Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Teknik Mesin Universitas Hasanuddin | 2021

dalam proses pemesinan meliputi mesin bubut, sekrap,


Studi Karakteristik Permesinan
drilling, milling serta mesin perkakas lainnya (Amstead,
Material Baja ST 60 Akibat
1970).
Proses Annealing
Banyak faktor yang mempengaruhi agar benda menjadi rata
dan halus, mulai dari kecepatan spindel, kedalaman
Fadil Hidayat1
Teknik Mesin UNHAS Makassar pemakanan, kecepatan pemakanan, sudut dan jenis pahat,
fadilhidayat622@gmail.com kemampuan mesin, jenis pendingin, jenis benda, dan
operator, khususnya dalam hal mesin bubut. Menurut
Abstrak Prasetya (2010) ada beberapa faktor yang berpengaruh
terhadap kekasaran permukaan hasil pembubutan,
Permukaan kekasaran permukaan hasil pembubutan material
diantaranya adalah laju pemakanan, media pendingin,
yang telah mengalami proses annealing hasilnya lebih halus
dibandingkan dengan kekasaran permukaan hasil kecepatan spindel, kedalaman pemotongan, bahan dan
pembubutan pada material ST 60 normal atau tanpa geometri pahat. Pada proses pembubutan konvensional
mengalami proses annealing. kecepatan putaran spindle
beberapa faktor tersebut sangatlah penting, dan perlu
mempengaruhi kekasaran permukaan material baja ST 60
sebelum mengalami proses annealing dan ST 60 setelah perhatian yang khusus. Pada proses pemesinan konvesional,
mengalami proses annealing, yang dimana semakin besar cara yang digunakan untuk mendapatkan setingan kekasaran
kecepatan putaran yang digunakan maka hasil kekasaran tertentu adalah dengan mencoba-coba, atau dengan feeling.
permukaan yang di dapatkan juga semakin besar, kecepatan
Biasanya dilakukan dengan memperbesar atau memperkecil
putar mempengaruhi nilai kekasaran permukaan, semakin
besar kecepatan putar maka samakin besar pula nilai kecepatan spindel, kecepatan pemakanan dan kedalaman
kekasaran (Ra) yang diperoleh, Kemudian juga gerak makan pemakanan. Tentunya hasilnya tidak dapat dipastikan,
(feed) sangat mempengaruhi hasil kekasaran permukaan
bergantung dari skill dan pengalaman operator. (Alfiansyah,
semakin besar kecepatan gerak makan yang digunakan,
maka hasil dari kekasaran permukaan juga semakin besar 2017).
demikian pula sebaliknya semakin kecil kecepatan gerak Benda kerja yang digunakan pada proses permesinan sangat
makan yang digunakan maka hasil dari kekasaran
beragam. Mulai dari benda kerja yang lunak hingga yang
permukaan juga semakin kecil atau semakin baik.
kedalaman pemakanan (depth of cut) mempengaruhi hasil memiliki tingkat kekerasan tinggi. Baja merupakan salah
kekasaran permukaan dimana semakin tinggi nilai satu diantara sekian bahan yang digunakan, khususnya pada
kedalaman pemakanan maka semakin tinggi pula nilai industri yang membutuhkan bahan utama yang memiliki
kekasaran permukaan yang diperoleh pada kondisi material
dan pemotongan yang sama begitu pula sebaliknya. nilai kekerasan, kekakuan, dan duktibilitas yang tinggi.
Optimasi menggunakan metode taguchi nilai kekasaran Kekerasan baja yang sangat tinggi mengakibatkannya sulit
yang paling optimal pada penelitian ini terjadi pada suhu untuk dibentuk atau diproses dengan mesin dengan kata lain
annealing 900 ⁰C kecepatan putaran spindel 1000 rpm
sifat mampu mesinnya (machinability) sangat rendah. sifat
dengan gerak makan 0,45 dengan kedalaman pemakanan 0,5
mm. mampu mesin mempengaruhi umur pahat potong pada
pembubutan.
Kata kunci: Baja karbon ST60 Annealing, Permesinan Sifat mampu mesin material baja dapat diperbaiki dengan
Bubut,Variabel permesinan, Kecepatan putaran spindel,
berbagai cara salah satunya adalah dengan proses annealing.
gerak makan (feed), Metode taguchi.
Annealing adalah proses yang melibatkan pemanasan dan
Pendahuluan pendinginan di dalam tungku, biasanya diterapkan untuk
Proses pemesinan adalah salah satu proses utama dalam menghasilkan pelunakan. Istilah ini juga mengacu pada
industri manufaktur logam. Pada Proses pemesinan perawatan yang dimaksudkan mengubah sifat mekanik atau
memegang peranan penting seiring dengan kemajuan fisik, menghasilkan struktur mikro yang pasti, atau
teknologi pada dunia industri otomotif, konstruksi mesin dan menghilangkan gas. Suhu operasi dan laju pendinginan
komponen khususnya. Mesin perkakas yang digunakan
Jurnal Teknik Mesin Universitas Hasanuddin | 2021

tergantung pada bahan yang dianil dan tujuan perawatan kecepatan (0.45, 0.54 dan 0.63 mm/putaran) pada mesin
(Digges, Rosenberg dan Geil, 1966). bubut dengan kedalaman pemakanan (0,5, 1, dan 1,5 mm)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan dengan panjang pemakanan 10 mm. selanjutnya
kekasaran baja ST 60 sebelum dan setelah mengalami proses Mempersiapkan alat ukur kekasaran permukaan dan
annealing dan pengaruh variabel pemesinan terhadap membersihkan benda kerja dari chip yang menempel
kekasaran material baja ST 60 setelah mengalami proses kemudian melakukan pengujian kekasaran pada benda kerja
annealing serta Bagaimana optimasi kekasaran permukaan serta Mencatat nilai kekasaran Ra.
proses pembubutan baja ST60 dengan metode taguchi
menggunakan aplikasi Minitab 17. 3. Diagram Alir

Metode Penelitian Mulai


1. Alat dan Bahan
Alat dan bahan penelitian berupa: 1) Mesin Bubut, 2) Holder
(MTENN2020K16) dan Pahat Karbida, 3) Tungku Persiapan Alat dan
Bahan
(furnace), 4) Stopwacth, 5) Surface Roughness Tester
(LEXT OLYMPUS-OLS4100), Sedangkan bahan penelitian
Perlakuan pada material
adalah Material Baja ST 60 diameter 30,5 mm dan panjang
200 mm.
Tabel. 1 Komposisi kimia Baja karbon ST60
Unsur Kadar (%)
C (karbon) 0,476 Annealing dengan
T = 900oC
Al (alminium) 0,0208 Waktu Penahanan = Tanpa Perlakuan
30 menit
Cr (Kromium) 0,0444
Cu (tembaga) 0,0184
Fe (besi) 0,98 Proses Annealing

Mn (mangan) 0,887
Si (silikon) 0,292
n = 800, 900, 1000 rpm
Ti (titanium) 0,146 f = 0.45, 0.54, 0.63 mm/put
a = 0,5,1,1,5 mm
Zn (seng) 0,0009

Tabel. 2 Sifat mekanik Baja karbon ST60 Proses Pembubutan


Sifat mekanik Nilai
Yield Strenght (Mpa) 598
Hardness, Rockwell B 91,63 Mengukur dan Mencatat
Nilai Kekasaran Ra
2. Pelaksanaan penelitian

1) Benda kerja kita masukkan kedalam furnace, 2) Panaskan


Analisa dan pembahasan
benda kerja selama 105 menit untuk hingga mencapai
temperature yang ditentukan, 3) Menahan benda kerja
selama 30 menit, 4) Melakukan pendinginan dalam tungku Kesimpulan
dan Saran
selam ±24 Jam hingga benda kerja dingin. Kemudian pada
proses permesinan bubut Melakukkan settingan kecepatan
Selesai
spindel (800, 900, dan 1000 rpm) feed dengan variasi
Jurnal Teknik Mesin Universitas Hasanuddin | 2021

Hasil dan Pembahasan Tabel. 4 Annealing a = 1 mm


Kekasaran Ra [µm]
1. Perbandingan kekasaran baja ST 60 sebelum dan No. n [rpm] f [mm/put] ST 60
setelah mengalami proses annealing Anil T=900 ⁰C
Normal
1 0,45 5,628 5,368
Tabel. 3 Annealing a = 0,5 mm
2 800 0,54 5,759 5,590
Kekasaran Ra [µm]
f Anil 3 0,63 5,912 5,607
No. n [rpm]
[mm/put] ST 60 Normal T=900 4 0,45 4,430 3,941
⁰C 5 900 0,54 5,721 5,567
1 0,45 5,242 4,990
6 0,63 5,926 5,563
2 800 0,54 5,507 5,174
7 0,45 3,394 3,028
3 0,63 5,728 5,248
8 1000 0,54 4,677 4,553
4 0,45 4,124 3,746
9 0,63 4,907 4,572
5 900 0,54 4,896 4,671
6 0,63 5,355 5,217
7 0,45 3,155 2,875 (n=800 rpm & a= 1mm)
8 1000 0,54 4,000 3,817 6,000
9 0,63 4,429 4,188 5,900
5,800
5,700

Ra (µm)
(n=800 rpm & a= 0,5mm) 5,600
5,500
6,000 5,400 Normal
5,800 5,300 T=900 ⁰C
5,600 5,200
Ra (µm)

5,100
5,400 5,000
5,200 Normal 0,45 0,54 0,63
5,000
T=900 ⁰C f (mm/put)
4,800
4,600
0,45 0,54 0,63
f (mm/put) (n=900 rpm & a= 1mm)
6,500
6,000
(n=900 rpm & a= 0,5mm) 5,500
5,000
Ra (µm)

6,000 4,500
4,000 Normal
5,000
3,500
Ra (µm)

3,000 T=900 ⁰C
4,000
Normal 2,500
3,000 2,000
T=900 ⁰C
0,45 0,54 0,63
2,000 f (mm/put)
0,45 0,54 0,63
f (mm/put)
(n=1000 rpm & a= 1 mm)

5,500
(n=1000 rpm & a= 0,5mm) 5,000
5,000
4,500
Ra (µm)

4,500
4,000
4,000
Ra (µm)

3,500 Normal
3,500
Normal 3,000 T=900 ⁰C
3,000
T=900 ⁰C 2,500
2,500
2,000
2,000
0,45 0,54 0,63
0,45 0,54 0,63
f (mm/put)
f (mm/put)
Jurnal Teknik Mesin Universitas Hasanuddin | 2021

Tabel. 5 Annealing a = 1,5 mm Dari seluruh grafik dapat dilihat keseluruhan nilai rata-rata
Kekasaran Ra [µm]
dari setiap pengujian kekasaran permukaan benda kerja
No. n [rpm] f [mm/put] ST 60 Anil T=900
Normal ⁰C sebelum dan sesudah mengalami proses annealing di
1 0,45 5,925 5,388 perhatikan bahwa kecilnya nilai kekasaran ini menyebabkan
2 800 0,54 6,170 5,639
3 0,63 6,347 5,904 sifat mampu mesin bahan semakin meningkat karena
4 0,45 4,674 4,102 berkurangnya gesekan yang terjadi antara pahat potong
5 900 0,54 6,094 5,701
dengan permukaan material benda kerja yang dibubut
6 0,63 6,290 5,880
7 0,45 3,583 3,149 sehingga penetrasi pahat terhadap benda kerja semakin
8 1000 0,54 4,984 4,663
mudah. Menurut Asnawi, A (2000). Proses perlakuan panas
9 0,63 5,431 5,073
annealing (pelunakan) akan menghasilkan nilai kekasaran
yang lebih kecil (lebih halus) dibandingkan dengan
(n=800 rpm & a= 1,5mm)
6,600 spesimen normal. Jadi dapat disimpulkan bahwa kekasaran
6,400 permukaan hasil pembubutan material yang telah
6,200
6,000 mengalami proses annealing hasilnya lebih halus
Ra (µm)

5,800 dibandingkan dengan kekasaran permukaan hasil


5,600 Normal
5,400 pembubutan pada material ST60 normal atau tanpa
5,200 T=900 ⁰C
5,000 mengalami proses annealing.
4,800
0,45 0,54 0,63
f (mm/put) 2. Pengaruh variabel pemesinan terhadap kekasara
material baja ST 60 setelah mengalami proses annealing

A. Pengaruh Putaran Spindel n (rpm) Terhadap


(n=900 rpm & a= 1,5mm)
Kekasaran Permukaan
7,000
6,500 Tabel. 6 Pada Kedalaman Pemakanan a = 0,5 mm
6,000
5,500 f Ra [µm]
No. n [rpm]
Ra (µm)

5,000 (mm/put) Anil


4,500
4,000 Normal
1 800 4,990
3,500 T=900 ⁰C 2 0,45 900 3,746
3,000
3 1000 2,875
2,500
2,000 4 800 5,174
0,45 0,54 0,63 5 0,54 900 4,671
f (mm/put) 6 1000 3,817
7 800 5,248
8 0,63 900 5,217
9 1000 4,188
(n=1000 rpm & a= 1,5mm)
6,000 (Annealing 900 ⁰C a= 0,5mm)
5,500 6,000
5,000 5,500
Ra (µm)

4,500 5,000
Ra (µm)

4,000 f = 0,45
Normal 4,500
3,500 mm/put
4,000
3,000 T=900 ⁰C f = 0,54
2,500 3,500 mm/put
2,000 3,000 f = 0,63
0,45 0,54 0,63 2,500 mm/put
f (mm/put) 800 900 1000
n (rpm)
Jurnal Teknik Mesin Universitas Hasanuddin | 2021

Tabel. 7 Pada Kedalaman Pemakanan a = 1 mm Dari hasil pengujian kekasaran yang dilihat pada grafik
dapat diperhatikan bahwa nilai kekasaran permukaan hasil
Ra [µm]
No. f (mm/put) n [rpm]
Anil pembubutan ST60 annealing bahwa semakin tinggi
kecepatan putaran spindel maka semakin rendah pula nilai
1 800 5,368
0,45 kekasaran permukaan yang diperoleh pada kondisi material
2 900 3,941
3 1000 3,028 dan kondisi pemotongan yang sama. Dimana nilai kekasaran
4 800 5,590
yang terendah atau yang terhalus pada penelitian ini terjadi
5 0,54 900 5,267
6 1000 4,553 di kecepatan putaran spindel 1000 rpm.
7 800 5,607 Dapat juga dilihat bahwa kecepatan putaran spindel
8 0,63 900 5,563
9 1000 4,572 mempengaruhi kekasaran permukaan material baja ST60
yang mengalami proses annealing, yang dimana kecepatan

(Annealing 900 ⁰C a= 1mm) putaran spindel mempengaruhi nilai kekasaran permukaan,

6,000 semakin besar kecepatan putar maka samakin kecil pula nilai
5,500 kekasaran (Ra) yang diperoleh begitu pula sebaliknya.
5,000
f = 0,45 Peningkatan kecepatan pemotongan memberi efek terhadap
Ra (µm)

4,500
4,000 mm/put penurunan nilai kekasaran permukaan hal ini disebabkan
3,500 f = 0,54
mm/put ketika mata pahat mulai menggores pada permukaan benda
3,000
f = 0,63 kerja, serpihan yang dihasilkan dengan cepat bergeser
2,500
mm/put
2,000 sehingga tidak mengores permukaan benda kerja yang telah
800 900 1000
di potong, peningkatan kecepatan pemotongan juga
n (rpm)
menyebabkan suhu pada bidang kontak dan serpihan
menjadi lebih meningkat, seiring dengan itu serpihan
Tabel. 8 Pada Kedalaman Pemakanan a = 1,5 mm
menjadi melemah dan kemudian patah sehingga tidak
Ra [µm] terbentuk serpihan memanjang yang dapat menggores
No. f (mm/put) n [rpm]
Anil
permukaan benda kerja. (Sobron dkk, 2019).
1 800 5,388
2 0,45 900 4,102 B. Pengaruh Gerak Makan (feed) Terhadap Kekasaran
3 1000 3,149 Permukaan
4 800 5,639
5 0,54 900 5,701 Pada Kedalaman Pemakanan a = 0,5 mm
6 1000 4,663
7 800 5,904 (800,900,1000 rpm a= 0,5mm)
8 0,63 900 5,880 6,000
9 1000 5,073 5,500
5,000
Ra (µm)

4,500 800 rpm


(Annealing 900 ⁰C a= 1,5mm) 4,000
6,000 3,500 900 rpm
5,500 3,000
5,000 2,500 1000 rpm
f = 0,45 2,000
Ra (µm)

4,500
4,000 mm/put 0,45 0,54 0,63
3,500 f = 0,54
f (mm/put)
mm/put
3,000
f = 0,63
2,500 mm/put
2,000
800 900 1000
n (rpm)
Jurnal Teknik Mesin Universitas Hasanuddin | 2021

Pada Kedalaman Pemakanan a = 1 mm 5 1 5,590 5,267 4,553


6 1,5 5,639 5,701 4,663
(800,900,1000 rpm a= 1mm)
6,000 7 0,5 5,248 5,217 4,188
5,500 8 0,63 1 5,607 5,563 4,572
5,000
9 1,5 5,904 5,880 5,073
Ra (µm)

4,500 800 rpm


4,000
3,500 900 rpm
3,000 (Annealing 900 ⁰C n= 800rpm)
2,500 1000 rpm 7,000
2,000 6,500
0,45 0,54 0,63
6,000

Ra (µm)
f = 0,45
f (mm/put)
5,500 mm/put
f = 0,54
5,000
Pada Kedalaman Pemakanan a = 1,5 mm mm/put
4,500 f = 0,63
(800,900,1000 rpm a= 1,5mm) 4,000 mm/put
6,000 0,5 1 1,5
5,500 a (mm)
5,000
Ra (µm)

4,500 800 rpm


4,000 (Annealing 900 ⁰C n= 900rpm)
3,500 900 rpm
3,000 6,500
1000 rpm 6,000
2,500
2,000 5,500
0,45 0,54 0,63 f = 0,45
Ra (µm)

5,000
f (mm/put) 4,500 mm/put
4,000 f = 0,54
mm/put
3,500
Dari hasil pengujian kekasaran yang dilihat pada grafik f = 0,63
3,000
mm/put
dapat diperhatikan bahwa nilai kekasaran permukaan hasil 2,500
0,5 1 1,5
pembubutan ST 60 setelah proses annealing berbanding
a (mm)
lurus dengan nilai feed pada pembubutan. semakin tinggi
gerak makan (feed) pada pembubutan maka semakin tinggi
pula nilai kekasaran permukaan yang diperoleh pada kondisi (Annealing 900 ⁰C n= 1000rpm)
material dan pemotongan yang sama. Dimana nilai
6,000
kekasaran yang terendah atau yang terhalus pada penelitian 5,500
ini terjadi di feed 0,45 mm/putaran dan tertinggi pada feed 5,000
4,500 f = 0,45
Ra (µm)

0,63 mm/putaran. mm/put


4,000
C. Pengaruh Kedalaman Pemakanan (a) Terhadap f = 0,54
3,500
Kekasaran Permukaan mm/put
3,000
f = 0,63
2,500 mm/put
Tabel. 9 Nilai Kekasaran Permukaan Hasil Pembubutan 2,000
ST 60 0,5 1 1,5
Kekasaran Ra [µm] a (mm)
a
No. f (mm/put) 800 900 1000
[mm]
rpm rpm rpm
1 0,5 4,990 3,746 2,875
2 0,45 1 5,368 3,941 3,028
3 1,5 5,388 4,102 3,149
4 0,54 0,5 5,174 4,671 3,817
Jurnal Teknik Mesin Universitas Hasanuddin | 2021

3. Optimasi kekasaran permukaan proses dimana semakin kecil semakin baik atau (small is better).
pembubutan baja ST 60 dengan menggunakan Respon kekasaran di hitung menggunakan persamaan 2.22
metode Taguchi
𝑦𝑖 2
A. Menentukan nilai kekasaran Optimum S/N = −10 𝑙𝑜𝑔 [∑𝑛𝑖=1 ]
𝑛

Tabel. 10 Variabel Bebas Penelitian Sesuai perhitungan yang telah di lakukan, nilai rasio S/N
Variabel Nilai level
Faktor Level yang di peroleh menggunakan aplikasi Minitab 17 untuk
bebas 1 2 3
masing-masing respon yang di amati pada masing-masing
Kec. putaran
A 3 800 900 1000 kombinasi factor.
spindel (rpm)
Gerak Tabel. 12 Hasil perhitungan rasio S/N (signal to noise
Rasio) Small is better Minitab 17
B makan/feed 3 0,45 0,54 0,63
(mm/put)
Kedalaman
C pemakanan 3 0,5 1 1,5
(mm)
Perlakuan
D 2 TP 900 -
panas

Menentukan matriks ortogonal yang digunakan yaitu


4 faktor dan 3 level. Sehingga matriks ortogonal yang
digunakan adalah L9 (34). Matriks ortogonal jenis L9
memiliki 3 kolom dan 9 baris yang mampu digunakan
untuk 4 buah variabel bebas yang masing-masing
memiliki 3 level.
Tabel. 11 Desain of experiment (DOE) Matriks Ortogonal
Array Minitab 1

Dapat disimpulkan bahwa factor A (kecepatan putaran


spindel) memiliki pengaruh terbesar terhadap kekasaran
permukaan hasil pembubutan dengan peringkat 1. Dari rata-
Selanjutnya Perhitungan nilai rasio S/N (signal to noise
rata tiap faktor dipilih nilai peringkat paling kecil disarankan
Rasio) tergantung dari jenis respon. Respon kekasaran
sebagai rancangan usulan karena karakteristik mutu pada
permukaan memiliki karakteristik kualitas kekasaran
kasus ini adalah (Small is better) sehingga dari semua
Jurnal Teknik Mesin Universitas Hasanuddin | 2021

analisis diatas didapatkan rancangan usulan A1, B2, C4, dan Penutup
D3. Kemuadian dari perhitungan di atas nilai kekasaran yang
Kesimpulan
paling optimal pada penelitian ini terjadi pada suhu
1) Nilai kekasaran permbubutan ST 60 annealing memiliki
annealing 900oC kecepatan putaran spindel 1000 rpm
nilai yang rendah dibandingkan dengan kekasaran
dengan gerak makan 0,45 mm/putaran dengan kedalaman
permukaan hasil pembubutan ST 60 tanpa perlakuan panas
pemakanan 0,5 mm.
annealing, dengan kata lain permukaan ST 60 yang
B. Analisis varian (ANOVA) mengalami proses annealing lebih halus daripada yang
normal.
Untuk mengetahui variabel permesinan yang paling
2) Pengaruh variabel pemesinan terhadap kekasaran material
berpengaruh antara 4 faktor terhadap kekasaran permukaan
baja ST 60 setelah mengalami proses annealing.
hasil permesinan bubut menggunakan metode taguchi
a. Kecepatan putaran spindle sangat mempengaruhi
dengan melakukan analisis varian. analisis varian digunakan
kekasaran permukaan Material Baja ST 60 sebelum
untuk menganalisis data yang telah disusun dalam desain
mengalami proses annealing dan setelah mengalami proses
secara statistik. Analisis ini dilakukan dengan menguraikan
annealing, yang dimana semakin besar kecepatan putaran
seluruh varian atas bagian- bagian yang diteliti. analisis
yang digunakan maka hasil kekasaran permukaan yang di
varian digunakan untuk menganalisis data percobaan yang
dapatkan juga semakin besar, kecepatan putar
terdiri dari dua faktor atau lebih dengan dua level atau lebih
mempengaruhi nilai kekasaran permukaan, semakin besar
kecepatan putar maka samakin besar pula nilai kekasaran
(Ra) yang diperoleh.
b. Gerak makan (feed) mempengaruhi hasil kekasaran
permukaan semakin besar kecepatan gerak makan yang
digunakan, maka hasil dari kekasaran permukaan juga
semakin besar demikian pula sebaliknya semakin kecil
kecepatan gerak makan yang digunakan maka hasil dari
kekasaran permukaan juga semakin kecil atau semakin baik.
c. Kedalaman pemakanan (depth of cut), mempengaruhi
hasil kekasaran permukaan dimana semakin tinggi nilai
kedalaman pemakanan maka semakin tinggi pula nilai
kekasaran permukaan yang diperoleh pada kondisi material
dan pemotongan yang sama begitu pula sebaliknya.
Hasil perhitungan analisis varian diatas dapat dilihat bahwa 3) Optimasi kekasaran permukaan proses pembubutan baja
Fhitung > Ftabel dimana Ftabel diperoleh pada lampiran ST60 metode Taguchi menggunakan aplikasi minitab 17,
Tabel Distribusi Ftabel untuk Probabilitas = 0,05, sehingga menunjukkan bahwa variabel permesinan yang paling
dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat pengaruh yang berpengaruh yaitu kecepatan putaran spindel (rpm) dengan
signifikan pada kekasaran permukaan hasil pembubutan persen konstribusi tertinggi sebesar 50.00% atau setengah
pada setiap variabel permesinan. Dan variabel permesinan dari seluruh persen kontribusi yang ada dari beberapa factor
yang paling berpengaruh adalah kecepatan putaran spindel prngujian.
(rpm) dengan persen konstribusi tertinggi sebesar 50.00%.
untuk nilai hasil perhitungan Analisis varian menggunakan
aplikasi minitab 17.
Jurnal Teknik Mesin Universitas Hasanuddin | 2021

Daftar Pustaka Kalpakjian, S., Schmid, S. R. 2014. Manufacturing

Al-fiansyah, D.K. 2017. Pengaruh Kedalaman dan Engineering and Technology. Penerbit

Kecepatan Pemakanan Terhadap Tingkat Pearson. Singapore.

Kekasaran Permukaan Baja ST 60 Naval Education and Training Center, 1996.

Menggunakan Pahat Insert. Skripsi. Steelworker Vol 1 Nevedtra 14250. USA.

Universitas Negeri Semarang. Semarang. Nurdjito dan Arifin, A. 2015. Handout Permesinan

ASM International. 1995. ASM Handbook Machining Bubut. Penerbit Universitas Negeri

Vol.16. USA. Yogyakarta. Yogyakarta.

ASM International. 2015. Heat Treatment. USA Rochim, Taufiq. 1993. Teori Dan Teknologi Proses

Azhar, M.C. 2014. Analisa Kekasaran Permukaan Pemesinan. Bandung. Institut Teknologi

Benda Kerja dengan Variasi Jenis Material dan Bandung.

Pahat Potong. Skripsi. Universitas Bengkulu. Singh, R. 2006. Introduction do Basic Manufacturing

Bengkulu. Processes and Workshop Technology. Penerbit

Braucke, T. S. V. 2004. Establishment of a Database New Age International Publisher. India.

for Tool Life Performance. Thesis. Swinburne Sobron, Y.L. 2019. Pengaruh Cutting Speed terhadap

University of Technology Australia. Australia. Kekasaran Permukaan Bahan Allumininium

Choudhury, I.A. 1995. Machinability Studies of High Alloy 6061 pada Proses Pembubutan. Dalam

Strength Materials and the Development of A SEMNASTEK UISU 2019. Hal 27-30.

Data Base System. Thesis. Dublin City Upara, N. 2009. Analisis Kekerasan Permukaan

University. Irlandia. Terhadap Pengaruh Kedalaman Potong pada

Digges, T.G., Rosenberg, S. J. dan Geil, G.W. 1966. Proses Pembubutan. Dalam Jurnal Mekanikal

Heat Treatment and Properties of Iron and Teknk Mesin S1-FTUP. 5(2) : 11-14.

Steel. Nasional Bureau of Standards Widarto.2008. Teknik Pemesinan Jilid I. Jakarta :

Monograph 88. USA. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah

Furqan, G.R., Firman M dan Sugeng, M.A. 2016. Kejuruan.

Analisa Uji Kekerasan pada Poros Baja St 60 Soejanto, Irwan, 2009, “Desain Eksperimen dengan

dengan Media Pendingin yang Berbeda. Dalam Metode Taguchi”, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Jurnal Teknik Mesin UNISKA. 1(2) : 21-26. G.Niemann, H. Winter, 1990, Elemen Mesin, Edisi

Jonoadji, N. Dewanto, J. 1999. Pengaruh Parameter Ke-2, Jilid II, Erlangga,Jakarta

Potong dan Geometri Pahat Terhadap Lin J.L., C.L. Lin, 2002, “The Use of Orthogonal

Kekasaran Permukaan Pada Proses Bubut. Array with Grey Relational Analysis to

Dalam Jurnal Teknik Mesin Vol. 1, No. 1, Optimize the Electrical Discharge Machining

April 1999 : 82 – 88. Process with Multiple Performance

Junaidi. 2016. Pengaruh Perlakuan Panas Terhadap Characteristics,” International Journal of

Kekerasan dan Struktur Mikro Baja Karbon Machine Tools and Manufacture, Vol 42, pp

Paduan Rendah ST 60. Dalam Jurnal Ilmiah 237–244.

Teknologi Harapan. 1(5) : 33-42.

Anda mungkin juga menyukai