PROSES MANUFAKTUR I
(STM4230)
Disusun Oleh:
Nama :
NIM :
Kelompok :
Dosen Pembimbing :
FAKULTAS TEKNIK
BANJARBARU
2023
Praktik Proses Manufaktur I (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)
LEMBAR KONSULTASI
PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR I
Nilai:…A / A- / B+ / B / B- / C+ / C
Banjarbaru, 2023
Dosen Pembimbing
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..……………………………………………………..…………….i
HALAMAN PENGESAHAN..………………………………………………..…….….ii
LEMBAR KONSULTASI...……………………………………………………………iii
KATA PENGANTAR...………………………………………………………..………iv
DAFTAR ISI .………………………………………………………………….………..v
PERCOBAAN PENGECORAN
BAB I PENDAHULUAN..…………………………………………………………1
1.1 Latar belakang ...……………………………….…………………………1
1.2 Tujuan Praktikum ...…….……………………….………………………..2
BAB II DASAR TEORI ..…………………………………..……………………..3
2.1 Pengecoran Logam............................................................................3
2.2 Tungku Peleburan Dan Perhitungan Muatan....................................11
2.3 Perhitungan Muatan..........................................................................17
2.4 Cacat Pengecoran.............................................................................21
BAB III METODE PRAKTIKUM..……………………………………………….24
3.1 Waktu dan Tempat ………………………………………………………24
3.2 Bahan Spesimen ………………………………………………………..24
3.3 Prosedur Percobaan ……………..…………………………………….25
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN……………………………………….....26
4.1 Hasil …............................................……………………………………26
4.2 Pembahasan...........…………………………………………………..…28
BAB V PENUTUP…………………….………………………………………….34
5.1 Kesimpulan ………………………………………………………………34
5.2 Saran ……………………………………………………………………..34
DAFTAR PUSTAKA
PERCOBAAN KERJA BANGKU
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………...37
1.1 Latar belakang …………………………………………………………..37
1.2 Tujuan…………………………………………………………………….38
BAB II DASAR TEORI…………………………………………………………..39
2.1 Pengertian Kerja Bangku..................................................................39
2.2 Peralatan Utama Kerja Bangku........................................................39
2.3 Peralatan Pendukung dan Alat Ukur pada Kerja Bangku................49
BAB III METODE PRAKTIKUM……………………………………………… .52
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1. Dapat membuat pola dan cetakan pasir untuk membuat produk coran
logam.
logam.
BAB II
LANDASAN TEORI
pembentukan bahan baku atau bahan benda kerja adalah dengan cara
lain nuntuk membuat sebuah cetakan. Namun dalam hal ini tidak semua
pasir bisa digunakan untuk membuat cetakan, hanya pasir yang mempunyai
kriteria kriteria tertentu saja yang dapat digunakan untuk membuat cetakan.
Beberapa kriteria pasir yang baik yaitu mempunyai sifat mampu bentuk
sehigga tidak mudah rusak jika dipindahkan, selain itu pasir juga harus
permabilitas atau bisa dialiri oleh gas, pasir juga darus tahan terhadap
temperatur logam cair selama proses penuangan, dan yang terakhir adalah
selanjutnya.
yaitu antara lain cetakan pasir basah, cetakan pasir kering, cetakan pasir
CO2 proses, cetakan pasir kulit, dan cetakan pasir yang mengeras sendiri
lainnya.
menggunakan gaya gravitasi secara natural agar logam cair dapat mengisi
rongga cetakan dengan baik, oleh karena itu desain sistem saluran akan
sangat menentukan kualitas produk cor. Setiap tahap yang dilakukan harus
urutan dari tahapan proses pengecoran untuk menghasilkan produk cor yang
baik dengan produktivitas yang tinggi. Berikut adalah contoh gambar diagram
alir.
pengecoran-logam.html)
2.1.1 Pola
untuk pembuatan cetakan benda coran yang diinginkan. Bahan dari pola
Oleh sebab itu ada beberapa faktor diatas yang harus diperhatikan
partisi dari bagian pola bagian atas (cope) dan dengan pola bagian
bawah (drag). Untuk itu bagian pola atas dan bawah harus memiliki
b. Penyusutan Pola
Pada setiap pola yang akan harus diketahui dahulu material apa
c. Kemiringan Pola
Bahan-bahan yang dipakai untuk pola yaitu kayu, resin, atau logam.
atau lilin. Adapun keunggulan dan kekurangan dari masing masing pola
1) Pola Kayu
b) Mudah didapat
d) Harganya murah.
2) Pola Logam
b) Mudah didapat.
maupunukurannya.
3) Resin sintetis
pola, sesuai dengan bentuk coran yang akan dibuat; Persiapan pasir
2.1.2 Inti
Inti adalah suatu bentuk dari pasir yang dipasang pada rongga
dasarnya inti dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu inti pasir basah
dan inti pasir kering. Inti pasir basah merupakan bagian dari pola dan
terbuat dari bahan yang sama dengan cetakan. Inti pasir kering dibuat
dirakit. Dalam kasus ini inti dibuat dari pasir kuarsa yang di campur
dengan air kaca (water glass/ natrium silikat), dari campuran pasir tersebut
sehingga menjadi padat dan keras. Inti diseting pada cetakan, kemudian
memahami bisa dilihat pada gambar berikut ini tentang bentuk saluran
secara singkat.
penuangan atau pouring logam cair yang berada pada daerah diatas
parting line yang akan meneruskan logam cair kedalam gate, riser dan
sebab irisan demikian mudah dibuat pada permukaan pisah, lagi pula
logam cair. Tetapi kalaupun terlalu besar itu tidak akan ekonomis
irisan lebih kecil dari pada irisan pengalir, agar dapar mencegah
cetakan.
gas atau udara dari rongga cetakan sehingga cacat tuangan dapat
terhindari.
Umumnya untuk besi cor dan baja, rasio ini menurun, menurut banyak
2.1.5 Cetakan
Cetakan adalah suatu alat pada proses pengecoran yang terbuat dari
suatu produk cor yang sesuai dengan bentuk geometri rogga tersebut.
Untuk membuat suatu cetakan pasir maka akan dibutuhkan bahan lain
yang akan di mixing dengan pasir agar sifat-sifat yang diinginkan seperti
dan sifat yang diinginkan lainnya dapat dicapai. Beberapa bahan lain yang
pasir cetak.
b. Coal dust, adalah suatu bahan tambahan pada pasir cetak yang
bertujuan agar pasir lebih terbuka ketika logam cair dituangkan hingga
film gas CO2 agar antara pasir dan logam cair terpisah dan melindungi
butir pasir supaya tidak terjadi overheat dan fusi terhadap permukaan
logam.
d. Bahan tambahan lain untuk pasir cetak seperti: dextrine, diethyl glicol,
lainya.
bentonit (sejenis tanah liat), air dan bahan penolong. Cetakan setelah
Cetakan pasir kering adalah campuran antara pasir, tanah liat, gula
dimensi lebih baik tetapi biaya mahal dan waktu produksi lama (waktu
pengeringan).
cair seminimum mungkin akan sangat disukai, oleh karena itu jenis tungku
harus dihindari. Disamping itu, jenis tungku yang dilengkapi dengan sistim
temperatur logam cair, maka kelarutan gas dan reaksi oksidasi akan
coran.
proses perlakuan panas, karena gas buang dari bahan bakar berkontak
langsung dengan bahan baku, maka jenis bahan bakar yang dipilih
mungkin sampai mencapai suhu yang seragam dengan bahan bakar dan
tenaga kerja sesedikit mungkin. Kunci dari operasi tungku yang efisien
lainnya seperti boiler (dengan efisiensi lebih dari 90%). Hal ini disebabkan
oleh suhu operasi yang tinggi didalam tungku. Sebagai contoh, sebuah
berikut.
Berkala
Penempaan
Pot
Pusher
Balok Berjalan
Perapian Berjalan
dengan sumber panas dari pembakaran minyak, gas, kokas, arang atau
dengan kapasitas maksimum 50 kg. Kerugian dari jenis tungku ini adalah
150–450 kg aluminium dan jenis krusibel refraktori maupun besi cor dapat
digunakan dalam tungku jenis ini, tetapi krusibel jenis besi cor perlu selalu
jenis tungku ini adalah terletak pada kecocokkannya untuk beralih dari
peleburan satu jenis paduan ke jenis paduan lainnya dan tungku jenis
stationari ini sangat baik untuk pemurnian aluminium serta biaya instalasi
saluran yang ada pada dinding tungku atau pada bagian atas bibir tungku.
Keuntungan dari jenis tungku ini adalah dapat melebur dengan jumlah
muatan yang besar, logam cair dapat dituangkan dengan mudah dan
yang meliputi ingot aluminium dan silikon, serta unsur paduan lain yang
secara langsung ditambahkan pada logam cair seperti; Mg, Zn, dan logam
lain yang memiliki titik cair yang rendah lainnya. Namun adanya unsur
logam aluminium.
Pengaruh
Unsur Baik Buruk Berasal dari
-menurunkan
keuletan -master
Menaikan kekuatan -meningkatkan cacat alloys(FeSi)
Fe<1%
tarik keropos -Ladie
-menimbulkan bintik -Geram
(keras) di permukaan
-memperbaiki
kekerasan dan -skrap
-menurunkan
Cu:2-4% kekuatan -master
ketahanan korosi
-mempermudah alloys
permesinan
-memperbaiki
kekuatan
-meningkatkan
-menurunkan
mampu alir
ketangguhan -skrap
-mengurangi
Si:5-7% -menyebabkan rapuh -master
pemuaian
(jika kandungannya alloys
-meningkatkan
terlalu tinggi)
ketahanan korosi
-meningkatkan
mampu mesin
-menurunkan
kekuatan
-menurunkan
-skrap
Zn<1% -meningkatkan mamp ketahanan korosi
-master
alir -menimbulkan cacat
alloys
rongga (jika
kandungan terlalu
tinggi)
-meningkatkan
kekuatan dan daya
-menurunkan mampu
tahan terhadap
Mn<0,5 air -skrap
temperatur tinggi
-menghasilkan bintik -master
% -mengurangi
(keras) dipermukaan alloys
pengaruh besi
-mengkasarkan butir
Meningkatkan
ketahanan korosi
-menurunkan
-meningkatkan ketangguhan
mampu mesin -menimbulkan bintik -skrap
Mg<0,5 -menghaluskan butir permukaan -master
-meningkatkan -meningkatkan alloys
ketahanan korosi kecenderungan
cacat rongga udara
-meningkatkan
-menurunkan -skrap
Ni<0,3% kekuatan
fluiditas atau mampu -master
-meningkatkan
air alloys
ketahanan korosi
-menyebabkan
segregasi -skrap
-memperbaiki mampu
Pb<0,1% -menyebabkan cacat -master
mesin
hot shortness (rapuh alloys
panas)
-menimbulkan hot
-skrap
-meningkatkan crack (retak panas)
-master
Sn<0,1% kemampuan mesin -menimbulkan
alloys
-memperbaiki struktur presipitasi
-menurunkan
timbulnya korosi Menghasilkan -skrap
Cr<0,3% tegangan senyawa antar logam -master
-memperbaiki yang tidak diinginkan alloys
ketangguhan
(Sumber: Modul Praktikum Kerja Bangku 2017)
Tabel 2.3. Pengaruh jenis muatan dan tungku terhadap besarnya
kehilangan unsur peleburan (melting loss)
Oxidised And
Virgin Charge
Contaminated Charge
Metal
Electric Reverbratory Electric Reverbratory
Crucible Crucible
Fumaces Fumaces
Mg 2–3 3–5 3–5 3 – 10
Be 2–3 3–5 3–5 5 – 10
Al 1 – 1.5 1–2 1–2 2–3
Na 2–3 3–5 3–5 5 – 10
Zn 1–3 2–4 2–3 3–5
Mn 0.5 – 1 1–2 1–2 2–3
Sn 0.5 – 1 1 – 1.5 1 – 1.5 1.5 – 2
Fe 0.5 – 1 0.5 – 1 0.5 – 1 0.5 – 1
Ni 0.5 – 1 0.5 – 1 0.5 – 1 0.5 – 1
Si 0.5 – 1 1 – 1.5 1 – 1.5 1.5 – 2
Cu 0.5 – 1 1–2 1–2 2–3
Pb 0.5 – 2 1 –2 - -
sumber panas dari bahan bakar minyak (cair) atau arang/kokas (padat)
CO2 dan H2O serta energi panas. Energi panas tersebut yang diperlukan
karbon elemental. Unsur hidrogen terbakar denan nyala api yang tidak
heart reveratory furnaces yang memakai sumber panas dari gas atau
bahan bakar minyak, dan tungku electric resistance serta electric radiation
adalah jenis-jenis tungku yang biasa digunakan. Salah satu jenis tungku
Dengan kerangka yang terbuat dari baja yang dilas, bagian atas ditutup
lembaran baja yang dilapisi dengan bata tahan api, bagian lining terbuat
dari bata tahan api setebal 3-4 in. Tungku crucible biasanya digunakan
untuk peleburan logam non ferrous, seperti aluminium, seng, tembaga dan
Crusible yang terbuat dari besi cor atau baja digunakan dengan
panas dan kekuatan mekanik yang baik. Tetapi crusible yang terbuat dari
besi cor atau baja mempunyai kelemahan, yaitu unsur Fe dapat larut ke
Tabel 2.4. Titik cair dan temperatur penuangan dari paduan aluminium
TEMP.
Secara umum telah diketahui bahwa atom dalam bentuk gas akan
bersatu atau masuk kedalam logam cair, ketika dua atom bersatu
membentuk suatu molekul, molekul gas tersebut akan keluar, tapi bisa
diserap dari atmosfer. Sumber utama hidrogen didalam Al adalah uap air,
Keterangan:
cair naik. Paduan yang mengandung hidrogen ± 0,01cm 3/100 gram relatif
kelarutan gas Hidrogen pada logam paduan Alumunium seri 319 yang
perubahan kelarutan dalam kondisi padat, hal mana suatu paduan akan
menahan kelarutan gas hidrogen lebih kecil dari pada alumunium murni
0,6-1,0 ml/100 gram aluminium. Hal ini tergantung dari persentase unsur
mempelajari hal hal apa saja yang memungkinkan suatu produk coran
mengalami kecacatan.(Sudiyanto,2022)
tidak dapat keluar karena puncak riser membeku. Kepala riser meletus
keluar karena tekanan yang besar dilepaskan oleh hirogen ketika gas
b. Rongga Udara
besar disebut blow hole atau gas hole. Porositas (pinhole) adalah lubang
didalam permukaan yang biasanya berbentuk bola dan halus. Cacat ini
pembekuan.
c. Dros
logam cair atau berasal dari kotoran pada muatan dan hasil reaksi
Porositas pada logam coran merupakan salah satu cacat coran, yang
disebatkan oleh gas hidrogen dan menyebatkan coran itu tidak terpakai.
2. Lubang-lubang
3. Retakan
4. Permukaan kasar
5. Salah alir
6. Kesalahan pengukuran
8. Deformasi
BAB III
METODE PERCOBAAN
1. Tungku
2. Cawan tuang
3. Blower
4. Thermometer Gun
5. Ladel
6. Palu
8. Timbangan
9. Jangka sorong
1. Aluminium
4. Sterofoam
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
2. Sistim saluran pada cetakan pasir terdiri dari saluran tuang, saluran
coran logam.
yang dibuat.
gear.
5.2 Saran
pola maupun melepaskan pola dari cetakan. Praktikan juga harus berhati-
sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Damanik, L. H., Husodo, A. H., Gunawan, T., & Hadi, P. (2015). Model
Tengah. Jurnal Teknosains, 4(2).
BAB I
PENDAHULUAN
dari benda tajam pada saat bekerja, Masker untuk penyaring udara
yang dihirup pada saat bekerja, Kacamata untuk melindungi mata dari
debu atau material kecil pada saat bekerja, baju wearpack melindungi
badan pada saat bekerja. Oleh karena itu, praktikum ini dilaksanakan
ditentukan
BAB II
LANDASAN TEORI
bangku pada dasarnya untuk melatih keterampilan tangan dan kejelian mata
mahasiswa agar mampu menggunakan alat kerja yang baik dan benar serta
dengan lembar kerja yang ditentukan Dalam praktikum ini ada beberapa
meja kerja dan terbuat dari besi tuang atau besi tempa. Ada beberapa
jenis ragum yang digunakan dalam kerja bangku. Agar benda kerja
tinggi pekerja yang akan bekerja. Sebagai patokan adalah apabila ragum
dipasang pada meja kerja maka tinggi mulut ragum harus sebatas siku dari
pekerja pada posisi berdiri sempurna. Hal ini bertujuan agar memudahkan
kerja bangku namun kali ini yang akan dibahas adalah ragum penjepit
2.2.2 Kikir/File
a. Berdasarkan Bentuk
1. Kikir rata (plat), tebal kikir seluruhnya sama, lebar kikir kearah
2. Kikir blok lebar, kikir seluruhnya sama, lebar kikir bagian ujungnya
lebih kecil.
1. Gigi Pahatan
sudut tatal negatif dan sudut potong lebih besar dari 90°. Kikir ini
sudut tatal yang positif itu maka kikir ini hanya digunakan untuk
gigi itu akan terhalang.Saat ini gigi tipe ini hampir tidak digunakan
lagi.
d. Dimensi Kikir
Dimensi kikir ini terdiri dari panjang kikir dan jumlah gigit tiap cm atau
tiapInch. Kikir dibuat dari baja karbon tinggi yang ditempa dan
2.2.3 Gergaji
terhadap benda.
1. Bingkai
daun gergaji.
2. Tangkai
3. Pasak
4. Nut kupu-kupu
B. Daun Gergaji
1. Material daun gergaji terbuat dari baja karbon atau dari HSS (high
speed steel).
Ukuran daun gergaji yang biasa dipakai untuk gergaji tangan adalah:
2.2.4 Palu
Palu juga terdiri dari palu keras dan palu lunak, Palu keras dibuat
dari bahan baja yang kedua ujungnya dikeraskan, palu lunak dibuat dari
pemotong yang arah pemakanan mata bor hanya pada sumbu mesin
disebut bor dan memiliki fungsi untuk membuat lubang, membuat lubang
Mesin bor meja adalah mesin bor yang diletakkan diatas meja.
kerja mesin bor meja adalah putaran motor listrik diteruskan ke poros
dengan bantuan roda gigi lurus dan gigi rack yang dapat mengatur
Mesin bor lantai adalah mesin bor yang dipasang pada lantai.
Mesin bor lantai disebut juga mesin bor kolom. Jenis lain mesin bor
lantai ini adalah mesin bor yang mejanya disangga dengan batang
kerja yang besar dan berat. Mesin ini langsung dipasang pada lantai,
lobang dengan jarak titik pusat dan diameter lobang antara masing-
1. Cekam Bor
Ukuran cekam bor yang ditunjukkan oleh diameter terbesar dari mata
berbentuk tirus, maka pada saat mata bor ditekania akan saling
mengunci.
1. Ragum Tangan
Benda kerja yang dapat dijepit oleh ragum tangan harus berukuran
2. Ragum Mesin
Benda kerja yang besar tidak dapat dipegang oleh tangan karena
mesin.
3. Meja Mesin
4.Tangan
benda kerja yang kecil dan penjang serta lobang dibuat tidak dalam.
dipakai mesin.
Alat yang dipakai untuk membuat ulir luar disebut snei . Sama
halnya dengan tap, Snei juga terbuat dari baja HSS. Peralatan ini
mengukur panjang dan alat bantu menggores serta sebagai acuan ukuran.
dan alat ini sudah digunakan sejak ribuan tahun yang lalu dalam ilmu
geometri. Busur derajat pada umumnya terbuat dari bahan stainless teel
2.3.3 Penggores
pemakaiannya pada :
2.3.4 Siku-siku
tepat 90.
dengan sudut 90. Penitik digunakan untuk menandai titik pusat lubang
BAB III
METODE PERCOBAAN
1. Ragum.
2. Kikir.
3. Waterpass.
4. Meteran/mistar/Jangka Sorong.
5. Amplas
6. Gergaji Besi
2. Menentuan bagian mana saja pada benda kerja yang akan dibentuk.
9. Selesai
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
dimulai siapkan benda kerja dan lakukan pengecekan alat kerja, sehingga
karena alat yang tidak layak pakai atau rusak, jangan lupa selalu
tidak layak pakai dalam praktikum kerja bangku harus segera diganti.
DAFTAR PUSTAKA
Muhammad Tekad, Anthonius LSH. 2006. Bahan ajar teknik kerja bangku
dan pelat. Politeknik Negeri Ujung Pandang.
Siahaan, J. P., Yaqin, R. I., Priharanto, Y. E., Abrori, M. Z. L., & Demeianto,
B. (2023). KERJA BANGKU, BUBUT DAN LAS (Pengetahuan
Peralatan, Bahan dan K3 dalam Melakukan Kerja Bengkel).
http://teknikmesinmanufaktur.blogspot.com
Diakses pada 20 Mei 2023
Zuliadin, Ilham. 2018. Pengertian Kerja Bangku dan Peralatan Kerja Bangku.
(online)
https://tugasmahasiswateknik99.blogspot.com
Diakses pada 10 April 2021