kriteria Mutlak Aspek Produk
No Unsur Ruang
18 Dapur Tersedia dapur dengan perlengkapanya dan tata letak sesuai dengan kebutuhan
27 Pengelolaan Limbah Tempat penampungan sampah; Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Sumber : PERMENPAREKRAF No. PM.53/HM.001/MPEK/2013
5
2.3. Objek Sejenis
a. Morrissey Hotel, Jakarta Pusat
Dengan mempertimbangkan potensi yang ada dan kontribusinya terhadap pengembangan karakter
perkotaan, pendekatan desain untuk Morrissey Hotel dilakukan dengan melampaui batas dari hanya sebuah
hotel bisnis. Hotel Morrissey merupakan hotel bintang 4 yang memiliki 5 tipe kamar.
Bangunan ini terdiri dari 2 blok massa berbentuk persegi panjang yang disandingkan dan gedung BOH yang
terpisah. 5 lantai bawah dibuat menjadi kantilever, melayang sekitar 20 m panjang dan 7m di atas tanah
untuk memberikan keterbukaan pada entrance bangunan. Sedangkan 10 lantai yang lebih tinggi dilengkapi
dengan sky garden yang membingkai pemandangan dengan orientasi timur-barat dan mendukung terjadinya
cross-ventilation.
Pada Interior Hotel, terlihat implementasi dari konsep yang modern dan minimalis dengan penggunaan
material dan pengaturan lighting yang dibuat. Finish pada tembok, lantai, dan plafon tidak memiliki banyak
ornamen dan tekstur. Melainkan menggunakan tekstur-tekstur artifisial dan motif marmer yang menambah
kesan luxury.
Perancangan fasad pada Morrissey Hotel ini juga menyikapi lokasi tapak yang merupakan daerah tropis,
dimana memiliki intensitas sinar matahari yang cukup tinggi. Terdapat 2 tipe fasad pada Morrissey Hotel ini,
pada gambar di sebelah kiri, fasad yang dirancang berupa kisi-kisi, guna mengurangi intensitas sinar
matahari yang masuk pada salah satu bagian hotel. Sedangkan pada gambar sebelah kanan, fasad
dirancang dengan memainkan solid-void pada bagian bukaan, sehingga menghasilkan pembayangan pada
ruang dalam hotel.
6
b. Hotel Tentrem, Malioboro, Daerah Istimewa Yogyakarta
Diambil dari budaya Jawa, kata “tentrem” mengacu pada perasaan damai dan tentram—makna yang lebih
luas dari “tentrem” mencakup konsep harmoni antara alam semesta dan umat manusia, meramu ketenangan
yang paling sempurna.
Hotel Tentrem merupakan hotel bintang 5 dengan total kamar pada Hotel Tentrem yaitu sebanyak 274 suite
dan kamar yang lengkap dengan berbagai fasilitas dan berbagai macam opsi untuk dipilih dari Deluxe,
Premier, Executive dan Suites. Dari denah lantai yang ada, dapat dilihat bahwa massing Hotel Tentrem
Yogyakarta berbentuk leter U. dengan sistem double loaded. Kemudian pada bagian tengah massa hotel
terdapat kolam renang yang juga menjadi view bagi kamar yang menghadap bagian tengan massa.
Sedangkan pada gambar potongan, dapat dilihat Hotel Tentrem memiliki 7 lantai + 2 lantai basement. Lantai
dasar digunakan sebagai lobby dan juga terdapat beberapa kamar yang langsung terhubung dengan kolam
renang pada bagian tengah massa. Demikian lantai 1-6 sebagai kamar dan fungsi-fungsi penunjangnya.
Secara struktur, dapat dilihat bagaimana Hotel Tentrem menggunakan sistem struktur rigid frame dengan
konstruksi beton.
Pada bagian atap, bangunan Hotel Tentrem memiliki bentuk atap perisai. Penggunaan bentuk atap perisai
menambahkan unsur lokalitas pada bangunan ini sehingga menjadi lebih kontekstual dengan lokasi hotel
yang berada pada Malioboro, D.I Yogyakarta. Atap pada bangunan ini membagi massa berbentuk U menjadi
3 buah massa di setiap sisinya.
Pada Hotel ini terdapat 8 tipe kamar dengan berbagai fasilitasnya. Perbedaan tipe ini ditandai dengan
adanya perbedaan jumlah kamar pada tiap unit serta luasan ruang tiap tipenya. Luasan tersebut berkisar dari
40 m2 hingga 273 m2 hingga kapasitas 8-10 orang.
7
BAB 3
PROGRAM RUANG
3.1. Daftar Ruang
HOTEL
NO NAMA RUANG Panjang (m) Lebar (m) TOTAL LUAS JUMLAH TOTAL LUAS
(m2) (ruangan) AKHIR
1 Lobby & Resepsionis 16 22.5 360 1 360
2 Lounge 6 9 54 4 216
3 Bar 9 4.5 40.5 1 40.5
4 Restoran 18 25.5 459 1 459
5 Souvenir 9 4.5 40.5 1 40.5
6 Travel Agent 6.7 4.5 30.15 1 30.15
7 Front Office 6.7 3 20.1 1 20.1
8 Penitipan Koper 6.7 3 20.1 1 20.1
9 Security 6.7 4.5 30.15 1 30.15
10 Pre Function room 16 7 112 2 224
11 Function Room 16 9 144 2 288
12 Internet Corner 6.7 9 60.3 1 60.3
13 Meeting Room 6.7 6 40.2 2 80.4
14 Gym 18 9 162 1 162
15 Spa 15.5 9 139.5 1 139.5
16 Mushola 6.7 3.75 25.125 2 50.25
17 Toilet Publik 6.7 3.75 25.125 2 50.25
18 Kamar Standar 7 4.5 31.5 100 3150
19 Kamar Deluxe 9 4.5 40.5 18 729
20 Kamar Suite 9 9 81 4 324
21 Roomboy 7 3 21 6 126
22 R. Laundry 6.75 8 54 1 54
23 House keeping 6 4.8 28.8 1 28.8
24 Kitchen 9 9 81 1 81
Kitchen Storage 9 14 126 1 126
25 Security & Control room 5 3.85 19.25 1 19.25
26 Management room 3 4.5 13.5 1 13.5
27 F & B room 7 3.5 24.5 1 24.5
28 Sales & Marketing room 3 4.5 13.5 1 13.5
29 Accounting & Finance 3 4.5 13.5 1 13.5
30 HRD room 7 3.5 24.5 1 24.5
32 Engineering Room 6.75 4.5 30.375 1 30.375
33 Training Room 6.75 4.5 30.375 1 30.375
34 Workshop 6.75 4.75 32.0625 1 32.0625
35 Kantin Staff 7 9 63 1 63
36 Loker Staff 4 4.5 18 2 36
8
37 Shower Staff 4 4.5 18 2 36
38 Cashier 3.85 3.85 14.8225 1 14.8225
39 Loading Dock 9 5.6 50.4 1 50.4
40 General Storage 7.25 4.5 32.625 1 32.625
41 R. Genset 6 9 54 1 54
42 R. Sampah Basah 5 3 15 1 15
43 R. Sampah Basah 5 5 25 1 25
44 R. Linen Kotor 3 7 21 1 21
45 R. Gas 2 4 8 1 8
46 R. Boiler 4 3 12 1 12
47 R. Reservoir & Pompa 6.75 9 60.75 1 60.75
TOTAL Ruang Fungsional 7520.16
48 Sirkulasi 20% 1504.032
TOTAL BERSIH 9024.192
9
3.3. Fungsi dan Aktivitas
10
BAB 4
TEMA RANCANGAN
Selain itu, mengingat sekitar kawasan yang tidak memiliki banyak penghijauan, maka digunakan konsep Biophilic
yang digunakan dalam bangunan dan tapak untuk meningkatkan konektivitas pengguna dengan lingkungan alam
melalui kondisi ruang dan tempat. Selain itu, untuk memeluk identitas Yogyakarta yang kaya sejalan dengan waktu,
bangunan hotel ini diharapkan dapat memiliki gaya arsitektur yang "abadi" namun tetap menghormati sejarah yang
membentuk kota Yogyakarta ini dengan Konsep Historic & Lasting.
Gambar : Diagram Konsep Zoning pada keraton Gambar : Pembagian zoning pada tapak berdasarkan
menggunakan axis imajiner konsep imajiner keraton
Setelah memasukkan kepada tapak, dapat terlihat axis imajiner dan pengaplikasian axis imajiner kraton tersebut pada
peletakan perancangan tapak dan bangunan.
11
Beberapa pengaruh dari kelokalan dan konsep historik namun abadi juga dapat terlihat dari tampak bangunan yang
memadukan kekhasan arsitektur tradisional jawa, arsitektur indische, juga dengan gaya modern yang dapat
menunjukkan keabadian bangunan tanpa melupakan nilai historis yang ada pada Yogyakarta.
Kelokalan Yogyakarta dapat dilihat dari atap joglo yang digunakan pada bagian entrance dan podium yang pada
keraton disimbolkan sebagai penyambut bagi tamu. Sedangkan arsitektur indische dapat dilihat dari bentuk bangunan
yang simetris dan penggunaan ritme vertikal dan horizontal sama kuatnya. Sedangkan pada sisi modern dapat dilihat
dari penggunaan bahan dan penyederhanaan elemen estetika.
12
BAB 5
KONSEP SISTEM
Untuk tanggap bencana yang tidak diinginkan, disediakan sirkulasi evakuasi dan FCC, dan perlu diketahui volume
bangunan untuk menentukan jalur akses yang mana terhitung bahwa bangunan memiliki volume 52,599 m³. Maka
disediakan jalur akses sepanjang seperempat keliling gedung yaitu 59.48 m. Dan tersedia jalur sepanjang 134.2
meter pada tapak yang dapat digunakan sebagai jalur akses
Tabel : Volume Bangunan Gedung untuk Penentuan Jalur Akses Gambar : Jalur Akses Kebakaran
Sumber : SNI Sumber : Data Pribadi
Sistem penghawaan alami pun digunakan pada bagian restoran dan bar agar suasana makan dapat bercampur
dengan alam yang disediakan pada taman belakang dan kolam renang.
13
Gambar : Skema Cross Ventilation Gambar : Inner Courtyard
Sumber : Data Pribadi Sumber : Data Pribadi
14
Skema : SIstem Air Kotor Skema : Peletakan SIstem Air Kotor
Sumber : Data Pribadi Sumber : Data Pribadi
15
Skema : SIstem Air Hujan
Sumber : Data Pribadi
5.3.5. Penangkal Petir
Penangkal petir digunakan sebagai penyalur listrik dari petir ke tanah. Penangkal petir digunakan untuk
mencegah resiko berbahaya yang dihasilkan petir. Maka dari itu, pemasangan benda ini sangat amat
disarankan. Penangkal petir ini dapat digunakan untuk gedung olahraga dengan konduktor baik, maka listrik
dapat dialirkan dengan resiko minim.
16
Gambar : Lobby Lift di Basement Gambar : Lobby Lift di Lantai Dasar Gambar : Lobby Lift di Lantai Tipikal
Sumber : Data Pribadi Sumber : Data Pribadi Sumber : Data Pribadi
Kelebihan lainnya:
● Dengan adanya inti di dalam sistem rigid frame membuat struktur rigid frame and core menjadi lebih stabil.
Terutama bertahan terhadap gaya torsi atau puntir pada bangunan
● Sistem utilitas dan shaft yang tersentralisasi pada core membuat pengawasan dan maintenance yang
mudah, serta lebih simple, efisien dan praktis.
● Adanya elemen linear yang dapat menahan gaya lateral.
Gambar : Dilatasi dengan Konsol Gambar : Filter Air Reverse Osmosis Plant
Sumber : Niri Rubber Sumber : Alibaba
17
5.4.3. Perhitungan Pendekatan Struktur
A. Kolom
Kolom Tower
Luas Area yang ditanggung 40.5
Beban Lantai 2000
Jumlah Lantai 10
Koefisien Tegangan Ijin 350
Koefesien Keamanan 3
Area Kolom 6942.857143
Sisi Kolom 83.32380898 85 x 85 cm
Kolom Podium
Luas Area yang ditanggung 58.5
Beban Lantai 2000
Jumlah Lantai 4
Koefisien Tegangan Ijin 350
Koefesien Keamanan 3
Area Kolom 4011.428571
Sisi Kolom 63.33583955 65x 65 cm
Kolom Boh
Luas Area yang ditanggung 20.25
Beban Lantai 2000
Jumlah Lantai 2
Koefisien Tegangan Ijin 350
Koefesien Keamanan 3
Area Kolom 694.2857143
Sisi Kolom 26.34930197 30 x 30 cm
B. Balok
B1 Balok Anak B1
Bentang Balok 10 m Bentang Balok 10 m
H Balok 50 cm H Balok 25 cm
B Balok 25 cm B Balok 12.5 cm
B2 Balok Anak B2
Bentang Balok 9 m Bentang Balok 9 m
H Balok 45 cm H Balok 30 cm
B Balok 22.5 cm B Balok 15 cm
B3 Balok Anak B3
Bentang Balok 7 m Bentang Balok 7 m
H Balok 35 cm H Balok 30 cm
B Balok 17.5 cm B Balok 15 cm
B4 Balok Anak B4
Bentang Balok 6 m Bentang Balok 6 m
H Balok 30 cm H Balok 30 cm
18
B Balok 15 cm B Balok 15 cm
B5 Balok Anak B5
Bentang Balok 4.5 m Bentang Balok 4.5 m
H Balok 30 cm H Balok 30 cm
B Balok 15 cm B Balok 15 cm
C. Pondasi
Pondasi yang digunakan adalah bore pile yang pada proses pengeborannya akan menggunakan mini crane
karena dibutuhkan pondasi berdiameter 30 cm, 40 cm, 50 cm, 60 cm, sampai dengan 80 cm.
Pondasi Tower
P per tiang 241780
Qc 150 kg/cm2
A 7850 cm2
FK1 5
Jhp 180 kg/cm2
O 314 cm
FK2 9
R Tiang Panjang 50 cm
D Tiang Pancang 100 cm
Beban yang dapat ditanggung 810000
Jumlah Tiang Pancang 3.350153032
≈4
Pondasi Podium
P per tiang 152604
Qc 150 kg/cm2
A 5024
FK1 5
Jhp 180 kg/cm2
O 94.2 cm
FK2 9
R Tiang Panjang 40 cm
D Tiang Pancang 80 cm
Beban yang dapat ditanggung 468000
Jumlah Tiang Pancang 3.066761029
≈4
Pondasi BOH
P per tiang 86664
Qc 150 kg/cm2
A 2826
FK1 5
Jhp 180 kg/cm2
O 94.2 cm
FK2 9
19
R Tiang Panjang 30 cm
D Tiang Pancang 60 cm
Beban yang dapat ditanggung 121500
Jumlah Tiang Pancang 1.401966214
2
Gambar : Sprinkler Gambar : APAR Gambar : Smoke Detector Gambar : Fire Alarm
Sumber : Google Images Sumber : Google Images Sumber : Google Images Sumber : Google Images
Selain itu, rancangan juga dilengkapi dengan tangga kebakaran sesuai dengan standar dengan radius 20 meter
(maksimal 24 meter). Tangga kebakaran berada di core yang tahan api dengan dilengkapi lift yang dapat digunakan
oleh pemadam kebakaran. Core juga dilengkapi dengan sistem pengendali asap di ruang evakuasinya dengan pintu
kebakaran sebagai penghalang asap yang dilengkapi dengan alat penutup pintu otomatis, sehingga pintu kebakaran
dapat menutup sendiri secara otomatis, juga didesain dapat tertutup secara rapat sehingga tidak terdapat celah yang
menyebabkan asap masuk ke ruang akses evakuasi.
Gambar : Peletakan Core Akses Gambar : Core Akses Kebakaran Gambar : Sistem Pengendalian
Kebakaran Sumber : Data Pribadi Asap
Sumber : Data Pribadi Sumber : Data Pribadi
Untuk sirkulasi evakuasi dan FCC, diperlukan diketahui volume bangunan untuk menentukan jalur akses yang mana
terhitung bahwa bangunan memiliki volume 52,599 m³. Maka disediakan jalur akses sepanjang seperempat keliling
gedung yaitu 59.48 m. Dan tersedia jalur sepanjang 134.2 meter pada tapak yang dapat digunakan sebagai jalur
akses
20
Tabel : Volume Bangunan Gedung untuk Penentuan Gambar : Jalur Akses Kebakaran
Jalur Akses Sumber : Data Pribadi
Sumber : SNI
21