Anda di halaman 1dari 27

PROPOSAL PROYEK AKHIR

PERANCANGAN MESIN PENGHANCUR (HAMMER MILL) PASIR


CETAK PENGECORAN LOGAM
LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL PROYEK AKHIR
TAHUN 2021/2022

PERANCANGAN MESIN PENGHANCUR (HAMMER MILL) PASIR CETAK


PENGECORAN LOGAM

ii
ABSTRAK

iii
ABSTRACT

iv
KATA PENGANTAR

v
DAFTAR ISI

ABSTRAK...........................................................................................................................iii
DAFTAR ISI........................................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................................vii
BAB I.....................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang......................................................................................................1
1.2 Tujuan Penelitian..................................................................................................2
1.3 Rumusan Masalah.................................................................................................2
1.4 Batasan Masalah....................................................................................................3
1.5 Manfaat Penelitian................................................................................................3
1.6 Sistematika Penulisan...........................................................................................3
BAB II...................................................................................................................................5
TEORI PENUNJUANG DAN TINJAUAN PUSTAKA...................................................5
2.1 Penelitian Yang Pernah Dilakukan.....................................................................5
2.2 Pengertian Umum..................................................................................................6
2.2 Motor Listrik......................................................................................................7
2.3 Bantalan..............................................................................................................7
2.3.1 Macam- macam bantalan..............................................................................8
2.4 Mur dan Baut...................................................................................................11
2.5 Poros..................................................................................................................11
2.5.1 Macam- macam poros..................................................................................13
2.6 Pully......................................................................................................................14
2.7 Pengelasan............................................................................................................14
2.8 Stripe Plat.............................................................................................................15
2.9 Rangka dan Cover Box.......................................................................................16
BAB III................................................................................................................................17
METODOLOGI PENELITIAN.......................................................................................17
3.1 Rancangan Sistem/ Pengukuran.............................................................................17
3.2 Perancangan Elemen Mesin....................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................20

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Motor Listrik ( Sumber: www.niagamas.com )................................................7


Gambar 2. 2 Arah Beban Bantalan ( Sumber : http://nanihendi.com/artikel/bantalan-
bearing-dan-jenisnya )............................................................................................................8
Gambar 2. 3 Ball bearing (Sumber: teknik-otomotif.com)....................................................9
Gambar 2. 4 Cylinder bearing (Sumber: teknik-otomotif.com).............................................9
Gambar 2. 5 Barrel bearing (Sumber: teknik-otomotif.com)...............................................10
Gambar 2. 6 Taper roller bearing (Sumber: teknik-otomotif.com)......................................10
Gambar 2. 7 Needle bearing (Sumber: teknik-otomotif.com).............................................11
Gambar 2. 8 Mur dan Baut (Sumber : arrowasiaindonesia.com).........................................11
Gambar 2. 9 Poros Gandar (Sumber: keluargasepuh86.com)..............................................13
Gambar 2. 10 Poros Transmisi (Sumber: keluargasepuh86.com)........................................13
Gambar 2. 11 Poros Spindel (Sumber: keluargasepuh86.com)...........................................14
Gambar 2. 12 Pully (Sumber: Amazon.com).......................................................................14
Gambar 2. 13 Bentuk kampuh las (Sumber : omesin.com).................................................15
Gambar 3. 1 Diagram Alir Penelitian..................................................................................17

vii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengecoran logam merupakan salah satu proses manufaktur yang banyak digunakan,
proses pengecoran ini dilakukan untuk menghasilkan produk yang umumnya memiliki
bentuk yang rumit atau bahan yang tidak dapat diproses dengan proses pemesinan.
Pengecoran logam adalah sautu bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan pasir silika.
Dalam dunia industri pengecoran, material pasir berfungsi sebagai media cetak dengan
karakteristik bpasir silika tergolong material dengan harga murah dan tahan terhadap suhu
yang tinggi. Metode pengecoran dengan cetakan pasir (sand casting) digunakan luas
meliputi industri tradisional hingga modern untuk memperoleh bentuk logam sesuai
dengan yang diminati karena merupakan metode yang paling ekonomis untuk produksi
dalam jumlah terbatas. Pada dasarnya proses cetakan pasir, meliputi: pembuatan pola yang
dimasukkan dalam cetakan pasir, pembuatan sistem saluran, memindah pola dari cetakan
pasir, menuang logam cair ke dalam cetakan, pembekuan di dalam cetakan, dan
penghancuran cetakan pasir, serta pemindahan hasil coran [1].
Penggunaan cetakan pasir harus mempunyai karakteristik sesuai dengan bentuk benda
kerja, dimensi, sifat fisis dan mekanik yang diinginkan. Seringkali dalam dunia industri
membutuhkan pasir silika yang siap pakai, pada umumnya pengecoran logam tidak hanya
membutuhkan pasir silika saja melainkan pasir silika yang sudah tercampur dengan bahan
lain. Penggunaan pasir cetak merupakan salah satu hal yang sangat mempengaruhi kualitas
benda coran yang menurunkan efektivitas dari proses produksi pengecoran. Pasir cetak
yang biasa dipakai adalah pasir gunung, pasir pantai, pasir sungai, dan pasir silika yang
disediakan oleh alam. Beberapa dari material dipakai begitu saja dan yang lain dipakai
setelah dipecah-pecah menjadi ukuran butir yang sesuai [2, 3]. Selain itu juga kita sering
menemui material pasir yang menggumpal. Pasir seperti itu umumnya tidak bisa langsung
dipakai dan memerlukan proses untuk menjadi material pasir silika yang siap untuk
produksi.
Salah satu hal yang sangat mempengaruhi hasil pengecoran adalah penggunaan cetakan
pasir. Material pasir silika yang sudah digunakan umumnya akan menggumpal dan

1
mengeras sesuai dengan cetakan apabila teknik pemadatan dan pengerasan yang sesuai.
Karakteristik Pasir silika ini juga dapat dibentuk hingga memiliki kekuatan mekanis yang
memadai untuk menahan sifat metalostatis logam. Untuk mendapatkan material pasir
silika yang siap untuk digunakan biasanya digunakan cara-cara manual seperti pengadukan
mengunakan tenaga manusia dan itu membutuhkan waktu yang lama dan menghambat
proses produksi. Untuk mempermudah proses tersebut maka direncanakan sebuah alat
penghancur pasir hammer mill yang siap pakai dengan memakai tenaga manusia
seminimal mungkin serta memiliki hasil yang maksimal. Permasalahan yang sering timbul
dari usaha manufaktur adalah menggumpalnya pasir silika ketika dicampur dengan bahan
lain sehingga perlu di haluskan lagi supaya dapat digunakan dengan baik dengan cara
manual menggunakan palu dan ayakan pasir. Oleh karena itu dirancang sebuah alat yang
dapat menghancurkan material pasir silika yang digunakan pada saat pengecoran logam.

1.2 Tujuan Penelitian


Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dijabarkan, maka penelitian ini
memiliki 2 tujuan yaitu tujuan khusus dan umum antara lain sebagai berikut:
1. Dapat mengidentifikasi desain yang digunakan dalam perancangan mesin
hammer mill.
2. Dapat merancang dan membangun komponen utama mesin hammer mill.
3. Dapat mengidentifikasi mekanisme penghancur pada mesin hammer mill.
4. Dapat mengetahui proses pengoperasian dan perawatan mesin hammer mil

1.3 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijabarkan dan tujuan penelitian yang
diharapakan, maka proyek akhir ini akan dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana desain dari mesin penghancur pasir cetak?
2. Bagaimana merancang dan membangun komponen utama mesin hammer mill?
3. Bagaimana mekanisme menghancurkan pasir silika yang menggumpal untuk
menghasilkan butiran pasir yang halus dan siap pakai?

2
1.4 Batasan Masalah
Untuk keefektifan penelitian, proyek akhir ini dibatasi dengan membahas tentang cara
mendesain mesin penghancur pasir cetak dan analisis teknik yang digunakan pada
perancangan mesin hammer mill pada pasir silika kapasitas kg.

1.5 Manfaat Penelitian


Manfaat dari pembuatan mesin hammer mill adalah bagi mahasiswa menambah
pengalaman sebagai proses belajar secara nyata dalam mengembangkan dan menciptakan
sesuatu alat yang bermanfaat untuk diri sendiri maupun orang lain. Bagi lingkungan
pendidikan penelitian ini dapat menjadi acuan untuk pengembangan mesin penghancur
pasir cetak atau material lainnya yang dibutuhkan dan dapat dijadikan bahan diskusi di
kelas maupun laboraturium untuk menambang pengetahuan dan wawasan.

1.6 Sistematika Penulisan


Proyek akhir ini disusun dengan beberapa langkah atau strategi yang bertujuan
menjawab masalah yang telah dirumuskan dan diinformasikan mengenai sistematika
penulisan agar memudahkan pembaca. Adapun metodologi dan sistematika pembahasan
sebagai berikut:
1. BAB I PENDAHULUAN
Menjelaskan penelitian secara umum, berisi latar belakang dari topik penelitian
yang dibahas, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan tugas akhir, manfaat tugas
akhir, dan sistematika laporan.
2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Berisi tentang teori-teori penunjang yang dijadikan landasan dan rujukan yang
berhubungan dengan penilitian yang dilakukan.
3. BAB III METODOLOGI PENILITIAN
Pada bab ini berisis tentang langkah-langkah yang akan dilakukan dalam
penelitian, alat dan bahan yang digunakan, metode pengumpulan data serta jadwal
penelitian yang dilakukan dalam bentuk matrik.
4. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bagian hasil dan pembahasan berisi tentang hasil pengamatan yang
dilakukan, pembahasan, dan juga analisis dari hasil pengamatan.
5. BAB V PENUTUP

3
Berisi kesimpulan dari keseluruhan pengerjaan tugas akhir dan saran untuk
memperbaiki kekurangan demi pengembangan dan penyempurnaan penelitian di
masa mendatang.
6. DAFTAR PUSTAKA
Pada bagian ini terdiri sumber- sumber referensi yang dibutuhkan dalam
menunjang penyelesaian proyek akhir ini.
7. LAMPIRAN
Pada bagian ini terdapat beberapa informasi yang bersifat teknis dan non teknis
yang berhubungan dengan analisis dan pembahasan.

4
BAB II

TEORI PENUNJUANG DAN TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Yang Pernah Dilakukan


Pada tahun 2014, penelitian dilakukan oleh Rifki Zulkarnain, Sugeng Slamet
dan Taufiq Hidayat dengan judul Perancangan Mesin Hammer Mill Penghancur
Bongkol Jagung Dengan Kapasitas 100kg/Jam Sebagai Pakan Ternak. Rancangan
alat hammer mill untuk pengolahan jagung pakan, sistem kerja dari mesin hammer
mill ini adalah dengan memukul bongkol jagung. Mata hammer mill digerakkan
oleh motor penggerak dengan kecepatan tinggi, hammer akan memukul jagung ke
dinding, jagung yang hancur akan jatuh dan akan keluar melalui saluran
pengeluaran.
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Legisnal Hakim dkk. pada tahun 2019
dengan judul Perancangan Mesin Penghalus Tempurung Biji Buah Kelapa
Sawit(Endocarp Crusher Hammer Mill) Untuk Komposisi Bahan Bakar Alternatif.
Mesin penghancur digunakan untuknmenghaluskan pecahan tempurung biji buah
kelapa sawit yang menggunakan hammer mill sebagai media untuk penerus gaya
putar menjadi gaya impack. Pengujian untuk mendapatkan ketangguhan pecahan
tempurung biji buah kelapa sawit dengan memilih pecahan tempurung biji buah
kelapa sawit berjenis dura dengan ketebalan tempurung biji buah kelapa
sawitmaksimal 5,1 mm. Total hammer untuk menghaluskan tempurung biji buah
kelapa sawit berjumlah 21 pcs, dimana terdapat 3 pcs hammer dan 4 pcs hammer
pada satu komponen long stude. Mesin ini menggunakan gaya impact dari
hammer mill untuk memukul pecahan kulit tempurung buah kelapa sawit
menggunakan energy dari elektrik motor kapasitas 0,5 HP putaran rotor untuk
hammer mill adalah 800 rpm dengan nilai hancuran kulit tempurung kelapa
sawit adalah 7 mesh.
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Tri Mulyanto pada tahun 2021, penelitian
ini berjudul Perancangan Alat Penghancur Cetakan Pasir Silika Untuk
Laboratorium Pengecoran Logam. Limbah cetakan pasir akan dilakukan daur

5
ulang. Proses daur ulang yang dilakukan adalah menghancurkan cetakan pasir
untuk dioleh menjadi butiran pasir yang memenuhi syarat untuk membuat cetakan
baru. Penghancuran cetakan pasir yang dilakukan pada Laboratorium Pengcoran
Logam Universitas Gunadarma dilakukan dengan cara manual. Sehingga
diperlukan suatu alat penghancur yang dapat menghancurkan cetakan pasir
tersebut. Perancangan diawali dengan mendefinisikan dan menentukan kebutuhan
yang diperlukan sampai hasil akhir disain produk. Kapasitas rancangan alat telah
sesuai dengan kapasitas yang dibutuhkan yaitu 15 kg. Hasil analisis pisau
penghancur diperoleh nilai tegangan geser (τ) yang terjadi 0.269 kg/mm2 dan
tegangan geser maksimum (τmaks) 1.45 kg/mm2 lebih kecil dari tegangan geser
(τα) yang diijinkan 5 kg/mm2 . Sehingga alat penghancur cetakan pasir yang
dirancang aman untuk digunakan.

2.2 Pengertian Umum


Hammer mill adalah suatu alat penepung yang tujuannya adalah untuk merusak
atau menghancurkan bahan baku menjadi potongan-potongan kecil dengan
menggunakan pukulan hammer secara berulang. Bahan dikecilkan ukurannya
dengan pukulan antara palu (hammer) dan dinding, dan mendorong bahan melalui
plat berlubang hingga terbangkitkan panas. Hal ini menyebabkan produk
terpanaskan dan kehilangan kandungan airnya. Desain dasar dari mesin jenis ini
melibatkan poros berputar yang dipasangi palu yang bisa berayun bebas. Mesin ini
dikelilingi oleh sebuah box berisi bahan yang akan dihancurkan. Sebuah alat
khusus bertugas memasukkan bahan ke dalam box. Palu secara bertahap memecah
material sampai cukup kecil untuk melewati ayakan dengan lubang-lubang yang
dibuat sesuai dengan ukuran. Hammer mill banyak digunakan untuk keperluan
industri, penelitian, aplikasi pertanian dan perumahan. Alat pemecah material ini
juga ada yang dibuat dengan ukuran yang cukup kecil agar bisa diletakkan di atas
meja dan bisa dioperasikan di rumah, atau dengan ukuran cukup besar. Sumbu
poros berputar dari peralatan ini bisa dibuat dalam posisi horisontal atau vertikal,
meskipun konfigurasi horisontal lebih umum digunakan. dalam bidang industri
hammer mill kecil kadang-kadang digunakan dilaboratorium untuk menggiling
bahan-bahan untuk mengembangkan media atau percobaan.

6
Hammer mill membutuhkan tenaga sebesar satu kilowatt (Kw) untuk
menggiling satu kilogram bahan permenit pada penggilingan sedang. Sebuah
hammer mill pada dasarnya berupa drum baja yang didalamnya terdapat poros.
Pada poros tersebut dipasang 9 hammer (palu), dan poros tersebut berputar secara
vertikal atau horizontal didalam drum. Palu bebas untuk mengayun dan menumbuk
bahan baku. Rotor berputar pada kecepatan tinggi di dalam drum sementara bahan
dimasukkan ke hopper pakan. Bahan yang selesai dihancurkan akan dikeluarkan
melalui corong pengeluaran sesuai dengan ukuran yang dipilih.

2.2 Motor Listrik


Motor listrik merupakan alat yang mengkonversikan listrik menjadi energi
mekanik. Output dari alat ini berupa kopel atau putaran. Dibandingkan dengan
motor yang bersumber pada energi lain, motor listrik merupakan motor yang
mempunyai efisiensi yang paling tinggi. Mesin penghancur pasir cetak ini
menggunakan motor listrik sebagai tenaga penggerak. Motor induksi adalah jenis
motor dimana tidak ada tegangan eksternal yang diberikan pada rotornya, tetapi
arus pada stator menginduksikan tegangan pada celah udara dan pada lilitan rotor
untuk menghasilkan arus rotor dan medan magnet. Medan magnet stator dan rotor
kemudian berinteraksi dan menyebabkan rotor motor berputar.

Gambar 2. 1 Motor Listrik ( Sumber: www.niagamas.com )


2.3 Bantalan
Bantalan adalah elemen mesin yang menumpu poros berbeban, sehingga
putaran atau gerak bolak-balik dapat bekerja dengan aman, halus dan panjang
umur. Bantalan harus kokoh untuk memungkinkan poros atau elemen mesin

7
lainnya dapat bekerja dengan baik. Jika bantalan tidak bekerja dengan baik, maka
prestasi kerja seluruh sistem akan menurun atau tidak dapat bekerja semestinya.
Jadi, disamakan pada gedung, maka bantalan dalam permesinan dapat disamakan
dengan pondasi pada suatu gedung. Penggunaan macam-macam bearing tersebut
disesuaikan dengan besarnya beban yang ditanggung dan juga dari arah gaya yang
bekerja pada bearing tersebut. Arah dan besarnya gaya yang ditanggung oleh
bearing akan menentukan jenis bearing yang digunakan. Pada gambar 2.2
merupakan jenis- jenis arah beban bantalan.

Gambar 2. 2 Arah Beban Bantalan ( Sumber : http://nanihendi.com/artikel/bantalan-


bearing-dan-jenisnya )
Secara umum bantalan dapat diklasifikasikan berdasarkan arah beban dan
berdasarkan konstruksi atau mekanisme mengatasi gesekan. Berdasarkan arah dan
pembebanannya terdiri atas Journal Bearing meupakan bantalan yang bebannya
ditahan dalam arah radial tegak lurus dengan poros. Bantalan aksial / thrust bearing
merupakan bantalan yang menahan beban dalam arah aksial, dan bantalan
kombinasi merupakan bantalan yang mampu menahan kombinasi beban dalam arah
radial dan arak aksial.

2.3.1 Macam- macam bantalan


1. Ball bearing adalah bantalan gelinding yang menggunakan bola baja
didalamnya. Bola baja ini berfungsi sebagai media gesekan antara
komponen yang diam dengan komponen yang bergerak.

8
Gambar 2. 3 Ball bearing (Sumber: teknik-otomotif.com)
2. Cylinder bearing adalah bantalan gelinding yang menggunakan silinder-
silinder baja didalamnya. Silinder-silinder baja ini berfungsi sebagai
media gesekan antara komponen yang diam dengan komponen yang
bergerak.

Gambar 2. 4 Cylinder bearing (Sumber: teknik-otomotif.com)


3. Barrel bearing adalah bantalan gelinding yang menggunakan pipa-pipa
baja didalamnya. Pipa-pipa baja ini berfungsi sebagai media gesekan
antara komponen yang diam dengan komponen yang bergerak.

9
Gambar 2. 5 Barrel bearing (Sumber: teknik-otomotif.com)
4. Taper roller bearing merupakan bantalan gelinding yang berbentuk
kerucut. Di dalam taper roller bearing menggunakan roller baja atau
baja berbentuk silinder sebagai media gesekan antara komponen yang
diam dengan komponen yang bergerak.

Gambar 2. 6 Taper roller bearing (Sumber: teknik-otomotif.com)


5. Needle bearing merupakan bantalan gelinding yang menggunakan roller
baja atau baja berbentuk silinder sebagai media gesekan antara
komponen yang diam dengan komponen yang bergerak.

10
Gambar 2. 7 Needle bearing (Sumber: teknik-otomotif.com)
2.4 Mur dan Baut
Baut adalah alat sambung dengan batang bulat dan berulir, salah satu ujungnya
dibentuk kepala baut (umumnya bentuk kepala segi enam) dan ujung lainnya
dipasang mur/pengunci. Dalam pemakaian dilapangan, baut dapat digunakan untuk
membuat konstruksi sambungan tetap, sambungan bergerak, maupun sambungan
sementara yang dapat dibongkar/dilepas kembali. Bentuk uliran batang baut untuk
bangunan pada umumnya ulir segi tiga (ulir tajam) sesuai fungsinya yaitu sebagai
baut pengikat. Sedangkan bentuk ulir segi empat (ulir tumpul) umumnya untuk
baut-baut penggerak atau pemindah tenaga misalnya dongkrak atau alat-alat
permesinan yang lain.

Gambar 2. 8 Mur dan Baut (Sumber : arrowasiaindonesia.com)


2.5 Poros
Poros berperan meneruskan daya bersama-sama dengan putaran. Umumnya
poros meneruskan daya melalui sabuk, roda gigi dan rantai dengan demikian poros

11
menerima beban puntir dan lentur. Tegangan pada poros pada umumnya berupa
tegangan puntir saja, bengkok saja, atau gabungan puntir dan bengkok. Bahan
poros pada umumnya menggunakan machinery steels, dimana tegangan bengkok
ijin sebesar 400-800kg/cm persegi, tegangan geser ijin sebesar 420kg/cm persegi
untuk yang berpasak dan 560kg/cm persegi yang tanpa pasak. yang tergolong
machinery steels yaitu high carbon steel dan tensile steel. dipasaran Indonesia yang
tergolong kelompok tersebut adalah JIS 45 C, SCM-4. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam merancang poros :
1. Kekuatan poros Poros transmisi akan menerima beban puntir (twisting
moment), beban lentur (bending moment) ataupun gabungan antara beban
puntir dan lentur. Dalam perancangan poros perlu memperhatikan beberapa
faktor, misalnya: kelelahan, tumbukan dan pengaruh konsentrasi tegangan
bila menggunakan poros bertangga ataupun penggunaan alur pasak pada
poros tersebut.
2. Kekakuan poros meskipun sebuah poros mempunyai kekuatan yang cukup
aman dalam menahan pembebanan tetapi adanya lenturan atau defleksi
yang terlalu besar akan mengakibatkan ketidaktelitian (pada mesin
perkakas), getaran mesin (vibration) dan suara (noise). Oleh karena itu
disamping memperhatikan kekuatan poros, kekakuan poros juga harus
diperhatikan dan disesuaikan dengan jenis mesin yang akan ditransmisikan
dayanya dengan poros tersebut.
3. Putaran kritis bila putaran mesin dinaikan maka akan menimbulkan getaran
(vibration) pada mesin tersebut. Batas antara putaran mesin yang
mempunyai jumlah putaran normal dengan putaran mesin yang
menimbulkan getaran yang tinggi disebut putaran kritis. Hal ini dapat
terjadi pada turbin, motor bakar, motor listrik. Selain itu, timbulnya getaran
yang tinggi dapat mengakibatkan kerusakan pada poros dan bagian-bagian
lainnya. Jadi dalam perancangan poros perlu mempertimbangkan putaran
kerja dari poros tersebut agar lebih rendah dari putaran kritisnya.
4. Material poros yang biasa digunakan untuk putaran tinggi dan beban yang
berat pada umumnya dibuat dari baja paduan (alloy steel) dengan proses
pengerasan kulit (case hardening) sehingga tahan terhadap keausan.
Beberapa diantaranya adalah baja chrome nikel.

12
2.5.1 Macam- macam poros
1. Poros gandar merupakan poros yang dipasang diantara roda-roda kereta
barang. Poros gandar tidak menerima beban puntir dan hanya mendapat
beban lentur.

Gambar 2. 9 Poros Gandar (Sumber: keluargasepuh86.com)

2. Poros transmisi lebih dikenal dengan sebutan shaft. Shaft akan


mengalami beban puntir berulang, beban lentur berganti ataupun kedua-
duanya. Pada shaft, daya dapat ditransmisikan melalui gear, belt pulley,
sprocket and chain

Gambar 2. 10 Poros Transmisi (Sumber: keluargasepuh86.com)


3. Poros spindel merupakan poros transmisi yang relatif pendek, misalnya
pada poros utama mesin perkakas dimana beban utamanya berupa beban
puntiran. Selain beban puntiran, poros spindle juga menerima beban
lentur (axial load). Poros spindel dapat digunakan secara efektif apabila
deformasi yang terjadi pada poros tersebut kecil.

13
Gambar 2. 11 Poros Spindel (Sumber: keluargasepuh86.com)
2.6 Pully
Pully adalah sebuah mekanisme yang terdiri dari roda dari sebuah poros atau
batang yang memiliki alur diantara dua pinggiran disekelilingnya. Sebuah tali,
kabel, atau sabuk biasanya digunakan pada alur pully untuk memindahkan daya.
Pully digunakan untuk mengubah arah gaya yang digunakan, meneruskan gerak
rotasi, atau memindahkan beban yang berat. Sistem pully dengan sabuk terdiri dari
dua atau lebih pully yang dihubungkan dengan menggunakan sabuk. Sistem ini
memungkinkan untuk memindahkan daya, torsi, dan kecepatan, bahkan jika pully
memiliki diameter yang berbeda dapat meringankan pekerjaan untuk memindahkan
beban yang berat.

Gambar 2. 12 Pully (Sumber: Amazon.com)


2.7 Pengelasan
Pengelasan adalah proses penyambungan dua material secara permanen dengan
cara mencairkan kedua material yang akan disambung dan diikuti oleh material
pengisi. Berikut merupakan las yang digunakan berdasarkan panas listrik yaitu jenis las
listrik adalah las busur nyala api listrik terlindung dengan mempergunakan busur nyala

14
listrik sebagai sumber panas pencair logam. Jenis ini paling banyak dipakai dimana-
mana untuk hampir semua keperluan pekerjaan pengelasan. Tegangan yang dipakai
hanya 50-80volt AC atau DC, sedangkan untuk pencairan bahan isi (filler) pengelasan
dibutuhkan arus hingga 500 ampere. Namun secara praktis yang digunakan berkisar
75-80 ampere.

Gambar 2. 13 Bentuk kampuh las (Sumber : omesin.com)


Pada proses las elektroda terbungkus, busur api listrik yang terjadi antara
ujung elektroda dan logam induk (base metal) akan menghasilkan panas. Panas
inilah yang mencairkan ujung elektroda (kawat las) dan benda kerja secara
setempat. Dengan adanya pencairan ini maka kampuh las akan 19 terisi oleh logam
cair yang berasal dari elektroda dan logam induk, terbentuklah kawah cair, lalu
membeku maka terjadilah logam lasan (weldment) dan kerak (slag). Tebal dan
tipisnya plat merupakan faktor dalam penentuan bentuk kampuh dalam proses
pengelasan. Komponen pengelasan terdiri dari kawat las, mesin las, dan holder
electrode. Untuk mesin las terdapat dua jenis yaitu mesin las arus bolak balik (AC),
mesin las arus searah (DC) dan mesin las gabungan AC-DC.

2.8 Stripe Plat


Strip plate adalah plat persegi panjang dengan ketebalan antara 2- 6mm. Plat ini
masuk dalam kategori baja karbon rendah, dan biasanya memiliki tebal kurang dari
6mm dengan panjang 2-6meter. Plat ini dapat digunakan untuk membuat pagar,
teralis pintu, jendela dan berbagai kontruksi pengaman lainnya. Strip plate ini
terletak didalam cover box terbuat dari baja plat yang sudah dipotong dengan
ukuran 120x100mm dan berbentuk persegi panjang yang dilas pada poros as dan

15
ikut berputar untuk memukul pasir yang dimasukan ke dalam cover box. Plat
pemukul ini memiliki dua bagian, yang pertama plat pemukul yang dijadikan
sebagai tumpuan karena pada bagian ini pemukul langsung menempel pada poros
dan hanya berputar mengikuti poros. Dan yang kedua plat pemukul yang dapat
bergerak bebas, letaknya diapit 2 plat pemukul tumpuan, pada bagian ini pemukul
dapat berputar bebas diantara plat pemukul tumpuan.

2.9 Rangka dan Cover Box


Rangka pada mesin hammer mill ini terbuat dari baja siku karena memiliki
ketahanan yang kuat, kokoh, serta bentuknya yang mendukung sebab rangka
berfungsi untuk mampu menempatkan dan menopang mesin dan sistem kelistrikan
serta komponen-komponen lain yang ada dalam mesin hammer mill. Sedangkan
Cover box ini berbentuk persegi terletak di bagian paling atas mesin hammer mill,
pasir yang di masukan ke dalam cover box akan langsung diterima oleh plat
pemukul sebab dalam cover box terdapat poros serta plat pemukul yang berputar
untuk menghancurkan pasir sebelum pasir keluar melalui hopper, cover box terbuat
dari baja karna bahannya yang sangat kuat dan keras. Cover box berfungsi sebagai
tempat pelindung agar pasir yang akan dihancurkan tidak terpental keluar akibat
pukulan dari plat pemukul yang berputar terus-menerus selama alat dihidupkan.

16
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian merupakan cara-cara teknik/penjabaran suatu


analisa/perhitungan yang dilakukan dalam rangka mencapai suatu tujuan dalam penelitian.
Penyusunan metodologi penelitian diharapkan dapat menghasilkan sesuai sasaran yang
diinginkan.

3.1 Rancangan Sistem/ Pengukuran


Adapun rancangan sistem proses berlangsungnya penelitian ini akan dijelaskan
dalam flow chart pada gambar 3.1:

Gambar 3. 1 Diagram Alir Penelitian

17
Pada gambar 3.1 langkah pertama yang dilakukan setelah memulai adalah studi
literatur guna mengumpulkan data yang berhubungan dengan penelitian. Lalu mendesain
konsep yang telah direncanakan sebagai solusi dari masalah yang diidentifikasi. Setelah itu
merancang konsep sistem dan melakukan perakitan komponen. Setelah sistem dirakit maka
langkah selanjutnya adalah menguji alat, jika hasil dari alat menunjukkan kesesuaian
dengan spesifikasi yang telah ditentukan maka langkah selanjutnya adalah menarik
kesimpulan dan selesai, namun apabila hasil belum sesuai maka alat perlu dievaluasi dari
desain konsep.

3.2 Perancangan Elemen Mesin


Dalam perancangan pembuatan mesin hammer mill membutuhkan putaran yang cukup
besar dan membutuhkan torsi yang besar karena adanya beban yang besar berasal dari
pasir. Sehingga untuk mencari daya motor yang sesuai pada motor listrik dapat dicari
dengan persamaan sebagai berikut:
1. Kecepatan sudut poros penggerak
ω=2 × π ×f
n
f=
60
dimana,
ω = kecepatan sudut poros penggerak (rad/s)
f = frekuensi (Hz)
n = kecepatan motor (rpm)
2. Torsi motor
5 Pd
T =9.74 × 10
n
Dimana,
T = torsi motor (N.m)
Pd = daya rencana (watt)
3. Daya motor
E
P=
t
Dimana,
E = energi (J)
t = waktu (s)

18
4. Efisiensi
Pin × Perr
η= ×100 %
Pin
Dimana,
η = efisiensi (%)
Pin = Daya masuk (watt)
Perr = Daya kehilangan beban menyimpang (watt)
5. Pully
N1 D
atau 1
N2 D2
Dimana,
N1 = putaran poros penggerak (rpm)
N2 = putaran poros yang digerakkan (rpm)
D1 = diameter pully penggerak (mm)
N2 = diameter pully yang digerakkan (mmm)
Menentukan kecepatan sabuk
π × D1 × N 1
v=
60 ×1000
dimana,
v = kecepatan sabuk (m/s)
Pada rumus diatas nilai D1 merupakan setengah dari diameter pully penggerak.
Menentukan panjang sabuk
π 1 2
L=2 C+ ×( D1 + D 2)+ ×(D2− D1)
2 4C
Jarak sumbu poros (C) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
b+ √ b −8× ( D2−D1 )
2 2

C=
8
b=2 L−3.14 ×( D2−D1 )
6. Poros
Menentukan tegangan geser
5.1 ×T
τ=
¿¿
Dimana,
ds = diameter poros (mm)

( )
1
5.1
ds= K t ×C b × T 3
τα

19
DAFTAR PUSTAKA

[1] Surdia, Tata dan Kenji Chijiwa. (1996). Teknik Pengecoran Logam, Jakarta: PT.
Pradnya Paramita,
[2] Puspitasari P., Tuwoso, dan Eky Aristiyanto. (2015). Pengaruh Penggunaan Pasir
Gunung Terhadap Kualitas Dan Fluiditas Hasil Pengecoran Logam Paduan Al-Si,
Jurnal Teknik Mesin, Vol. 23, No. 1, hal. 21-28.
[3] Tantawi, Moch. Amrullah Sayid. (2017). Pengaruh Cetakan Pasir Silika Dengan
Zat Pengikat Bentonit Pada Pengecoran Kuningan Terhadap Cacat Coran, Struktur
Mikro, Dan Kekerasan, Skripsi, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas
Negeri Semarang, Semarang.
[4] Zulkarnain, R., Slamet, S., & Hidayat, T. (2014). Perancangan Mesin Hammer
Mill Penghancur Bongkol Jagung Dengan Kapasitas 100kg/jam Sebagai Pakan
Ternak. Prosiding SNATIF, 75-82.
[5] Hakim, L., & Ridwan, A. (2019). Perancangan Mesin Penghalus Tempurung Biji
Buah Kelapa Sawit (Endocarp Crusher Hammer Mill) Untuk Komposisi Bahan Bakar
Alternatif. Jurnal Surya Teknika, 6(1), 55-63.
[6] Mulyanto, T., Supriyono, S., & Herman, R. (2022). Perancangan Alat Penghancur
Cetakan Pasir Silika Untuk Laboratorium Pengecoran Logam. Jurnal Ilmiah
Teknologi dan Rekayasa, 26(3), 183-191.
[7] Undayat, D. F. (2018). Perancangan Sistem Daur Ulang Pasir Pada Industri
Pengecoran Logam Skala Kecil Untuk Peningkatan Efisiensi Biaya Dan Pengurangan
Limbah. JTT (Jurnal Teknologi Terapan), 4(1).
[8] Kurniawan, S., Kusnayat, A., & Syafrizal, T. (2017). Perancangan Hammer Pada
Mesin Hammer Mill Menggunakan Metoda Discrete Element Modelling Untuk
Meningkatkan Kehalusan Penggilingan Kulit Kopi. eProceedings of Engineering, 4(2).
[9] Sularso, K. S. (2004). Dasar Perencanaan Dan Pemilihan Elemen Mesin; penerbit
Pradnya Paramita.

20

Anda mungkin juga menyukai