Anda di halaman 1dari 62

LAPORAN PRAKTIKUM

PROSES MANUFAKTUR 1

(STM 4230)

Disusun Oleh:

Nama : Anggiat Victor Sumihar Pasaribu


NIM : 2010816210012
Kelompok: IV (empat)

Dosen Pembimbing :
Dr. Eng.Apip Amrullah, S.T,. M.Eng

NIP. 198108102012121001

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARBARU

2022
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

LEMBAR KONSULTASI

PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR I

NAMA : Anggiat Victor Sumihar Pasaribu

NIM : 2010816210012

KELOMPOK : 4 (Empat)

Tanda
No Tanggal Materi Konsultasi
Tangan

Nilai Akhir : (A / A- / B+ / B / B- / C+ / C / C- / D+ / D / E )

Banjarbaru, Juni 2022


Asisten Praktikum

FAHMI FAHRUDINA
NIM.1910816210019
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

LEMBAR KONSULTASI

PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR I

NAMA : Anggiat Victor Sumihar Pasaribu

NIM : 2010816210012

KELOMPOK : 4 (Empat)

Tanda
No Tanggal Materi Konsultasi
Tangan

Nilai Akhir : (A / A- / B+ / B / B- / C+ / C / C- / D+ / D / E )

Banjarbaru, Juni 2022


Dosen Pembimbing

Dr.Eng. Apip Amrullah, S.T.,M.Eng


NIP. 19890628201801108056
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada era sekarang atau era industri 4.0 sudah berkembang sangat

pesat, yang mana pada awal era industri semua proses pembuatan

barang mauapun peralatan keteknikan masih dilakukan secara manual,

dan sekarang hampir keseluruhan proses perindustrian dikerjakan oleh

mesin yang sudah modern. Untuk itu sebagai orang yang akan bekerja di

teknik mesin khususnya harus mengembangkan kemampuan dalam

bidang teknik. Sehingga perlunya belajar tentang dasar-dasar teknik untuk

selanjutnya terjun dalam dunia kerja. Dari sekian banyak yang harus

dipelajari antara lain adalah pengecoran dan tempa, dimana semua itu

merupakan suatu proses pembentukan yang telah mendukung pembuatan

suatu benda yang baik, berkualitas dan bermanfaat. Salah satu contoh

dari benda yang meliputi kedua proses itu adalah pembuatan benda seni

yang memerlukan perencanaan bentuk dan ukuran.

Pengecoran logam merupakan bagian dari industri hulu dalam bidang

manufaktur, terdiri dari proses mencairkan logam yang kemudian cairan

logam tersebut dicorkan ke dalam rongga cetakan dan didinginkan hingga

membeku. Urutan proses pengecoran logam terdiri dari pembuatan pola,

pembuatan cetakan dan inti, peleburan, pembongkaran, pembersihan dan

pengerjaan akhir, pengujian-pengujian serta perlakuan panas.

Setelah logam cair memenuhi rongga cetak dan tersolidifikasi,

selanjutnya cetakan disingkirkan dan hasil cor dapat digunakan untuk

proses sekunder (Samad, 2020).

Teknik Mesin ULM Anggiat Victor Sumihar Pasaribu


1
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)

Metode dalam pengecoran logam berkembang menjadi berbagai

macam jenis seiring dengan berjalannya waktu, perkembangan ilmu

pengetahuan dan meningkatnya kebutuhan manusia. Metode pengecoran

ditinjau dari jenis cetakannya dapat digolongkan menjadi metode

pengecoran logam cetakan tetap dan tidak tetap. Metode pengecoran

logam cetakan tetap diantaranya metode high pressure die casting, low

pressure die casting, centrifugal casting dan gravitiy die casting,

sedangkan metode pengecoran cetakan tidak tetap diantaranya

pengecoran cetakan pasir, investment casting, dan lost foam casting

(LFC).

Praktikum Promanu ini sangat penting untuk dilakukan khususnya

pada Teknik Pengecoran dikarenakan pada praktikum ini praktikan akan

belajar bagaimana cara mencetak suatu produk cetak secara manual

sesuai dengan prosedur yang sudah ada.

1.2 Tujuan

Adanya tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Mampu membuat pola dan cetakan pasir.

2. Mampu membuat sistem saluran.

3. Mengetahui beberapa proses atau teknik dalam pembuatan cetakan.

4. Mengetahui besaran besaran atau parameter proses yang terlibat

dan

berpengaruh terhadap cetakan yang dibuat.

5. Merencanakan dan membuat barang jadi melalui teknik pengecoran

logam.

Teknik Mesin ULM Anggiat Victor Sumihar Pasaribu


1
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengecoran Logam

Pengecoran Logam adalah suatu proses manufaktur yang

menggunakan logam cair dan cetakan untuk menghasilkan bentuk yang

mendekati bentuk geometri akhir produk jadi. Logam cair akan dituangkan

atau ditekan ke dalam cetakan yang memiliki rongga cetak (cavity) sesuai

dengan bentuk atau desain yang diinginkan. Setelah logam cair

memenuhi rongga cetak dan tersolidifikasi, selanjutnya cetakan didiamkan

selama beberapa saat hingga suhu logam menurun dan kondisi logam

mengeras, maka cetakan dapat disingkirkan. Pemilihan teknik pengecoran

ini tergantung pada logam yang digunakan, ukuran proses, dan

kompleksitas pengecoran. Umumnya dapat dibagi menjadi dua kelompok

berdasarkan sifat dasar desain cetakan. Yaitu cetakan sekali pakai dan

cetakan permanen (Husnur Rosyidah Aulia, 2021)

Pasir adalah media untuk membuat cetakan, sebenarnya banyak

media lain untuk membuat sebuah cetakan. Namun dalam hal ini tidak

semua pasir bisa digunakan untuk membuat cetakan, hanya pasir yang

mempunyai kriteria kriteria tertentu saja yang dapat digunakan untuk

membuat cetakan. Beberapa kriteria pasir yang baik yaitu mempunyai

sifat mampu dibentuk sehingga mudah dalam pembuatan cetakan dengan

kekuatan yang cocok sehigga tidak mudah rusak jika di pindahkan, selain

itu pasir juga harus permabilitas atau bisa dialiri oleh gas, pasir juga darus

tahan terhadap temperatur logam cair selama proses penuangan, dan

Teknik Mesin ULM Anggiat Victor Sumihar Pasaribu


1
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)

yang terakhir adalah kemampuan hancur yang baik, maksudnya yaitu saat

pembongkaran cetakan lebih mudah pasir tersebut hancur agar

mempermudah proses selanjutnya. Ada beberapa jenis cetakan pasir

yang biasa dipergunakan, yaitu antara lain cetakan pasir basah, cetakan

pasir kering, cetakan pasir CO2 proses, cetakan pasir kulit, dan cetakan

pasir yang mengeras sendiri lainnya.

Proses pengecoran dengan cetakan pasir dilakukan dengan

menggunakan gaya gravitasi secara natural agar logam cair dapat

mengisi rongga cetakan dengan baik, oleh karena itu desain sistem

saluran akan sangat menentukan kualitas produk cor. Setiap tahap yang

dilakukan harus menyesuaikan dengan diagram alir proses pengecoran

yang merupakan urutan dari tahapan proses pengecoran untuk

menghasilkan produk cor yang baik dengan produktivitas yang tinggi.

Berikut adalah contoh gambar diagram alir.

Bahan Baku Tungku Ladel

Sistem Mesin pembuat


Penuangan
pengolahan pasir cetakan

Pasir Rangka Cetak Pembongkaran

Pembersihan

Pemeriksaan

Teknik Mesin ULM Anggiat Victor Sumihar Pasaribu


1
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)

Diagram 2.1 Diagram alir pengecoran


(Sumber : Dokumen Pribadi)

Untuk menghasilkan hasil cor yang berkualitas maka diperlukan pola

yang berkualitas tinggi, baik dari segi konstruksi, dimensi, material pola,

dan kelengkapan lainnya. Pola digunakan untuk memproduksi cetakan.

Pada umumnya, dalam proses pembuatan cetakan, pasir cetak diletakkan

di sekitar pola yang dibatasi rangka cetak kemudian pasir dipadatkan

dengan cara ditumbuk sampai kepadatan tertentu. Pada lain kasus

terdapat pola cetakan yang mengeras/menjadi padat sendiri karena reaksi

kimia dari perekat pasir tersebut. Pada umumnya cetakan dibagi menjadi

dua bagian yaitu bagian atas (cope) dan bagian bawah (drag) sehingga

setelah pembuatan cetakan selesai pola akan dapat dicabut dengan

mudah dari cetakan.

2.2 Pola

Pola atau pattern adalah model yang memiliki ukuran dan bentuk yang

sama dengan bentuk aslinya kecuali pada bidang-bidang tertentu yang

disebabkan oleh beberapa faktor seperti bidang pisah, bentuk rongga, dan

proses pemesinannya. Pola dapat dibuat dari berbagai jenis bahan yang

memadai atau memenuhi standar untuk membuat pola ( Logam Ceper,

2014). Faktor-faktor tersebut selanjutnya akan diantisipasi dengan

perhitungan penyusutan logam dan toleransi pemesinannya. Oleh sebab

itu ada beberapa faktor diatas yang harus diperhatikan pada saat

perencanaan pola yaitu:

a. Bidang Pisah (Parting line)

Teknik Mesin ULM Anggiat Victor Sumihar Pasaribu


1
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)

Fungsi dari bidang pisah ini adalah memisahkan atau membuat partisi

dari bagian pola bagian atas (cope) dan dengan pola bagian bawah

(drag). Untuk itu bagian pola atas dan bawah harus memiliki acuan agar

tidak mengalami kesalahan dimensi.

b. Penyusutan Pola

Pada setiap pola yang akan harus diketahui dahulu material apa yang

akan digunakan untuk pembuatan produk. Ukuran pola harus

ditambahkan dengan ukuran penyusutannya, setiap logam memiliki nilai

penyusutan berbeda, antara lain besi cor memiliki nilai penyusutan

(shringkage) sebesar 1%, aluminium 1.5 % dan baja 2%.

c. Kemiringan Pola

Setiap pola yang akan dibuat harus memiliki kemiringan tertentu yaitu

dengan tujuan agar pada waktu pencabutan model dari cetakannya, pola

tersebut tidak mengalami kerusakan dan memudahkan pada saat proses

pencabutan pola dari cetakannya. Kemiringan setiap pola tergantung pada

tinggi rendahnya ukuran pola tersebut jika ukuran dari suatu pola tinggi

maka kemiringannya kecil, jika ukuran dari suatu pola rendah maka

kemiringannya besar.

d. Bahan dan Jenis Pola

Bahan-bahan yang dipakai untuk pola yaitu kayu, resin, atau logam.

Dalam proses pengecoran tertentu atau khusus digunakan pola

styrofoam, plaster atau lilin. Adapun keunggulan dan kekurangan dari

masing masing pola di atas yaitu sebagai berikut :

1) Pola Kayu

Kelebihan bahan pola dari kayu yaitu:

Teknik Mesin ULM Anggiat Victor Sumihar Pasaribu


1
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)

a) Digunakan untuk pola yang bentuk dan ukurannya rumit.

b) Mudah didapat

c) Mudah dikerjakan (proses pengerjaannya mudah)

d) Harganya murah.

Kekurangan bahan pola dari kayu yaitu:

a) Tidak bisa mengerjakan produksi massal.

b) Sering terjadi penyusutan.

2) Pola Logam

Kelebihan bahan pola dari logam yaitu:

a) Bisa digunakan untuk produksi massal

b) Mudah didapat.

Kekurangan dari bahan pola logam yaitu:

a) Tingkat kesulitan perjakan

b) Tidak bisa mengerjakan pola yang rumit bentuk maupun ukurannya.

3) Resin sintetis

Kelebihan bahan pola dari resin sintetis yaitu:

a) Dapat digunakan untuk bentuk dan ukuran yang rumit.

b) Biasanya untuk produksi massal

Kekurangan bahan pola dari resin sintetis yaitu:

a) Harganya relatif mahal

b) Material sulit didapat

e. Peralatan Pembuatan Pola

Proses manufaktur pola kayu memerlukan alat-alat kerja kayu

(carpenter) yang cukup modern, seperti gergaji mesin, alat penghalus

permukaan, bor kayu, dan alat-alat pahat. Proses pembuatanya sendiri

Teknik Mesin ULM Anggiat Victor Sumihar Pasaribu


1
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)

cukup rumit karena alat ukur yang digunakan memiliki panjang yang

berbeda dengan ukuran normal akibat adanya nilai penyusutan logam.

Pola yang terbuat dari logam diproses dengan menggunakan mesin-

mesin yang cukup canggih seperti dengan menggunakan sebuah mesin

CNC (Computerize Numerical Control), Wire cut, dan mesin

konvensional seperti bangku bubut, freis, bor, dan gerinda.

(a) (b)
Gambar 2.1 a. Mesin CNC (Computerize Numerical Control), b. Wire Cut
(Sumber : Modul Praktikum Proses Manufaktur 2022)

2.3 Inti

Inti adalah suatu bentuk dari pasir yang dipasang pada rongga

cetakan untuk mencegah pengisian logam pada bagian yang seharusnya

berbentuk lubang atau berbentuk rongga dalam suatu coran. Pada

dasarnya inti dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu inti pasir basah

dan inti pasir kering. Inti pasir basah merupakan bagian dari pola dan

terbuat dari bahan yang sama dengan cetakan. Inti pasir kering dibuat

secara terpisah dan dipasang setelah pola dikeluarkan, sebelum cetakan

dirakit.

Pasir Silika (pasir baru: Balance)

 Air kaca (Water Glass) (4-6%)

 Gula tetes (1/2-1%)

Teknik Mesin ULM Anggiat Victor Sumihar Pasaribu


1
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)

Komposisi pasir untuk inti dapat menggunakan pasir cetak furan yaitu:

 Pasir silika baru 4-11%

 Pasir silika bekas 89-96%

 Binder 1-1.5% dari total pasir

 Catalist 30-50% dari pasir

Bahan-bahan tersebut masuk mesin continous mixer furan dimana

binder (furfuryl alcohol) sebagai pengikat dan catalist (sulfuric Acid,

H2SO4) sebagai pengeras. Setelah tercampur maka pasir dikeluarkan

dari mesin.

2.4 Sistem Saluran (Gatting System)

Saluran tuang merupakan suatu bagian untuk mengalirnya logam cair

mengisi rongga cetakan. Bagian-bagiannya meliputi cawan tuang, saluran

turun, saluran pengalir, dan saluran masuk. Untuk lebih memahai bisa kita

lihat pada gambar berikut ini tentang bentuk saluran secara singkat.

Sistem saluran yang ideal harus memenuhi kriteria seperti; mengurangi

cacat, menghindari penyusutan dan dapat mengurangi biaya produksi.

Sistem saluran terdiri atas :

a. Saluran Turun/Tuang (Sprue)

Sprue atau saluran tuang adalah suatu saluran vertikal tempat

penuangan atau pouring logam cair yang berada pada daerah diatas

parting line yang akan meneruskan logam cair kedalam gate, riser dan

produk cor. bentuk saluran masuk ada beberapa tipe diantaranya

adalah sprue seperti terompet dan pouring basin (bush) yang berbentuk

seperti kotak makanan. Posisi dan tinggi sprue sangat menentukan

kecepatan alir dari logam cair yang akan mengisi rongga cetakan. Oleh

Teknik Mesin ULM Anggiat Victor Sumihar Pasaribu


1
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)

karena itu untuk perhitungan tinggi sprue efektif (ESH=effective sprue

height) kita dapat menghitungnya dengan persamaan.


2
P
ESH =H − ……………………………………………………..……(2.1)
2C

Keterangan

H = Tinggi sprue (cm)

C = Tinggi coran (cm)

P = Lebar coran dari cope (cm)

Gambar 2.2 Saluran Tuang (sprue)


(Sumber: Modul Praktikum Proses Manufaktur 2022)

Desain sprue/down sprue merupakan bagian yang penting saat

logam cair dituangkan. Disain sprue harus menghindarkan terjadinya

turbulensi logam cair. Aliran logam yang turbulen akan menyebabkan

meningkatkan daerah yang terkena udara sehingga sehingga oksidasi

mudah terjadi. Oksida yang terbentuk akan naik ke permukaan logam

cair sehingga menyebabkan coran menjadi kasar permukaannya atau

oksida akan terjebak di dalam coran dan menyebabkan cacat.

Umumnya bentuk sprue mengecil kebawah dengan kemiringan 2-7 o.

b. Saluran Pengalir (Runners)

Saluran pengalir adalah saluran yang membawa logam cair dari

saluran turun ke bagian bagian yang cocok pada cetakan. Pengalir

biasanya mempunyai irisan seperti trapesium atau setengah lingkaran

Teknik Mesin ULM Anggiat Victor Sumihar Pasaribu


1
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)

sebab irisan demikian mudah dibuat pada permukaan pisah, lagi pula

pengalir mempunyai luas permukaan yang terkecil untuk satu luas

irisan tertentu, sehingga lebih efektif untuk pendinginan yang lambat.

Pengalir lebih baik sebesar mungkin untuk melambatkan pendinginan

logam cair, tetapi tidak akan ekonomis kalua terlalu besar.

Gambar 2.3 Saluran Pengalir


(Sumber: Modul Praktikum Proses Manufaktur 2022)

c. Saluran Masuk (Gate)

Saluran masuk adalah saluran yang mengisikan logam cair dari

pengalir kedalam rongga cetakan. Saluran masuk di buat dengan irisan

lebih kecil dari pada irisan pengalir, agar dapar mencegah kotoran

masuk kedalam rongga cetakan. Bentuk irisan saluran masuk biasanya

berupa bujur sangkar, segitiga, atau setengah lingkaran, yang

membesar daerah rongga cetakan untuk mencegah terkikisnya

cetakan.

Gambar 2.4 Bentuk-bentuk desain gate


(Sumber: Modul Praktikum Proses Manufaktur 2022)

d. Saluran Penambah (Riser)

Riser didisain dekat ke bagian yang tebal dan berfungsi sebagai

umpan logam cair selama pembekuan. Riser mempunyai ukuran dan

konstruksi agar dapat membeku paling akhir.

Teknik Mesin ULM Anggiat Victor Sumihar Pasaribu


1
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)

Gambar 2.5 hubungan antara diameter dan tinggi riser


(sumber: Modul Praktikum Proses Manufaktur 2022)

2.5 Gating Ratio

Didefinisikan sebagai perbandingan antara luas penampang melintang

sprue: total luas penampang runner: total luas penampang gate.

Umumnya untuk besi cor dan baja, rasio ini menurun, menurut banyak

peneliti, gating ratio yang direkomendasikan adalah sebagai berikut:

1. Quick pouring =1:2:4

2. Ordinary pouring = 1 : 0,9 : 0,8

3. Slow pouring = 1 : 0,7 : 0,5

Perbedaan rasio untuk top gating dan bottom gating yaitu:

1. Top gating = 1 :0,9 : 0,8

2. Bottom gating = 1 :1,1 : 1,2

2.6 Cetakan

Cetakan pada pengecoran logam merupakan salah satu komponen

penting untuk menghasilkan suatu produk logam melalui proses

pengecoran. Cetakan adalah suatu alat pada proses pengecoran yang

terbuat dari suatu material tahan temperatur tinggi (refractory) dan

memiliki suatu rongga dengan bentuk geometri tertentu untuk di cor dan

menghasilkan suatu produk cor yang sesuai dengan bentuk geometri

rogga tersebut.

Teknik Mesin ULM Anggiat Victor Sumihar Pasaribu


1
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)

Untuk membuat suatu cetakan pasir maka akan dibutuhkan bahan lain

yang akan di mixing dengan pasir agar sifat-sifat yang diinginkan seperti

mampu bentuk, mampu tekan, mampu retak, refractoriness, permeabilitas

dan sifat yang diinginkan lainnya dapat dicapai. Beberapa

bahan lain yang ditambahkan kedalam pasir cetak antara lain:

a. Bentonit, adalah suatu bahan pengikat atau binder yang dicampur

kedalam pasir cetak dengan tujuan meningkatkan mampu bentuk

dari pasir cetak.

b. Coal dust, adalah suatu bahan tambahan yang terdapat pada pasir

cetak yang bertujuan agar pasir lebih terbuka ketika logam cair

dituangkan hingga permeabilitas pasir tetap baik dan juga berfungsi

untuk membentuk film gas CO2 agar antara pasir dan logam cair

terpisah dan melindungi butir pasir supaya tidak terjadi overheat

dan fusi terhadap permukaan logam.

c. Air dan Gula tetes, adalah bahan tambahan untuk membantu

meningkatkan mampu tekan dan kekuatan dari pasir cetak.

d. Bahan tambahan lain untuk pasir cetak seperti : Dextrine, dieythyl

glycol, soda ash, tepung maizena, tepung tapioka dan bahan

tambahan lainya.

Cetakan pasir basah adalah campuran antara pasir, bahan pengikat

bentonite ( sejenis tanah liat ), air dan bahan penolong. Cetakan

setelah selesai langsung diisi logam cair yang memiliki keuntungan

antara

lain pembuatan cepat, murah dan dapat dipakai berulang kali.

Teknik Mesin ULM Anggiat Victor Sumihar Pasaribu


1
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)

Cetakan pasir kering adalah campuran antara pasir, tanah liat, gula

tetes, melase dan air. Setelah cetakan selesai kemudian dikeringkan

dalam dapur pengering suhu (200-350) oC. Keuntungan : Pengendalian

dimensi lebih baik tetapi biaya mahal dan waktu produksi lama (waktu

pengeringan).

2.7 Tungku Peleburan Dan Perhitungan Muatan

2.7.1 Klasifikasi Tungku

Penggunaan jenis tungku dengan gangguan pada permukaan dari

logam cair seminimum mungkin, akan sangat disukai, oleh karena

itu jenis tungku dengan terjadinya kontak langsung hasil pembakaran

dan logam cairnya harus dihindari. Disamping itu, jenis tungku yang

dilengkapi dengan sistim kontrol temperature juga penting, karena

dengan semakin tingginya temperatur logam cair, maka kelarutan gas

dan reaksi oksidasi akan semakin besar yang akan berpengaruh

terhadap terbentuknya cacat-cacat coran.

Tungku adalah sebuah peralatan yang digunakan untuk

mencairkan logam pada proses pengecoran atau untuk memanaskan

bahan dalam proses perlakuan panas. Karena gas buang dari bahan

bakar berkontak langsung dengan bahan baku, maka jenis bahan bakar

yang dipilih menjadi penting.

Idealnya tungku harus memanaskan bahan sebanyak mungkin

sampai mencapai suhu yang seragam dengan bahan bakar dan tenaga

kerja sesedikit mungkin. Kunci dari operasi tungku yang efisien terletak

pada pembakaran bahan bakar yang sempurna dengan udara berlebih

yang minimum. Tungku beroperasi dengan efisiensi yang relatif rendah

Teknik Mesin ULM Anggiat Victor Sumihar Pasaribu


1
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)

(dibawah 70%) dibandingkan dengan peralatan pembakaran lainnya

seperti boiler (dengan efisiensi lebih dari 90 %). Hal ini disebabkan oleh

suhu operasi yang tinggi didalam tungku. Sebagai contoh, sebuah


o
tungku yang memanaskan bahan sampai suhu 1200 C akan
o
mengemisikan gas buang pada suhu 1200 C atau lebih yang

mengakibatkan kehilangan panas yang cukup signifikan.

Tungku secara luas dibagi menjadi dua jenis berdasarkan metoda

pembangkitan panasnya: tungku pembakaran yang menggunakan

bahan bakar, dan tungku listrik yang menggunakan listrik. Tungku yang

paling umum digunakan yaitu seperti pada table berikut.

Tabel 2.1 Klasifikasi Tungku


Metoda Klasifikasi Jenis Dan Contoh

Jenis bahan bakar yang Dibakar Dengan Minyak

digunakan Dibakar Dengan Gas

Dibakar Dengan Batubara

Cara Pengisian Bahan Berselang (intermittent) atau batch

Berkala

Penempaan

Pengerolan Ulang/ re-rolling batch/ pusher

Pot

Kontinue

Pusher

Balok Berjalan

Perapian Berjalan

Tuingku Bogie dengan Sirkulasi Ulang

Teknik Mesin ULM Anggiat Victor Sumihar Pasaribu


1
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)

Kontinue

Tungku Perapian Berputar/ rotari heart

furnance

Cara Perpindahan Panas Radiasi (tempat perapian terbuka)

Konveksi (pemanasan melalui media)

Cara Pemanfaatan Rekuferatif

Kembali Limbah Panas Regeneratif

(Sumber: Dokumen Pribadi)

2.7.2 Tungku Krusibel

Tungku krusible merupakan salah satu jenis tungku dengan sistim

pemanasan tidak langsung (indirect fuel fired furnace). Fungsi utamanya

adalah untuk melebur logam tembaga, Aluminium dan sejenisnya.

Peleburan muatan dilakukan dengan menggunakan krusibel yang

dipanaskan bagian luarnya secara konduksi melalui dinding krusibel

dengan sumber panas dari pembakaran minyak, gas, kokas, arang atau

pemanasan dari filamen listrik. Berdasarkan cara pencairan logamnya,

tungku krusibel diklasifikasikan dalam 3 jenis yaitu:

1. Tungku jenis lift-out

Krusibel yang dipergunakan harus selalu menggunakan jenis

refraktori dengan kapasitas maksimum 50 kg. Kerugian dari jenis

tungku ini adalah keterbatasan dalam menghasilkan produktivitas

dalam jumlah yang tinggi, memerlukan jumlah tenaga kerja yang

banyak dan buruknya kondisi kerja, tetapi keperluan biaya paling murah

2. Tungku jenis stationary

Teknik Mesin ULM Anggiat Victor Sumihar Pasaribu


1
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)

Tungku jenis stationary adalah jenis tungku dengan krusibel yang

ditempatkan secara permanen, kapasitas peleburannya berkisar antara

150–450 kg aluminium dan jenis krusibel refraktori maupun besi cor

dapat digunakan dalam tungku jenis ini.

Keuntungan dari jenis tungku ini adalah terletak kecocokannya

untuk beralih dari peleburan satu jenis paduan ke jenis paduan lainnya.

3. Tungku jenis tilting

Tungku krusibel jenis tilting, digunakan untuk peleburan dalam

jumlah yang besar berkisar sampai 450 kg aluminium, dan penuangan

logam cairnya dengan cara dimiringkan, logam cair akan mengalir

melalui saluran yang ada pada dinding tungku atau pada bagian atas

bibir tungku. Keuntungan dari jenis tungku ini adalah dapat melebur

dengan jumlah muatan yang besar, logam cair dapat dituangkan

dengan mudah dan cepat, tetapi memerlukan biaya instalasi yang relatif

cukup tinggi.

Gambar 2.6 Beberapa jenis tungku krusibel; a. Lift-out crucibel,


b.Stationary pot, dan c.Tilting-pot.
(Sumber : Modul Praktikum Proses Manufaktur 2022)
2.7.3 Perhitungan Muatan

Perhitungan muatan (material balance) pada proses peleburan

aluminium, umumnya mengandung 30-70 material (bahan baku) utama


Teknik Mesin ULM Anggiat Victor Sumihar Pasaribu
1
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)

yang meliputi ingot Aluminium dan silikon, serta unsur paduan lain yang

secara langsung ditambahkan pada logam cair seperti; Mg, Zn, dan

logam lain yang memiliki titik cair yang rendah lainnya. Namun adanya

unsur logam paduan juga akan mempengaruhi proses peleburan dan

pencairan logam aluminium.

Dalam perhitungan muatan ini perlu diperhitungkan juga adanya

kehilangan unsur karena proses peleburan (melting loss) yang nilainya

sangat tergantung pada tipe tungku yang digunakan ke dalam proses

peleburan, teknik peleburan, kondisi muatan, dan lain-lain.

2.8 Peleburan & Pemaduan Logam

2.8.1 Prinsip Pencairan Muatan pada Tungku Krusibel

Prinsip kerja pencairan muatan pada tungku jenis krusibel dengan

sumber panas dari bahan bakar minyak (cair) atau arang/kokas (padat)

adalah dengan cara bahan bakar dimasukkan kedalam ruang reaksi

(burner) sehingga akan menimbulkan panas dialirkan secara radiasi ke

dinding krusibel. Selanjutnya energi panas ini dipindahkan secara

konduksi ke dalam muatan melalui dinding krusibel.

Reaksi pembakaran antara bahan bakar dengan oksigen (O 2)

dalam udara menghasilkan gas CO2 dan H2O serta energi panas. Energi

panas tersebut yang diperlukan untuk mencairkan muatan dalam

krusibel hingga mencair.

Proses pencampuran antara bahan bakar dan oksigen dalam

udara, berlangsung sangat pendek. Pemanasan bahan bakar dan dara

dilakukan sangat cepat, karena pemanasan cepat inilah senyawa-

senyawa hidrokarbon tersebut terurai menjadi senyawa-senyawa yang

Teknik Mesin ULM Anggiat Victor Sumihar Pasaribu


1
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)

lebih ringan dengan unsur dasar karbon dan hidrogen. Sebagai hasil

dekomposisi thermal ini, sebagian besar pembakaran terjadi antara

hidrogen dan karbon elemental. Unsur hidrogen terbakar denan nyala

api yang tidak terlihat (luminous flame), sementara unsur karbon

terbakar dengan nyala api kuning yang khas (yellow flame).

2.8.2 Peleburan Aluminium dan Paduannya

Aluminium murni dan paduan aluminium dapat dicairkan dengan

berbagai cara. Tungku coreless,channel induction, crusible, open-heart

reveratory furnaces yang memakai sumber panas dari gas atau bahan

bakar minyak, dan tungku electric resistance serta electric radiation

adalah jenis-jenis tungku yang biasa digunakan.

Salah satu jenis tungku peleburan logam yang banyak digunakan

yaitu, Sealed crusible furnace. Dengan kerangka yang terbuat dari baja

yang dilas, bagian atas ditutup lembaran baja yang dilapisi dengan bata

tahan api, bagian lining terbuat dari bata tahan api setebal 3-4 in.

Tungku crucible biasanya digunakan untuk peleburan logam non ferrous,

seperti aluminium,seng, tembaga dan timah. Pada tungku peleburan ini,

crusible biasanya terbuat dari tanah liat atau grafit yang diletakan

didalam ruang pembakaran. Crusible yang terbuat dari besi cor atau

baja digunakan dengan tujuan untuk menyediakan panas yang cukup

bagi logam sehingga temperatur logam cair konstan. Crusible jenis ini

mempunyai konduktivitas panas dan kekuatan mekanik yang baik.

Tetapi crusible yang terbuat dari besi cor atau baja mempunyai

kelemahan, yaitu unsur Fe dapat larut ke dalam logam aluminium cair.

Peleburan aluminium paduan memiliki tingkat temperature baik

Teknik Mesin ULM Anggiat Victor Sumihar Pasaribu


1
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)

peleburannya sendiri maupun tempratur penuangan yang berbeda beda

tergantung dari seperti apa paduannya, berikut adalah tablel titik cair.

Tabel 2.2. Titik cair dan temperatur penuangan dari paduan aluminium

TEMP. TEMP. TEMP.


PANDUAN DAN KOMPOSISI MULAI AKHIR PENUANGAN

CAIR (° CAIR (° CAIR (° C)

C) C)

Al – 4.5Cu 521 644 700 – 780

Al – 4Cu - 3Si 521 627 700 – 780

Al – 4.5Cu – 5Si 521 613 700 – 780

Al – 12Si 574 582 670 – 750

Al – 9.5Si – 0.5Mg 557 596 670 – 740

Al – 3.5Cu – 8.5Si 538 593 700 – 780

Al – 7Si – 0.3Mg 557 613 700 – 780

Al – 4Cu – 1.5Mg – 2Ni 532 635 700 – 760

Al – 3.8Mg 599 641 700 – 760

Al – 10Mg 499 604 700 – 760

Al – 12Si – 0.8Cu – 1.7Mg – 538 566 670 – 740

2.5Ni

Al – 9 – Si – 3.5Cu – 0.8Mg – 520 582 670 – 740

0.8Ni

(Sumber: Modul Praktikum Proses Manufaktur 2022)

2.8.3 Kelarutan Gas pada Cairan Aluminium dan Paduan

Teknik Mesin ULM Anggiat Victor Sumihar Pasaribu


1
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)

Secara umum telah diketahui bahwa atom dalam bentuk gas akan

bersatu atau masuk kedalam logam cair. Ketika dua atom bersatu

membentuk suatu molekul, molekul gas tersebut akan keluar, tapi bisa

juga gas tersebut terperangkap didalam logam cair membentuk

gelembung. Didalam peleburan aluminium, hanya sedikit hidrogen yang

diserap dari atmosfer.

Sumber utama hidrogen didalam Al adalah uap air, uap panas, atau

hasil dari reaksi kimia sebagai berikut :

3H2O + 2Al = 6H + Al2O3………………..(2.6)

Keterangan : - H2O (uap air)

- Al (aluminium)

- H (Hidrogen)

- Al O2 (aluminium oksida)

Temperatur logam cair juga menentukan jumlah hidrogen yang

diserap. Ketika temperatur naik volume hidrogen yang larut kedalam

logam cair akan semakin besar.Gambar di bawah ini memperlihatkan

betapa cepatnya kandungan hidrogen naik ketika temperatur aluminium

cair naik. Paduan yang mengandung hidrogen ± 0,01cm 3/100 gram

relatif bebas dari porositas.

Teknik Mesin ULM Anggiat Victor Sumihar Pasaribu


1
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)

Gambar 2.7 Pengaruh temperatur terhadap daya larut hidrogen


dalam aluminium.
(Sumber : Modul Praktikum Proses Manufaktur 2022)

Ketika temperatur logam cair turun, gas hidrogen akan terdesak

keluar dengan cepat dan ini menyebabkan terjadinya pinhole atau

porositas. Dalam Gambar 2.7 tersebut ditunjukkan kelarutan ditunjukkan

kelarutan gas Hidrogen pada logam paduan Alumunium seri 319 yang

ditunjukkan dalam kurva, dimana diasumsikan bahwa tidak terjadi

perubahan kelarutan dalam kondisi padat, hal mana suatu paduan akan

menahan kelarutan gas Hidrogen lebih kecil dari pada Alumunium murni

tetapi perlu diingat dengan penambahan unsur paduan berarti akan

menurunkan titik beku logamnya. Sehingga garis tegak pada Gambar

tersebut akan bergeser ke kiri.

Kelarutan gas Hidrogen pada coran logam paduan Aluminium

Antara 0,6-1,0 ml/100 gram Aluminium. Hal ini tergantung dari

persentase unsur paduan dan temperatur.

Sebagai contoh pada ingot Aluminium umumnya mengandung

kelarutan gas Hidrogen antara 0,2 ml/100 gram Aluminium.

Teknik Mesin ULM Anggiat Victor Sumihar Pasaribu


1
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)

2.9 Cacat Pengecoran

Pada proses pengecoran logam terjadinya cacat pada hasil coran

sangat dihindari. Karena dengan terjadinya cacat maka akan mrrugikan

kualitas dari hasil coran tersebut serta menurunkan efektifitas dari proses

produksi. Cacat pada pengecoran tentunya akan bisa kita minimalisir

dengan mempelajari hal hal apa saja yang memungkinkan suatu produk

coran mengalami kecacatan.

2.9.1 Faktor faktor yang mempengaruhi cacat pada coran

a. Mekanisme Gas Pada Waktu Pembekuan

Ketika logam cair dituangkan ke dalam cetakan maka akan

mengalami pendinginan cepat. Logam cair kemudian tidak dapat

menahan lebih lama gas-gas yang larut dikarenakan batas kelarutan

yang berkurang berdasarkan turunnya temperatur dan akibatnya

kemudian akan terbentuk gelembung-gelembung gas. Ketika logam

cair mulai membeku, gelembung gas terbentuk pada daerah yang

berdekatan dengan kulit yang padat karena temperaturnya turun. Hal

ini berlanjut ketika proses pembekuan berlangsung terus.

Gelembung gas tidak dapat keluar karena puncak riser membeku.

Kepala riser meletus keluar karena tekanan yang besar dilepaskan

oleh hirogen ketika gas tersebut mengalami tekanan dari logam.

b. Rongga Udara

Rongga udara merupakan cacat yang paling banyak terjadi dalam

berbagai bentuk. Rongga udara dapat muncul sebagai lubang pada

permukaan atau di dalam coran. Rongga-rongga gas yang kecil

disebut pinhole yang akhirnya dikenal sebagai gas porosity

Teknik Mesin ULM Anggiat Victor Sumihar Pasaribu


1
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)

sedangkan rongga-rongga yang besar disebut blow hole atau gas

hole. Porositas (pinhole) adalah lubang didalam permukaan yang

biasanya berbentuk bola dan halus.

c. Dros

Logam cair dari paduan aluminium mudah teroksidasi. Oksida

dalam logam cair atau berasal dari kotoran pada muatan dan hasil

reaksi oksidasi pada saat peleburan

d. Gas dan porositas

Porositas pada logam coran merupakan salah satu cacat coran,

yang disebatkan oleh gas Hidrogen dan menyebatkan coran itu tidak

terpakai.

Gambar 2.8 Terbentuknya porositas pada waktu pembekuan


(Sumber :Modul Praktikum Proses Manufaktur 2022)

Secara makroskopik terbentuknya coran selalu ada penyusutan,

hal ini disebabkan karena pengisisaan yang kurang. Lubang pori-pori

(rongga) yang besar mencakup banyak struktur dendrit yang terbentuk,

Penyusutan lubang pori-pori yang lebih besar pada coran, biasanya

berbentuk penyusutan pipa, porositas dapat pula terjadi pada daerah

permukaan coran (Pinhole porositity).

Pada umumnya micro porositas yang ditemukan dalam coran

adalah kombinasi gas dan penyusutan jenis rongga yang terjadi di

antara struktur dendrit, merupakan bagian dari struktur padat


Teknik Mesin ULM Anggiat Victor Sumihar Pasaribu
1
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)

2.9.2 Macam macam cacat coran

Komisi pengecoran internasional telah membuat penggolongan

cacat cacat coran dan dibagi menjadi 9 macam, yaitu :

1. Ekor tikus tak menentu atau kekasaran yang meluas

2. Lubang-lubang

3. Retakan

4. Permukaan kasar

5. Salah alir

6. Kesalahan pengukuran

7. Inklusi dan struktur tak seragam

8. Deformasi

9. Cacat cacat tak Nampak.

BAB III

METODE PERCOBAAN

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum pengecoran dilakukan pada Senin, 23 April 2022.

Berlangsung dari pukul 10.30 WITA s/d selesai di Workshop Prodi Teknik

Mesin Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru.

3.2 Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu:

1. Tungku

Teknik Mesin ULM Anggiat Victor Sumihar Pasaribu


1
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)

2. Cawan tuang

3. Blower

4. Thermometer Gun

5. Ladel

6. Palu

7. Sarung tangan anti panas

9. timbangan

10. jangka sorong

Adapun bahan yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu :

1. Aluminium

2. Arang (bahan bakar)

3. Oli

4. Pasir Cetak Kering (coklat)

5. Sterofoam

6. Air

3.3 Prosedur Percobaan

Adapun prosedur percobaan pengecoran evaporative adalah sebagai

berikut :

1. Pembuatan pola (sterofoam)

2. Memeriksa kesiapan tungku dan peralatannya

3. Menyalakan tungku peleburan dan pembesaran api dibantu dengan

kipas blower

4. Material charging (masukkan muatan dalam krusibel)

5. Liquid metal treatment

Teknik Mesin ULM Anggiat Victor Sumihar Pasaribu


1
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)

6. Mengecek temperatur pouring/penuangan yang maksimal pada suhu

700oC

7. Menuangan logam cair pada cetakan dan didiamkan selama ± 10 - 15

Menit.

8. Mengambil hasil pengecoran.

9. Mengukur hasil pengecoran dengan pola awal.

DAFTAR PUSTAKA

Siswanto Rudi. 2017. Modul Praktikum Proses Manufaktur.Universitas

Lambung Mangkurat: Banjarbaru.

Aulia, Husnur Rosyidah. 2021. Pengecoran Logam – Definisi, Teknik,

Proses dan Kelebihan.(Online) (https://wira.co.id/pengecoran-logam/)

diakses 26 April 2022

Cacat coran dan pencegahan, (Online) (https://logam ceper.com) diakses

26 April 2022

Ceper, Logam. 5 Jenis Bahan Pola Pengecoran Logam. (Online)

Teknik Mesin ULM Anggiat Victor Sumihar Pasaribu


1
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)

( https://logamceper.com/pola-pengecoran-logam/) di akses 26 April

2022

Samad. 2020. Sejarah Pengecoran Logam. (Online)

(https://samadpower.co.id/sejarah-pengecoran-logam/) diakses 26

April 2022

Jurnal Pengecoran logam, (online),

(http://eprints.polsri.ac.id/ ) diakses 26 April 2022

Teknik pengecoran logam, (online),

(http://staffnew.uny.ac.id/upload/132048523/pendidikan/

1.+Pengecoran+logam ) diakses 26 April 2022

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kerja bangku merupakan proses pengerjaan suatu benda kerja yang

dilakukan dengan tenaga manusia untuk materi dasar teknik permesinan

pada tingkatan awal. Dalam melakukan kerja bangku, pendidikan dan

latihan itu sangat diperlukan. Kerja bangku tidak hanya menitik beratkan

pada pencapaian hasil kerja, tapi juga pada prosesnya. Dimana pada

proses tersebut lebih menitik beratkan pada etos kerja yang meliputi

Teknik Mesin ULM Anggiat Victor Sumihar Pasaribu


1
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)

ketekunan, kedisiplinan, ketahanan serta teknik sebagai dasarsebelum

kepekerjaan yang menggunakan mesin produksi (Dwi Oni, 2017).

Pada disiplin ilmu manufaktur kompetensi kerja bangku pada

umumnya diberikan di awal pembelajaran. Persyaratan kualitas terletak

kepada pemahaman seseorang dalam praktek kerja bangku dan

pelaksanaannya di tempat kerja yang meliputi tingkat keterampilan dasar

penguasaaan alat tangan, tingkat kesulitan produk yang dibuat dan tingkat

kepresisian hasil kerja. Kerja bangku tidak hanya menitikberatkan pada

pencapaian hasil kerja, tetapi juga pada proses dalam pengerjaan setiap

langkah-langkah kerjanya. Di mana pada proses tersebut lebih

menitikberatkan pada etos kerja yang meliputi ketekunan, disiplin,

ketahanan, serta teknik sebagai dasar sebelum melanjutkan ke

pengerjaan yang menggunakan mesin-mesin produksi.

Pekerjaan kerja bangku meliputi mengikir, mengebor, mengetap.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini mengalami

kemajuan yang sangat pesat. Mahasiswa dituntut selalu mengembangkan

segala potensi yang ada pada dirinya guna membentuk keterampilan yang

berkualitas, professional dan berwawasan luas. Adapun alat pelindung diri

yang harus digunakan pada saat praktikum kerja bangku yaitu, sarung

tangan untuk melindungi tangan dari benda tajam pada saat bekerja,

Masker untuk penyaring udara yang dihirup pada saat bekerja, kacamata

untuk melindungi mata dari debu atau material kecil pada saat bekerja,

baju wearpack melindungi badan pada saat bekerja. Oleh karena itu,

praktikum ini dilaksanakan untuk memperoleh pengetahuan teoritis tapi

juga secara praktikal.

Teknik Mesin ULM Anggiat Victor Sumihar Pasaribu


1
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)

Banyak manfaat yang akan didapatkan oleh mahasiswa ketika

melaksanakan kegiatan Praktikum dengan baik dan benar, seperti

mahasiswa dapat mengetahui dasar-dasar pengerjaan proses manufaktur

secara manual sebelum nantinya juga akan memahami proses

pengerjaan manufaktur yang menggunakan mesin kerja yang berat pada

perusahaan. Maka dari itu Praktikum ini sangat penting untuk diketahui

dan dilaksanakan oleh mahasiswa.

1.2 Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum kerja bangku adalah:

1. Untuk mengetahui peralatan kerja bangku dan fungsinya.

2. Untuk melatih mahasiswa agar mampu menggunakan alat-alat kerja

yang sesuai dengan fungsinya.

3. Mampu menghasilkan benda kerja sesuai dengan gambar kerja yang

ditentukan.

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Kerja Bangku

Kerja Bangku adalah pekerjaan perkakas tangan yang di gunakan

untuk melakukan pembentukan, perbaikan dan perakitan yang sesuai

dengan masing-masing fungsi peralatan tangan dengan mesin dan semua

pekerjaan dilakukan di atas meja kerja (work bench). Kerja bangku

meliputi pekerjaan yang bisa atau dapat dilakukan diatas meja.

Teknik Mesin ULM Anggiat Victor Sumihar Pasaribu


1
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)

Contohnya: Mengikir, mengetap, menggerinda, melukis, menandai,

menggergaji, menekuk, mengebor dan pekerjaan merakit serta finishing.

Sebelum pekerjaan-pekerjaan tersebut diatas terlebih dahulu mengetahui

dan memahami tentang alat ukur. Seperti contohnya: mistar baja, jangka

sorong, rolmeter, mikrometer dan juga harus mengetahui tentang

peralatan-peralatan tangan yang standar, itulah yang disebut kerja.

  Kunci kesuksesan dari kerja bangku ini adalah kesabaran dan

ketelitian dalam bekerja. Karena setiap pekerjaan yang dilakukan pasti

akan menyita waktu yang lama bila dibandingkan dengan alat yang

menggunakan mesin. Peralatan ukur yang digunakan harus presisi, maka

peralatan ukur, cara memegang alat ukur, cara melakukan pengukuran,

dan kesalahan yang biasa terjadi dalam pengukuran harus diketahui

secara baik. Karena mesin-mesin diciptakan untuk mempermudah

manusia membuat suatu benda. Sehingga prinsip kerja mesin didasarkan

pada pekerjaan yang ada di kerja bangku. Dengan adanya kerja bangku

ini, diharapkan dapat menghasilkan pekerja yang kompeten dalam

membentuk benda kerja. (Muhammad Reza Furqoni, 2021).

2.2 Peralatan Utama Kerja Bangku

2.2.1 Ragum / Vice

Ragum adalah alat yang digunakan dalam kerja bangku yang

berfungsi untuk menjepit benda kerja pada pekerjaan yang meliputi

mengikir, menggergaji, memahat dll. Ragum biasanya terpasang pada

meja kerja dan terbuat dari besi tuang atau besi tempa. Tanpa adanya

ragum, seorang operator akan kesulitan untuk melakukan pekerjaan

kerja bangku. Biasanya ragum digunakan dalam melakukan kerja bangku

Teknik Mesin ULM Anggiat Victor Sumihar Pasaribu


1
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)

seperti memotong, mengikir dan lain sebagainya (Muhammad Jafar

Shiddiq, 2019). Ada beberapa jenis ragum yang digunakan dalam kerja

bangku. Agar benda kerja tidak mengalami kerusakan atau luka pada

mulut ragum dilengkapi dengan vice klem.

Pemasangan ragum pada meja kerja harus disesuaikan dengan

tinggi pekerja yang akan bekerja. Sebagai patokan adalah apabila ragum

dipasang pada meja kerja maka tinggi mulut ragum harus sebatas siku

dari pekerja pada posisi berdiri sempurna.

Gambar 2.1. Ragum/Vice


(Sumber: Modul Praktikum Kerja Bangku 2022)

Ada beberapa jenis ragum yang bias digunakan dalam praktikum

kerja bangku namun kali ini yang akan dibahas adalah ragum penjepit

belakang dan ragum penjepit depan.

A. Ragum Penjepit Belakang

Jenis ragum ini digunakan pada pekerjaan permesinan dan

petukangan kayu. Pergerakan penjepitnya dilakukan oleh poros berulir

yang menggerakan bagian belakang ragum. Pelapis rahang ragum

dapat diganti dan dikeraskan.

Teknik Mesin ULM Anggiat Victor Sumihar Pasaribu


1
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)

Gambar 2.2 Ragum Penjepit Belakang


(Sumber: Modul Praktikum Kerja Bangku 2022)

B. Ragum Penjepit Depan

Ragum ini banyak digunakan untuk menjepit benda kerja yang

panjang pada posisi tegak. Apabila rahang digerakkan kedepan,

permukaan bawah akan bebas didepan meja kerja sehingga dapat

menjepit benda kerja panjang pada posisi menghadap kebawah.

Gambar 2.3 Ragum Penjepit Depan


(Sumber: Modul Praktikum Kerja Bangku 2022)

2.2.2 Kikir/File

Kikir banyak digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan akhir seperti

menghilangkan bagian-bagian tajam dari sisa-sisa pengerjaan mesin

atau pada proses perakitan.

Gambar 2.4 Kikir


(Sumber: Modul Praktikum Kerja Bangku 2022)

A. Jenis Kikir
Teknik Mesin ULM Anggiat Victor Sumihar Pasaribu
1
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)

a. Berdasarkan Bentuk

1. Kikir rata (plat), tebal kikir seluruhnya sama, lebar kikir kearah

ujungnya menirus kikir. Fungsinya untuk meratakan dan membuat

bidang sejajar dan tegak lurus.

2. Kikir blok lebar, kikir seluruhnya sama, lebar kikir bagian

ujungnya berkurang. Fungsinya membuat rata, sejajar dan

menyiku antara bidang satu dengan bidang lainnya.

3. Kikir segi empat (square), fungsinya membuat rata dan menyiku

antara bidang satu dengan bidang lainnya.

4. Kikir segitiga (triangle) bentuknya segi tiga, segitiga kikir pada

bagian ujungnya mengecil. Fungsinya untuk meratakan dan

menghaluskan bidang berbentuk sudut 60 atau lebih besar.

5. Kikir pisau (knife) bentuknya mirip pisau, fungsinya untuk

meratakan dan menghaluskan bidang berbentuk sudut 60.

6. Kikir setengah bulat (half round), fungsinya untuk

menghaluskan, meratakan dan membuat bidang cekung.

7. Kikir silang (crossing) fungsinya untuk menghaluskan bidang

cekung dan membuat bidang cekung.

8. Kikir bulat (round) bentuk bulatnya pada ujungnya makin

mengecil. Fungsinya untuk menghaluskan dan menambah

diameter bidang bulat.

b. Berdasarkan Proses Pembuatan

1. Gigi Pahatan

Gigi kikir ini dibuat dengan cara dipahat sehingga menghasilkan

sudut tatal negatif dan sudut potong lebih besar dari 90°. Kikir ini

Teknik Mesin ULM Anggiat Victor Sumihar Pasaribu


1
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)

digunakan untuk mengerjakan benda yang bahan dasarnya keras.

2. Gigi Yang Diprais

Gigi kikir yang diprais menghasilkan sudut tatal yang positif

dengan sudut pemotong lebih kecil dari 90°. Disebabkan karena

sudut tatal yang positif itu maka kikir ini hanya digunakan untuk

mengerjakan bahan yang lunak.

c. Berdasarkan Jumlah Gigi

1. Kikir Gigi Tunggal

Kikir gigi tunggal menunjukan kedudukan gigi kikir tunggal yang

menyudut 54° terhadap garis sumbu. Bram-bram tidak mudah dan

gigi itu akan terhalang. Saat ini gigi tipe ini hampir tidak digunakan

lagi.

2. Kikir Gigi Ganda

Pada kikir ganda pahatan bagian dalam dibuat lebih dalam

dibandingkan pahatan pada bagian yang membentuk sudut 70°

terhadap garis sumbu. Dengan demikian tidak akan terjadi alur-

alur bekas pengikiran pada benda pekerjaan.

d. Dimensi Kikir
Dimensi kikir ini terdiri dari panjang kikir dan jumlah gigit tiap

cm atau tiap Inch. Kikir dibuat dari baja karbon tinggi yang

ditempa dan disesuaikan dengan ukuran panjang, bentuk, jenis

dan gigi pemotongnya. Derajat kekasatan kikir adalah kasar

setengah, kasar, dan sangat halus..

Teknik Mesin ULM Anggiat Victor Sumihar Pasaribu


1
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)

Gambar 2.5 Dimensi Kikir


(Sumber: Modul Praktikum Kerja Bangku 2022)

Tabel 2.1 Contoh Ukuran Kikir


Keterangan Mutu :

00 : Kasar. 4 : Halus.

0 : SetengahKasar 5 : Setengah Lembut.

1 : Agak Kasar. 6 : Lembut.

2 : Sedang. 8 : Lembut Sekali.

3 : Setengah Halus.

2.2.3 Gergaji

Gergaji adalah alat perkakas yang biasa digunakan untuk

memotong dan mengurangi ketebalan benda kerja sebelum dilakukan

pengikiran terhadap benda.

Teknik Mesin ULM Anggiat Victor Sumihar Pasaribu


1
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)

Gambar 2.6 Gergaji besi


(Sumber : Modul Praktikum Kerja Bangku 2022)

A. Bagian dari bentuk gergaji

Gambar 2.7 Bagian-bagian Gergaji


(Sumber: Modul Praktikum Kerja Bangku 2022)

1. Bingkai

Terbuat dari pipa baja kuat dan kaku agar mudah mengarahkan

daun gergaji.

2. Tangkai

Terbuat dari logam lunak dan harus nyaman dipegang.

3. Pasak

Bagian untuk memegang daun gergaji.

4. Nut kupu-kupu

Pengatur kekencangan daun gergaji.

Teknik Mesin ULM Anggiat Victor Sumihar Pasaribu


1
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)

B. Daun Gergaji

Beberapa faktor yang harus diketahui untuk memilih daun

gergaji.

1. Material daun gergaji terbuat dari baja karbon atau dari HSS

(high speed steel).

2. Daun gergaji ini dikeraskan pada bagian mata potongnya saja

atau secara keseluruhan tergantung dari kebutuhan.

3. Daun gergaji untuk memotong material yang keras mempunyai

sudut buang 0°, sedangkan untuk memotong material yang lunak

sudut buangnya 5°-20°.

Gambar 2.8 Daun Gergaji


(Sumber: Modul Praktikum Kerja Bangku 2022)

C. Ukuran Daun Gergaji

A= Jarak antar lubang

B= Lebar daun gergaji

Teknik Mesin ULM Anggiat Victor Sumihar Pasaribu


1
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)

C= Tebal daun gergaji

Ukuran daun gergaji yang dipakai untuk gergaji tangan adalah:

A=300 mm B=13 mm C=0.65 mm


A=12" B=1/2“ C=0.025"

Gambar 2.9 Ukuran Daun Gergaji


(Sumber: Modul Praktikum Kerja Bangku 2022)

2.2.4 Palu

Palu dipergunakan untuk memukul benda kerja pada pekerjaan

memahat, mengeling, membengkok dan sebagainya. Adapun macam-

macam jenis palu dapat dilihat pada Gambar dibawah ini.

Gambar 2.10 Palu


(Sumber: Modul Praktikum Kerja Bangku 2022)

Palu juga terdiri dari palu keras dan palu lunak, Palu keras dibuat

dari bahan baja yang kedua ujungnya dikeraskan, palu lunak dibuat dari

bahan kayu, plastik, karet, tembaga, dan kuningan.

2.2.5 Mesin Bor

Mesin bor adalah suatu jenis mesin gerakanya memutarkan alat

pemotong yang arah pemakanan mata bor hanya pada sumbu mesin

Teknik Mesin ULM Anggiat Victor Sumihar Pasaribu


1
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)

tersebut (pengerjaan pelubangan). Sedangkan pengeboran adalah

operasi yang dapat membuat atau menghasilkan lubang berbentuk bulat

dalam lembaran-kerja dengan menggunakan pemotong berputar yang

disebut bor dan memiliki fungsi untuk membuat lubang, membuat lubang

bertingkat, membesarkan lubang, chamfer.

Gambar 2.11 Mesin Bor


(Sumber: https://www.lksotomotif.com/)

A. Jenis-Jenis Mesin Bor

1. Mesin Bor Meja

Mesin bor meja adalah mesin bor yang diletakkan diatas meja.

Mesin ini digunakan untuk membuat lobang benda kerja dengan

diameter kecil (terbatas sampai dengan diameter 16 mm). Prinsip

kerja mesin bor meja adalah putaran motor listrik diteruskan ke

poros mesin sehingga poros berputar. Selanjutnya poros berputar

yang sekaligus sebagai pemegang mata bor dapat digerakkan

naik turun dengan bantuan roda gigi lurus dan gigi rack yang

dapat mengatur tekanan pemakanan saat pengeboran.

2. Mesin Bor Lantai

Teknik Mesin ULM Anggiat Victor Sumihar Pasaribu


1
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)

Mesin bor lantai adalah mesin bor yang dipasang pada lantai.

Mesin bor lantai disebut juga mesin bor kolom. Jenis lain mesin

bor lantai ini adalah mesin bor yang mejanya disangga dengan

batang pendukung. Mesin bor jenis ini biasanya dirancang untuk

pengeboran benda-benda kerja yang besar dan berat.

3. Mesin Bor Radial

Mesin bor radial khusus dirancang untuk pengeboran benda-

benda kerja yang besar dan berat. Mesin ini langsung dipasang

pada lantai, sedangkan meja mesin telah terpasang secara

permanen pada landasan atau alas mesin.

4. Mesin Bor Koordinat

Mesin bor koordinat pada dasarnya sama prinsipnya dengan

mesin bor sebelumnya. Perbedaannya terdapat pada sistem

pengaturan posisi pengeboran. Mesin bor koordinat digunakan

untuk membuat lobang dengan jarak titik pusat dan diameter

lobang antara masing-masingnya memiliki ukuran dan ketelitian

yang tinggi. Untuk mendapatkan ukuran ketelitian yang tinggi

tersebut digunakan meja kombinasi yang dapat diatur dalam arah

memanjang dan arah melintang dengan bantuan sistem optik.

B. Bagian-Bagian Mesin Bor

1. Cekam Bor

Cekam bor digunakan untuk memegang mata bor bertangkai

silindris. Biasanya cekam ini mempunyai 2 atau 3 rahang

penjepit. Ukuran cekam bor tunjukkan oleh diameter terbesar

mata bor yang dapat dijepit.

Teknik Mesin ULM Anggiat Victor Sumihar Pasaribu


1
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)

2. Sarung Pengurung/Sarung Tirus

Mata bor yang bertangkai tirus dapat dipegang oleh sarung

pengurung yang berlobang tirus. Oleh karena tangkai dan sarung

berbentuk tirus, maka pada saat mata bor ditekan ia akan saling

mengunci. Lubang dan tangkai tirus dibuat menurut tirus morse

yaitu ketirusan menurut standar internasional. Standar

Internasional yang digunakan biasanya yang sering digunakan di

Eropa.

C. Pemegang dan Penjepit Benda Kerja

1. Ragum Tangan

Ragum tangan dapat dibuka dan dikunci dengan kekuatan

tangan. Benda kerja yang dapat dijepit oleh ragum tangan harus

berukuran kecil dan terbatas sampai pada diameter ± 6 mm.

2. Ragum Mesin

Benda kerja yang besar tidak dapat dipegang oleh tangan

karena gaya pemotongannya semakin besar, maka digunakan

ragum mesin.

3. Meja Mesin

Penjepitan benda kerja pada meja mesin umumnya dilakukan

apabila benda kerja tidak mungkin di jepit oleh ragum.

4. Tangan

Pemegangan benda kerja dengan tangan dapat dilakukan untuk

benda kerja kecil dan panjang serta lobang yang dibuat

tidak dalam dan berdiameter kecil.

2.2.6 Tap dan Snei

Teknik Mesin ULM Anggiat Victor Sumihar Pasaribu


1
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)

a. Tap (Membuat Ulir Dalam)

Alat yang dipakai untuk membuat ulir dalam dengan tangan

disebut tap tangan untuk membedakan penggunaannya dengan

yang dipakai mesin.

Gambar 2.12 Tap dan Pemegang Tap


Sumber: (Modul Praktikum Kerja Bangku 2022)

b. Snei (Membuat Ulir luar)

Alat yang dipakai untuk membuat ulir luar disebut snei . Sama

halnya dengan tap, Snei juga terbuat dari baja HSS. Peralatan ini

biasanya terbuat dari baja karbon tinggui sehingga memiliki tingkat

kualitas yam baik.

Gambar 2.13 Snei


Sumber: (Modul Praktikum Kerja Bangku 2022)

2.3 Peralatan Pendukung dan Alat Ukur pada Kerja Bangku

Berikut ini beberapa macam alat pendukung benda kerja yang umum

digunakan dalam kerja bangku :

2.3.1Mistar baja

Mistar baja (Gambar 2.14) mempunyai panjang 30 cm sampai

dengan 100 cm dalam skala satuan mm dan inchi, digunakan untuk

Teknik Mesin ULM Anggiat Victor Sumihar Pasaribu


1
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)

mengukur panjang dan alat bantu menggores serta sebagai acuan

ukuran.

Gambar 2.14 Mistar Baja


(Sumber: Modul Praktikum Kerja Bangku 2022)

2.3.2 Busur derajat (Bevel protractor)

Merupakan alat yang biasa digunakan untuk mengukur dan

membentuk sudut. Protractor sederhana biasanya berupa cakram

separuh dan alat ini sudah digunakan sejak ribuan tahun yang lalu

dalam ilmu geometri. Busur derajat pada umumnya terbuat dari bahan

stainless teel dengan tujuan agar supaya tahan terhadap karat.

2.3.3 Penggores

Penggores (scriber) adalah alat untuk menggores benda kerja

(logam) sebagai gantinya pensil apabila hendak menggambar di atas

kertas. Ada 3 jenis penggores yang sering digunakan yaitu penggores

teknik, penggores saku dan penggores mekanik, seperti ditunjukkan

pemakaiannya pada gambar :

Teknik Mesin ULM Anggiat Victor Sumihar Pasaribu


1
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)

Gambar 2.15 Penggores


Sumber: (Modul Praktikum Kerja Bangku 2022)

2.3.4 Siku-siku

Siku-siku adalah siku-siku yang digunakan untuk menyiku benda

kerja. Siku-siku geser digunakan untuk mengetahui kesikuan atau

pembanding kesikuan sudut yang tidak membentuk 90, sedangkan siku

siku standar dipergunakan untuk mengetahui sudut yang dibentuk

adalah tepat 90. Bahan pembuat siku-suku adalah baja perkakas,

sehingga ia cukup kuat dan tahan terhadap keausan dan karat.

Peralatan ini belum dapat dikatakan mempunyai kepresisian yang tinggi,

tetapi sebagai alat bantu dalam melukis dan menandai alat ini adalah

mempunyai peranan yang cukup besar.

Gambar 2.16 Siku siku standar


(Sumber : modul praktikum kerja bangku 2022)

2.3.5 Penitik pusat

Penitik pusat (Center-punch) terbuat dari baja perkakas yang

bagian badanya dikartel agar tidak licin sewaktu dipegang, ujungnya


Teknik Mesin ULM Anggiat Victor Sumihar Pasaribu
1
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)

lancip dengan sudut 90. Penitik digunakan untuk menandai titik pusat

lubang yang akan dibor.

Gambar 2.17 Penitik


(Sumber : Buku Pengenalan Kerja Bangku)

BAB III

METODE PERCOBAAN

3.1 Waktu dan Tempat

Teknik Mesin ULM Anggiat Victor Sumihar Pasaribu


1
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)

Praktikum kerja bangku dilakukan pada hari Senin, 23 April 2022.

Berlangsung pada 10.30 WITA s/d selesai di Workshop Prodi Teknik

Mesin Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat yang digunakan

1. Ragum.

2. Kikir.

3. Meteran/mistar/Jangka Sorong.

4. Gergaji.

3.2.2 Bahan yang digunakan

1. Alumium 6061

3.3 Pelaksanaan Praktikum

1. Menggunakan alat keselamatan kerja (safety).

2. Menentukan komponen yang akan dibentuk.

3. Menyiapkan mesin yang akan digunakan, ikuti selalu seluruh instruksi.

4. Mengukur dan benda kerja sesuai dengan kebutuhan komponen.

5. Meletakkan benda kerja di ragum kemudian atur kemiringan benda

hingga membentuk sudut 65° dan potong dengan gergaji.

6. Melakukan proses finishing menggunakan kikir hingga benda kerja

membentuk sudut 70° dengan panjang 35 mm.

7. Melakukan penitikan pada benda kerja dengan menggunakan penitik

8. Meletakkan benda kerja di ragum mesin bor kemudian di jepit.

9. Senter benda kerja dengan menggunakan waterpass.

Teknik Mesin ULM Anggiat Victor Sumihar Pasaribu


1
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)

10. Setelah disenter, bor benda kerja di posisi senter menggunakan mata

bor ukuran Ø7 mm kemudian diperbesal lagi dengan mata bor ukuran

Ø9 mm.

11. Merapihkan kembali alat-alat dan bahan yang telah digunakan.

12. Selesai

DAFTAR PUSTAKA

Teknik Mesin ULM Anggiat Victor Sumihar Pasaribu


1
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)

Muhammad Tekad, Anthonius LSH. 2006. Bahan ajar teknik kerja bangku

dan pelat. Politeknik Negeri Ujung Pandang.

Siswanto Rudi. 2022. Modul Praktikum Proses Manufaktur.Universitas

Lambung Mangkurat: Banjarbaru.

Makalah teknik kerja bangku. (online). (https://slideshare.net) diakses

pada 26 April 2022

Makalah Kerja Bangku.2021. Jenis Peralatan Kerja Bangku (online),

(https://teknikece.com/kerja-bangkul ) diakses 26 April 2022

Oni, Dwi. 2017. Makalah : Peralatan Kerja Bangku (online).

https://www.materitugastugas.com/2017/09/makalah-peralatan-kerja-

bangku.html) diakses 27 April 2022

Shiddiq, Muhammad Jafar. 2019. Mengenal Ragum dan Fungsinya

(online).(https://siddix.blogspot.com/2019/07/mengenal-ragum-dan-

fungsinya.html) diakses 27 April 2022

Teknik mesin manufaktur. 2015. Kerja Bangku. (online),

(http://teknikmesinmanufaktur.blogspot.comm) diakses 27 April 2022

Zuliadin, Ilham. 2018. Pengertian Kerja Bangku dan Peralatan Kerja

Bangku. (online). (https://tugasmahasiswateknik99.blogspot.com)

diakses 27 April 2022

BAB IV

Teknik Mesin ULM Anggiat Victor Sumihar Pasaribu


1
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

4.1.1 Berat dan Dimensi Benda

(a) (b)

Gambar 4.1. a. Dimensi Pola Benda dan b. Dimensi hasil pengecoran


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Tabel 4.1 Tabel Berat Benda Setelah Pengecoran


Berat ( gram )
Produk Saluran Extra Terak Total
75 12 46 8 141

Tabel 4.2 Tabel Berat Benda Pola Pengamatan


Volume (cm3) Berat (g) Berat
Terak
Densitas Material(g
Pola Saluran (g/cm3) Pola Saluran (g)
)
20,6 5 2,7 55,6 13,5 10 79,1

Tabel 4.3 Ukuran pola dan hasil pengecoran benda


Pola (mm) Hasil Pengecoran (mm)

A 10 mm 10,5 mm

B 20 mm 20,5 mm

C 0.8 mm Tidak berlubang

D 20 mm 20,5 mm
Teknik Mesin ULM Anggiat Victor Sumihar Pasaribu
1
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)

E 141 mm 141,5 mm

F 0,8 mm 0,85 mm

4.2 Pembahasan

4.2.1 Hasil Cetakan

Gambar 4.2 Benda Hasil Cetakan


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Untuk menghitung berat material yang diperlukan maka diperlukan

mengitung volume pada benda

m
Volume cavity ¿ v
ρ

55,675
¿
2,7
3
¿ 20,62 cm

Volume saluran ¿ P × L× T

¿ 50 mm ×10 mm ×10 mm
3
¿ 5000 mm
3
¿ 5 cm

Volume total ¿ 20,62 cm3+5 cm3 =25,62cm 3

Teknik Mesin ULM Anggiat Victor Sumihar Pasaribu


1
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)

Kemudian menghitung berat Produk dan berat saluran dengan rumus :

W = Vxρ……….........………..........................................................(4.1)

W produk ¿ V × ρ

3 gr
¿ 20,62 c m ×2,7
cm3

¿ 55,675 gr

W saluran ¿ V × ρ

3 gr
¿ 5 cm × 2,7
cm3

¿ 13,5 gr

Diambil estimasi terak sebesar 6,7% dari berat keseluruhan, maka

didapat:

Berat Produk + Berat Saluran + Terak (6,7%)

¿ 55,6 gr +13,5 gr +10 gr=79,1 gr

Dari hasil pengecoran pada benda didapatkan Berat Produk 75

gr, Berat Saluran 12 gr dan Berat Terak 8 gr, terjadi Selisih berat antara

Perhitungan pada pola pengamatan dan Perhitungan setelah pengecoran,

Berat Pola 55,6 gr sedangkan berat produk 75 gr terjadi selisih 19,4 gr,

kemudian Berat Saluran pengamatan 13,5 gr sedangkan berat saluran

coran 12 gr terjadi selisih 1,5 gr dan Berat Terak Pengamatan 10 gr

sedangkan berat terak pengecoran 8 gr terjadi selisih 2 gr.

Dari hasil praktikum nilai dimensi yang di dapat pada hasil

pengecoran tidak sama dengan ukuran yang ada di pola hal ini di

karenakan untuk sterofoam sendiri kami membuat ukuran lebih besar dari

pada pola, karena hasil pengecoran nanti akan dilakukan kerja bangku

yang otomatis merubah ukuran menjadi sama dengan pola, karena

Teknik Mesin ULM Anggiat Victor Sumihar Pasaribu


1
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)

kebanyakan pada proses praktikum benda hasil praktikum mengalami

penyusutan atau penambahan dimensi, hal ini di karenakan menghindari

penyusutan pada pengecoran dan ada sebagian pasir cetakan yang

runtuh dan menempel pada benda.

Teknik Mesin ULM Anggiat Victor Sumihar Pasaribu


1
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang didapat pada praktikum kali ini sebagai berikut:

1. Bahan dasar pada pembuatan pola yaitu menggunakan sterofoam

dan kemudian dicetak menggunakan cetakan pasir kering untuk

membuat produk.

2. Pada sistem saluran, bahan cetakan yang akan digunakan harus

dilebihkan, agar mengurangi cacat, dan menghindari penyusutan pada

produk yang dicetak.

3. Mahasiswa telah mengetahui beberapa proses atau teknik dalam

pembuatan cetakan, mulai dari pembuatan pola, memperiksa

kesiapan tungku, sampai mengukur hasil pengecoran dengan pola

awal telah dilakukan.

4. Mahasiswa telah mengetahui besaran-besaran atau parameter proses

yang terlibat dan berpengaruh terhadap cetakan yang yang dibuat.

5. Mahasiswa mampu merencanakan dan membuat barang jadi melalui

teknik pengecoran logam.

5.2. Saran

Pada saat praktikum, Praktikan juga harus berhati-hati dalam

menuangkan coran kedalam cetakan, karena apabila praktikan tidak

berhati-hati dalam menuangkan coran kedalam cetakan akan

mengakibatkan cetakan pasir runtuh dan dapat mengurangi dimensi pada

Teknik Mesin ULM Anggiat Victor Sumihar Pasaribu


1
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)

pola sebelumnya, serta ketika menuangkan coran harus teliti agar

menghindari terjadinya cacat pada benda hasil coran.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Proses Pengerjaan Awal Material

Setelah bahan hasil pengecoran sudah dingin atau siap untuk

digunakan, hasil pengecoran akan kita potong untuk mengilangkan dari

bagian-bagian yang tidak terpakai.

Gambar 4.1 Desain Rem tangan yang akan dilakukan pengecoran


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Setelah dilakukan proses pemotongan saluran dengan menggunakan

gergaji, maka langkah selanjutnya adalah kita jepit benda menggunakan

ragum agar benda tidak bergerak saat kita melakukan proses pengikiran.

Teknik Mesin ULM Anggiat Victor Sumihar Pasaribu


1
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)

Proses pengikiran dilakukan dengan tujuan untuk menghilangkan dan

menghaluskan bagian permukaan benda.

4.1.1 Proses Pengikiran

Tahap selanjutnya dari proses praktikum kerja bangku ini adalah

melakukan pengikiran pada permukaan rem tangan. Pada proses

pengikiran bertujuan untuk mengurangi kekasaran pada benda hasil

cetak. Tujuannya agar mempermudah proses pengamplasan. Adapun

tata cara mengikir adalah dengan menggunakan kikir dengan spesifikasi

berdasarkan bentuk kikir. Kikir yang kami gunakan adalah kikir dengan

dimensi segi empat. Dengan menggunakan teknik mengikir yang benar

yang di mulai dengan cara memegang alat kikir yang benar, proses

pengikiran akan berjalan dengan baik. Kami mengikir kedua sisi rem

tangan sehingga mendapatkan permukaan yang sudah sesuai untuk

diamplas. Kami juga memperhatikan kedua sisi permukaan agar tidak

ada yang timpang serta mendapatkan dimensi yang sama setiap

permukaan.

4.1.2 Proses Pengamplasan

Pada tahap pengamplasan, kami menggunakan beberapa jenis

amplas berdasarkan spesifikasi dari segi kekasarannya yaitu amplas 80,

100, dan 320. Beberapa jenis amplas kami gunakan bertujuan agar

proses penghalusan pengukuran benda cetak juga bertahap. Proses

pengamplasan dimulai dengan amplas 80, hal ini dimaksud karena

permukaan benda cetak yang masih terlalu kasar dan perlu melakukan

pengurangan bagian permukaan, tahap selanjutnya setelah semua

permukaan sudah di amplas menggunakan amplas 80 di lanjutkan

Teknik Mesin ULM Anggiat Victor Sumihar Pasaribu


1
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)

melakukan pengamplasan permukaan dengan amplas 100. Proses ini

dilakukan secara bertahap yakni dari amplas 80 ke 100 hingga proses

finishing yaitu amplas 320 dimana pada pengamplasan menggunakan

amplas 320 bertujuan meratakan serta menghaluskan permukaan rem

tangan.

4.2 Pembahasan

Adapun poin-poin yang perlu dibahas pada praktikum kerja bangku

kali ini, yaitu :

1. Saat ingin melakukan proses pengamplasan dan pengikiran jangan

terlalu lama mengamplas pada tempat yang sama karena hal itu akan

berakibat kurang nya volume benda tersebut sehingga sulit untuk

mencari kerataan pada permukaan gear tersebut.

2. Untuk peroses kerja bangku jangan lupa gunakan selalu alat ukur

untuk mengecek ukuran saat proses kerja bangku agar nantinya tidak

terjadi kesalahan yang berakibat gagalnya tujuan atau target ukuran

yang diinginkan.

Teknik Mesin ULM Anggiat Victor Sumihar Pasaribu


1
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari praktikum kerja bangku pembuatan rem tangan dapat diambil

kesimpulan, yaitu sebagai berikut:

1. Mahasiswa telah mengetahui peralatan kerja bangku dalam

pembuatan rem tangan yaitu meliputi kikir, amplas, ragum, dan

gergaji besi.

2. Mahasiswa mampu menggunakan alat kerja yang baik dan benar.

3. Mahasiswa telah mampu menghasilkan benda kerja yang memiliki

standar tertentu sesuai dengan gambar kerja yang ditentukan.

5.2 Saran

Dalam melakukan praktikum kerja bangku diharapkan

memperhatikan keselamatan kerja sesuai standar K3 yang berlaku.

Sebelum praktikum dimulai, siapkan benda kerja dan lakukan pengecekan

alat kerja, sehingga ketika pelaksanaan praktikum berjalan dengan lancar

Teknik Mesin ULM Anggiat Victor Sumihar Pasaribu


1
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)

dan tidak terganggu karena alat yang tidak layak pakai atau rusak, jangan

lupa selalu membersihkan peralatan setelah dipakai. Sebaiknya alat-alat

yang sudah tidak layak pakai dalam praktikum kerja bangku harus segera

diganti.

Teknik Mesin ULM Anggiat Victor Sumihar Pasaribu


1

Anda mungkin juga menyukai