Pendahuluan
Barangsiapa lalai atau lupa mengalibrasi standar satuan panjang setiap bulan
purnama diancam dengan hukuman mati. Itulah resiko yang dihadapi oleh arsitek
resmi kerajaan yang bertanggungjawab atas pembangunan kuil-kuil dan piramid-
piramid Firaun pada jaman Mesir kuno, 3000 tahun sebelum Masehi. Satuan cubit
resmi yang pertama dinyatakan sebagai panjang lengan Firaun yang berkuasa, dari
siku hingga ke ujung jari tengah yang diluruskan, ditambah lebar tangannya.
Hasil pengukuran asli direkam dengan cara ditatah pada granit hitam. Standar
ukuran ini kemudian diperbanyak menggunakan granit atau kayu dan dibagi-
bagikan kepada para pekerja, dan para arsitek bertanggungjawab untuk
memeliharanya.
Demikianlah salah satu contoh pengukuran presisi yang terekam dalam
sejarah. Walaupun kisah di atas terjadi di suatu masa dan tempat yang jauh,
pentingnya pengukuran sudah disadari umat manusia pada umumnya. Sejarah
pengukuran yang sedikit lebih mutakhir adalah pencanangan Sistem Metrik di
Paris tahun 1799, dengan ditetapkannya dua buah benda standar terbuat dari
platinum satu mewakili meter, dan satu lagi mewakili kilogram, sebagai 'nenek
moyang' Sistem Internasional,Satuan yang kita kenal sekarang atau disingkat SI.
Memang, biaya untuk melakukan pengukuran cukup besar, namun
manfaatnya lebih besar lagi. Dengan demikian, metrologi telah menjadi bagian
dari hidup kita sehari-hari yang sangat alamiah dan vital. Komoditas seperti
sembako atau bahan bangunan diperjualbelikan berdasarkan berat atau ukuran; air
1
ledeng, listrik dan gas harus diukur, dan semua hal ini mempengaruhi kehidupan
pribadi kita. Kadar zat aktif dalam obat- obatan, pengukuran sampel darah, dan
keefektifan laser yang digunakan untuk pembedahan harus diukur dengan teliti
agar kesehatan dan keselamatan pasien terjamin. Hampir segala sesuatu kita
nyatakan dalam ukuran: suhu udara, tinggi badan, nilai kalori makanan, berat paket
kiriman, tekanan udara ban kendaraan, dan seterusnya. Hampir tidak mungkin kita
berbicara tanpa menggunakan kata-kata yang berkaitan dengan timbangan atau
ukuran.Kemudian, ada perdagangan, kegiatan ekonomi dan peraturan-peraturan
yang sangat bergantung pada timbangan dan ukuran. Seorang pilot pesawat terbang
harus mengamati dengan cermat ketinggian pesawat, arah, penggunaan bahan
bakar dan kecepatan; pengawas obat-obatan dan makanan mengukur kandungan
bakteri dan zat beracun; perusahaan membeli bahan baku berdasarkan timbangan
dan ukuran, dan menyatakan produknya dalam satuan yang serupa. Umumnya
setiap proses dipantau berdasarkan pengukuran, dan setiap penyimpangan akan
ketahuan dari hasil pengukuran tersebut. Pengukuran sistematis dengan tingkat
ketidakpastian yang terukur merupakan landasan pengendalian mutu di industri;
pada industri modern biaya untuk melakukan pengukuran memakan porsi 10%
hingga 15% dari ongkos produksi.
Ilmu pengetahuan sangat bergantung pada pengukuran. Para geolog mengukur
kekuatan gelombang kejut ketika terjadi gempa bumi; para astronom dengan
seksama mengukur cahaya lemah yang dipancarkan sebuah bintang untuk
mengetahui umurnya; para fisikawan yang mempelajari partikel elementer harus
melakukan pengukuran waktu dalam orde sepersejuta sekon untuk memastikan
adanya partikel yang amat sangat kecil. Ketersediaan alat ukur dan kemampuan
menggunakannya sangatlah esensial bagi para ilmuwan untuk merekam hasil
penelitian mereka secara objektif. Maka, ilmu pengukuran, atau Metrologi, bisa
jadi adalah ilmu yang tertua di dunia dan pengetahuan tentang penggunaannya
adalah syarat mutlak dalam segala profesi yang berbasis ilmu pengetahuan.
2
Diperlukan keyakinan agar metrologi bermanfaat dalam menghubungkan
segala kegiatan umat manusia di seantero dunia dalam berbagai profesi. Keyakinan
ini akan meningkat sejalan dengan meningkatnya jaringan kerjasama, adanya
satuan ukuran yang dipakai bersama dan juga prosedur pengukuran yang dipakai
secara umum, serta pengakuan, akreditasi dan uji banding atas standar-standar
satuan ukuran dan laboratorium- laboratorium di berbagai negara. Sejarah manusia
selama ribuan tahun menguatkan keyakinan bahwa banyak hal akan menjadi
mudah jika semua orang bekerja sama dalam bidang metrologi.
3
II
Metrologi
Tabel 2.1
Bidang pengukuran, subbidang dan standar ukuran yang penting.
Hanya bidang teknis yang dicantumkan.
5
Arus kuat dan Transformator pengukur arus dan
tegangan tinggi tegangan, sumber tegangan tinggi
acuan
Panjang Panjang gelombang Laser stabil, interferometer,
dan interferometri sistem pengukuran
interferometri laser,
komparator interferometris
6
Frekuensi Standar frekuensi atomik
Cesium, osilator kuarsa, laser,
pencacah elektronis dan
synthesiser, alat ukur geodetic
7
Bidang Sub-bidang Standar pengukuran yang
Pengukuran penting
8
Jumlah zat Kimia lingkungan CRM (Certified reference
Kimia klinis material), spektrometer
massa, kromatograf
Kimia CRM
pangan
Biokimia
Mikrobio
II.I.2 Kalibrasi
Untuk menjamin ketertelusuran suatu hasil pengukuran, maka alat ukur dan
bahan ukur yang digunakan harus dikalibrasi. Proses kalibrasi dapat menentukan
nilai-nilai yang berkaitan dengan kinerja suatu alat ukur atau bahan acuan. Hal ini
dicapai dengan pembandingan langsung terhadap suatu standar ukur atau bahan
acuan bersertifikat. Keluaran dari kalibrasi adalah sertifikat kalibrasi. Selain
sertifikat, biasanya juga ada label atau stiker yang disematkan pada alat yang sudah
dikalibrasi.
Ada tiga alasan penting mengapa sebuah alat ukur perlu dikalibrasi:
1. Memastikan bahwa penunjukan alat tersebut sesuai dengan hasil pengukuran
lain.
2. Menentukan akurasi penunjukan alat.
3. Mengetahui keandalan alat, yaitu bahwa alat tersebut dapat dipercayai.
II.1.3 Prosedur Acuan
Prosedur acuan bisa diartikan sebagai suatu prosedur untuk melakukan pengujian,
pengukuran atau analisis, yang ditelaah dengan seksama dan dikontrol dengan
ketat. Tujuannya adalah untuk mengkaji prosedur lain untuk pekerjaan yang
serupa, atau untuk menentukan sifat-sifat bahan acuan (termasuk objek acuan),
atau untuk menentukan suatu nilai acuan.
Ketidakpastian dalam hasil kerja suatu prosedur acuan harus diperkirakan dengan
memadai dan sesuai untuk penggunaan yang dimaksudkan.
Menurut definisi ini, maka prosedur acuan dapat digunakan untuk:
1. Memvalidasi pengukuran lain atau prosedur pengujian lain, yang digunakan
untuk pekerjaan yang serupa, dan menentukan ketidakpastiannya;
9
2. Menentukan nilai acuan sifat-sifat dari suatu bahan, yang dapat disusun dalam
buku panduan atau pangkalan data, atau nilai acuan yang terkandung dalam
bahan acuan atau objek acuan.
II.1.4 Pengujian
Pengujian adalah suatu kegiatan untuk menentukan sifat-sifat suatu produk,
proses atau jasa, menurut suatu prosedur, metodologi atau persyaratan tertentu.
Tujuan pengujian misalnya untuk memastikan apakah suatu produk memenuhi
spesifikasi tertentu, misalnya persyaratan keselamatan atau karakteristik yang
berkaitan dengan perdagangan. Dalam hal ini, maka pengujian berkaitan dengan
penilaian kesesuaian.
Kegiatan pengujian dilakukan di mana-mana dan bisa mencakup beberapa bidang
pengukuran. Pengujian bisa dilakukan pada berbagai tahap dalam suatu kegiatan dan
tingkat akurasinya pun beragam.
Pengujian dilakukan oleh berbagai laboratorium, baik laboratorium pihak
pertama, kedua maupun pihak ketiga. Laboratorium pihak pertama adalah bagian
dari organisasi produsen; laboratorium pihak kedua dimiliki oleh pembeli,
sedangkan laboratorium pihak ketiga bersifat independen.
Metrologi adalah perangkat yang memungkinkan agar hasil-hasil pengujian dapat
diperbandingkan, misalnya dengan cara mendefinisikan satuan pengukuran dan
menyediakan alur ketertelusuran serta ketidakpastian yang terkait dengan hasil-hasil
pengukuran pada pengujian.
10
II.2.1 Perundang-undangan Mengenai Peralatan Ukur
Orang-orang yang menggunakan hasil-hasil pengukuran dalam penerapan
metrologi legal belum tentu ahli dalam ilmu metrologi dan karenanya pemerintah
bertanggung jawab atas kebenaran hasil pengukuran tersebut. Alat-alat ukur yang
dikendalikan secara legal mesti menjamin kebenaran hasil pengukuran:
ketika digunakan
selama waktu penggunaan
dengan kesalahan yang tidak melebihi batas tertentu.
Oleh karena itu, ada persyaratan yang dibuat dalam bentuk peraturan-peraturan
mengenai alat-alat ukur serta metode pengukuran dan pengujian, termasuk untuk
produk-produk jadi.
Di seluruh dunia, negara-negara membuat peraturan mengenai peralatan ukur
dan penggunannya dalam bidang-bidang tersebut di atas.
11
MI-001 meter air
MI-002 meter gas
MI-003 meter energi listrik dan transformator ukur
MI-004 meter kalor
MI-005 peralatan ukur untuk likuida selain air
MI-006 peralatan timbang otomatis
MI-007 meter taxi
MI-008 bahan-bahan ukur
MI-009 sistem pengukuran dimensi
MI-010 penganalisis gas buang
Perangkat lunak yang digunakan dalam peralatan tersebut tidak tercakup dalam
panduan yang ada sekarang, namun aka dicakup oleh MID
12
II.2.4 Tanggung jawab Penegakan Hukum
Panduan menetapkan:
Tanggung jawab produsen: Produk harus memenuhi persyaratan dalam
panduan
Tanggung jawab pemerintah: Produk yang tidak sesuai harus ditarik dari
pasar
Pengawasan Pasar
13
Kewajiban pemerintah di atas dilaksanakan melalui pengawasan pasar
(market surveillance). Untuk melakukannya, pemerintah memberikan wewenang
bagi inspektur untuk:
Melakukan survei pasar
Mendata produk-produk yang tidak sesuai
Memberitahu pengguna atau pembuat produk tersebut tentang
ketidaksesuaiannya
Melaporkan produk yang tidak sesuai tersebut ke pemerintah
14
Dasar pertimbangan Penyusunan peraturan Pengawasan pasar
peraturan
Pengkajian status terkini Pengukuran dan
Identifikasi faktor Penetapan batas-batas pengujian yang
pendorong efisien
teknis yang ketat
Pengumpulan data yang ada
Pelaksanaan riset untuk Pelaksanaan riset untuk Umpan balik
mendukung dasar menetapkan pemecahan Adaptasi teknologi baru
pertimbangan
Penentuan tingkat rincian
yang harus diatur
Paling sedikit ada 8 topik penting pengukuran yang mungkin perlu diperhatikan
dalam tiap tingkat, selain hal-hal di atas:
1. Parameter apa saja yang perlu diukur?
2. Penggunaan infrastruktur kemetrologian yang ada.
3. Penjaminan ketertelusuran pengukuran yang tepat—bilamana bisa, harus
tertelusur ke SI melalui suatu rantai perbandingan yang tidak terputus dan
dapat diaudit.
4. Apakah metode dan prosedur yang tepat tersedia untuk semua macam
pengujian atau kalibrasi?
5. Batas-batas teknis ditetapkan dengan analisis risiko berdasarkan data yang
kuat— apakah data yang ada mendukung dasar pertimbangan; apakah perlu
data baru atau tambahan?
6. Penggunaan standar internasional yang ada—jika perlu, ditambah ketentuan-
ketentuan lain atau pengembangan standar internasional baru.
7. Ketidakpastian pengukuran—seberapa besar nilainya dibandingkan dengan
batas- batas teknis, dan apa dampaknya pada kemampuan untuk melakukan
penilaian kesesuaian?
8. Pengambilan sampel dari data—apakah secara acak atau selektif; apakah ada
dasar ilmiah pada ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan frekuensi;
apakah ada dampak dari variasi waktu, musim atau geografis?
15
III
Satuan Metrologis
Gagasan di balik sistem metrik—sebuah sistem satuan yang berdasarkan pada
satuan meter dan kilogram—muncul pada saat revolusi Perancis, yaitu ketika dua
buah standar acuan platina untuk satuan meter dan kilogram dibuat dan disimpan
di Pusat Arsip Nasional Perancis di Paris pada tahun 1799—belakangan dikenal
sebagai Meter Arsip dan Kilogram Arsip. Akademi Ilmu Pengetahuan Perancis
ditugasi oleh parlemen untuk merancang sistem satuan baru untuk digunakan di
seluruh dunia dan pada tahun 1946 sistem MKSA (metre, kilogram, second,
ampere atau meter, kilogram, sekon, ampere) diterima oleh negara-negara anggota
Konvensi Meter. Pada tahun 1954, sistem MKSA diperluas dengan memasukkan
satuan kelvin dan candela. Sistem ini kemudian memakai nama Sistem
Internasional Satuan, SI, Le Système International d’Unités.
SI ditetapkan pada tahun 1960 dalam CGPM (Konferensi Umum Timbangan dan
Takaran) yang ke-11.
“Sistem Internasional Satuan, SI, adalah sistem satuan koheren yang diadopsi
dan direkomendasikan oleh CGPM”
Pada pertemuan CGPM ke-14 tahun 1971, SI kembali diperluas dengan
memasukkan mol sebagai satuan dasar untuk jumlah zat. Saat ini SI terdiri dari tujuh
satuan atau besaran dasar yang bersama dengan satuan-satuan turunan
membentuk sistem satuan yang koheren. Selain itu, satuan tertentu lain di luar SI
dapat digunakan dengan satuan SI
Satuan SI
Tabel 3.1 Satuan dasar SI
Tabel 3.2 Satuan turunan SI dinyatakan dalam satuan dasar SI
Tabel 3.3 Satuan turunan SI dengan nama dan simbol tertentu
Tabel 3.4 Satuan turunan SI yang nama dan simbolnya meliputi satuan
turunan SIdengan nama dan simbol tertentu
16
Satuan selain SI
Tabel 3.5 Satuan-satuan yang diterima karena banyak digunakan
Tabel 3.6 Satuan-satuan yang digunakan dalam bidang-bidang tertentu
Table 3.7 Satuan-satuan yang digunakan dalam bidang tertentu dan
nilainya didapatkan melalui eksperimen
Tabel 3.1
Satuan dasar SI
Tabel 3.2
Contoh-contoh satuan turunan SI yang dinyatakan dengan satuan
dasar
17
permisivitas farad per meter F·m-1
kapasitas panas spesifik joule per kilogram Kelvin J·kg-1·K-1
konsentrasi jumlah zat mol per meter kubik mol·m-3
luminansi candela per meter persegi cd·m-3
10-7menjadi 10-11.
Sekon: durasi dari 9 192 631 770 periode radiasi yang sesuai dengan transisi
antara dua tingkat sangat halus dari ground state sebuah atom caesium-133.
18
Amper: arus tetap yang, jika dijaga dalam dua kawat konduktor yang lurus dan
parallel dengan panjang tak terhingga dan luas penampang dapat
diabaikan serta berjarak 1 meter satu sama lain, dalam ruang hampa,
Mole: jumlah zat dari sebuah sistem yang mengandung entitas sebanyak entitas
yang ada dalam 0,012 kg atom karbon-12. Apabila satuan mole digunakan,
entitas dasar harus didefinisikan apakah itu atom, molekul, ion, elektron,
partikel lain atau gabungan tertentu dari partikel-partikel.
Kandela: intensitas luminansi pada arah tertentu dari sebuah sumber yang
Tabel 3.3
Satuan turunan SI dengan nama dan simbol tertentu
Satuan Simbol Dalam Dalam satuan
Besaran turunan
turunan , satuan SI dasar SI
frekuensi hertz Hz s-1
gaya newton N m·kg·s-2
tekanan, stress pascal Pa N/m2 m-1·kg·s-2
energi, kerja, joule J N·m m2·kg·s-2
kuantitas
daya, panas
fluks radian watt W J/s m2·kg·s-3
muatan listrik coulomb C s·A
beda potensial volt V W/A m2·kg·s-3·A-1
listrik, emflistrik
kapasitas farad F C/V m2·kg-1·s4·A2
tahanan listrik ohm Ω V/A m2·kg·s-3·A-2
daya hantar listrik / siemens S A/V m-2·kg-1·s3·A2
konduktansi
fluks magnetik weber Wb V·S m2·kg·s-2·A-1
19
induksi magnet, tesla T Wb/m2 kg·s-2·A-1
rapat fluks
induktansi henry H Wb/A m2·kg·s-2·A-2
fluks luminan lumen lm Cd·sr m2·m-2·Cd = Cd
Iluminansi lux lx Lm/m2 m2·m-4·Cd =
aktifitas becquerel Bq -1 -2
sCd·m
(dari gray Gy J/kg
dosis absorbsi, m2·s-2
kerma,dosis
setara energi sievert Sv J/kg m2·s-2
sudut datar radian Rad m·m-1 = 1
sudut ruang steradian Sr m·m-1 = 1
aktivitas katalitik katal Kat s-1·mol
Contoh:
Dari hubungan fisik antara besaran panjang yang diukur dalam satuan m, dan
besaran waktu yang diukur dalam satuan s,besaran kecepatan yang diukur dalam
satuan m/s dapat diturunkan.
Satuan turunan dinyatakan dalam satuan dasar dengan simbol matematis
perkalian dan pembagian. Contoh-contoh diberikan dalam Tabel 3.2.
CGPM telah menyetujui nama dan simbol khusus untuk beberapa satuan turunan
seperti tampak pada Tabel 3.3.
Beberapa satuan dasar digunakan dalam besaran yang berbeda-beda seperti
tampak pada Tabel 3.4. Sebuah satuan turunan sering dapat dinyatakan dalam
kombinasi yang berbeda-beda dari 1) satuan-satuan dasar dan 2) satuan-satuan
turunan dengan nama khusus. Di lapangan, ada kecenderungan penggunaan nama
satuan khusus dan kombinasi satuan-satuan untuk membedakan antara besaran
yang berbeda-beda dengan dimensi yang sama. Oleh karena itu, peralatan ukur
sebaiknya menunjukkan satuan serta besaran yang diukur.
20
Tabel 3.4
Contoh satuan turunan SI yang nama dan simbolnya terdapat satuan turunan SI
dengan nama dan simbol khusus
Dalam satuan
Besaran turunan Satuan turunan Simbol
dasar SI
viskositas dinamik pascal sekon Pa·s m-1·kg·s-1
momen gaya newton meter N·m m-2·kg·s-2
tegangan permukaan newton per meter N/m kg·s-2
kecepatan sudut radian per sekon Rad/s m· m-1·s-1 = s-1
percepatan sudut radian per sekon Rad/s2 m· m-1·s-2 = s-2
rapat fluks panas, kuadrat
watt per meter W/m2 kg·s-3
iradiansi
kapasitas panas, entropi persegi
joule per kelvin J/K m-2·kg·s-2·K-1
kapasitas panas joule per J/(kh·K) m-2·s-2·K-1
jenis, entropi
energi jenis kilogram
joule kelvin
per kilogram J/kg m-2·s-2
konduktivitas termal watt per meter W/(m·K) m·kg·s-3·K-1
rapat energi kelvin
joule per meter kubik J/m3 m-1·kg·s-2
kekuatan medan listrik volt per meter V/m m·kg·s-3·A-1
rapat muatan listrik coulomb per C/m3 m-3·s·A
rapat fluks listrik meter kubik
coulomb per C/m2 m-2·s·A
permitivitas meter per
farad persegi
meter F/m m-3·kg-1·s4·A2
permeabilitas henry per meter H/m m·kg·s-2·A-2
energi molar joule per mole J/mol m2·kg·s-2·mol-1
entropy molar, joule per mole kelvin J/(mol/K) m2·kg-
kapasitas(sinar
paparan panasχ dan γ) coulomb per C/kg kg-1·s·A
laju dosis absorbsi kilogram
gray per sekon Gy/s m2·s-3
intensitas radian watt per steradian W/sr m4·m-2· kg·s-3 =
radiansi watt per meter W/(m2·sr) m2·m-2· kg·s-3 =
persegi steradian
21
konsentrasi katalitik katal per meter kubik Kat/m3 m-3·s-1·mol
(aktivitas)
Tabel 3.7 memperlihatkan satuan selain SI yang dapat digunakan dalam bidang
tertentu yang nilainya didapatkan dari hasil eksperimen.
Tabel 3.5.
Satuan selain SI yang diterima
22
Tabel 3.6
Satuan-satuan selain SI yang digunakan pada bidang-bidang tertentu
23
Tabel 3.7
Satuan-satuan selain SI yang digunakan pada bidang-bidang tertentu dan nilainya
diperoleh dari hasil eksperimen . Ketidakpastian gabungan (factor cakupan =
1)sampai dengan 2 digit diberikan dalam tanda kurung.
24
III.4 Prefiks atau Awalan Satuan SI
CGPM telah mengadopsi dan merekomendasikan prefiks dan simbol prefiks seperti
pada Tabel 3.8.
Tabel 3.8
Prefiks satuan SI
25
106 mega M 10-6 mikro µ
109 giga G 10-9 nano n
1012 tera T 10-12 pico p
1015 peta P 10-15 femto f
1018 exa E 10-18 atto a
1021 zetta Z 10-21 zepto z
1024 yotta Y 10-24 yocto y
1. Simbol tidak ditulis dalam huruf besar, tetapi huruf pertama dari simbol
ditulis dalam huruf besar apabila: Nama satuan berasal dari nama orang, atau
Simbol merupakan awalan dari kalimat. Contoh: Satuan kelvin ditulis dengan
simbol K
3. Simbol tidak pernah diikuti dengan titik kecuali terletak di akhir kalimat.
m·kg/s3·A
26
7. Simbol harus dipisahkan dari nilai besaran dengan sebuah
spasi.
Contoh 5 kg bukan 5kg
27
IV
Metrologi di Indonesia
29
dan masyarakat dari aspek keamanan, keselamatan, kesehatan serta berwawasan
lingkungan didasarkan pada Peraturan Pemerintah No. 102 tahun 2000 tentang
Standardisasi Nasional. BSN menetapkan standar yang disebut Standar Nasional
Indonesia (SNI).
30
V
Sistem Mutu Terpadu
V.1. Pendahuluan.
Mutu merupakan salah satu faktor utama bagi konsumen dalam menentukan
pilihan terhadap berbagai produk dan jasa dewasa ini. Pada era sebelum 1980-an,
mutu merupakan suatu keunggulan komparatif bagi suatu perusahaan, kini ia
merupakan salah satu syarat utama untuk sebuah perusahaan bisa tetap hidup dalam
bisnis. Karenanya pengendalian mutu mutlak menjadi bagian dari langkah strategi
sebuah perusahaan.
Pada awal perkembangannya (Gambar 1.1.), bidang mutu masih merupakan
kendali mutu operator, yaitu mutu yang hanya dikendalikan pada proses
pembikinan saja dan oleh seorang atau beberapa orang operator. Hal ini terutama
karena hampir keseluruhan proses produksi dikerjakan oleh operator tersebut. Di
awal 1900-an, terutama selama Perang Dunia I, diperlukan produksi massal, menjadi
semakin rumit dan melibatkan jumlah karyawan yang semakin banyak, maka
pemerikasaan perlu dilakukan oleh organisasi pemeriksaan.
Era produksi massal, PD II (Kendali Mutu Statistik): teknik pemeriksaan
dengan penarikan sampel (bukan pemeriksaan 100%) serta statistik mulai dipakai.
Era Kendali Mutu Terpadu: Pengendalian mutu bukan lagi pekerjaan parsial, tapi
merupakan upaya terkoordinasi, terstruktur dan berkesinambungan di sepanjang
31
daur proses produksi. Era sejak 1980-an (Manajemen Mutu Terpadu): Masalah mutu
sudah menjadi sutau strategi bisnis utama. Komitmen mutu yang berorientasi pada
kepuasan pelanggan dan menjadi syarat utama untuk sebuah perusahaan bisa tetap
hidup dalam bisnis.
32
utama untuk bisa tetap dipilih. Untuk menjawab tantangan diatas, maka pengendalian
mutu harus menjadi bagian terpadu dalam manajemen organisasi sebuah perusahaan.
Pengendalian mutu terpadu dan berkesinambungan akan memberi jaminan
bahwa produk yang dihasilkan adalah yang dibutuhkan oleh konsumen dan memberi
keuntungan bagi produsen karena beberapa hal:
1. Spesifikasi produk dibuat berdasarkan keinginan konsumen (kebutuhan pasar
terkini dan kecendrungannya kedepan).
2. Pengurangan waktu dan biaya produksi sebagai hasil dari penghindaran
kesalahan secara berarti dan pemilihan metode dan proses yang tepat selama
proses produksi.
3. Selama proses operasi, seluruh energi (baik alat-alat produksi dan terutama
sumber daya manusia) di dalam perusahaan di selaraskan untuk mencapau tujuan
bersama. Energi tersebut diintegrasikan secara apik melalui suatu managemen
mutu terpadu.
V.2.1. Defenisi.
Inspeksi:
"Kegiatan seperti: pengukuran, pengujian, pengetesan,
pemeteran/pengukuran satu atau lebih karakteristik dari suatu
produk atau jasa dan membandingkannya dengan persyaratan
khusus untuk menetukan kesesuaian".
Kendali Mutu:
"Kegiatan-kegiatan dan teknik-teknik operasional yang digunakan
untuk memenuhi persyaratan-persyaratan untuk mutu"
33
pemassaran, kerekayasaan, produksi, dan jasa dapat berada pada
tingkatan yang paling ekonomis agar pelanggang mendapat
kepuasan penuh"
34
menemukan
kesalahan
1. Inspeksi pendeteksian
2. Kendali Mutu
memperbaiki
kesalahan
A. Persaingan Pasar.
Semakin banyak produsen untuk suatu jenis produk tertentu, terutama dewasa
ini di era perdangan bebas global. Produk-produk dari berbagai negara akan dengan
bebas dipasarkan di suatu negara dan sebaliknya. Selain itu diversifikasi produk
untuk suatu atau beberapa fungsi yang sama semakin berkembang. Misalnya,
peralatan dapur, dalam hal ini oven, kini sudahbanyak digantikan fungsinya oleh
mikrowave. Selain lebih hemat listrik, mikrowave juga lebih praktis, sehingga
konsumen lebih banyak memilih mikrowave. Bila produsen oven tidak bisa melihat
fenomena ini maka perusahaannya akan kehilangan pasar, untuk selanjutnya mati.
Hal paling penting lagi adalah bahwa konsumen kini semakin cerdas. Selain
mereka punya kebebasan memilih produk yang diinginkan, mereka juga semakin
tahu produk mana yang mereka benar-benar butuhkan. Oleh karena itu hanya produk
yang bemutu, murah dan terandalkan yang akan dipilih dan dipilih lagi oleh
konsumen.
35
energi dan bahan baku alam yang berpotensi merurak lingkungan terutama bila
produk dibuat tanpa mempedulikan mutu. Hal ini karena antara lain: produk yang
tidak bermutu akan menggunakan energi secara tidak efisien, akan cepat dibuang,
membutuhkan proses yang banyak dan berulang serta akan bayak skrap yang
terbuang selama proses produksinya dan lain-lain.
Sumber daya alam juga kini semakin berkurang. Beberapa negara maju
seperti Eropah, USA, dan Jepang telah mempersyaratkan konservasi sumber daya
alam dalam bentukproduk yang memenuhu standar mutu yang boleh masuk ke
negara mereka. Standar internasional tentang mutu (Seri ISO 9000 untuk mutu
produk dan ISO seri 14000) untuk lingkungan kemudian menjadi syarat dalam
perdagangan global. Oleh karenanya, hanya produk yang dirancang dengan standar
mutu terjamin yang akan mengurangi polusi atau kerusakan pada alam dan menjadi
pilihan konsumen.
36
V.3. Pekerjaan Utama Kendali Mutu.
Kendali mutu dalam daur produksi terlibat dalam empat fase seperti terlihat
pada Gambar I.2:
1. Pengendalian Rancangan Baru. Pembentukan dan spesifikasi mutu-biaya, mutu-
prestasi, mutu-keamanan, dan mutu-keterandalan.
2. Pengendalian Bahan Masuk. Penerimaan dan penyimpanan, pada tingkatan mutu
yang paling ekonomis.
3. Pengendalian Produk. Kendali proses produksi untuk memastikan semua
penyimpangan spesifikasi mutu dapat dikoreksi sebelum produk dibikin.
4. Kajian Prodses Khusus. Penyelidikan dan pengujian untuk menetapkan tempat
penyebab terjadinya produk-produk yang tidak sesuai, untuk menentukan
kemungkinan memperbaiki karakteristik mutu, dan untuk menjamin bahwa
perbaikan dan tindakan korektif adalah permanen dan selesai.
Penjualan Produk
Bermutu
Rekayasa Produk
Bermutu
Perencanaan
Proses Bermutu
Pembelian Bahan
Bermutu
Penerimaan dan
Pemeriksaan
Kendali Rancang Bahan Bermutu
Bangun
Pembikinan Produk
dan Komponen
Bermutu
Pemeriksaan dan
Kendali Bahan Pengujian Produk
Masuk Bermutu
Pengiriman Produk
Bermutu
Pemasangan
Pelayanan
Produk Bermutu
37
Kendali Produk
Telaah Proses Khusus
Gambar 1.2. Kendali Mutu dalam proses produksi (Feigembaun, 1996).
SOAL:
Jelaskan tentang:
1. Mutu, inspeksi, dan kendali mutu.
2. Manfaat pengendalian mutu
3. Ruang lingkup dan pekerjaan-pekerjaan kendali mutu.
REFERENSI
1. "KENDALI MUTUTERPADU", A.V. Feigenbaum., Penerbit Erlangga,
1996.
38
VI
Kendali Rancang Bangun
39
Matriks korelasi
Persyaratan
rancangan
Spesifikasi teknik
(Bagaimana?)
Harapan
konsumen Tingkat
kepentingan 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Karakteristik teknis
(Bagaimana?)
40
Bahan
Bentuk
Warna
Dimensi
Dll.
(0 - 100)Tingkat kepentingan
Tekanan
(Apa?)Keinginan konsumen
Dayaguna
Penampilan
Keterandalan
Keamanan
Daya tahan
Dll.
Simbol hubungan:
Putih, hitam, dll.
Dll.
Panjang, lebar, dll
41
Keseragaman Seberapa sedikit variasi pada pekerjaan berulang dari suatu
proses.
Konsistensi Kesesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan baik
pada brosur, iklan, jadwal, dan standar.
Serviceability Seberapa mudah masalah dapat diselesaikan.
Estetika Karkteristik yang berhubungan dengan selera
Keamanan Karakteristik yang berhubungan dengan keamanan,
kesehatan, dan lingkungan.
Perceive quality
Tabel 6.2. Hubungan antara persyaratan konsumen dan persyaratan rancangan untuk
Rice cooker.
Customer requirements Design requirements
Primary Secondary
Pleasing appearance Shape Diameter, high of body
Colour Paint materials
Safe for use easy to handle Double side handles
electric shock proof
Body material, good seals
does not leak Ventilation, good seals
Convenience light in weight Material
fast cook Material and capacity of heater
Indicator Sound indicator
Reliable Always stars
Automatic shifted from cook to
warm
last a long time Durability
Proportional size Suitable from 1 to 2 litres
Untuk meningkatkan mutu produk pada fase rancangan, perlu diperharikan dua hal:
1. Semua aspek rancangan yang mempengaruhi deviasi karakteristik fungsional
dari target.
2. Metoda untuk mengurangi faktor-faktor yang tak dapat dikendalikan yang
menyebabkan deviasi fungsi.
42
Teknik penggelaran fungsi-fungsi mutu (QFD) adalah cara yang sangat
efektif.
2. Rancangan parameter (Parameter design). Pada fase ini, level parameter
rancangan produk dan proses di tentukan sehingga prestasi sistem tidak peka
terhadap variasi yang timbul. Atau dengan kata lain, bila ada perubahan,
misalnya, dimensi maka tidak akan banyak berpengaruh terhadap prestasi
kerja produk tersebut.
3. Rancangan toleransi (Tolerance design). Peningkatan mutu dicapai dengan
mengetatkan toleransi disekitar nilai target dari faktor-faktor kendali. Akan
tetapi hal ini akan meningkatkan biaya manufaktur. Karenanya ada titik yang
paling ekonomis dimana dua masalah yang saling berlawanan ini dicapai.
Dengan merancang produk dan proses, berarti kita menentukan nilai-nilai
nominal dan toleransi pada karakteristik rancangan produk dan proses tersebut.
LSL USL
T = nilai target
USL = batas spesifikasi atas
LSL = batas spesifikasi bawah
y = nilai karakteristik rugi
rugi
43
T y
rugi
(a)
T y
rugi
rugi
(b)
Gambar 6.3. (a) Pendekatan tradisional pada rugi mutu, (b) Taguchi loss function.
Tagichi memberikan suatu fungsi rugi mutu (quality loss function), dikenal
kemudian dengan Taguchi loss function, yang mengukur variabilitas yang terjadi
pada proses. Karenanya, alat ini sangat efektif dalam mengevaluasi efek peningkatan
mutu, menentukan dampak ekonomis dari pengetatan toleransi sebagai upaya
peningkatan mutu, dan dalam menilai peningkatan mutu.
Fungsi rugi (loss function) didefenisikan sebagai:
44
k
= [( y1 T ) 2 ( y 2 T ) 2 ... ( y n T ) 2 ]
n
n 1
= k ( T ) 2
2
n
jiak n besar, maka rugi mutu rata-rata (AQS) equivalen dengan:
dimana
1 n 1 n
yi
n i 1
dan 2
n 1 i 1
( yi ) 2
karenanya, rugi mutu rata-rata terjadi pada dua komponen berikut ini:
1. Rugi, k( - T)2, karena deviasi nilai rata-rata y dari nilai target.
2. Rugi, k2, akibat deviasi kuadrat nilai tengah (mean) dari di sekitar nilai
tengahnya.
Contoh:
Sebuah perusahaan memproduksi transmisi otomatis. Titik perpindahan
transmisi merupakan satu dari karakteristik mutu yang penting. Supir truk akan
merasa tidak nyaman bila titik perpindahan transmisi dari gigi I ke II berubah lebih
besar dari 35 rpm. Misalkan bahwa akan ada biaya manufaktur sebesar Rp.
2.000.000 untuk menyesuaikan suatu rumah katup untuk memperbaiki masalah titik
perpindahan tersebut. Sebaliknya, akan ada biaya buruh hanya sebesar Rp. 164.000
46
untuk membuat penyesuaian selama fase manufaktur di pabrik. Tentukan toleransi
(spesifikasi) untuk titik pergantian transmisi tersebut.
Solusi:
Kerugian akibat variasi produk dari nilai target, L(y), adalah:
L(y) = k(y - T)2, dimana y = T d
A 2.000.000
Dari persamaan (2.4), k = = = Rp. 1.633/rpm2
d2 35 2
Toleransi harus ditentukan berdasarkan rugi Rp. 164.000 karena perbaikan di
pabrik. Dari persamaan (2.4):
164.000 = 1.633(d)2
d = 10 rpm
Karenanya, toleransi pabrik haruslah 10 rpm. Ini berarti bahwa bila titik
pergantian trnasmisi lebih besar dari 10 rpm dari nominal, akan lebih murah
melakukan perbaikan di pabrik sebelum transmisi itu dijual dibanding menunggu
komplain dari konsumen (sebagai jaminan garansi). Selain itu komplain itu juga
sudah mengakibatkan kerugian bagi konsumen tersebut karena pekerjaannya harus
terhenti.
SOAL:
1. Buat matrik sederhana QFD untuk menentukan karakteristik mutu produk untuk
sebuah pemanas air listrik otomatis.
2. Jelaskan apa itu Taguchi Loss Function
3. Laboratorium Mesin Perkakas D3 Teknik Mesin Untad akan memproduksi poros
penerus daya untuk mesin pengolah pakan ternak. Diameter poros dirancang
sebesar 20 mm. Terjadi kerusakan pada komponen lain pada mesin (akibat
kebocoran) bila diameter poros kurang dari 1 mm. Selain itu juga akan terjadi
penurunan mutu pakan ternak. Jumlah kerugian yang timbul bila hal ini terjadi
sebesar RP. 10.000,-. Tapi bila dilakukan penyesuaian atau perbaikan di mesin
bubut hanya memerlukan biaya Rp. 1.000,-. Tentukan toleransi untuk poros
tersebut.
(kunci jawaban: Toleransi (d) = 0,32 mm, dengan kata lain, Diameter poros =
20 0,32 mm)
47
REFERENSI:
1. "MANAGING QUALITY", Barrie . Dale., Second Edition, Prentice Hall Europe, 1994.
VII
Rekayasa Kendali Proses
VII. 1. Pendahuluan.
48
Selama proses manufaktur, masalah bisa timbul dimana proses tersebut
keluar dari keadaan terkendali. Hal ini menyebabkan terjadinya kerusakan pada
produk atau produk tersebut tidak masuk dalam spesifikasi. Agar mutu, dalam hal ini
spesifikasi produk terjamin selama proses pembuatan, perlu untuk menjamin bahwa
proses tersebut stabil selama porses produksinya. Suatu proses idealnya harus
mampu beroperasi dengan sedikit variabilitas disekitar nilai target (berdasarkan
karakteristik mutu produk).
Material
Mesin Proses
Input Operator transformasi Output
Informasi
Dll.
Output ukuran
Lakukan
tindakan
perbaikan Penyebab yang dapat dideteksi dan
ditentukan
49
Alat-alat kendali proses statistik (SPC) diatas berguna dalam pendekatan
motivatif-partisipatif pada peningkatan mutu. Satu kelompok karyawan dan
supervisornya membentuk beberapa tim dalam rangka mereview masalah yang
berhubungan dengan mutu, biaya, produktifitas dan keamanan bersama-sama
mencari solusi efektif terhadap masalah tersebut.
Alat SPC tersebut memberikan informasi penting tentang proses dan
penyebab masalah-masalah mutu. Ada empat tujuan utama alat kendali statistik ini:
1. Untuk mencapai kestabilan proses
2. Untuk memberikan petunjuk tentang bagaimana proses dapat ditngkatkan
dengan mengurangi variabilitas
3. Untuk menilai prestasi suatu proses, dan
4. Untuk memberikan informasi bagi pengambilan keputusan manejemen.
Akan tetapi keterlibatan dan komitmen manejemen dalam proses peningkatan mutu
merupakan hal yang paling vital dalam kesuksesan upaya peningkatan mutu.
1. Diagram sebab-akibat
Diagram ini, juga dikenal dengan diagram Ishikawa (atau diagram tulang
ikan), digunakan untuk menghubungkan beberapa penyebab yang mungkin dengan
suatu akibat. Diagram ini dibuat untuk mengidentifikasi dan menyusun sebab-sebab
yang mungkin.
2. Histogram
Histograms memberikan suatu pandangan grafik sederhana dari akumulasi
data yang meliputi, sebaran, bentuk dan kecendrungan (trend). Selain mudah
membuatnya, histograms juga memberikan cara termudah untuk mengevaluasi
distribusi data.
3. Pareto Chart
Pareto charts sangat berguna karena dapat digunakan untuk mengidentifikasi
faktor-faktor yang mempunyai efek kumulatif terbesar pada suatu sistem, dan
menyisihkan faktor-faktor yang kurang penting dalam suatu analisis. Idealnya, hal ini
memungkinkan penguna untuk memusatkan perhatian pada beberapa faktor penting
dalam suatu proses.
Pareto charts dibuat dengan memplot frekwensi kumulatif dari data frekwensi
relatif (event count data), dalam urutan menurun. Bila hal ini dilakukan, maka faktor-
50
faktor yang paling penting untuk analisis tersebut secara grafis ditampilkan dan
dalam suatu bentuk berurutan.
4. Checksheet
Fungsi dari checksheet adalah untuk menyajikan informasi dalam suatu
format grafik yang efficien. Hal ini dapat diselesaikan dengan suatu daftar item
sederhana. Akan tetapi, dalam hal tertentu, penggunaan checksheet tersebut dapat
diperkaya secara berarti dengan menyertakan suatu penjelasan dari sistem yang
sedang dialanalisis ke dalam bentuk tersebut.
5. Flowchart
Flowcharts adalah representasi pictorial dari suatu proses. Dengan memecah
proses kedalam langkah-langkah (step) pokoknya. Flowchart dapat berguna dalam
mengidentifikasi saat dimana kemungkinan terjadi kesalahan dalam suatu sistem.
6. Scatter Diagram
Scatter diagrams adalah alat grafis yang dimaksudkan untuk menggambarkan
pengaruh suatu variabel terhadap yang lainnya. Suatu diagram umum dari tipe ini
biasanya menampilkan titik-titik yang menunjukkan nilai dari suatu variabel terhadap
nilai variabel lain.
7. Control Chart
Control chart adalah alat dasar dari kendali proses statistik, karena ia
mengindikasikan kisaran (range) dari variabilitas yang dibangun pada suatu sistem
(dikenal sebagai variasi sebab umum). Control chart bermanfaat dalam penentuan
apakah atau tidak suatu poroses dioperasikan secara konsisten atau jika suatu sebab
khusus telah terjadi untuk mengubah rata-rata (mean) atau variasi proses.
Batas dari control chart ditandai dengan batas kendali atas (UCL) yang
dihitung dengan menggunakan rumus statistik pada data dari suatu proses. Titik-titik
data yang jatuh diluar batas menunjukkan variasi yang disebabkan oleh beberapa
sebab khusus, yang dapat dengan mudah ditemukan dan dihilangkan. Peningkatan
(perbaikan) dalam variasi sebab umum memerlukan perubahan mendasar pada proses
tersebut.
51
Summary
Tool diatas idealnya digunakan pada suatu metodologi khusus yang
melibatkan pengurangan variabilitas proses atau mengidentifikasi masalah-masalah
khusus dalam proses tersebut. Namun metodologi-metodologi lain munkin
diperlukan untuk memungkinkan pembiasan yang cukup untuk suatu proses tertentu.
Dalam beberapa hal, tool tersebut harus digunakan untuk menjamin bahwa semua
upaya pada peningkatan proses meliputi:
Identifikasi
Analisis
Peningkatan
Monitoring
Implementasi
Verification (pembuktian)
Penting dicatat bahwa penggunaan tool semata tidak dengan serta merta
merupakan suatu program mutu. Karenanya, untuk mencapai peningkatan yang terus
menerus dalam mutu, diperlukan pembentukan suatu sistem yang secara terus
menerus mendukung mutu dalam segala aspek dari operasinya.
Pada modul ini akan dibahas tiga tool yang paling banyak digunakan dalam
proses pengendalian mutu; 1. Diagram sebab-akibat, 2. Histogram, dan 3. Control
Chart.
52
Latar Belakang
Diagram sebab-akibat juga dikenal dengan diagram "Ishikawa" (diagram ini
diperkenalkan pertama kali oleh Kaoru Ishikawa, Jepang) atau diagram "tulang ikan"
(karena bentuknya yang mirip tulang ikan). Diagram ini dibuat sehingga semua
potensi penyebab dari suatu akibat dapat didaftar dengan cara dimana pemakai dapat
secara grafik menunjukkan potensi-potensi penyebab tersebut. Dari diagram ini
pemakai dapat menetukan penyebab yang paling mungkin dari suatu akibat.
Proses pembentukannya:
1. Buat garis panah panjang secara horisontal yang menunjuk ke nama suatu akibat
akibat, misalnya:
Late for Work
2. Buat empat atau lebih garis cabang dari garis utama yang menunjukkan kategori
utama dari sebab potensil. Kategori-kategori utama yang umum adalah antara
lain: manusia, mesin, metoda, and material.
Mesin
Manusia
Metoda Material
53
VII.3. Histogram
Tutorial histogram ini memberikan informasi tentang cara menyusun dan
menginterpretasikan histogram pada penggunaan quality process control (Q.C.).
Tujuan:
Tujuan tutorial ini adalah agar mahasiswa familiar dengan grafik histogram
yang secara luas digunakan pada quality control (Q.C.). Histogram adalah alat Q.C.
yang effectif yang digunakan dalam analisis data. Histogram digunakan sebagai
suatu pengecekan pada parameter proses khusus untuk menentukan dimana jumlah
variasi terbesar terjadi di dalam proses, atau untuk menetukan apakah spesifikasi
proses terlampaui. Metoda statistik ini tidak membuktikan bahwa suatu proses berada
dalam suatu keadaan kontrol, namun, histogram itu sendiri telah digunakan untuk
menyelesaikan banyak masalah di dalam quality control.
Latar belakang
Histogram menggambarkan dengan jelas informasi dan lokasi, sebaran
(spread), dan bentuk yang memungkinkan pengguna untuk merasakan seluk-beluk
yang berhubungan dengan fungsi proses fisik yang menghasilkan data.
54
Contoh:
k=8
4. Tentukan lebar kelas (H) dengan membagi range, R, dengan jumlah kelas, k.
Contoh:
R/k = .0155/8 = .0019375 inch
Lebar kelas yang dipilih harus bilangan ganjil
Harga ini harus mendekati harga H:
MU = .0001 inci
Lebar kelas = .0019 inci atau .0021 inci
5. Tentukan midpoin kelas dan batas kelas. Midpoin kelas pertama harus berada
dekat hasil pengukuran terbesar. Jika mungkin, ia harus berupa suatu
peningkatan yang memadai. Buat lebar kelas selalu dengan ukuran yang sama
dan nyatakan batas kelas sehingga setengah dari unit melebihi keakuratan
unit pengukuran pertama. Hal ini untuk menghindari pemeplotan suatu
pengukuran yang diteliti pada suatu batas kelas.
Contoh: Titik tengah (midpoint) kelas pertama = 1.1185 inci, dan lebar kelas
adalah .0019 inci. Sehingga batas-batasnya akan berupa:
1.1185 + atau - .0019/2.
6. Tentukan aksis dari grafik. Skala frequency pada aksis vertikal harus sedikit
lebih besar dari frekwensi terbesar, dan skala pengukuran disepanjang aksis
horisontal harus pada interval regular yang independen dari lebar kelas. (lihat
contoh dibawah)
7. Gambar grafik. Tandai kelas, dan gambar segi empat dengan tinggi yang
menyatakan frekwensi pengukuran pada kelas tersebut.
8. Beri judul pada histogram, judul masing-masing aksis.
Contoh histogram!!
55
Interpretasi
Jawaban dari ketiga pertanyaan ini berada pada tiga sifat histogram:
1. Seberapa bagus histogram terpusat? Pemusatan data memberikan informasi
pada tujuan proses tentang beberapa nilai rata-rata dan nominal.
2. Seberapa lebar histogram tersebut? Lebar histogram menentukan variabilitas
dari proses tersebut.
3. Apa bentuk dari histogram tersebut? Ingat bahwa data diharapkan untuk
membentuk suatu kurva normal atau kurva berbentuk lonceng. Setiap
perubahan berarti atau anomali biasanya menunjukkan adanya sesuatu yang
terjadi pada proses yang disebabkan masalah mutu.
NORMAL
BI-MODAL
56
Distribusi tampak mempunyai dua puncak
Mungkin menunjukkan bahwa data dari satu proses digabung bersama.
Material mungkin berasal dari dua vendor terpisah.
Sample-sampel mungkin beasal dari dua mesin terpisah.
CLIFF-LIKE
SAW-TOOTHED
SKEWED
57
Perlu untuk menjelaskan kembali bahwa analisis fase atau fase lain histogram
ini harus dikawinkan dengan pengetahuan tentang proses yang sedang dipelajari
untuk mendapatkan harga yang riil. Pengetahuan dari analisis data itu sendiri tidak
memberikan pemahaman yang cukup pada masalah mutu.
Jumlah sampel.
Agar histogram dapat merepresentasikan perilaku proses secara benar, maka
minimal harus ada lima puluh (50) jumlah sampel harus diukur.
58
4
5
5
6
6
VII.4. Variabilitas
Jika kita diminta untuk membuat suatu produk, apakah dengan tangan atau
dengan mesin, akan terdapat sejumlah variabilitas dalam pekerjaan itu yang timbul
karena faktor fisik dan manusia. Ilmu statistic dapat membantu kita untuk
mempelajari variasi ini, untuk menilai pengaruhnya terhadap tingkat mutu yang
diminta oleh pelanggan. Pada saat sebuah mesin memotong metal hingga ukuran
atau diameter tertentu, pabrik yang beroperasi secara kontinyu, kelihatannya
menghasilkan lembar material yang sesuai dengan kelebaran dan ketebalan yang
ditentukan, namun jika satu batch diukur dengan viscosity cairan, maka akan
terdapat variasi dan hasil yang diperoleh. Satu cara untuk memeriksa variasi ini
59
adalah dengan menghitung frekuensi hasil yang diperoleh. Dengan demikian, untuk
panjang 5cm yang diminta kita mungkin memperoleh:
30 unit untuk 5.00cm
25 unit untuk 4.99cm 25 unit untuk 5.0lcm
18 unit untuk 4.98cm 17 unit untuk 5.02cm
8 unit untuk 4.96cm 9 unit untuk 5.04cm
1 unit untuk 4.94cm 2 unit untuk 5.06cm
Ini memberi kita suatu frekuensi variasi-variasi, yang mungkin ditunjukkan sebagai
suatu bagan (lihat Gambar 7.2). la juga memberi suatu gambaran tentang:
(a) Di mana nilai tengah terletak dalam hubungan dengan nilai (nominal) yang
diinginkan. lni pada gilirannya menunjukkan seberapa baik proses itu
dipusatkan.
(b) Sebaran nilai. Dari 125 keping hanya satu yang serendah 4.94 dan setinggi
5.06
Kurva Distilbusi
Jika kita diberi batas-batas penerimaan (toleransi) sekitar 4.96 dan 5.04, kita
telah memiliki gambaran tentang berapa unit yang mungkin ditolak. Kurva distribusi
dari jenis ini umum dalam proses industrial, yang penggunaannya berbeda jauh.
Studi kemampuan proses biasanya memerlukan persiapan pembuatan distribusi
frekuensi bagi pekerjaan yang sedang dibuat. Hasilnya dapat memberikan suatu
gambaran yang lebih akurat mengenai kemampuan dari proses untuk memenuhi
standar produksi yang diminta. Sangat sering, kurva yang diperoleh berbentuk bel,
atau disebut kurva normal. Kurva itu mungkin memiliki ekor yang panjang pada
60
satu sisi atau sisi yang lain, dikenal sebagai bengkokan, kanan atau kiri (lihat contoh
yang diberikan dalam bagian histogram).
Distribusi normal memiliki manfaat jika dilakukan pengukuran deviasi dari
nilai nominal. Yang pertama perlu dihitung adalah nilai rata-rata. lngat bahwa dua
mesin mungkin memotong 500 keping masing-masing 5 cm, dan rata-rata untuk tiap
mesin mungkin tepat 5cm. Namun, rentang yang dihasilkan masing-masing
mungkin sangat berbeda. Hal itu terjadi karena hanya satu dari mesin itu mampu
mencapai batas yang
diminta. Gambar 3.3 melukiskan hal ini.
Di mana
X = rata-rata
= standar deviasi sampel
n = jumlah data
Untuk standar deviasi populasi kita harus menggunakan (n-1) bukan n, tetapi
jika ukuran sampel cukup tinggi kita memperoleh akurasi yang mencukupi untuk
tujuan kita. Pembahasan ukuran sampel ini akan dilakukan kemudian, dan kita harus
cukup yakin bahwa, jika pengetesan suatu batch atau selama pengoperasian, kita
mengambil suatu ukuran sampel yang realistic, sehingga n dan (n-1) secara
signifikan tidak berbeda dalam ukuran.
61
Kita sekarang berada dalam posisi (telah diketahui ukuran sampel yang
mencukupi) untuk menduga berapa banyak penafsiran yang mungkin akan nampak
pada deviasi yang berbeda dari nilai rata-rata.
1 Ambil sejumlah contoh produk dari batch atau dalam proses operasi
2 Gunakan nilai-nilai mereka untuk menghitung standar deviasi
1/6 1/6
68.27%
1/40
1/40
1/100
1/100
1
3 2 1 2 3
Kita kemudian dapat menyatakan berapa lebar atau berapa sempit batas-batas
proses. Gambar 3.4 menunjukkan bahwa 68.27 persen dari data berada di dalam
kurang lebih 1 (standar deviasi) dari rata-rata. Sekitar 4.28 persen akan jatuh
antara kurang lebih 2 dan 3 dari rata-rata. Akhirnya, 0.27 persen akan berada di
luar kurang lebih 3 . Rata-rata adalah ukuran tendensi sentral yang menentukan
variabilitas dan penyimpangan dalam bentuk standar deviasi. Yang lain adalah
median atau nilal tengah dalam suatu kelompok data. lni digunakan dalam jenis
Control chart atau peta kendali akan dibahas lebih dalam pada bagian berikunya.
62
SOAL:
Umpamakan anda adalah anggota tim kendali mutu yang melakukan uji mutu
terhadap poros yang dibuat oleh Bagian Produksi. Data berikut adalah hasil
pengukuran diameter poros (dalam mm).
1. Buat histogram dan berikan analisis anda tentang perilaku (bentuk) histogram itu.
Apa rekomendasi anda kepada Bagian Produksi.
2. Hitung:
a. Standar deviasi ()
b. Batas peringatan (2)
c. Buat kurva distribusi
d. Bila spesifikasi teknik ditentukan sebagai: D = 200 4 mm, berapa sampel
yang keluar spesifikasi itu? Apa rekomendasi anda?
63
REFERENSI:
1. "MANAGING QUALITY", Barrie . Dale., Second Edition, Prentice Hall Europe, 1994.
64
VIII
Kendali Proses Statistik
VIII.1. Pendahuluan
Teknik statistic banyak digunakan dalam industri, paling tidak dalam
manajemen material dan pengendalian mutu. Kita tidak dapat mengabaikan
keterlibatan matematika, tetapi harus memilih bagaimana memperiakukannya. Di
sini kita akan membahas beberapa prinsip dari matematika terapan yang
dikembangkan, antara lain:
1. Berbagai jenis peta kendali
2. Contoh penerapan peta kendali
3. Daftar sumber untuk penjelasan yang lebih rinci mengenai subjek ini
Peta kendali mutu telah menjadi suatu bagian yang diharapkan oleh operasi
pabrik. Biasanya terlihat di atas meja kerja, di dinding dekat pekerja, atau dalam
kamar kendali proses otomatis. Namun jarang digunakan untuk mengukur mutu
pekerjaan kantor. Alasan yang diberikan biasanya adalah "Ah, pekerjaan saya itu
berbeda dengan yang lain. Kita hanya dapat dinilal oleh perasaan kepuasan
pelanggan. Sangat sulit untuk mengukur sendiri mutu apa yang kita kerjakan."
Maksudnya adalah mengukur mutu dapat mengarah pada kesalahpahaman yang
memundurkan perkembangan metode ilmiah dalam banyak bisnis. Mungkin terdapat
kaitan antara motivasi dan pengukuran kerja, tetapi ini adalah tantangan manajer
operasi dalam industri jasa.
65
2 Kemampuan proses diukur dan kemudian dicocokkan dengan spesifikasi itu.
Jika cocok, maka jawabannya mudah. Jika proses itu memiliki bentangan
terlalu luas, maka keputusan atas pembatasan menjadi lebih ekonomis. Apakah kita
kemudian menginspeksi semua kecacatan, memberikan pekerjaan itu pada proses
lain, menolak pekerjaan itu, atau mengubah proses itu sendiri? Cara apapun, batas
pengendalian ditentukan, keputusan harus memperhitungkan biaya-biaya yang
terlibat dengan jelas, misalnya: pengerjaan ulang, skrap, penanaman modal, atau
pelatihan mutu.
History
Diagram kontrol merupakan alat yang secara teknis paling canggih dalam
rekayasa kendali statistik. Dekembangkan oleh Dr. Walter A. Shewhart di tahun
1920-an. Dr. Shewhart mengembangkan diagram kendali sebagai suatu pendekatan
statistik dalam mempelajari variasi proses manufactur dalam rangka peningkatan
efektifitas ekonomis proses tersebut. Metode ini berdasarkan pada pemantauan
secara kontinyu pada variasi proses.
Latar belakang
Ciri dari diagram kontrol adalah penampilan grafis dari suatu karakteristik
mutu yang telah diukur atau dihitung dari suatu sampel terhadap jumlah sample atau
waktu. Diagram tersebut terdiri atas satu garis tengah yang menyatakan nilai rata-rata
dari karakteristik mutu dalam hubungannya dengan keadaan "terkontrol" (in-control).
Dua garis horisontal lainnya adalah batas kendali atas atau upper control limit (UCL)
dan batas kendali bawah atau lower control limit (LCL). Batas-batas kendali ini
dipilih sehingga jika prosesnya berada dalam kendali, semua titik sampel akan jatuh
diantara kedua batas tersebut. Selama titik-titik tersebut berada di dalam batas-batas
kendali, proses dianggap dalam kendali dan tidak diperlukan adanya tindakan.
66
Akan tetapi, satu titik yang berada diluar batas-batas kendali diartikan sebagai
kejadian dimana proses diluar kendali, dan pemeriksaan serta tindakan kerektif harus
diambil untuk menemukan dan menghilangkan penyebab perilaku tersebut. Titik-titik
kendali dihubungkan dengan segmen-segmen garis lurus untuk kemudahan
visualisai. Hanya saja, walaupun jika semua titik berada didalam batas-batas kendali
namun cendrung tidak acak atau sistematis, ini juga mengindikasikan bahwa proses
tidak berada dalam kendali.
67
Analisis Pola pada Control Charts
Suatu control chart dapat menunjukkan suatu kondisi diluar kendali baik bila
satu atau lebih titik jatuh diluar batas-batas kendali, atau bila titik-titik yang diplot
menunjukkan perilaku tak acak.
Proses dikatakan diluar kendali bila terjadi salah satu dari kriteria berikut:
1. Satu atau lebih titik berada di luar batas-batas kendali. Pola ini dapat
mengindikasikan:
Suatu sebab varians yang khusus dari suatu perubahan pada material,
peralatan, metode, atau sistem pengukuran.
Kesalahan alat (pengukuran).
Kesalahan perhitungan atau kesalahan dalam memplot titik-titik.
Kesalahan perhitungan atau kesalahan memplot batas-batas kendali.
2. Terjadinya delapan atau lebih titik berurutan berada pada satu sisi garis pusat.
Pola ini mengindikasikan suatu perubahan dalam output proses dari
perubahan-perubahan dalam peralatan, metode, atau material atau suatu
perubahan dalam sistem pengukuran.
3. Dua dari tiga titik berurutan berada di luar batas-batas 2-sigma tapi masih
berada didalam batas-batas kendali. Hal ini mungkin sebagai akibat dari suatu
perubahan besar dalam proses pada peralatan, metode, material, atau operator
atau suatu perubahan dalam sistem pengukuran.
4. Empat dari lima titik berurutan berada jauh dari batas-batas 1-sigma
5. Suatu pola yang tak biasa atau tak acak pada data.
a. Suatu trend dari tujuh titk dalam suatu baris kebawah atau keatas. Hal ini
menunjukkan:
Kemerosotan berangsur-angsur atau keausan peralatan.
Peningkatan atau penurunan teknik.
1. Perputaran data menunjukkan:
Perubahan-perubahan temperatur yang berulang pada lingkungan.
Perbedaan operator atau teknik.
Pergiliran reguler dari mesin-mesin.
Perbedaan dalam peralatan pengukuran dan pengetesan.
6. Beberapa titik berada dekat suatu peringatan atau batas kendali.
68
Control chart diklassifikasikan kedalam dua kategori umum: control chart untuk
variabel dan control chart untuk atribut.
69
UCL X A2 R
X LCL X A2 R X
X X
X 2 - 9
n n namun
3 - 5
UCL R D4 R
R
R lebih baik
R LCL R D3 R n R
A2, D3 dan D4 adalah konstanta yang nilainya dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Contoh: data sampel
62
61
61
60
Total data sampel ( X) = 244
244
Rata-rata X 61 Titik plot X
4
Rentang (62 - 60) = 2 Titik plot rentang
Tabel 8.2.
Faktor untuk perhitungan garis tengah dan 3
Batas-batas kendali untuk cahart variabel.
Chart untuk rata-rata Chart untuk standar deviasi
Ukuran Faktor untuk batas-batas Faktor Faktor untuk batas-
sampel kendali untuk garis batas kendali
tengah
N A2 A3 C4 B3 B4
2 1,88 2,659 0,7979 0 3,267
3 1,023 1,954 0,8862 0 2,568
4 0,729 1,628 0,9213 0 2,266
5 0,577 1,427 0,9400 0 2,089
6 0,483 1,287 0,9515 0,030 1,970
7 0,419 1,182 0,9594 0,118 1,882
8 0,373 1,099 0,9650 0,185 1,815
Chart untuk rentang (R)
Ukura Faktor Faktor untuk batas-batas kendali Chart untuk
n untuk garis median
sampel tengah
N D2 D3 D4 D5 D6 A5
2 1,128 0 3,267 0 3,865 2,224
3 1,1693 0 2,574 0 2,745 1,265
4 2,059 0 2,282 0 2,375 0,829
5 2,326 0 2,114 0 2,179 0,712
6 2,534 0 2,004 0 2,055 0,562
70
7 2,704 0,076 1,924 0,078 1,967 0,520
8 2,847 0,136 1,864 0,139 1,901 0,441
Contoh:
Tabel berikut adalah hasil pengukuran untuk mengevaluasi prestasi proses
pembubutan poros dengan karakteristik mutu tunggal yaitu diameter poros. Diameter
poros diukur dalam mm. Sampel diambil setiap tiga jam dengan ukuran sampel
adalah 3.
Sampel X X R
1 2 3
1 205 202 204 203,6667 3
2 202 196 201 199,6667 6
3 201 202 199 200,6667 3
4 205 203 196 201,3333 9
5 199 196 201 198,6667 5
6 203 198 197 199,3333 6
7 202 202 198 200,6667 4
8 197 196 197 196,6667 1
9 199 200 204 201 5
10 202 196 204 200,6667 8
11 205 201 199 201,6667 6
12 200 201 199 200 2
13 205 196 201 200,6667 9
14 202 199 200 200,3333 3
15 200 200 201 200,3333 1
16 201 187 209 199 22
17 202 202 204 202,6667 2
18 201 198 204 201 6
19 207 206 194 202,3333 13
20 200 204 198 200,6667 6
X = 200,55 R=6
Untuk X-bar:
UCL X A2 R
LCL X A2 R
71
Grafik berikut menunjukkan perilaku proses yang sedang dievaluasi.
X-bar
210
UCL = 206,688
205
sampel rata-rata
13
15
17
19
11
sampel
Untuk R chart:
UCL R D4 R
LCL R D3 R
D4 = 2,574
D3 = 0
ULCR = 2,574 (6) = 15.444
LCLR = 0
R-bar
25
R entang (R )
20
15 ULCR = 15.444
10
R-bar = 6
5
0 LCLR = 0
13
16
10
19
1
Sampel
Series1
Series2
Series3
Series4
Dari diagram diatas nampak bahwa pada X-bar chart, semua data berada
didalam batas-batas kendali, namun pada R chart, terdapat satu data yang berada
72
diluar batas-batas kendali (data 16). Hal ini menunjukkan bahwa ada masalah dalam
proses produksi dimana terdapat suatu rentang (range) yang sangat jauh. Hal ini
mungkin terjadi karena pergantian operator, atau pergantian mesin, atau sebab-sebab
lain. Untuk mengetahui masalah yang terjadi, perlu dilakukan analisis sebab-akibat
dan penelusuran proses melalui diagram alir proses. Untuk itu perlu data lengkap
antara lain tentang: tahap-tahap produksi, proses-proses dalam produksi, termasuk
pergantian operator (data ini bisa diperoleh saat pengambilan data sampel), dll.
Untuk menjaga agar mutu dapat dipertahankan dan ditingkatkan, maka perlu ada
tindakan korektif sampai tidak ada lagi data yang keluar batas-batas kendali.
Dunia industri juga menggunakan garis peringatan dan garis tindakan, yang
dihitung berdasarkan masing-masing 2 deviasi standar dan 3 deviasi standar (Gambar
8.1).
73
menggambarkan bahwa proses itu sebenarnya mampu melakukan apa. Jika
spesifikasi itu meminta batas yang lebih ketat, artinya proses tidak dapat
memenuhi. Seorang manajer operasi kemudian harus membuat keputusan
mengenai:
1 Apakah akan mengganti atau memodifikasi mesin proses
2 Apakah akan menerima sejumlah tolakan yang telah diperkirakan
3 Apakah akan merundingkan kembali spesifikasi itu
Batas pengendalian untuk peta kendali jangkauannya ditentukan dengan
menggunakan seperangkat sampel yang sama. Untuk tiap set, jangkauan diukur
untuk menghitung standar deviasi. Maka, dengan menggunakan rata-rata dan
jangkauan untuk batas pengendalian kita memiliki:
Rata-rata Jangkauan
1 X + 3 x R+3 r
2 Nilal nominal Nilai Nominal
3 X -3 x R-3 r
Semua perhitungan itu mungkin memerlukan ketelitian, namun terdapat tabel
statistic yang dapat membantu kita, untuk peta kendali jangkauan. Kita
menggunakan formula yang sederhana:
74
dan data terdistribusi normal. Tabel. 4.3. adalah persamaan untuk menghitung chart
untuk X individu dan rentang-berjalan (MR).
76
pengukuran produk seperti hainya ia dibuat. Pada kenyataannya, lebih banyak yang
menggunakan rencana sampling untuk mendukung instrumentasi pengendaliannya.
77
Sampling Tunggal dan Ganda
Seringkali membantu bila mengambil sampel kedua, atau bahkan sampel
multi. Sampel kedua, atau metode sampel ganda, mampu menghemat biaya jika
digunakan pada kemungkinan terdapat batch bermutu sangat tinggi atau sangat
rendah. Sampel pertama akan mengambil batch-batch bermutu tinggi untuk
mengurangi biaya.
Dengan cara ini, kita mencoba sampel pertama, jika nol atau 1 cacatnya, kita
menerimanya; jika 5 atau lebih, kita samasekali menolaknya. Jika 2, 3 atau 4, kita
mengambil sampel 2, dan hanya menerima pada cacat 0-5 saja. Dari sini, dapatlah
dipahami bagaimana sampel pertama mengambil secara jelas batch baik atau jelek
dan kemudian hanya jika perlu saja sampel kedua mengatasi kasus yang meragukan.
Setelah menggambarkan sejumlah teknik sampel yang sederhana kita harus
mempertimbangkan latar belakang situasi di mana mereka mungkin digunakan. Jika
sampel ganda itu perlu, maka mengapa menerima variabel seperti itu lebih dahulu?
Praktek modern membawa kepada pengurangan sediaan bahan baku melalui
penerapan falsafah "Just-In-Time". Juga, terdapat suatu penekanan berlebihan pada
pemastian mutu atas seluruh material yang masuk. Mungkin penggunaan yang
paling menguntungkan untuk sampel ganda adalah untuk memeriksa batch yang
dicurigai pada suatu bernegosiasi awal dengan pemasok tentang tingkat mutu yang
lebih realistis bagi produk mereka. Namun, terdapat sejumlah industri di mana
keluaran yang tinggi meminta bahan baku dalam jumlah besar terus-menerus. Dalam
situasi-situasi ini, dan di mana pengetesan yang destruktif tidak dimungkinkan,
sampling adalah esensial. Tetapi hal itu harus dilakukan atas dasar bahwa tingkat
mutu dapat dijamin dan tes merupakan bagian dari prosedur pengamatan
keselamatan.
Harus selalu diingat bahwa sejumlah bahan baku merupakan produk alam, di mana
keragamannya tidak mudah dikendalikan. Sementara upaya untuk memenuhi
spesifikasi dan pengembangan produk mungkin terus menerus dilakukan, terdapat
78
beberapa material yang masih memerlukan waktu panjang untuk masuk ke dalam
konsistensi tingkat mutu mereka.
Komentar
Kita telah menggambarkan secara singkat mengenai teknik sampling, dan itu
membawa kita pada keingintahuan yang lebih mendalam. Untuk mendapakan
metode sampling yang sesuai dengan kebutuhan, memerlukan perhatian penuh, dan
manajer operasi dalam situasi seperti itu akan menemukan cara terbaik memakai
ketiga subjek statistic yang dibahas di sini dengan mendalami bacaan referensi.
79
Studi kasus: - Keluhan Pelanggan
Dalam kasus ini, suatu keluhan diterima oleh sebuah perusahaan rekayasa
presisi dari pelanggan ekspor yang dihargai. Keluhannya sebagai berikut:
Masalah "Shaped helical relief tidak sesuai ukuran". Bunyi teleks keluhan
pelanggan ekspor.
Investigasi Peta kendali atribut proses untuk dua mesin menunjukkan: Heat
treatment 2,3% scrap. (Biaya/kerugian pendapatan yang ditunjukkan.)
Shaping 0% cacat. (sejumlah pengerjaan ulang dibutuhkan.)
Aksi Melakukan studi kemampuan terhadap kedua mesin untuk
menciptakan jumlah distorsi heat treatment
Hasil Lihat laporan yang terlampir
Aksi Mengembangkan alat pengukur untuk mengukur backlash
Hasil Skrap dikurangi hingga nol
80
Gambar 8.6. Pengendalian perakitan Gearbox
Studi kasus: Audit Final Pada Perakitan Gearbox
Sesudah perakitan akhir gearbox, audit mutu akhir dilaksanakan, dengan
menggunakan peta kendali atribut, dan pemantauan beberapa ciri-ciri. Ini adalah
bagan bertujuan ganda, dengan memberikan gambaran tentang sifat dari ciri yang
menyebabkan keragaman mutu produk selama suatu periode waktu. Perhatikan
bahwa angka rata-rata U berada sedikit di bawah batas atas pengendalian dan
bahwa terdapat dua titik di mana tiap ukuran sampelnya yang pertu diperhatikan
kecil.
100
80
Persen
60
40
20
6 3 5 4 2 1 7
Kategori cacat 81
Gambar 8.7. Bagan Pareto
Perhatikan juga bagan Pareto yang menunjukkan sebab utama dari masalah-
masalah itu. Dengan metode sederhana ini kita melihat bahwa 60 persen cacat
disebabkan oleh tiga atribut. Ini memberi kita suatu strategi yang jelas bagi
pencapaian perbaikan mutu terbesar pada biaya terendah yang realistis.
82
pasokan oli. Sejumlah tindakan spesifik juga diambil untuk mengurangi waktu
pemasangan seperti rebatching, menempatkan peralatan lebih dekat dengan mesin
dan mengubah rincian cara pemasangan. Kerja yang dilaksanakan dalam bagian ini
demi memperbaiki kinerja dicerminkan pada semua bagian lain dari unit operasi.
Tujuan manufaktur untuk tahun itu termasuk peningkatan tingkat kinerja ke seluruh
bagian dan departemen hingga paling tidak pada angka kasar 90 persen. Dalam
sejumlah kasus, itu membutuhkan perbaikan yang sangat substansial.
RAPAT TINDAKAN
CATATAN MENGENAI PROLEEDING
84
1 Proses industri beragam dalam kemampuan untuk mengadakan seperangkat
penafsiran
2 Kita dapat mengukur rata-rata dari penafsiran dan standar penyimpangan dari
rata-rata itu
3 Ini memungkinkan kita mengukur banyak kemampuan proses untuk memenuhi
batas-batas tertentu
4 Pengukuran tersebut juga menyatakan berapa banyak penolakan yang akan
didapatkan untuk seperangkat batas yang diberikan.
5 Standar penyimpangan mengukur kemampuan proses.
6 Kemampuan proses harus sesuai dengan spesifikasi produk, sehingga bagan
pengendalian harus mencakup kedua persyaratan.
7 Untuk atribut gunakan bagan persentase cacat.
8 Untuk pengukuran gunakan bagan rata-rata dan jangkauan
9 Batas pengendalian untuk rata-rata x ± 3 x
REFERENSI:
1. "OPERATION MANAGEMENT", James B. Dilworth., Second Edition, The
McGraw-Hill Companies, Inc., 1996.
85
86