Anda di halaman 1dari 22

TIPOLOGI BANGUNAN RUMAH TINGGAL KARYA ARSITEK YU SING

Pratama Wiguna Aji1 , Firdaus Alfarizi D.H2, Gebi3


1Mahasiswa Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura
2Mahasiswa Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura
3Mahasiswa Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura

pratamawiguna13@student.untan.ac.id

ABSTRAK
Kebutuhan manusia akan tempat tinggal mendorong pesatnya pertumbuhan pembangunan
rumah tinggal . Kini permasalahan dalam membangun rumah tinggal semakin kompleks tidak
terlepas dari masalah lahan yang sempit, gaya hidup masyarakat yang berubah mengikuti zaman,
material-material arsitektural maupun struktural yang makin mahal. Salah satu arsitek yang
berfokus pada perancangan pembangunan rumah tinggal adalah arsitek Yu Sing. Karya rumah
tinggal dengan penyelesaian berbagai masalah kebutuhan, konteks, permasalahan, dan lokasi yang
berbeda, menarik untuk dipelajari tipologi bangunan rumah tinggal yang dirancang oleh Yu Sing.
Penelitian ini membahas bagaimana tipologi bangunan rumah tinggal karya arsitek Yu Sing. Yu Sing
melakukan pendekatan desain karakter penghuninya, pemanfaatan sisa bahan material, integrasi
taman dengan ruang dalam, desain ramah lingkungan, analisis biaya pembangunan, dan berbagai
metode desain yang diterapkan pada rumah tinggal yang ia rancang. Metode penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian kausal-komparatif dengan pendekatan
kualitatif. Variabel penelitian mencakup organisasi ruang, hubungan ruang, sirkulasi, transformasi
bentuk, dan material bangunan yang digunakan pada rumah tinggal karya arsitek Yu Sing yang
menjadi parameter dalam mengidentifikasi tipologi bangunan rumah tinggal yang ia rancang. Hasil
yang ingin dicapai atau output dari penelitian ini yaitu berupa identifikasi objek arsitektur rumah
tinggal karya arsitek Yu Sing.

Kata kunci : Tipologi, Rumah Tinggal, Yu Sing

ABSTRACT
Human needs for house encourage the rapid growth of residential construction. Now the
problem in building more complex houses cannot be separated from the problem of narrow land,
people's lifestyles that change with the times, architectural and structural materials that are
increasingly expensive. One architect who focuses on the design of residential development is
architect Yu Sing. Residential work with various problems, needs, contexts, problems and different
vii locations, is interesting to study typology of residential buildings designed by Yu Sing. This study
discusses how the typology of residential buildings by architect Yu Sing. Yu Sing approached the
character design of its inhabitants, the use of the remaining materials, the integration of the park
with the interior space, environmentally friendly design, analysis of development costs, and various
design methods applied to the house he designed. The research method used in this study is a
causal-comparative research method with a qualitative approach. The research variables include
spatial organization, spatial relations, circulation, shape transformation, and building materials
used in residential buildings by architect Yu Sing, which are the parameters in identifying the
typology of residential buildings he designed. The results to be achieved or the output of this
research is in the form of identification of architectural objects of residence by architect Yu Sing.

Key words : Typology, House, Yu Sing.

1. Pendahuluan

Kebutuhan manusia akan tempat tinggal mendorong pesatnya pertumbuhan pembangunan


rumah tinggal. Rumah tinggal merupakan tempat berlindung dan tempat untuk aktivitas sehari-hari.
Dewasa ini rumah tinggal tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan tempat tinggal tetapi lebih dari itu,
seperti kebutuhan akan kenyaman, keindahan, dan lainya. Berbagai pertimbangan dalam
merencanakan pembangunan rumah tinggal mulai kebutuhan dan fungsi dari rumah itu sendiri. Kini

Hal 1
permasalahan dalam membangun rumah tinggal semakin kompleks tidak terlepas dari masalah lahan
yang sempit, gaya hidup masyarakat yang berubah mengikuti zaman, materialmaterial arsitektural
maapun struktural yang makin mahal, dan masalah lainnya. Untuk menyiasati masalah-masalah diatas
perlunya perencanaan yang baik serta desain yang maksimal agar masalah-masalah dalam
pembanguna rumah tinggal dapat terselesaikan.
Salah satu arsitek yang berfokus pada perancangan pembangunan rumah tinggal adalah arsitek Yu
Sing. Yu Sing lahir di Bandung 5 Juli 1976, menempuh pendidikan Teknik Arsitektur di Universitas
Teknologi Bandung pada 1994 dan lulus pada 1999. Setelah lulus Ia memberanikan diri mendirikan
studio arsitektur dengan nama GENESIS. Yu Sing berkomitmen untuk membantu desain rumah murah,
hal itu merupakan salah satu impian dan tujuan hidupnya. Melalui berbagai keluh kesah terhadap
kondisi arsitektur dan kebutuhan masyarakat akan tempah tinggal, serta dari pengalaman membangun
rumah sendiri dan rumah ibunya, Yu Sing menetapkan cita-citanya untuk membangun 100 rumah
murah. Ternyata tanggapan masyarakat sangat mengejutkan, dari berbagai daerah di Indonesia
menghubungi Yu Sing untuk meminta bantuan desain. Karya rumah tinggal dengan penyelesaian
berbagai masalah kebutuhan, Konteks, permasalahan, dan lokasi yang berbeda, menarik untuk
dipelajari tipologi bangunan rumah tinggal 2 yang dirancang oleh Yu Sing. Penelitian ini muncul karena
ingin mengetahui bagaimana tipologi bangunan rumah tinggal karya Yu Sing yang membawakan konsep
berbeda pada rumah tinggal pada umumnya. Oleh karena itu, penulis mengambil judul “Tipologi
Bangunan Rumah Tinggal Karya Arsitek Yu Sing”. Dalam penelitian ini akan diidentifikasi tujuh
bangunan rumah tinggal karya Yu Sing mengacu pada teori-teori tipologi bangunan. Selanjutnya, pada
akhir pembahasan penulis akan menyimpulkan tipologi bangunan rumah tinggal karya arsitek Yu Sing.

2. Kajian Literatur

2.1 Definisi Rumah Tinggal


Rumah tinggal adalah rumah yang hanya digunakan untuk tempat tinggal (KBBI online). Rumah
tinggal merupakan salah satu kebutuhan dasar bagi manusia (primer) disamping kebutuhan sandang
dan pangan. Dikatakan sebagai kebutuhan dasar karena merupakan unsur yang harus dipenuhi guna
menjamin kelangsungan hidup manusia.Rumah menjadi tempat berlindung dari cuaca dan lingkungan
sekitar yang, menyatukan keluarga, meningkatkan tumbuh kembang manusia, dan menjadi bagian dari
gaya hidup (Wicaksono dalam Hendra Simbolon dkk (2017:47).
Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana
pembinaan keluarga. (UU No.4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman). Rumah dalam arti
fisik, merupakan tempat sebagian besar kegiatan domestik dilakukan, termasuk cara
mengkomunikasikan gagasan atau ekspresi diri penghuni yang terikat budaya (Fillia Mutiara Sari dan
Dhani Mutiari, 2014:218) . Rumah dapat dimengerti sebagai tempat perlindungan, untuk menikmati
kehidupan, beristirahat dan bersuka ria bersama keluarga. Di dalam rumah, penghuni memperoleh
kesan pertama dari kehidupanya di dalam dunia ini. Rumah harus menjamin kepentingan keluarga,
yaitu untuk tumbuh, memberi kemungkinan untuk hidup bergaul dengan tetangganya, lebih dari itu
rumah harus memberi ketenangan, kesenangan, kebahagiaan dan kenyamanan pada segala peristiwa
hidupnya (Heinz Frick dalam Juwito dkk 2018:112 ).

2.2 Studi Tentang Ruang


Secara harfiah, ruang (space) berasal dari bahasa Latin, yaitu spatium yang berarti ruangan atau
luas (extent). Jika dilihat dalam bahasa Yunani dapat diartikan sebagai tempat (topos) atau lokasi
(choros) yaitu ruang yang memiliki ekspresi kualitas tiga dimensi (Fairuuz Syafiqoh Firdausi dan Endy
Yudho Prasetyo, 2017:78). Ruang adalah bagian dari bangunan yang berupa rongga, sela yang 7 terletak
diantara dua obyek dan alam terbuka yang mengelilingi dan melingkup kita (Josef Prijotomo) dalam
Irawan Surasetja (2007:8).
Ruang – ruang umumnya tersusun atas sejumlah ruang yang berkaitan satu sama lain menurut
fungsi, jarak, atau alur gerak (Ching, 1996:178) . Lebih lanjut, Ching menjelaskan tentang hubungan
ruang dan organisasi ruang. Hubungan ruang meliputi : (1) Ruang di dalam ruang, (2) Ruang-ruang yang
saling berkaitan, (3) Ruang-ruang yang bersebelahan, (4) Ruang-ruang dihubungkan oleh ruang
bersama. Ching (1996:188-220) menyebutkan bahwa organisasi ruang dapat dibagi menjadi 5 bagian,

Hal 2
yaitu : (1) Organisasi terpusat, (2) Organisasi linier, (3) Organisasi radial, (4) Organisasi cluster, (5)
Organisasi grid.

2.3 Studi Tentang Sirkulasi


Sirkulasi menurut Suptandar (1999) dalam Dyan Agustin dkk (2018:190) adalah pengarahan yang
terjadi dalam ruang, kesan langsung terhadap ruangan dipengaruhi oleh sirkulasi-sirkulasi yang
terorganisir dengan baik. Mahabella (2010) dalam Rosawati Saputri dkk (2016) menjelaskan bahwa alur
sirkulasi pada bangunan rumah tinggal dibedakan menjadi dua, yaitu sirkulasi utama dan sirkulasi
sekunder. Sirkulasi utama ditemukan pada bagian ruang dalam bangunan yang menerus dari depan
sampai belakang bangunan, sedangkan alur sirkulasi sekunder ditemukan di bagian samping bangunan.
Sirkulasi sekunder dapat berupa koridor atau gang kecil untuk menuju halaman belakang atau bagian
belakang rumah. Pada beberapa rumah, sirkulasi sekunder berupa pintu yang menghubungkan rumah
pemilik dengan rumah tetangga yang hanya dapat diakses oleh pemilik dan terletak di bagian belakang
rumah atau koridor.
Menurut Ching (1996:264), unsur-unsur sirkulasi komponen-komponen prinsip suatu sistem
sirkulasi bangunan sebagai unsur-unsur positif yang mempengaruhi presepsi kita tentang bentuk dan
ruang-ruang bangunan serta arah pergerakannya adalah : (1) Pencapaian bangunan, terdiri dari
pencapaian langsung, tersamar, dan berputar. (2) Pintu masuk, Pintu masuk dapat dikelompokkan
sebagai berikut: rata, menjorok ke dalam. Pintu masuk yang rata mempertahankan kontinuitas
permukaan dindingnya dan jika diinginkan dapat juga sengaja dibuat tersamar. (3) Bentuk ruang
sirkulasi, terdiri dari ruang sirkulasi tertutup, terbuka pada salah satu sisinya, dan terbuka pada kedua
sisinya. (4) Hubungan jalur dan ruang terdiri dari melalui ruang-ruang, menembus ruang-ruang, dan
berakhir dalam ruang.

2.4 Studi Tentang Orientasi


Bangunan Menurut Setyo Soetiadji (Soetiadji S, 1986) dalam Banmban Yuuwono (2007) orientasi
adalah suatu posisi relatif suatu bentuk terhadap bidang dasar, arah mata angin, atau terhadap
pandangan seseorang yang melihatnya. Dengan berorientasi dan kemudian mengadaptasikan situasi
dan kondisi setempat, bangunan kita akan menjadi milik lingkungan. Jenis orientasi menurut Setyo
Soetiadji adalah : (1) Orientasi terhadap garis edar matahari yang merupakan suatu bagian yang elemen
penerangan alami. Namun pada daerah beriklim tropis penyinaran dalam jumlah yang berlebihan akan
menimbulkan suatu masalah, sehingga diusahakan adanya elemen-elemen yang dapat mengurangi
efek terik matahari. (2) Orientasi pada potensi-potensi terdekat, merupakan suatu orientasi yang lebih
bernilai pada sesuatu, bangunan dapat mengarah pada suatu tempat 13 atau bangunan tertentu atau
cukup dengan suatu nilai orientasi positif yang cukup membuat hubungan filosofisnya saja. (3)
Orientasi pada arah pandang tertentu, yang biasanya mengarah pada potensipotensi yang relatih jauh,
misalnya arah laut, atau pemandangan alam.

2.5 Studi Tentang Zoning Ruang


Menurut Suptandar (1999) dalam Dyan Agustin, dkk (2018) pembagian zoning akan
mempengaruhi aktivitas penghuni dan perabot di daerah zona tersebut. Ada empat kelompok zoning
yaitu area dalam rumah tinggal , antara lain : a. Ruang publik, yaitu ruang yang bisa diakses oleh semua
pengguna, misalnya ruang tamu, teras. b. Ruang semi publik, yaitu ruang yang hanya bisa diakses oleh
anggota keluarga, misalnya ruang keluarga, ruang makan c. Ruang privat, yaitu ruang yang bersifat
pribadi misalnya ruang tidur d. Servis, mencakup kamar mandi, dapur dan garasi. Pengelompokan
ruang tersebut sangatlah penting karena bisa berpengaruh pada aktivitas didalam rumah.

2.6 Studi Tentang Tipologi


Tipologi secara etimologi berasal dari kata typos yang artinya akar dari (the roof of) dan kata logos
yang arti sederhananya pengetahuan atau ilmu, sehingga secara sederhana tipologi merupakan suatu
cabang dari ilmu pengetahuan atau pengetahuan tentang asal usul atau karakteristik dasar dari suatu
obyek (Budiharjo, 1984) dalam Harley (2006:9). Tipologi merupakan sebuah bidang yang
mengklasifikasikan, menjelaskan, sifat dasar ke dalam tipe-tipe tertentu dengan cara memilah bentuk
keragaman dan kesamaan jenis. Aspek-aspek yang dapat di klasifikasikan berupa fungsi, bentuk, dan
Hal 3
gaya ( Moneo (1976) dalam Dedi Setiawan dan Tin Budi Utami, 2016:16). 14 Menurut Faisal (2014)
dalam Sigit Ashar Setyoaji dkk (2015:112), tipologi adalah ilmu dan pengetahuan yang memfokuskan
ke aspek identifikasi tipe serta karakteristik dan pengklasifikasian atau pengelompokan sebuah objek
atau dapat pula disebut sebagai taksonomi.
Habraken (1988) dalam Larry Tyrone dan Tarore Ivan R.B Kaunang (2016:2) mengidentifikasikan
tipologi arsitektur dalam sebuah parameter pola analisis yang berkaitan dengan Tipologi Galgeon, yang
bertolak dari dasar perancangan arsitektur yang dipelopori oleh Vitruvius, parameter tersebut adalah:
(1) Sistem Spasial, sistem ini berhubungan dengan pola ruang, orientasi, dan hierarkinya. (2) Sistem
Fisik, sistem fisik dan kualitas figural berhubungan dengan wujud, pembatas ruang, dan karakter
bahannya. (3) Sistem Stilistik, berhubungan dengan elemen atap, kolom, bukaan, dan ragam hias
bangunan. Beberapa aspek yang dapat digunakan untuk melakukan kajian tipologi dalam ranah
arsitektur antara lain fungsi, bentuk, karakteristik, dan gaya (Kukuh Rizki Satriaji, 2018:357). Menurut
Sulistijowati (1991:12) dalam Asyra Ramadanta (2010:2) pengenalan tipologi akan mengarah pada
upaya untuk mengkelaskan, mengelompokkan atau mengklasifikasikan berdasar aspek atau kaidah
tertentu. Aspek tersebut antara lain: (1) Fungsi (meliputi penggunaan ruang, struktural, simbolis, dan
lain-lain). (2) Geometrik (meliputi bentuk, prinsip tatanan, dan lain-lain). (3) Langgam (meliputi periode,
lokasi atau geografi, politik atau kekuasaan, etnik dan budaya, dan lain-lain).

3. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian kausal-
komparatif dengan pendekatan kualitatif. Metode kausalkomparatif adalah perbandingan antara dua
kelompok atau lebih dari suatu variabel tertentu (Arifin, 2012) dalam (Clarissa Monica Gunawan,
2017:44).Pendekatan kualitatif merupakan metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
postpositivisme, yang lebih menekankan pada aspek pemahaman secara mendalam terhadap suatu
fenomena (Danu Eko Agustinova, 2015: 10).

4. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah bangunan rumah tinggal karya arsitek Yu Sing yang dibatasi jumlahnya
menjadi 7 (tujuh) objek yang terdapat dalam buku “Mimpi Rumah Murah Yu Sing” yang akan diteliti
dengan masing-masing objek tersebar di berbagai daerah di Indonesia yaitu:

1.Rumah Daur Ulang


Proyek : Perbaikan Rumah Caringin
Lokasi : Caringin, Bandung
Luas rumah/lahan : 126 m2 / 240 m2
Pemilik : Dodi dan Wiwin
Perkiraan biaya : Rp 1.000.000/m2
Tim desain : Yu Sing, Benyamin Narkan, Lya
Alathas, dan Iwan Gunawan

2.Rumah Lokal dan Masa Kini

Proyek : Rumah Purnama Pontianak


Lokasi : Jln.Purnama, Pontianak Kalimanta Barat
Luas rumah/lahan : 179,5 m2 / 200 m2
Pemilik : Heru dan Sabina
Perkiraan biaya : Rp 900.000/m2
Tim desain : Yu Sing, Benyamin Narkan, Christia Lesmana, dan Iwan Gunawan

Hal 4
3.Rumah Mimpi Buruk dan Mimpi Indah

Proyek : Rumah Rempoa Tangerang


Lokasi : Jl.Garuda II, Rempoa, Tangerang, Banten
Luas rumah/lahan : 122 m2 / 168 m2
Pemilik : Fuad dan Nana
Perkiraan biaya : Rp 1.500.000/m2
Tim desain : Yu Sing, Benyamin Narkan, Christian Lesmana, Iwan
Gunawan, dan Rufina Prgaono

4.Rumah Publik

Proyek : Rumah Permata Indah, Palembang


Lokasi : Perumahan Ogan Permata Indah, Palembang
Luas rumah/lahan : 156,725 m2 / 204 m2
Pemilik : Arianto dan Maria Rachmatika
Perkiraan biaya : Rp 1.500.000/m2
Tim desain : Yu Sing, Lya Alathas, dan Iwan Gunawan
Iwan Gunawan, dan Gisela Nifili
5.Rumah Liburan

Proyek : Rumah Selong, Lombok


Lokasi : Perumahan Gang Seroja, Selong, Lombok Timur, NTB
Luas rumah/lahan : 109,5 m2 / 188,5 m2
Pemilik : Mustara Hadi dan Yulia Fitriani
Perkiraan biaya : Rp 1.250.000/m2
Tim desain : Yu Sing, Benyamin Narkan, dan Christian Lesmana

6.Rumah Cinta Segitiga

Proyek : Rumah Setiabudi Regency, Bandung


Lokasi : Perumahan Setiabudi Regency, Bandung
Luas rumah/lahan : 169 m2 / 233 m2
Pemilik : Pramudya dan Susan
Perkiraan biaya : Rp 1.500.000/m2
Tim desain : Yu Sing, Benyamin Narkan, Yanuar Pratama, dan Eguh
Eguh Murthi Pramono

7.Rumah 700 Pohon dan Satu Rumah

Proyek : Rumah Kiarasari, Bandung


Lokasi : Perumahan Kiarasari, Terusan Kiara Condong,
Bandung, Jawa Barat
Luas rumah/lahan : 130 m2 / 172 m2
Pemilik : Pudji Basuki dan Tina Wijayanti
Perkiraan biaya : Rp 1.500.000/m2
Tim desain : Yu Sing dan Luke Loman

5. Pembahasan
Variabel dalam identifikasi tipologi rumah tinggal karya arsitek Yu Sing diantranya adalah
hubungan ruang, organisasi ruang, sirkulasi hubungan jalur dan ruang, sirkulasi pintu masuk,
orientasi bangunan, dan zoning ruang.

Hal 5
5.1 Identifikasi Hubungan Ruang

Hal 6
Hal 7
(Sumber : Penulis,2020)
Tabel 1 : Identifikasi Hubungan Ruang

Hal 8
5.2 Identifikasi Organisasi Ruang

Hal 9
(Sumber : Penulis,2020)
Tabel 2 : Identifikasi Organisasi Ruang

5.3 Identifikasi Sirkulasi Pintu Masuk

Hal 10
IDENTIFIKASI SIRKULASI
PINTU MASUK

Hal 11
IDENTIFIKASI SIRKULASI
PINTU MASUK

(Sumber : Penulis,2020)
Tabel 3 : Identifikasi Sirkulasi Pintu Masuk

5.4 Identifikasi Sirkulasi Hubungan Jalur dan Ruang

IDENTIFIKASI SIRKULASI
HUBUNGAN JALUR DAN RUANG

Hal 12
IDENTIFIKASI SIRKULASI
HUBUNGAN JALUR DAN RUANG

Hal 13
IDENTIFIKASI SIRKULASI
HUBUNGAN JALUR DAN RUANG

(Sumber : Penulis,2020)
Tabel 4 : Identifikasi Sirkulasi Hubungan Jalur dan Ruang

5.5 Identifikasi Orientasi Bangunan

Hal 14
Hal 15
(Sumber : Penulis,2020)
Tabel 5 : Identifikasi Orientasi Bangunan

Hal 16
5.6 Identifikasi Zoning Ruang

Hal 17
Hal 18
(Sumber : Penulis,2020)
Tabel 6 : Identifikasi Zoning Ruang

6. Kesimpulan

1. Tipologi hubungan ruang dari 7 rumah tinggal karya arsitek Yu Sing cenderung hubungan ruang-
ruang bersebelahan dan hubungan ruang yang dihubungkan oleh ruang bersama.
2. Tipologi organisasi ruang dari 7 rumah tinggal karya arsitek Yu Sing cenderung organisasi ruang
cluster dengan membagi ruang-ruang dalam 2 massa bangunan.
3. Tipologi sirkulasi pintu masuk dari 7 rumah tinggal karya arsitek Yu Sing cenderung menjorok ke
dalam dan menjorok ke luar.
4. Tipologi sirkulasi hubungan jalur dan ruang dari 7 rumah tinggal karya arsitek Yu Sing cenderung
hubungan jalur dan ruang melewati ruang-ruang dan menembus ruang-ruang.
5. Tipologi orientasi bangunan dari 7 rumah tinggal karya arsitek Yu Sing cenderung menghadap ke
jalan.
6. Tipologi zoning ruang dari 7 rumah tinggal karya arsitek Yu Sing cenderung sebagai berikut :
-Ruang publik cenderung berada di depan dan tengah.
-Ruang privat cenderung di belakang.
-Ruang privat cenderung berada di tengah dan belakang.
-Ruang servis cenderung berada di depan dan belakang.

Hal 19
Ucapan Terima Kasih

Alhamdulillahirabbil ‘alamin segala puji hanya milik Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Dengan rahmat-Nya ,
penulis dapat menyelesaikan laporan ini hingga selesai dengan judul “Tipologi Bangunan Rumah
Tinggal Karya Arsitek Yu Sing” . Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen
pembimbing bapak Muhammad Ridha Alhamdani, ST., M.Sc yang memberikan bimbingan dan biaya
selama proses penelitian ini berlangsung.

Referensi

Agustin, Dian; Niniek Anggraini, Erwin Djuni. 2018. Pengaruh Tata Ruang Terhadap Perilaku Penghuni
Pada Perumahan Type 21m2. Surabaya: Program Studi Arsitektur, Fakultas Arsitektur dan
Desain, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur. Seminar Nasional.
Teknologi Terapan Berbasis Kearifan Lokal (Snt2bkl) Issbn : 978-60271928-1-2.

Agustinova, Danu Eko. 2015. Memahami Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Calpulis.

Ching, Francis D.K. 1996 . Arsitektur Bentuk, Ruang, dan Tatanan Edisi Kedua .Jakarta : Penerbit
Erlangga.

Gunawan, Monica Clarissa. 2017. Studi Komparatif Pengaruh Perubahan Tampilan Visual Desain
Interior Gerai Coach terhadap Minat Beli Konsumen di Surabaya. Surabaya: Universitas
Kristen Petra. Jurnal Intra. Vol.5, No.1, 2017:44.

Juwito; Junianto HW; Erna Winarsih. 2018. Studi Ekologis Dalam Perencanaan Rumah Tinggal Di
Nganjuk. Malang: Program Studi Magister Arsitektur Pascasarjana Universitas Merdeka
Malang. Local Wisdom Scientific Online Journal ISSN: 2086-3764.Vol.10, No.2, 2018:112.

Karisztia Arthantya Dwi; Galih Widjil Pangarsa; Antariksa. 2008. Tipologi Façade Rumah Tinggal
Kolonial Belanda Di Kayutangan – Malang. E-jurnal Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya. Vol.1, No.2.

KBBI.Kemdikbud.go.id (online) ©2016

Lihawa, Harley Rizal. 2006. Tipologi Arsitektur Rumah Tinggal (Studi Kasus Masyarakat Tondano (JATON)
Di Desa Reksonegoro Kabupaten Gorontalo. Yogyakarta: Tesis Program Studi Arsitektur
Universitas Gadjah Mada.

Pujileksono, Sugeng. 2015. Metode Penelitian Komunikasi Kualitatif. Malang : Kelompok Intrans

Hal 20
Publishing.
Ramadanta, Asyra. 2010. Kajian Tipologi Dalam Pembentukan Karakter Visual Dan Struktur Kawasan.
Palu: Jurusan Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tadulako. Jurnal Smartek. Vol. 8,
No. 2, 2010:2.

Rumiawati, Asnah; Yuri Hermawan Prasetyo. 2013. Identifikasi Tipologi Arsitektur Rumah Tradisional
Melayu Di Kabupaten Langkat Dan Perubahannya. Medan : Pusat Litbang Permukiman,
Badan Litbang Kementerian Pekerjaan Umum. Jurnal Permukiman. Vol.8, No.2.

Saputri, Rosawati; Antariksa; Lisa Dwi Wulandari. 2016. Sirkulasi Bangunan Rumah Tinggal Kampung
Kauman Kota Malang. Malang: Jurusan Arsitektur, Universitas Brawijaya. Jurnal Mahasiwa
Arsitektur.Vol.4, No.1.

Sari, Fillia Mutiara ; Dhani Mutiari. 2014. Perbandingan Rumah Tinggal Tradisional Jawa Dan Rumah
Tinggal Modern Di Surakarta. Surakarta: Program Studi Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik,
Universitas Muhammadiyah Surakarta. Jurnal Sinektika. Vol.14, No.2, 2014:218.

Satriaji, Kukuh Rizki. 2018. Studi Tipologi Dan Orientasi Rumah Pada Kawasan Permukiman Padat Di
Astana Anyar, Tegallega, Kota Bandung (A Study Of House Typology And Orientation In
Densely Populated Area In Astana Anyar, Tegallega, Bandung). Bandung: Institut Teknologi
Bandung. Jurnal Sosioteknologi. DOI: 10.5614/sostek.itbj.2018.17.3.3. Vol.17, No.3,
2018:357.

Setiawan, Dedi; Tin Budi Utami. 2016. Tipologi Perubahan Elemen Fasad Bangunan Ruko Pada Penggal
Jalan Puri Indah, Jakarta Barat. Jakarta: Program Studi Teknik Arsitektur, Universitas Mercu
Buana. Vitruvian: Jurnal Arsitektur, Bangunan, dan Lingkungan ISSN: 20888201. Vol.6, No.1,
2016:16.

Setyabudi, Irawan; Antariksa; Agung Murti Nugroho. 2012. Tipologi Dan Morfologi Arsitektur Rumah
Jengki Di Kota Malang Dan Lawang. Malang: Program Magister dan Doktor Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya. E-jurnal arsitektur.Vol.5,No.1.

Setyoaji, Ashar; R.Siti Rukayah; Bambang Supriyadi. 2015. Tipologi Dan Konsep Integrasi Pada
Lingkungan Bangunan Pendidikan Dengan Karakter Arsitektur Kolonial Di Jalan Kartini Kota
Salatiga. Semarang: Program Studi Magister Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas
Diponegoro. Jurnal Teknik. Vol.36, No.2, 2015:112.

Hal 21
Simbolon, Hendra; Irma Novrianty Nasution. 2017. Desain Rumah Tinggal Yang Ramah Lingkungan
Untuk Iklim Tropis. Medan : Program Studi D-3 Teknik Sipil, Fakultas Teknik UNIMED. Jurnal
Education Building. Vol.3 , No 1, Hal : 47.

Sing, Yu. 2009. Mimpi Rumah Murah. Jakarta Selatan : Transmedia Pustaka.

Siswanto, Victoria Aries. 2011. Strategi dan Langkah-Langkah Penelitian. Yogyakarta : Graha Ilmu
Siyoto, Sandu; M.Ali Sodik. 2015. Dasar Metodologi Penelitian.Yogyakarta: Literasi Media Publishing.

Surasetja, Irawan. 2007. Fungsi, Ruang, Bentuk Dan Ekspresi Dalam Arsitektur. Bandung: Jurusan
Pendidikan Teknik Bangunan – FPTK – UPI. Bahan Ajar : TA 110 – Pengantar Arsitektur hlm.8.

Surjana, Tjetjeng Sofjan; Ardiansyah. 2013. Perancangan Arsitektur Ramah Lingkungan: Pencapaian
Rating Greenship GBCI. Lampung: Program Studi Arsitektur Universitas Bandar Lampung. JA.
No.3 ,Vol.2. 2013:9.

Tarore, Larry Tyrone; Sangkertadi; Ivan R.B. 2016. Karakteristik Tipologi Arsitektur Kolonial Belanda
Pada Rumah Tinggal Di Kawasan Tikala. Sulawesi Utara: Universitas Sam Ratulangi. Daseng:
Jurnal Arsitektur. Tidak ada volum dan nomor.

UU No.4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman.

Wedhantara, Biendra Azizi. 2014. Transformasi Tipologi Denah Bale Daja Pada Cottage Hotel Resort
Teluk Lebangan. Malang: Fakultas Teknik Universitas Brawijawa. Artikel Ilmiah Sebagai
Syarat Memperoleh Sarjana Teknik.

Widi, Restu Kartiko. 2010. Asas Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Yuuwono, A.Bamban. 2007. Pengaruh Orientasi Bangunan Terhadap Kemampuan Menahan Panas
Pada Rumah Tinggal Di Perumahan Wonorejo Surakarta. Semarang : Program Pascasarjana
Magister Teknik Arsitektur Universitas Diponegoro.

Hal 22

Anda mungkin juga menyukai