ii
ABSTRAK
iii
ABSTRACT
iv
KATA PENGANTAR
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK...........................................................................................................................iii
DAFTAR ISI........................................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................................vii
BAB I.....................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang......................................................................................................1
1.2 Tujuan Penelitian..................................................................................................2
1.3 Rumusan Masalah.................................................................................................2
1.4 Batasan Masalah....................................................................................................3
1.5 Manfaat Penelitian................................................................................................3
1.6 Sistematika Penulisan...........................................................................................3
BAB II...................................................................................................................................5
TEORI PENUNJUANG DAN TINJAUAN PUSTAKA...................................................5
2.1 Penelitian Yang Pernah Dilakukan.....................................................................5
2.2 Pengertian Umum..................................................................................................6
2.2 Motor Listrik......................................................................................................7
2.3 Bantalan..............................................................................................................7
2.3.1 Macam- macam bantalan..............................................................................8
2.4 Mur dan Baut...................................................................................................11
2.5 Poros..................................................................................................................11
2.5.1 Macam- macam poros..................................................................................13
2.6 Pully......................................................................................................................14
2.7 Pengelasan............................................................................................................14
2.8 Stripe Plat.............................................................................................................15
2.9 Rangka dan Cover Box.......................................................................................16
BAB III................................................................................................................................17
METODOLOGI PENELITIAN.......................................................................................17
3.1 Rancangan Sistem/ Pengukuran.............................................................................17
3.2 Perancangan Elemen Mesin....................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................20
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
mengeras sesuai dengan cetakan apabila teknik pemadatan dan pengerasan yang sesuai.
Karakteristik Pasir silika ini juga dapat dibentuk hingga memiliki kekuatan mekanis yang
memadai untuk menahan sifat metalostatis logam. Untuk mendapatkan material pasir
silika yang siap untuk digunakan biasanya digunakan cara-cara manual seperti pengadukan
mengunakan tenaga manusia dan itu membutuhkan waktu yang lama dan menghambat
proses produksi. Untuk mempermudah proses tersebut maka direncanakan sebuah alat
penghancur pasir hammer mill yang siap pakai dengan memakai tenaga manusia
seminimal mungkin serta memiliki hasil yang maksimal. Permasalahan yang sering timbul
dari usaha manufaktur adalah menggumpalnya pasir silika ketika dicampur dengan bahan
lain sehingga perlu di haluskan lagi supaya dapat digunakan dengan baik dengan cara
manual menggunakan palu dan ayakan pasir. Oleh karena itu dirancang sebuah alat yang
dapat menghancurkan material pasir silika yang digunakan pada saat pengecoran logam.
2
1.4 Batasan Masalah
Untuk keefektifan penelitian, proyek akhir ini dibatasi dengan membahas tentang cara
mendesain mesin penghancur pasir cetak dan analisis teknik yang digunakan pada
perancangan mesin hammer mill pada pasir silika kapasitas kg.
3
Berisi kesimpulan dari keseluruhan pengerjaan tugas akhir dan saran untuk
memperbaiki kekurangan demi pengembangan dan penyempurnaan penelitian di
masa mendatang.
6. DAFTAR PUSTAKA
Pada bagian ini terdiri sumber- sumber referensi yang dibutuhkan dalam
menunjang penyelesaian proyek akhir ini.
7. LAMPIRAN
Pada bagian ini terdapat beberapa informasi yang bersifat teknis dan non teknis
yang berhubungan dengan analisis dan pembahasan.
4
BAB II
5
ulang. Proses daur ulang yang dilakukan adalah menghancurkan cetakan pasir
untuk dioleh menjadi butiran pasir yang memenuhi syarat untuk membuat cetakan
baru. Penghancuran cetakan pasir yang dilakukan pada Laboratorium Pengcoran
Logam Universitas Gunadarma dilakukan dengan cara manual. Sehingga
diperlukan suatu alat penghancur yang dapat menghancurkan cetakan pasir
tersebut. Perancangan diawali dengan mendefinisikan dan menentukan kebutuhan
yang diperlukan sampai hasil akhir disain produk. Kapasitas rancangan alat telah
sesuai dengan kapasitas yang dibutuhkan yaitu 15 kg. Hasil analisis pisau
penghancur diperoleh nilai tegangan geser (τ) yang terjadi 0.269 kg/mm2 dan
tegangan geser maksimum (τmaks) 1.45 kg/mm2 lebih kecil dari tegangan geser
(τα) yang diijinkan 5 kg/mm2 . Sehingga alat penghancur cetakan pasir yang
dirancang aman untuk digunakan.
6
Hammer mill membutuhkan tenaga sebesar satu kilowatt (Kw) untuk
menggiling satu kilogram bahan permenit pada penggilingan sedang. Sebuah
hammer mill pada dasarnya berupa drum baja yang didalamnya terdapat poros.
Pada poros tersebut dipasang 9 hammer (palu), dan poros tersebut berputar secara
vertikal atau horizontal didalam drum. Palu bebas untuk mengayun dan menumbuk
bahan baku. Rotor berputar pada kecepatan tinggi di dalam drum sementara bahan
dimasukkan ke hopper pakan. Bahan yang selesai dihancurkan akan dikeluarkan
melalui corong pengeluaran sesuai dengan ukuran yang dipilih.
7
lainnya dapat bekerja dengan baik. Jika bantalan tidak bekerja dengan baik, maka
prestasi kerja seluruh sistem akan menurun atau tidak dapat bekerja semestinya.
Jadi, disamakan pada gedung, maka bantalan dalam permesinan dapat disamakan
dengan pondasi pada suatu gedung. Penggunaan macam-macam bearing tersebut
disesuaikan dengan besarnya beban yang ditanggung dan juga dari arah gaya yang
bekerja pada bearing tersebut. Arah dan besarnya gaya yang ditanggung oleh
bearing akan menentukan jenis bearing yang digunakan. Pada gambar 2.2
merupakan jenis- jenis arah beban bantalan.
8
Gambar 2. 3 Ball bearing (Sumber: teknik-otomotif.com)
2. Cylinder bearing adalah bantalan gelinding yang menggunakan silinder-
silinder baja didalamnya. Silinder-silinder baja ini berfungsi sebagai
media gesekan antara komponen yang diam dengan komponen yang
bergerak.
9
Gambar 2. 5 Barrel bearing (Sumber: teknik-otomotif.com)
4. Taper roller bearing merupakan bantalan gelinding yang berbentuk
kerucut. Di dalam taper roller bearing menggunakan roller baja atau
baja berbentuk silinder sebagai media gesekan antara komponen yang
diam dengan komponen yang bergerak.
10
Gambar 2. 7 Needle bearing (Sumber: teknik-otomotif.com)
2.4 Mur dan Baut
Baut adalah alat sambung dengan batang bulat dan berulir, salah satu ujungnya
dibentuk kepala baut (umumnya bentuk kepala segi enam) dan ujung lainnya
dipasang mur/pengunci. Dalam pemakaian dilapangan, baut dapat digunakan untuk
membuat konstruksi sambungan tetap, sambungan bergerak, maupun sambungan
sementara yang dapat dibongkar/dilepas kembali. Bentuk uliran batang baut untuk
bangunan pada umumnya ulir segi tiga (ulir tajam) sesuai fungsinya yaitu sebagai
baut pengikat. Sedangkan bentuk ulir segi empat (ulir tumpul) umumnya untuk
baut-baut penggerak atau pemindah tenaga misalnya dongkrak atau alat-alat
permesinan yang lain.
11
menerima beban puntir dan lentur. Tegangan pada poros pada umumnya berupa
tegangan puntir saja, bengkok saja, atau gabungan puntir dan bengkok. Bahan
poros pada umumnya menggunakan machinery steels, dimana tegangan bengkok
ijin sebesar 400-800kg/cm persegi, tegangan geser ijin sebesar 420kg/cm persegi
untuk yang berpasak dan 560kg/cm persegi yang tanpa pasak. yang tergolong
machinery steels yaitu high carbon steel dan tensile steel. dipasaran Indonesia yang
tergolong kelompok tersebut adalah JIS 45 C, SCM-4. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam merancang poros :
1. Kekuatan poros Poros transmisi akan menerima beban puntir (twisting
moment), beban lentur (bending moment) ataupun gabungan antara beban
puntir dan lentur. Dalam perancangan poros perlu memperhatikan beberapa
faktor, misalnya: kelelahan, tumbukan dan pengaruh konsentrasi tegangan
bila menggunakan poros bertangga ataupun penggunaan alur pasak pada
poros tersebut.
2. Kekakuan poros meskipun sebuah poros mempunyai kekuatan yang cukup
aman dalam menahan pembebanan tetapi adanya lenturan atau defleksi
yang terlalu besar akan mengakibatkan ketidaktelitian (pada mesin
perkakas), getaran mesin (vibration) dan suara (noise). Oleh karena itu
disamping memperhatikan kekuatan poros, kekakuan poros juga harus
diperhatikan dan disesuaikan dengan jenis mesin yang akan ditransmisikan
dayanya dengan poros tersebut.
3. Putaran kritis bila putaran mesin dinaikan maka akan menimbulkan getaran
(vibration) pada mesin tersebut. Batas antara putaran mesin yang
mempunyai jumlah putaran normal dengan putaran mesin yang
menimbulkan getaran yang tinggi disebut putaran kritis. Hal ini dapat
terjadi pada turbin, motor bakar, motor listrik. Selain itu, timbulnya getaran
yang tinggi dapat mengakibatkan kerusakan pada poros dan bagian-bagian
lainnya. Jadi dalam perancangan poros perlu mempertimbangkan putaran
kerja dari poros tersebut agar lebih rendah dari putaran kritisnya.
4. Material poros yang biasa digunakan untuk putaran tinggi dan beban yang
berat pada umumnya dibuat dari baja paduan (alloy steel) dengan proses
pengerasan kulit (case hardening) sehingga tahan terhadap keausan.
Beberapa diantaranya adalah baja chrome nikel.
12
2.5.1 Macam- macam poros
1. Poros gandar merupakan poros yang dipasang diantara roda-roda kereta
barang. Poros gandar tidak menerima beban puntir dan hanya mendapat
beban lentur.
13
Gambar 2. 11 Poros Spindel (Sumber: keluargasepuh86.com)
2.6 Pully
Pully adalah sebuah mekanisme yang terdiri dari roda dari sebuah poros atau
batang yang memiliki alur diantara dua pinggiran disekelilingnya. Sebuah tali,
kabel, atau sabuk biasanya digunakan pada alur pully untuk memindahkan daya.
Pully digunakan untuk mengubah arah gaya yang digunakan, meneruskan gerak
rotasi, atau memindahkan beban yang berat. Sistem pully dengan sabuk terdiri dari
dua atau lebih pully yang dihubungkan dengan menggunakan sabuk. Sistem ini
memungkinkan untuk memindahkan daya, torsi, dan kecepatan, bahkan jika pully
memiliki diameter yang berbeda dapat meringankan pekerjaan untuk memindahkan
beban yang berat.
14
listrik sebagai sumber panas pencair logam. Jenis ini paling banyak dipakai dimana-
mana untuk hampir semua keperluan pekerjaan pengelasan. Tegangan yang dipakai
hanya 50-80volt AC atau DC, sedangkan untuk pencairan bahan isi (filler) pengelasan
dibutuhkan arus hingga 500 ampere. Namun secara praktis yang digunakan berkisar
75-80 ampere.
15
ikut berputar untuk memukul pasir yang dimasukan ke dalam cover box. Plat
pemukul ini memiliki dua bagian, yang pertama plat pemukul yang dijadikan
sebagai tumpuan karena pada bagian ini pemukul langsung menempel pada poros
dan hanya berputar mengikuti poros. Dan yang kedua plat pemukul yang dapat
bergerak bebas, letaknya diapit 2 plat pemukul tumpuan, pada bagian ini pemukul
dapat berputar bebas diantara plat pemukul tumpuan.
16
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
17
Pada gambar 3.1 langkah pertama yang dilakukan setelah memulai adalah studi
literatur guna mengumpulkan data yang berhubungan dengan penelitian. Lalu mendesain
konsep yang telah direncanakan sebagai solusi dari masalah yang diidentifikasi. Setelah itu
merancang konsep sistem dan melakukan perakitan komponen. Setelah sistem dirakit maka
langkah selanjutnya adalah menguji alat, jika hasil dari alat menunjukkan kesesuaian
dengan spesifikasi yang telah ditentukan maka langkah selanjutnya adalah menarik
kesimpulan dan selesai, namun apabila hasil belum sesuai maka alat perlu dievaluasi dari
desain konsep.
18
4. Efisiensi
Pin × Perr
η= ×100 %
Pin
Dimana,
η = efisiensi (%)
Pin = Daya masuk (watt)
Perr = Daya kehilangan beban menyimpang (watt)
5. Pully
N1 D
atau 1
N2 D2
Dimana,
N1 = putaran poros penggerak (rpm)
N2 = putaran poros yang digerakkan (rpm)
D1 = diameter pully penggerak (mm)
N2 = diameter pully yang digerakkan (mmm)
Menentukan kecepatan sabuk
π × D1 × N 1
v=
60 ×1000
dimana,
v = kecepatan sabuk (m/s)
Pada rumus diatas nilai D1 merupakan setengah dari diameter pully penggerak.
Menentukan panjang sabuk
π 1 2
L=2 C+ ×( D1 + D 2)+ ×(D2− D1)
2 4C
Jarak sumbu poros (C) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
b+ √ b −8× ( D2−D1 )
2 2
C=
8
b=2 L−3.14 ×( D2−D1 )
6. Poros
Menentukan tegangan geser
5.1 ×T
τ=
¿¿
Dimana,
ds = diameter poros (mm)
( )
1
5.1
ds= K t ×C b × T 3
τα
19
DAFTAR PUSTAKA
[1] Surdia, Tata dan Kenji Chijiwa. (1996). Teknik Pengecoran Logam, Jakarta: PT.
Pradnya Paramita,
[2] Puspitasari P., Tuwoso, dan Eky Aristiyanto. (2015). Pengaruh Penggunaan Pasir
Gunung Terhadap Kualitas Dan Fluiditas Hasil Pengecoran Logam Paduan Al-Si,
Jurnal Teknik Mesin, Vol. 23, No. 1, hal. 21-28.
[3] Tantawi, Moch. Amrullah Sayid. (2017). Pengaruh Cetakan Pasir Silika Dengan
Zat Pengikat Bentonit Pada Pengecoran Kuningan Terhadap Cacat Coran, Struktur
Mikro, Dan Kekerasan, Skripsi, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas
Negeri Semarang, Semarang.
[4] Zulkarnain, R., Slamet, S., & Hidayat, T. (2014). Perancangan Mesin Hammer
Mill Penghancur Bongkol Jagung Dengan Kapasitas 100kg/jam Sebagai Pakan
Ternak. Prosiding SNATIF, 75-82.
[5] Hakim, L., & Ridwan, A. (2019). Perancangan Mesin Penghalus Tempurung Biji
Buah Kelapa Sawit (Endocarp Crusher Hammer Mill) Untuk Komposisi Bahan Bakar
Alternatif. Jurnal Surya Teknika, 6(1), 55-63.
[6] Mulyanto, T., Supriyono, S., & Herman, R. (2022). Perancangan Alat Penghancur
Cetakan Pasir Silika Untuk Laboratorium Pengecoran Logam. Jurnal Ilmiah
Teknologi dan Rekayasa, 26(3), 183-191.
[7] Undayat, D. F. (2018). Perancangan Sistem Daur Ulang Pasir Pada Industri
Pengecoran Logam Skala Kecil Untuk Peningkatan Efisiensi Biaya Dan Pengurangan
Limbah. JTT (Jurnal Teknologi Terapan), 4(1).
[8] Kurniawan, S., Kusnayat, A., & Syafrizal, T. (2017). Perancangan Hammer Pada
Mesin Hammer Mill Menggunakan Metoda Discrete Element Modelling Untuk
Meningkatkan Kehalusan Penggilingan Kulit Kopi. eProceedings of Engineering, 4(2).
[9] Sularso, K. S. (2004). Dasar Perencanaan Dan Pemilihan Elemen Mesin; penerbit
Pradnya Paramita.
20