tergantung pada bahan yang dianil dan tujuan perawatan kecepatan (0.45, 0.54 dan 0.63 mm/putaran) pada mesin
(Digges, Rosenberg dan Geil, 1966). bubut dengan kedalaman pemakanan (0,5, 1, dan 1,5 mm)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan dengan panjang pemakanan 10 mm. selanjutnya
kekasaran baja ST 60 sebelum dan setelah mengalami proses Mempersiapkan alat ukur kekasaran permukaan dan
annealing dan pengaruh variabel pemesinan terhadap membersihkan benda kerja dari chip yang menempel
kekasaran material baja ST 60 setelah mengalami proses kemudian melakukan pengujian kekasaran pada benda kerja
annealing serta Bagaimana optimasi kekasaran permukaan serta Mencatat nilai kekasaran Ra.
proses pembubutan baja ST60 dengan metode taguchi
menggunakan aplikasi Minitab 17. 3. Diagram Alir
Mn (mangan) 0,887
Si (silikon) 0,292
n = 800, 900, 1000 rpm
Ti (titanium) 0,146 f = 0.45, 0.54, 0.63 mm/put
a = 0,5,1,1,5 mm
Zn (seng) 0,0009
Ra (µm)
(n=800 rpm & a= 0,5mm) 5,600
5,500
6,000 5,400 Normal
5,800 5,300 T=900 ⁰C
5,600 5,200
Ra (µm)
5,100
5,400 5,000
5,200 Normal 0,45 0,54 0,63
5,000
T=900 ⁰C f (mm/put)
4,800
4,600
0,45 0,54 0,63
f (mm/put) (n=900 rpm & a= 1mm)
6,500
6,000
(n=900 rpm & a= 0,5mm) 5,500
5,000
Ra (µm)
6,000 4,500
4,000 Normal
5,000
3,500
Ra (µm)
3,000 T=900 ⁰C
4,000
Normal 2,500
3,000 2,000
T=900 ⁰C
0,45 0,54 0,63
2,000 f (mm/put)
0,45 0,54 0,63
f (mm/put)
(n=1000 rpm & a= 1 mm)
5,500
(n=1000 rpm & a= 0,5mm) 5,000
5,000
4,500
Ra (µm)
4,500
4,000
4,000
Ra (µm)
3,500 Normal
3,500
Normal 3,000 T=900 ⁰C
3,000
T=900 ⁰C 2,500
2,500
2,000
2,000
0,45 0,54 0,63
0,45 0,54 0,63
f (mm/put)
f (mm/put)
Jurnal Teknik Mesin Universitas Hasanuddin | 2021
Tabel. 5 Annealing a = 1,5 mm Dari seluruh grafik dapat dilihat keseluruhan nilai rata-rata
Kekasaran Ra [µm]
dari setiap pengujian kekasaran permukaan benda kerja
No. n [rpm] f [mm/put] ST 60 Anil T=900
Normal ⁰C sebelum dan sesudah mengalami proses annealing di
1 0,45 5,925 5,388 perhatikan bahwa kecilnya nilai kekasaran ini menyebabkan
2 800 0,54 6,170 5,639
3 0,63 6,347 5,904 sifat mampu mesin bahan semakin meningkat karena
4 0,45 4,674 4,102 berkurangnya gesekan yang terjadi antara pahat potong
5 900 0,54 6,094 5,701
dengan permukaan material benda kerja yang dibubut
6 0,63 6,290 5,880
7 0,45 3,583 3,149 sehingga penetrasi pahat terhadap benda kerja semakin
8 1000 0,54 4,984 4,663
mudah. Menurut Asnawi, A (2000). Proses perlakuan panas
9 0,63 5,431 5,073
annealing (pelunakan) akan menghasilkan nilai kekasaran
yang lebih kecil (lebih halus) dibandingkan dengan
(n=800 rpm & a= 1,5mm)
6,600 spesimen normal. Jadi dapat disimpulkan bahwa kekasaran
6,400 permukaan hasil pembubutan material yang telah
6,200
6,000 mengalami proses annealing hasilnya lebih halus
Ra (µm)
4,500 5,000
Ra (µm)
4,000 f = 0,45
Normal 4,500
3,500 mm/put
4,000
3,000 T=900 ⁰C f = 0,54
2,500 3,500 mm/put
2,000 3,000 f = 0,63
0,45 0,54 0,63 2,500 mm/put
f (mm/put) 800 900 1000
n (rpm)
Jurnal Teknik Mesin Universitas Hasanuddin | 2021
Tabel. 7 Pada Kedalaman Pemakanan a = 1 mm Dari hasil pengujian kekasaran yang dilihat pada grafik
dapat diperhatikan bahwa nilai kekasaran permukaan hasil
Ra [µm]
No. f (mm/put) n [rpm]
Anil pembubutan ST60 annealing bahwa semakin tinggi
kecepatan putaran spindel maka semakin rendah pula nilai
1 800 5,368
0,45 kekasaran permukaan yang diperoleh pada kondisi material
2 900 3,941
3 1000 3,028 dan kondisi pemotongan yang sama. Dimana nilai kekasaran
4 800 5,590
yang terendah atau yang terhalus pada penelitian ini terjadi
5 0,54 900 5,267
6 1000 4,553 di kecepatan putaran spindel 1000 rpm.
7 800 5,607 Dapat juga dilihat bahwa kecepatan putaran spindel
8 0,63 900 5,563
9 1000 4,572 mempengaruhi kekasaran permukaan material baja ST60
yang mengalami proses annealing, yang dimana kecepatan
6,000 semakin besar kecepatan putar maka samakin kecil pula nilai
5,500 kekasaran (Ra) yang diperoleh begitu pula sebaliknya.
5,000
f = 0,45 Peningkatan kecepatan pemotongan memberi efek terhadap
Ra (µm)
4,500
4,000 mm/put penurunan nilai kekasaran permukaan hal ini disebabkan
3,500 f = 0,54
mm/put ketika mata pahat mulai menggores pada permukaan benda
3,000
f = 0,63 kerja, serpihan yang dihasilkan dengan cepat bergeser
2,500
mm/put
2,000 sehingga tidak mengores permukaan benda kerja yang telah
800 900 1000
di potong, peningkatan kecepatan pemotongan juga
n (rpm)
menyebabkan suhu pada bidang kontak dan serpihan
menjadi lebih meningkat, seiring dengan itu serpihan
Tabel. 8 Pada Kedalaman Pemakanan a = 1,5 mm
menjadi melemah dan kemudian patah sehingga tidak
Ra [µm] terbentuk serpihan memanjang yang dapat menggores
No. f (mm/put) n [rpm]
Anil
permukaan benda kerja. (Sobron dkk, 2019).
1 800 5,388
2 0,45 900 4,102 B. Pengaruh Gerak Makan (feed) Terhadap Kekasaran
3 1000 3,149 Permukaan
4 800 5,639
5 0,54 900 5,701 Pada Kedalaman Pemakanan a = 0,5 mm
6 1000 4,663
7 800 5,904 (800,900,1000 rpm a= 0,5mm)
8 0,63 900 5,880 6,000
9 1000 5,073 5,500
5,000
Ra (µm)
4,500
4,000 mm/put 0,45 0,54 0,63
3,500 f = 0,54
f (mm/put)
mm/put
3,000
f = 0,63
2,500 mm/put
2,000
800 900 1000
n (rpm)
Jurnal Teknik Mesin Universitas Hasanuddin | 2021
Ra (µm)
f = 0,45
f (mm/put)
5,500 mm/put
f = 0,54
5,000
Pada Kedalaman Pemakanan a = 1,5 mm mm/put
4,500 f = 0,63
(800,900,1000 rpm a= 1,5mm) 4,000 mm/put
6,000 0,5 1 1,5
5,500 a (mm)
5,000
Ra (µm)
5,000
f (mm/put) 4,500 mm/put
4,000 f = 0,54
mm/put
3,500
Dari hasil pengujian kekasaran yang dilihat pada grafik f = 0,63
3,000
mm/put
dapat diperhatikan bahwa nilai kekasaran permukaan hasil 2,500
0,5 1 1,5
pembubutan ST 60 setelah proses annealing berbanding
a (mm)
lurus dengan nilai feed pada pembubutan. semakin tinggi
gerak makan (feed) pada pembubutan maka semakin tinggi
pula nilai kekasaran permukaan yang diperoleh pada kondisi (Annealing 900 ⁰C n= 1000rpm)
material dan pemotongan yang sama. Dimana nilai
6,000
kekasaran yang terendah atau yang terhalus pada penelitian 5,500
ini terjadi di feed 0,45 mm/putaran dan tertinggi pada feed 5,000
4,500 f = 0,45
Ra (µm)
3. Optimasi kekasaran permukaan proses dimana semakin kecil semakin baik atau (small is better).
pembubutan baja ST 60 dengan menggunakan Respon kekasaran di hitung menggunakan persamaan 2.22
metode Taguchi
𝑦𝑖 2
A. Menentukan nilai kekasaran Optimum S/N = −10 𝑙𝑜𝑔 [∑𝑛𝑖=1 ]
𝑛
Tabel. 10 Variabel Bebas Penelitian Sesuai perhitungan yang telah di lakukan, nilai rasio S/N
Variabel Nilai level
Faktor Level yang di peroleh menggunakan aplikasi Minitab 17 untuk
bebas 1 2 3
masing-masing respon yang di amati pada masing-masing
Kec. putaran
A 3 800 900 1000 kombinasi factor.
spindel (rpm)
Gerak Tabel. 12 Hasil perhitungan rasio S/N (signal to noise
Rasio) Small is better Minitab 17
B makan/feed 3 0,45 0,54 0,63
(mm/put)
Kedalaman
C pemakanan 3 0,5 1 1,5
(mm)
Perlakuan
D 2 TP 900 -
panas
analisis diatas didapatkan rancangan usulan A1, B2, C4, dan Penutup
D3. Kemuadian dari perhitungan di atas nilai kekasaran yang
Kesimpulan
paling optimal pada penelitian ini terjadi pada suhu
1) Nilai kekasaran permbubutan ST 60 annealing memiliki
annealing 900oC kecepatan putaran spindel 1000 rpm
nilai yang rendah dibandingkan dengan kekasaran
dengan gerak makan 0,45 mm/putaran dengan kedalaman
permukaan hasil pembubutan ST 60 tanpa perlakuan panas
pemakanan 0,5 mm.
annealing, dengan kata lain permukaan ST 60 yang
B. Analisis varian (ANOVA) mengalami proses annealing lebih halus daripada yang
normal.
Untuk mengetahui variabel permesinan yang paling
2) Pengaruh variabel pemesinan terhadap kekasaran material
berpengaruh antara 4 faktor terhadap kekasaran permukaan
baja ST 60 setelah mengalami proses annealing.
hasil permesinan bubut menggunakan metode taguchi
a. Kecepatan putaran spindle sangat mempengaruhi
dengan melakukan analisis varian. analisis varian digunakan
kekasaran permukaan Material Baja ST 60 sebelum
untuk menganalisis data yang telah disusun dalam desain
mengalami proses annealing dan setelah mengalami proses
secara statistik. Analisis ini dilakukan dengan menguraikan
annealing, yang dimana semakin besar kecepatan putaran
seluruh varian atas bagian- bagian yang diteliti. analisis
yang digunakan maka hasil kekasaran permukaan yang di
varian digunakan untuk menganalisis data percobaan yang
dapatkan juga semakin besar, kecepatan putar
terdiri dari dua faktor atau lebih dengan dua level atau lebih
mempengaruhi nilai kekasaran permukaan, semakin besar
kecepatan putar maka samakin besar pula nilai kekasaran
(Ra) yang diperoleh.
b. Gerak makan (feed) mempengaruhi hasil kekasaran
permukaan semakin besar kecepatan gerak makan yang
digunakan, maka hasil dari kekasaran permukaan juga
semakin besar demikian pula sebaliknya semakin kecil
kecepatan gerak makan yang digunakan maka hasil dari
kekasaran permukaan juga semakin kecil atau semakin baik.
c. Kedalaman pemakanan (depth of cut), mempengaruhi
hasil kekasaran permukaan dimana semakin tinggi nilai
kedalaman pemakanan maka semakin tinggi pula nilai
kekasaran permukaan yang diperoleh pada kondisi material
dan pemotongan yang sama begitu pula sebaliknya.
Hasil perhitungan analisis varian diatas dapat dilihat bahwa 3) Optimasi kekasaran permukaan proses pembubutan baja
Fhitung > Ftabel dimana Ftabel diperoleh pada lampiran ST60 metode Taguchi menggunakan aplikasi minitab 17,
Tabel Distribusi Ftabel untuk Probabilitas = 0,05, sehingga menunjukkan bahwa variabel permesinan yang paling
dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat pengaruh yang berpengaruh yaitu kecepatan putaran spindel (rpm) dengan
signifikan pada kekasaran permukaan hasil pembubutan persen konstribusi tertinggi sebesar 50.00% atau setengah
pada setiap variabel permesinan. Dan variabel permesinan dari seluruh persen kontribusi yang ada dari beberapa factor
yang paling berpengaruh adalah kecepatan putaran spindel prngujian.
(rpm) dengan persen konstribusi tertinggi sebesar 50.00%.
untuk nilai hasil perhitungan Analisis varian menggunakan
aplikasi minitab 17.
Jurnal Teknik Mesin Universitas Hasanuddin | 2021
Al-fiansyah, D.K. 2017. Pengaruh Kedalaman dan Engineering and Technology. Penerbit
Universitas Negeri Semarang. Semarang. Nurdjito dan Arifin, A. 2015. Handout Permesinan
ASM International. 1995. ASM Handbook Machining Bubut. Penerbit Universitas Negeri
ASM International. 2015. Heat Treatment. USA Rochim, Taufiq. 1993. Teori Dan Teknologi Proses
Azhar, M.C. 2014. Analisa Kekasaran Permukaan Pemesinan. Bandung. Institut Teknologi
Pahat Potong. Skripsi. Universitas Bengkulu. Singh, R. 2006. Introduction do Basic Manufacturing
for Tool Life Performance. Thesis. Swinburne Sobron, Y.L. 2019. Pengaruh Cutting Speed terhadap
Choudhury, I.A. 1995. Machinability Studies of High Alloy 6061 pada Proses Pembubutan. Dalam
Strength Materials and the Development of A SEMNASTEK UISU 2019. Hal 27-30.
Data Base System. Thesis. Dublin City Upara, N. 2009. Analisis Kekerasan Permukaan
Digges, T.G., Rosenberg, S. J. dan Geil, G.W. 1966. Proses Pembubutan. Dalam Jurnal Mekanikal
Heat Treatment and Properties of Iron and Teknk Mesin S1-FTUP. 5(2) : 11-14.
Analisa Uji Kekerasan pada Poros Baja St 60 Soejanto, Irwan, 2009, “Desain Eksperimen dengan
dengan Media Pendingin yang Berbeda. Dalam Metode Taguchi”, Graha Ilmu, Yogyakarta.
Jurnal Teknik Mesin UNISKA. 1(2) : 21-26. G.Niemann, H. Winter, 1990, Elemen Mesin, Edisi
Potong dan Geometri Pahat Terhadap Lin J.L., C.L. Lin, 2002, “The Use of Orthogonal
Kekasaran Permukaan Pada Proses Bubut. Array with Grey Relational Analysis to
Dalam Jurnal Teknik Mesin Vol. 1, No. 1, Optimize the Electrical Discharge Machining
Kekerasan dan Struktur Mikro Baja Karbon Machine Tools and Manufacture, Vol 42, pp