Anda di halaman 1dari 19

STUDI PENGAMATAN DENSITY DAN STRUKTUR MIKRO

MENGGUNAKAN VARIASI METODE PENGECORAN LOGAM


ALUMINIUM

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata 1 Pada
Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik

Oleh:
IPUNG NARWANTO
D 200 160 238

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2020
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
STUDI PENGAMATAN DENSITY DAN STRUKTUR MIKRO
MENGGUNAKAN VARIASI METODE PENGECORAN LOGAM ALUMINIUM

Abstrak
Pemanfaatan logam sebagai penunjang kehidupan manusia tidak lepas dari kemajuan
ilmu pengetahuan. Salah satu cara yang digunakan untuk membentuk logam yaitu dengan
metode pengecoran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi cetakan
terhadap density dan struktur mikro serta mengamati beberapa hasil penelitian terkait
pengaruh variasi cetakan terhadap density dan struktur mikro dengan bahan baku
Aluminium dari piston bekas. Pada penelitian ini menggunakan metode sand casting,
gravity die casting dan centrifugal casting dengan temperatur tuang pada 750° C dan
kecepatan putar motor centrifugal casting 700 rpm dengan variasi kemiringan cetakan 0˚.
Perhitungan density dilakukan dengan menghitung massa dan volume hasil coran.
Pengujian struktur mikro hasil coran menggunakan mikroskop metalografi (ASTM E3-
11). Hasil perhitungan density sand casting 2,6631 gr/cm3, gravity die casting 2,6972
gr/cm3 dan centrifugal casting dengan kemiringan cetakan 0˚ 2,7054 gr/cm3. Hasil
pengamatan struktur mikro terdiri dari fasa α (Al) dan fasa β (Si). Pada sand casting fasa
β (Si) lebih renggang dan bentuk butiran lebih besar, gravity die casting fasa β (Si) lebih
rapat dan butiran lebih merata sedangkan centrifugal casting fasa β (Si) homogen dan
lebih rapat serta merata.
Kata kunci : sand casting, gravity die casting, centrifugal casting, aluminium, density,
struktur mikro
Abstract

The use of metal as a support for human life cannot be separated from the progress of
science. One method used to make metals is by casting methods. Research on mold
variations on microstructure density and structure and various research results related to
mold variations on microstructure density and structure with aluminum raw material from
the former piston. In this study using the method of sand casting, die gravity casting and
centrifugal casting with a pouring temperature at 750 ° C and a rotational speed of a 700
rpm centrifugal casting motor with a variation of the mold slope of 0˚. Calculation of
density is done by calculating the mass and volume of the cast. Testing the microstructure
of the castings using a metallographic microscope (ASTM E3-11). The results of the
calculation of the density of sand casting 2.6631 gr / cm3, gravity casting 2.6972 gr / cm3
and centrifugal casting with mold slope 0˚ 2.7054 gr / cm3. The results of the observation
of the micro structure consist of α (Al) phase and β (Si) phase. In the sand casting phase
β (Si) is more tenuous and granular shape is greater, gravity casting phase β (Si) is more
dense and granules are more equivalent to centrifugal casting phase β (Si) homogeneous
and more dense as well.
Keywords : sand casting, gravity die casting, centrifugal casting, aluminium, density,
struktur mikro

1
1. PENDAHULUAN

Perkembangan teknologi di dunia industri era 4.0 saat ini sangat berkembang dengan
cepat, seiring berjalannya waktu yang bertujuan untuk membantu dan mempermudah
pekerjaan manusia yang semakin kompleks. Dunia permesinan memiliki peran yang
sangat penting dalam perkembangan teknologi yang ada saat ini. Dan banyak komponen-
komponen mesin yang dibutuhkan memiliki kualitas dan ketelitian produk yang tinggi,
oleh karena itu dibutuhkan proses-proses manufaktur yang tepat. Dalam hal ini
pengecoran logam merupakan salah satu metode untuk menghasilkan suatu produk
pengecoran. Pengecoran logam dilakukan melalui beberaapa tahapan yaitu mulai dari
pembuatan pola, cetakan, proses peleburan, proses menuang, membongkar dan
membersihkan coran.

Metode yang digunakan dalam pengecoran logam sangat beragam diantaranya


Sand Casting, Gravity Die Casting dan Centrifugal Casting. Pengecoran pasir adalah
suatu proses pengecoran yang banyak digunakan karena keunggulannya yang melekat
tanpa kendala ukuran dan bentuk dengan biaya rendah. Masalah utama dengan
pengecoran pasir adalah cacat hasil. Optimalisasi parameter proses dan desain sistem
gating dapat menyelesaikan masalah ini. (M.S.AyaraV.S.AyarbP.M.Georgea).
Pengecoran cetakan permanen adalah proses pengecoran bentuk logam yang mirip
dengan pengecoran pasir, tetapi proses ini menggunakan cetakan konduktivitas termal
yang tinggi dan permanen. Desain cetakan permanen dan fitur-fiturnya memiliki
beberapa kesamaan dengan yang ada di cetakan pasir, tetapi cetakan itu sendiri harus
terbuat dari bahan yang tahan lama yang mampu menahan penggunaan berulang,
terutama mampu thermal. Pengecoran sentrifugal adalah metode pengecoran dengan
menuangkan cairan pada cetakan yang diputar. Biasanya, pengecoran sentrifugal
digunakan untuk memproduksi benda-benda bentuk silinder seperti pipa, bushing, dan
silinder sleeve. Mesin pengecoran sentrifugal memiliki dua tipe yaitu vertikal dan
horizontal. Benda yang memiliki bentuk tidak silinder dan tidak simetris dapat dilakukan
pengecoran dengan tipe vertikal (Chirita dkk, 2008). Pengecoran sentrifugal memiliki
banyak keuntungan misalnya operasional mudah, biaya rendah, fleksibilitas baik (Chirita
dkk, 2008).

2
Aluminium murni adalah logam yang lunak, tahan lama, ringan, dan dapat
ditempa dengan penampilan luar bervariasi antara keperakan hingga abu-abu, tergantung
kekasaran permukaannya. Kekuatan tarik Aluminium murni adalah 90 MPa, sedangkan
aluminium paduan memiliki kekuatan tarik berkisar hingga 600 MPa. Aluminium
memiliki berat sekitar satu pertiga baja, mudah ditekuk, diperlakukan dengan mesin,
dicor, ditarik (drawing), dan diekstrusi. Resistansi terhadap korosi terjadi akibat
fenomena pasivasi, yaitu terbentuknya lapisan Aluminium Oksida ketika Aluminium
terpapar dengan udara bebas. Lapisan Aluminium Oksida ini mencegah terjadinya
oksidasi lebih jauh. Aluminium paduan dengan tembaga kurang tahan terhadap korosi
akibat reaksi galvanik dengan paduan Tembaga. Dalam keadaan murni aluminium terlalu
lunak, terutama kekuatannya sangat rendah untuk dapat dipergunakan pada berbagai
keperluan teknik. Dengan pemaduan ini dapat diperbaiki tetapi seringkali sifat tahan
korosinya berkurang, demikian juga keuletannya.

Penelitian tentang pengecoran logam Aluminium untuk mengetahui perbandingan


sifat fisis dan mekanis hasil produk pengecoran metode sand casting, gravity die casting
dan centrifugal casting. Maka dilakukanlah percobaan pengecoran yang kemudian
dilakukan pengujian visual untuk melihat densitas hasil pengecoran dan uji metalografi
untuk mengetahui sifat–sifat fisis dan mekanis dari hasil pengecoran tersebut.

2. METODOLOGI PENELITIAN
2.1 Diagram Alir Penelitian

3
Mulai

Studi Literatur dan Studi Lapangan

Mempersiapkan Alat dan Bahan

Membuat Cetakan Membuat Cetakan Membuat Cetakan


Pasir Permanen Centrifugal

Proses Pengecoran

Sand Casting Gravity Die Casting Centrifugal Casting

Pemeriksaan Hasil Tidak


Pengecoran

Ya

Pengujian Pengujian
Densitas Struktur Mikro

Analisa Data dan Pembuatan Laporan

Selesai

Gambar 1. Diagram alir penelitian


2.2 Proses Penelitian
2.2.1 Persiapan Cetakan Pasir (Sand Casting)
1) Mempersiapkan kerangka cetakan berbentuk kotak dan papan kayu / keramik
sebagai alas kerangka cetakan.
2) Meletakkan kerangka cetakan bawah diatas papan kayu dan meletakkan pola
coran, saluran masuk dan saluran keluar pada kerangka cetak.

4
3) Cetakan diisi dengan pasir, kemudian dipadatkan menggunakan penumbuk.
4) Cetakan pasir bagian bawah diisi dengan pasir yang sudah disaring kemudian
dipadatkan.
5) Memasang cetakan bagian atas dengan cetakan bagian bawah.
2.2.2 Persiapan Gravity Die Casting
1) Mempersiapkan alat dan bahan.
2) Menambahkan tanah liat pada bagian saluran masuk agar nantinya mudah
dilepas setelah proses penuangan logam.
3) Memanaskan cetakan logam dengan cara meletakan diatas tungku pelebur.
4) Memasang antara cetakan bagian bawah dengan cetakan bagian atas dengan
menggunkan pin besi agar tidak goyang saat proses penuangan.
2.2.3 Persiapan Pengecoran Gravitasi ( Gravity Casting)
1) Mempersiapkan cetakan logam yang telah dipanaskan diatas kowi.
2) Mempersiapkan mesin dinamo centrifugal yang telah dihubungkan dengan
listrik.
3) Memasang cetakan permanen ke dudukan centrifugal casting.
4) Menambahkan kawat yang dililitkan pada bagian cetakan permanen agar lebih
kuat menahan putaran dan tidak geser saat proses pemutaran cetakan.
2.2.4 Peleburan Logam
1) Mempersiapkan dapur peleburan.
2) Menempatkan kompor ke dalam dapur peleburan.
3) Menyalakan kompor peleburan yang telah terhubungan dengan tabung gas.
4) Meletakkan kowi diatas tungku.
5) Memotong aluminium agar kowi memuat aluminium lebih banyak.
6) Memasukkan material aluminium ke dalam kowi.
7) Bagian atas kowi dan bagian samping di tutup dengan keramik untuk
menghindari panas yang terbuang.
8) Tunggu sampai logam mencair.
2.2.5 Penuangan dan Pembongkaran Cetakan Pasir (Sand Casting)
1) Mengukur temperatur coran Aluminium cair sampai sekitar 750°C
menggunakan thermometer inframerah.
2) Membuang residu hasil oksidasi pada Aluminium cair.

5
3) Menuangkan coran kedalam cetakan pasir.
4) Membongkar cetakan agar produk dapat diperiksa secara fisik.
2.2.6 Penuangan dan Pembongkaran Gravity Die Casting
1) Mengukur temperatur coran aluminium cair sampai sekitar 750°C
menggunakan thermometer inframerah.
2) Memanaskan dies diatas tungku.
3) Membuang residu hasil oksidasi.
4) Menuangkan coran kedalam cetakan.
5) Membongkar cetakan logam agar dapat diperiksa secara fisik.
2.2.7 Penuangan dan Pembongkaran Pengecoran Gravitasi (Gravity Casting)
1) Mengukur temperatur coran Alumunium cair sampai sekitar 750°C
menggunakan thermometer inframerah.
2) Menambahkan tanah liat dibagian saluran masuk pada cetakan logam dan
menutupi saluran keluar dengan tanah liat.
3) Membuang residu hasil oksidasi pada Aluminium cair.
4) Menuangkan coran kedalam cetakan logam.
5) Memutar motor dinamo centrifugal casting selama 10 detik.
6) Membongkar cetakan logam agar dapat diperiksa secara fisik.
3. Hasil dan Pembahasan
3.1 Perhitungan Density
Dalam menghitung density dilakukan dengan cara mengukur spesimen
menggunakan gelas ukur dan ditimbang menggunakan timbangan digital untuk
mengetahui massa dari spesimen. Kemudian nilai hasil pengukuran dimasukkan
kedalam rumus density :
𝑚
ρ= (1)
𝑣
Dimana :
ρ = Density (kg/m3)
m = Massa (kg)
v = Volume (m3)
Tabel 1. Pergitungan Density

6
Massa Volume Density
Variasi
(gr) (cm3) (gr/cm3)

Sand Casting 10,12 3,8 2,6631

Gravity Die casting 9,98 3,7 2,6972

Centrifugal Casting 0˚ 10,01 3,7 2,7054

2.71

2.7
Density (gr/cm3)

2.69

2.68

2.67

2.66

2.65

2.64
Sand Casting Gravity Die Casting Centrifugal Die Casting
Jenis Pengecoran

Gambar 2. Histogram density

Berdasarkan data diatas, variasi metode pengecoran mempengaruhi nilai density


terhadap hasil cor. Density yang lebih besar menandakan penekan yang terjadi juga
lebih besar karena kerapatan yang terkandung dalam sebuah benda akan
mempengaruhi berat benda. Penurunan density diperkirakan akan membuat struktur
mikro semakin tidak rapat serta cacat porositas semakin besar.
3.2 Hasil pengamatan Struktur Mikro
Pengamatan struktur mikro dilakukan di Laboratorium Metalografi, Teknik
Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS). Menurut standar pengujian
metalografi ASTM E3-11 untuk bahan alumunium dengan pembesaran 100x dan 500x
didapatkan gambar sebagai berikut :

7
100 µm 100 µm

A B

100 µm

C
Gambar 3. Pengamatan Struktur Mikro pada pembesaran 100x (a) Metode Sand
Casting, (b) Metode Permanent Die Casting, (c) Metode Centrifugal Casting
Sudut Kemiringan 0˚.

β(Si) α(Al) α(Al) β(Si)

20 µm 20 µm

A B

8
20 µm

C
Gambar 4. Pengamatan Struktur Mikro pada pembesaran 500x (a) Metode Sand
Casting, (b) Metode Permanent Die Casting, (c) Metode Centrifugal Die
Casting Sudut Kemiringan 0˚.

Struktur mikro dari produk coran Aluminium terdiri dari fasa α (Al) Aluminium
dan fasa β (Si) Silikon. fasa α (Al) berwarna terang, fasa β (Si) berwarna gelap dan
cenderung memanjang seperti jarum. Ketika laju pembekuan lama maka atom
bergerak bebas untuk saling berikatan, maka fasa β akan terlihat besar namun tidak
merata dan renggang, apabila laju cepat pembekuan cepat maka fasa β (Si) ukuran
lebih kecil namun lebih merata dan rapat.
Hasil pengujian menunjukan bahwa centrifugal casting sudut 0º memiliki fasa β
(Si) paling rapat dan ukuran dendrit paling kecil, diikuti gravity die casting dan sand
casting memiliki fasa β (Si) paling renggang dan ukuran dendrit paling besar serta
acak. Hal tersebut menunjukan bahwa Centrifugal Casting terlihat fasa β (Si) lebih
kecil dan merata dikarenakan adanya penekanan dari cetakan yang diputar sehingga
produk cor lebih padat dan laju pembekuan cepat yang mengakibatkan fasa β (Si) lebih
rapat bila dibandingkan dengan Sand Casting dan Gravity Die Casting.
3.3 Literatur Riview
3.3.1 Density
Dalam analisis pengujian densitas dilakukan dengan cara mencelupkan
specimen ke dalam gelas ukur untuk mengetahui volume nya, dan di timbang dengan
timbangan digital untuk mengetahui massa sampel tersebut. Kemudian hasil yang
didapat dimasukan kedalam rumus densitas dan dihitung untuk diketahui nilai massa
jenis atau densitas nya.

9
Hasil yang didapat menunjukan variasi cetakan berpengaruh terhadap cacat
porositas sehingga mempengaruhi nilai density terhadap hasil produk cor dan semakin
tinggi nilai density maka semakin tinggi pula kepadatan dari specimen (6). Menurut
penelitian lain, ukuran saluran masuk ( in gate) berpengaruh terhadap densitas,
semakin tinggi saluran masuk semakin tinggi pula kepadatan nya (3)(6).

Dalam penelitian lain di dapatkan hasil, semakin besar nilai density maka akan
semakin sedikit cacat porositas, porositas disebabkan oleh beberapa hal seperti
banyaknya gas hidrogen yang terjebak dalam cetakan(4)(7)(8)(11)(13)(21)(22). Selain
faktor kepadatan dan porositas, nilai kekerasan, ukuran dan kerapatan pada unsur β
dalam struktur mikro juga berpengaruh (13)

3.3.2 Struktur Mikro

Dalam analisis struktur mikro pengecoran logam aluminium, jarak lengan


dendrit dapat diukur. Parameter yang diperhitungkan antara lain adalah ukuran
gumpalan, suhu leleh, faktor bentuknya, yaitu kebulatannya dan fasa yang
terbentuk.(17)

Unsur utama dalam struktur mikro merupakan fasa Al yang memiliki bentuk
butiran berwarna putih, fasa Si memiliki bentuk butiran kecil memanjang seperti jarum
berwarna hitam (1)(2)(3) (4)(6)(7)(8)(9)(10)(11)(13)(14)(15)(16), fasa Al-Si berwarna
biru terang (9)(21)(23), CuAl2 berwarna biru kehitam-hitaman (23). Kandungan Si
sendiri memiliki fungsi meningkatkan tingkat kekerasan dan memperlambat laju
korosi (13)(14).

Metode pengecoran centrifugal memiliki bentuk butir yang merata dan homogen
dibanding pengecoran permanen dan pasir (2)(4)(22). Harga kekerasan bergantung
bentuk butiran struktur mikro. Semakin homogen dan kecil butiran Kristal maka harga
kekerasan akan semakin tinggi dan bersifat getas (1)(4)(5)(7)(15)(22). Butiran Kristal
yang halus disebabkan karena butir tersebut tidak sempat berkembang dan kecepatan
proses solidifikasi sehingga pertumbuhan dendrite lebih pendek (2)(10)(13)(17).
Ukuran In gate yang kecil saat penuangan logam cair kedalam cetakan menghasilkan
Pembekuan logam baik dan struktur Kristal tersusun sesuai sifatnya (19).

10
A B C
Gambar 5. Pengamatan Struktur Mikro pada pembesaran 500x metode
Pengecoran pasir (A) flange aluminium (B) Al-Si 12% (C) Al-Si 6,1% (Gilang
(2018), Koiruddin (2019), Galang (2020))

A B

C
Gambar 6. Pengamatan Struktur Mikro pada pembesaran 500x metode
Pengecoran permanen, (A) flange aluminium (B) Al-Si 5,5% dengan etsha 0,5%
hydroflourid acid (C) Al-Si 6,1% (Danang (2018), Martinus dkk (2016), Galang
(2020))

11
A B C
Gambar 7. Pengamatan Struktur Mikro pada pembesaran 500x metode Pengecoran
Sentrifugal, (A) Aluminium Arah Longitudinal (B) Al C355.0 menggunakan keller
pada permukaan (C) silinder AL LM6 suhu leleh 710°C (Suhada (2016), Santosh
dkk (2016), Jamian dkk (2016))
4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari analisa data dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1) Hasil pengujian Sand Casting memiliki density 2,6631 g/cm3 Gravity Die Casting
mempunyai nilai density 2,6972 g/cm3, Centrifugal Die Casting memiliki density
2,7054 g/cm3.
2) Dari hasil pengamatan foto mikro, dapat dilihat bahwa metode pengecoran sand
casting memiliki fasa β (Si) yang berbentuk lebih besar, metode pengecoran
gravity die casting memiliki fasa β (Si) mulai terlihat kecil dan merata, metode
pengecoran centrifugal casting memiliki fasa β (Si) yang rapat dan ukurannya
mengecil. Hasil dari ketiga variasi metode pengecoran, centrifugal casting sudut
0º memiliki ukuran butir Kristal paling kecil dan merata.
3) Variasi cetakan berpengaruh terhadap cacat porositas sehingga mempengaruhi
density, semakin besar nilai porositas maka semakin sedikit cacat porositas.
Ukuran saluran masuk juga berpengaruh terhadap densitas. Pada hasil produk cor
dan semakin nilai density maka semakin tinggi kepadatan specimen. Kandungan
Si memiliki fungsi meningkatkan kekerasan dan percepatan korosi. Nilai
kekerasan bergantung bentuk butiran struktur mikro. Metode pengecoran logam
memiliki bentuk butir merata dan homogen dibanding pengecoran pasir.
4.2 Saran
1) Menjaga tahapan-tahapan pengecoran dengan cermat dan baik agar menghasilkan
data pengujian yang optimal.

12
2) Penelitian tentang pengecoran sentrifugal sebaiknya ditingkatkan lagi dengan
lebih banyak variasi sudut, agar dapat ditemukan hasil coran yang memiliki
kualitas dan efisiensi tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

Ambogo, Dimas. 2018. pengaruh variasi media cetakan pasir kali, cetakan pasir CO₂
dan cetakan logam terhadap hasil produk flange coran alumunium (al). Skripsi.
Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Ardiansyah, Dhika. 2019. pengaruh variasi cetakan permanen dan cetakan pasir merah
pada pengecoran alumunium ukuran 7,5 x 7,5 x 1 cm dengan penambahan timah
hitam (Pb) sebesar 20% terhadap kekerasan dan struktur mikro. Skripsi. Universitas
Muhammadiyah Surakarta.

Fredyanto, Candra Putra. 2019. pengaruh perbedaan material daur ulang alumunium
terhadap hasil coran pada pembuatan piston dengan cetakan pasir. Skripsi.
Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Hanafi, Imam. 2017. Pengaruh variasi material cetakan antara RCS (Resin Coated
Sand), cetakan tanah liat dan cetakan semen terhadap hasil produk handle eretan
coran aluminium. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Irfan, Herdwiansyah Al. 2017. pengaruh kecepatan putar cetakan vertical centrifugal
casting pada pengecoran aluminium terhadap cacat coran, ketangguhan dan
struktur mikro. Skripsi. Universitas Negeri Semarang.

Irfansyah, Muhammad. 2018. Pengaruh perbedaan ukuran saluran masuk (in-gate)


terhadap hasil coran cetakan inti piston dari bahan aluminium. Skripsi. Universitas
Muhammadiyah Surakarta.

Koiruddin, Ahmad. 2019. perbandingan metode sand casting (konvensional) dengan


metode lost foam casting terhadap produk pengecoran dari bahan aluminium bekas.
Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

13
Kuncara, Prayoga Aji. 2019. pengaruh variasi cetakan pasir hitam, merah dan silika
terhadap produk pengecoran aluminium (daur ulang) dengan metode sand casting.
Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Mandala, Martinus. Eddy S. Siradj dan Sofyan Djamil. 2016. struktur mikro dan sifat
mekanis aluminium (Al-Si) pada proses pengecoran menggunakan cetakan logam,
cetakan pasir dan cetakan castable. POROS: Vol 14 No 2 (88-98). Universitas
Tarumanagara.

Mukminin, Suhada Amir. 2016. Analisis hasil pengecoran sentrifugal dengan


menggunakan material aluminium. Skripsi. Universitas Pasundan bandung.

Mulyanto. 2018. pengaruh variasi cetakan terhadap produk pengecoran aluminium


(daur ulang) menggunakan sand casting. Skripsi. Universitas Muhammadiyah
Surakarta.

Permana, Galang Eka. 2020. studi pengaruh metode pengecoran terhadap density,
porositas, struktur mikro dan kekerasan. Skripsi. Universitas Muhammadiyah
Surakarta.

Ponco, Ratih K.S., Erwin Siahaan dan Steven Darmawan. 2016. pengaruh unsur silikon
pada aluminium alloy (Al – Si) terhadap sifat mekanis dan struktur mikro. POROS,
Vol 14 No 1 (49-56). Universitas Tarumanagara.

Ramadhan, Galang. 2018. analisis struktur mikro dan sifat mekanis alumunium paduan
dengan variasi cetakan logam, cetakan pasir CO2 dan cetakan pasir. Skripsi.
Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Saifulnizan, Jamian. Safyan Yatiman dan Haffidzudin Hehsan. 2016. AL LM6 hollow
cylinder fabricated using centrifugal casting. Skripsi. Universiti Tun Hussein Onn
Malaysia.

Santosh, M. V., Suresh K. R. dan Kiran Aithal S. 2016. Mechanical characterization and
microstructure analysis of Al C355.0 by sand casting, die casting and centrifugal
casting techniques. Elsevier. NMIT Bangalore

14
Sumpena. 2017. Pengaruh paduan serbuk Fe12% pada aluminium terhadap porositas
dan struktur mikro dengan metode gravity casting. Jurnal Engine. Universitas
Proklamasi 45 Yogyakarta.

Utomo, Adam Hananto. 2016. pengaruh variasi media cetakan pasir, cetakan logam dan
cetakan rcs ( resin coated sand ) terhadap produk coran alumunium. Skripsi.
Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Widiyatmoko, Danang. 2018. proses pembuatan flange dengan bahan alumunium (Al)
menggunakan variasi media cetakan pasir CO₂ dan cetakan logam. Skripsi.
Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Zainun, Ahmad Sony Setiawan. 2017. Analisa pengaruh penambahan unsur Cu dan
variasi temperatur peleburan terhadap sifat mekanik kepala piston. Mekanika -
Jurnal Teknik Mesin. Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya.

15

Anda mungkin juga menyukai