PENDAHULUAN
industri untuk terus melakukan evaluasi pengerjaan barang agar mendapatkan hasil
produksi yang optimum. Pada saat ini, proses pengerjaan dengan menggunakan
mesin telah menjadi kebutuhan utama pada industri. Proses permesinan memegang
membuat suatu produk melalui tahapan-tahapan dari bahan baku diubah atau
diproses dengan cara yang sistematis untuk menghasilkan produk yang memilliki
fungsi dan nilai jual. Proses permesinan yang dimaksud berupa proses pengefreisan,
digunakan untuk membuat ulir, meratakan benda putar dengan cara memotong
benda kerja yang berputar pada spindel dengan pemotong (pahat) yang memiliki
tingkat kekasaran lebih tinggi dari pada benda kerja.Proses pembubutan memiliki
gerakan utama berputar yang mempunyai fungsi untuk merubah bentuk dan ukuran
benda kerja. Benda kerja dicekam dan berputar disumbunya, sedangkan alat
pemotong (cuting tool) bergerak memotong sepanjang benda kerja sehingga terjadi
penyayatan atau pemotongan oleh pahat. Menurut Syamsudin (1999), mesin Bubut
1
2
adalah suatu mesin yang umumnya terbuat dari logam, gunanya membentuk benda
kerja dengan cara menyanyat, dengan gerakan utamanya berputar. Proses bubut
adalah proses pemakanan benda kerja yang sayatannya dilakukan dengan cara
memutar benda kerja kemudian dikenakan pada pahat yang digerakkan secara
pengaruh jenis pahat, sudut potong pahat, dan kedalaman pemakan terhadap
kekasaran dan kekasaran menunjukkan bahwa sudut potong pahat terbaik adalah
75°. Berdasarkan penelitian tersebut, perlu dilakukan studi pengaruh variasi sudut
potong yang lebih rendah dan lebih tinggi sehingga dapat diketahui pengaruh
variasi sudut potong tersebut pada kekasaran permukaan benda kerja ST 42.
elemen mesin berfungsi dengan baik. Hal ini menjadi kendala di industri,
kerja ST 42.
1.3 Tujuan
Tujuan dari permasalahan yang akan diteliti pada penelitian ini adalah
3. Variasi sudut potong pembubutan, yaitu 70°, 75°, 80°, 85° dan 90°.
4
1.5 Manfaat
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi tentang sudut