BAB I
PENDAHULUAN
mungkin lepas dari proses permesinan yang telah menjadi inti dari proses
produksi yang mengutamakan hasil kualitas dan kuantitas yang baik. Dalam
menggunakan alat perkakas dengan cara gerakan relatif dari pahat terhadap
benda kerja yang akhirnya dapat menghasilkan suatu produk dengan geometri
menjadi ukuran yang sesuai dengan yang diinginkan, ini bertujuan untuk
menyayat benda kerja yang berputar. Mesin bubut merupakan salah satu alat
oleh benda kerja yang dijepit pada spindle yang kemudian diputar dan gerakan
makan oleh pahat dengan gerkan lurus. Pada proses pembubutan dihasilkan
panas yang tinggi akibat gesekan dari pahat dengan benda kerja (Yuliarman,
2008).
yang semakin cepat khususnya dibidang manufaktur. Salah satu material yang
memliki sifat ringan, tahan karat dan penghantar listrik yang baik sehingga
bahan ini dapat dapat dijadikan sebagai bahan alternatif pengganti besi atau
komponen yang terbuat dari aluminium dan titanium yang memiliki harga
sifatnya yang mirip dengan tulang dan tidak membahayakan tubuh, material
Disamping keuntungan dari magnesium, ada kekurangan dari paduan ini, yaitu
material yang mudah terbakar yaitu pada saat proses permesinan dengan
bagian pahat yang diakibatkan pelengketan antara pahat dengan benda kerja.
Hal ini dapat berpengaruh pada permesinan yang berhubungan dengan getaran
berbahaya jika terjadi penyalaan api yang mencapai suhu titik leleh (400o-
600oC). Oleh karena itu proses pemesinan kering pada material magnesium
gesekan selama proses pomotongan dan perlu diperhatikan pada pahat yang
Pada pemesenian magnesium ada dua resiko perhatian utama yaitu kebakaran
akan sangat mungkin terjadi apabila chip tipis dan halus dengan perbandingan
atau penggantian dengan pahat intan. Tetapi kedua solusi ini masih menjadi
dan penggunaan pahat intan yang dapat meningkatkan biaya produksi (Videm,
dkk. 1994)
kerugian, dikarenakan pahat yang digunakan akan menjadi cepat aus. Hal ini
suatu benda kerja yang kurang bagus dan meningkatnya biaya produksi. Salah
5
satu cara untuk dapat mengurangi suhu pemotongan yang tinggi dan
pahat potong yang berputar ( Rotary Cutting Tool) pada proses pemesinan
rendah, dan sebaliknya jika kecepatan potong semakin rendah maka geram
morfologi chip itu sendiri. Pada pembentukan chip ini dapat bergantung pada
sifat termal dan mekanik dari material tersebut. Chip kontinu dapat diubah
dalam bentuk chip bergirigi oleh efek termal yang dapat mengakibatkan
pengaruh dari gaya potong dan keausan pahat potong di dalam kecepatan
potong yang tinggi (Anurag, dkk 2018). Dalam Penelitian Ghao dan Zhang
(2001) menyelidiki tentang efek dari kondisi pemotongan pada gerigi yang
6
sudut rake lebih dari ukuran gigi gergaji tetapi peningkatan dalam jumlah total
gigi gergaji.
Dalam penelitian Anurag, dkk (2018) analisis dari coefficient reduction chip
yang diberikan dari seluruh hasil eksperimen dari proses permesinan dan
yaitu metode Taguchi untuk mengurangi jumlah total dari percobaan yang
penelitian dengan kecepatan pemotongan (Vc) 225 m/min tebal chip (hc) 0,24
sebaliknya bila pemakanan dalam kedalaman potong naik maka tebal chip
setelah terpotong akan naik juga dengan kedalaman potong (a) sebesar 0,25
dipengaruhi oleh gerak makan (Feed) dan sudut potong (Major Cutting Edge
7
Angle), kedua parameter ini yang akan menentukan dimensi atau ketebalan
dilakukan dengan material yang berbeda yaitu magnesium AZ31 dan proses
Batasan masalah yang diberikan pada penelitian ini agar pembahasan untuk
hasil yang didapatkan lebih fokus dan terarah. Adapun batasan masalah dalam
1. Bab I. Pendahuluan
Bab ini berisikan teori yang berkaitan dengan penelitian ini seperti teori
penelitian yaitu waktu dan tempat penelitian, alat dan bahan yang
Bab ini berisikan hasil dan pembahasan dari data-data yang diperoleh
saat penelitian, serta analisa data dari semua parameter yang diambil.
9
5. Bab V. Penutup
Bab ini berisi hal-hal yang dapat disimpulkan dari semua analisa dan
6. Daftar pustaka
7. Lampiran