Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PROSES MANUFAKTUR PILLOW BLOCK BEARING

Dosen Pembimbing
MOCHAMAD MAS’UD, ST., MT
0690201005

Disusun Oleh
ANGGI HANAFI
202069020016

UNIVERSITAS YUDHARTA PASURUAN


2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.........................................................................................1
BAB 1 PENDAHULUAN...................................................................2
1.1 LATAR BELAKANG..............................................................2
1.2 RUMUSAN MASALAH.........................................................3
1.3 BATASAN MASALAH...........................................................3
1.4 TUJUAN...................................................................................4
1.5 MANFAAT..............................................................................4
BAB 2....................................................................................................5
PEMBAHASAN...................................................................................5
2.1 Pengertian Pillow Block..............................................................5
2.2 Fungsi dan Kegunaan..................................................................5
2.3 Metode dan Material....................................................................6
2.3.1 Material Cetakan.......................................................................6
2.3.2 Proses Pembuatan Cetakan.......................................................7
2.4 Urutan Proses Manufaktur..............................................................8
2.4.1 Desain Produk..............................................................................8
2.4.2 Peleburan Logam.........................................................................8
Titik Lebur Besi..................................................................................10
2.4.3 Proses Penuangan...................................................................11
2.4.4 Pembongkaran Cetakan..........................................................12
2.4.5 Finishing.....................................................................................12
BAB 3..................................................................................................13
PENUTUP...........................................................................................13
1.6 KESIMPULAN......................................................................13
1.7 Saran.......................................................................................13
Daftar Pustaka.....................................................................................13

1
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Di era yang semakin maju dan modern ini memaksa manusia untuk

melakukan sebuah rekayasa guna memenuhi kebutuhan, tak terkecuali

dalam hal teknologi yang berperan penting akan kelangsungan hidup

manusia seperti dalam halnya rekayasa dan proses perlakuan pada logam

yang mempunyai pengaruh sangat vital karena merupakan sebuah elemen

dasar untuk membuat sebuah konstruksi. Alumunium bisa digunakan

sebagai bahan transmisi karena ringan.

Alumunium bersifat sangat lunak tetapi dapat dicampur dengan

menambahkan unsur-unsur lain seperti tembaga, silium, mangan,

magnesium dan sebagainya. Selain itu bahan dasar untuk membuat

alumunium (alumina) sangat terbatas dan pengolahannya memerlukan

dana yang besar. Sehingga dilakukan daur ulang (recycle) dari limbah

alumunium. Salah satu cara mendaur ulang yaitu dengan melakukan

proses pengecoran kembali alumunium tersebut dari sisa produksi atau

limbah alumunium menjadi bahan baku (raw material).

Alumunium merupakan unsur nomer tiga terbanyak di alam yang

diperkirakan sekitar 8 %, dalam hutan produksi menempati urutan ketiga

setelah besi dan baja. Hal ini karena almunium memiliki sifat fisis dan

mekanik yang dapat diperbaiki, bahan baku yang mudah didapat, dan

2
Teknik dengan cara dicairkan, lalu kemudian dituang kedalam cetakan dan

dibiarkan hingga beku.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Pengertian produk Pillow block.

2. Fungsi dan kegunaan produk.

3. Proses pembuatan cetakan (dies) dari material pasir (Sand Mold

Casting).

4. Metode dan Material yang digunakan.

5. Bagaimana urutan-urutan proses manufaktur dalam pembuatan produk.

6. Bagaimana Penggunaan CAD/CAM.

7. Proses Finishing Produk.

1.3 BATASAN MASALAH

Batasan masalah berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah

diatas, adalah;

1. Material diambilkan dari Produsen Grosir Pasir Silika, Surabaya, dan

TB Dewi Sri, Sukorejo, Pasuruan, Jawa Timur.

2. Desain menggunakan AutoCAD 2007.

3. Proses Finishing menggunakal alat manual seperti Gerinda, Bor, Kikir.

3
1.4 TUJUAN

1. Merencanakan ukuran cavity, waktu cor, ukuran saluran turun, salruan

pengalir (runner), saluran masuk, ukuran drag dan cup pada cetakan

dengan perhitungan yang detail.

2. Mendesain produk dengan menggunakan software AutoCAD 2007

(gambar 2D)

3. Melakukan Proses pengecoran dengan menggunakan cetakan dan

menilai hasil produk secara kasat mata.

1.5 MANFAAT

1. Ikut berkontribusi dibidang ilmu pengetahuan manufaktur pengecoran

logam dengan menggunakan cetakan pasir (Sand Mold Casting).

2. Mampu mengembangkan proses manufaktur dalam hal meningkatkan

kekuatan material atau bahan yang dihasilkan.

4
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pillow Block


Pillow block adalah seuah alas yang digunakan untuk mendukung

kerja poros dengan bantuan dari bantalan (bearings) yang sesuai dan

beragam aksesoris.

2.2 Fungsi dan Kegunaan


Fungsinya untuk menampung bantalan dalam beban rendah.

Terdiri dari kompnen dua benda utama, yakni bagian bantalan statis dan

bagian dalam yang memiliki cincin berputar dan dapat menahan benda

tetap pada posisinya masing-masing.

Banyak orang yang menganggap pillow block bearing dan plumber

block bearing sebagai benda yang sama. Namun, keduanya sangatlah

berbeda, baik dari desain maupun kegunaannya. Bantalan ini biasanya

dipasang dengan cara dibaut ke sebuah pondasi untuk mengamankannya

dengan sempurna. Poros dan cincin dalam dapat berputar bebas.

Memasangnya pun sangatlah mudah dan tidak memerlukan skill khusus.

Pengguna tinggal memasang saja pada sebuah pondasi dengan kuat dan

bisa langsung digunakan untuk sesuai kebutuhan. Tidak hanya digunakan

untuk beberapa peralatan di rumah tangga saja, tetapi juga sering

digunakan untuk mesin-mesin industri berat. Contohnya untuk mesin-

mesin berat di pertambangan dan manufaktur.

5
2.3 Metode dan Material
Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data yang

dibutuhkan, yaitu pengamatan langsung sehingga dapat diperoleh

gambaran secara jelas, serta untuk mengetahui sejauh mana informasi

yang diutuhkan.

2.3.1 Material Cetakan


Pada pembuatan cetakan produk menggunakan pasir silika (SiO2).

Alasan pemakaian pasir sebagai bahan cetakan adalah karena murah dan

ketahanannya terhadap temperature tinggi.

Pasir silika mempunyai komposisi gabungan dari SiO2, Fe2O3,

Al2O3, TiO2, CaO, MgO, dan K2O, berwarna putih bening atau warna

lain bergantung pada senyawa pengotornya, kekerasan 7 (skala Mohs),

berat jenis 2,65, titik lebur 17150C, bentuk kristal hexagonal, panas

spesifik 0,185, dan konduktivitas panas 12 – 1000C (Sumber : Pusat

Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara. 2005

Htpp://www.tekmira.esdm.go.id/kp/informasi Pertamb/index.asp).

Tabel 1 : Komposisi Kimia Finely Ground Silica dan material lainnya

Sumber : K. Kohno dkk (1989)

6
2.3.2 Proses Pembuatan Cetakan
Urutan pembahasan proses pengecoran adalah sebagai berikut:
1. Prosedur pembuatan cetakan
2. Pembuatan pola
3. Pasir
4. Inti
5. Peralatan (mekanik)
6. Logam
7. Penuangan dan pembersihan benda cor.
cetak (flak) yang terdiri dari dua bagian, bagian atas disebut kup dan
bagian bawah disebut drag. Pak kotak cetak yang terdiri dari tiga bagian,
bagian tengahnya disebut cheek. Kedua bagian kotak cetakan disatukan
pada tempat tertentu dengan lubang dan pin.

7
Cetakan ini memiliki ukuran Panjang 15cm, lebar 15cm, tinggi cup dan

drag 15cm.

2.4 Urutan Proses Manufaktur

2.4.1 Desain Produk

2.4.2 Peleburan Logam

Bahan baku yang digunakan pada adalah Besi cor. Dalam industri

pengecoran logam salah satu bahan baku utama yang digunakan yaitu

skrap baja berasal atau paduan logam. Skrap baja berasal dari limbah

permesinan atau besi baja rongsokan yang telah dihancurkan dan produk

pencetakan logam yang tidak jadi atau cacat.

8
Maka dapat disimpulkan bahwa produk produk hasil pengecoran

kurang berkualitas apabila komposisi bahan tidak diperhitungkan sesuai

takaran. Hal ini dilakukan untuk menekan biaya produksi agar didapatkan

keuntungan besar. Untuk menghasilkan 500kg cair dibutuhkan kurang

lebih 550kg skrap atau ditambah 10% skrap dari presentase jumlah logam

cair yang ingin dihasilkan.

Silicon (Si), digunakan untuk membuat karakteristik logam

menjadi ulet atau tidak mudah retak dan patah.

Arang Carbon ditambah untuk menghasilkan produk yang bersifat

keras. Penambahan rang karbon tidak boleh melebihi takaran karena

produk akan menjadi getas.

Slag Remover berfungsi untuk memisahkan logam cair dengan

kotoran atau terak saat logam mencair atau pada temperature 1.200 derajat

Celcius sebelum logam cair dituang ke dalam ladel.

Suhu lebur merupakan titik lebur atau mencairnya suatu bahan, jadi

apabila suatu logam dipanaskan hingga temperatur lebur tersebut maka

benda itu akan mencair. Fungsinya mengetahui titik lebur ini adalah agar

kita bisa menyetting alat pemotongan hingga temperatur yang sesuai

dengan titik lebur logam tersebut.

9
Titik Lebur Besi
Besi merupakan salah satu jenis logam yang paling sering kita

jumpai, aplikasi besi pada peralatan untuk kehidupan sehari sehari sangat

banyak seperti untuk pagar, tangga dan lainnya. Titik lebur besi adalah

1535 derajat C.

Gambar. Berat jenis, Titik cair, dan Koefisien Kekentalan.

Waktu yang diperlukan untuk peleburan memakan waktu selama 20 menit.

Data spesifikasi tungku induksi yang digunakan untuk peleburan

besi cor sebagai berikut:

 Berat : 0,3 T
 Rated capacity : 5kg
 Rated voltage : 3000V
 Rating Working : 1450-1700
 Dimensi (l *w* h) : 1500*800*1100

10
 Daya (KW) : 25
 Input : 3/50F/Hz
Phase/Frequenzy
 Melting Rate : 5 Kg/20min
 Cooling system : Water Cooling
 Pengaplikasian : Steel, Stainlees Steel, Mild Steel, Steel
Alloy

2.4.3 Proses Penuangan

Sebelum proses penuangan dilakukan, temperatur logam cair

diukur menggunakan thermometer. Tempetaratur logam cair harus 1.350-

1.450 C. Apabila dilakukan penuangan dengan temperature dibawahnya

mengakibatkan cacat coran.

Cacat coran merupakan ukuran benda dari hasil pengecoran yang

kurang presisi, diakibatkan oleh proses pendinginan logam cair yang

cepat. Jika dilakukan penuangan pada temperature diatas 1.450 C

mengakibatkan cacat coran berupa lubang jarum. Setelah pengukuran

temperature baru dilakukan proses penuangan dengan langkah-langkah

sebagai berikut :

1. Siapkan cetakan

2. Logam cair yang sudah dilebur dalam tanur frekuensi tinggi

dipindahkan ke dalam ladel besar yang dikontrol untuk memudahkan

penempatannya.

3. Kemudian dari ladel besar , Logam cair dituangkan ke ladel kecil, lalu

dituangkan ke dalam cetakan.

11
4. Proses penuangan harus dilakukan dengan waktu secepat mungkin

untuk menghindari cacat akibat dari penurunan temperature (drop

temperature)

2.4.4 Pembongkaran Cetakan

Proses pembongkaran dilakukan sebanyak 2 kali. Pembongkaran

pertama dilakukan 15 menit setelah penuangan selesai,

2.4.5 Finishing

Finishing adalah proses tahap penyelesaian atau penyempurnaan akhir

pada produk . Proses finishing menggunakan alat bantu seperti gerinda

untuk menghaluskan benda kerja atau produk , bor tangan untuk

melubangi bagian yang akan dipasang baut , dan kikir untuk bagian yang

tidak terjangkau oleh gerinda.

12
BAB 3

PENUTUP
1.6 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses pengecoran Pillow Block Bearing

diatas dapat disimpulkan sebagai brikut :

1. Tahap awal pembuatan produk menggunakan metode pengecoran pasir

(Sand Casting Mold) pada temperature 1.350 – 1450 C meliputi

pembuatan pola cetakan, desain produk, proses peleburan logam,

penuangan, pembongkaran cetakan ,dan proses finishing .

2. Bahan baku cetakan menggunakan pasir silika kering.

3. Material yang digunakan adalah besi cor dengan campuran serpihan geram

hasil permesinan.

1.7 Saran

Proses finishing dilakukan menggunakan permesinan akan lebih maksimal

untuk hasil produk.

Daftar Pustaka
https://eprints.umm.ac.id/40640/3/jiptummpp-gdl-zainulmukh-49181-3-babii.pdf

https://www.academia.edu/39863181/

MATERIAL_TEKNIK_MAKALAH_PENGECORAN_LOGAM

https://www.rumah.com/panduan-properti/besi-cor-50824

13
https://logam-makmur.com/bearings/pillow-blocks-bearings/http://

eprints.ums.ac.id/53705/3/BAB%201.pdf

George Love, Harun A.R, (1996), Teori dan Kerja Praktek Logam, Erlangga,

Jakarta. Hardi Sudjana, (2008), Teknik Pengecoran untuk SMK jilid 2, Jakarta :

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jendral

Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasioanal.

Surdia, Tata dan Kenji Chijiwa, (2000), Teknik Pengecoran Logam, Cetakan Ke-

8, Jakarta : Pradnya Pramita.

14

Anda mungkin juga menyukai