Anda di halaman 1dari 24

COVMakalah ini disusun untuk memenuhi nilai tugas

pada mata kuliah Teknologi Mekanik


Proses Fabrikasi Logam
[ Dosen Pengampu Sunardi, S.Pd. M.Pd.T ]

Disusun Oleh:

Kelompok 1

Fahrit Kebubun (NIM 562422002)

Praditya (NIM 562422044)

Kelas A

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

PRODI PENDIDIKAN TEKNIK MESSIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Proses Fabrikasi
Logam" dengan tepat waktu.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Teknologi Mekanik.


Selain itu, makalah ini bertujuan memberikan wawasan mengenai proses fabrikasi
logam bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Penulis berharap semoga
makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu diselesaikannya makalah ini. Penulis menyadari makalah ini masih
jauh dari sempurna karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis.
Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan
makalah ini.

Gorontalo, 20 Oktober 2022

Penulis kelompok 1

2
DAFTAR ISI
COVER……………………………………………………………………………………………………….I
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………………….II
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………………..III
BAB 1 PENDAHULUAN…………………………………………………………………………….4
A. Latar Belakang…………………………………………………………………………………4
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………………..4
C. Tujuan Penelitian……………………………………………………………………………..5
BAB 2 KAJIAN
PUSTAKA………………………………………………………………………………………………….6
A. Definisi fabrikasi logam…………………………………………………………………..6
B. Jenis fabrikasi logam……………………………………………………………………...6
C Proses tekuk…………………………………………………………………………………..7
D proses pengerolan……………………………………………………………………….12
E Proses Stretching (Peregangan)…………………………………………………..15
F. Proses Blanking……………………………………………………………………………18
G. Proses Deep Drawing…………………………………………………………………..19
H. Proses Squeezing…………………………………………………………………………21
I. Proses Spinning……………………………………………………………………………21
BAB III KESIMPULAN………………………………………………………………………...……23
A. Kesimpulan………………………………………………………………………………………………………………………….23
B. Saran……………………………………………………………………………………..………23
Daftar Pustaka………………………………………………………………………………………..24

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

3
Dalam sejarah peradaban manusia, berkembang banyak sekali produk
logam yang berguna bagi kehidupan. Logam merupakan salah satu sumber
daya alam yang ditemukan pada awal peradaban manusia. Perkembangan
peradaban manusia diiringi pula oleh perkembangan proses pengolahan
logam yang semakin beragam.

Untuk dapat digunakan manusia, logam perlu diolah melalui serangkaian


proses agar dapat digunakan oleh manusia. Salah satu metode untuk
mengolah logam menjadi barang yang dapat digunakan sehari-hari adalah
dengan fabrikasi logam. Fabrikasi logam merupakan proses penting dalam
pengolahan logam. Oleh sebab itu penulis tertarik untuk membahas lebih
lanjut mengenai “Proses Fabrikasi Logam”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas,
rumusan masalah yang menjadi pokok permasalahan makalah ini yaitu:

1. Apa yang dimaksud dengan fabrikasi logam?


2. Apa saja jenis fabrikasi logam?
3. Bagaimana prosedur proses tekuk dalam fabrikasi logam?
4. Bagaimana prosedur proses stretching (peregangan) dalam fabrikasi
logam?
5. Bagaimana prosedur proses blanking dalam fabrikasi logam?
6. Bagaimana prosedur proses deep drawing dalam fabrikasi logam?
7. Bagaimana prosedur proses squeezing dalam fabrikasi logam?
8. Bagaimana prosedur proses spinning dalam fabrikasi logam?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, tujuan
penelitian dalam makalah ini yaitu:

1. Untuk mengetahui pengertian fabrikasi logam.


2. Untuk mengetahui jenis fabrikasi logam.
3. Untuk mengetahui prosedur proses tekuk dalam fabrikasi logam.

4
4. Untuk mengetahui prosedur proses stretching (peregangan) dalam
fabrikasi logam.
5. Untuk mengetahui prosedur proses blanking dalam fabrikasi logam.
6. Untuk mengetahui proses deep drawing dalam fabrikasi logam.
7. Untuk mengetahui proses squeezing dalam fabrikasi logam.
8. Untuk mengetahui proses spinning dalam fabrikasi logam.

5
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Definisi Fabrikasi Logam


Fabrikasi logam merupakan istilah yang digunakan pada proses
pembentukan logam. Istilah fabrikasi berasal dari fabrication yang berarti
pengerjaan. Logam adalah salah satu jenis material yang banyak digunakan
untuk berbagai macam keperluan. Secara umum pengertian fabrikasi logam
adalah proses pengerjaan logam-logam untuk diubah bentukannya menjadi
komponen-komponen sesuai dengan bentuk yang diinginkan.
Sejarah fabrikasi logam dimulai sejak zaman pra sejarah yang diperkirakan
dalam rentang waktu antara tahun 4000 sampai 3000 S.M. Perkembangan
pembentukan logam ini diawali pada pembuatan-pembuatan asesoris atau
hiasan-hiasan kerajaan, perisai untuk keperluan perang, peralatan rumah
tangga dan sebagainya. Bahan-bahan logam ini umumnya terbuat dari bahan
perunggu dan kuningan. Proses pengerjaan yang dilakukan untuk pembuatan
peralatan ini dilakukan secara manual dengan proses pengerjaan panas
maupun dingin.
Proses fabrikasi logam untuk berbagai macam peralatan ini dikerjakan
oleh para ahli logam yang mempunyai keterampilan khusus. Para ahli logam
ini mempunyai keahlian pekerjaan tangan (handycraft) yang diperoleh secara
turun-temurun. Proses fabrikasi untuk bentuk-bentuk profil ini dilakukan
seluruhnya dengan menggunakan keahlian tangan. Peralatan bantu yang
digunakan meliputi berbagai macam bentuk palu, landasan-landasan
pembentuk serta model-model cetakan sederhana.

1. Jenis Fabrikasi Logam


Dalam proses fabrikasi industri, terdapat beberapa jenis fabrikasi logam
yang biasa digunakan. Jenis fabrikasi berdasarkan prosesnya yaitu:

6
a. Cutting, yaitu pemotongan benda logam di mana bahan dipecah atau
dipotong menjadi bagian yang lebih kecil.
b. Forming, yaitu proses fabrikasi yang membengkokkan atau mendistorsi
logam untuk menghasilkan bagian dan komponen.
c. Punching, merupakan alat mekanis atau mesin yang digunakan untuk
melubangi atau membuat lubang pada logam
d. Shearing, yaitu metode yang digunakan untuk memotong atau menghilangkan
material yang tidak diinginkan dari material logam, pemotongan dilakukan
dengan memasang dua bilah di atas dan di bawah logam untuk menghasilkan
satu potongan lurus yang panjang.
e. Stamping, yaitu proses menciptakan lekukan dari lubang selama fabrikasi.
Proses ini menekan logam untuk mencap bentuk, huruf, atau gambar ke
dalam logam workpiece. Bentuk, huruf atau gambar bisa diubah
menggunakan cara mekanis atau hidrolik.
f. Proses Pengelasan, yaitu seni menggabungkan dua atau lebih potongan logam
bersama-sama menggunakan kombinasi panas dan tekanan. Logam dapat
bervariasi dalam bentuk atau ukuran.

2. Proses Tekuk
Proses tekuk/lipat merupakan proses yang terdiri dari dua komponen
gaya, yaitu tarik dan tekan. Pada gambar memperlihatkan pelat yang
mengalami proses pembengkokan ini terjadi peregangan, netral, dan
pengerutan. Daerah peregangan terlihat pada sisi luar pembengkokan. Pada
daerah ini terjadi deformasi plastis atau perubahan bentuk. Peregangan ini
menyebabkan pelat mengalami pertambahan panjang.

Gambar 2.1 Langkah Proses Penekukan Pelat

7
Daerah netral merupakan daerah yang tidak mengalami perubahan. Artinya,
pada daerah netral ini pelat tidak mengalami pertambahan panjang atau
perpendekan. Daerah sisi bagian dalam pembengkokan merupakan daerah
yang mengalami penekanan. Daerah ini mengalami pengerutan dan
penambahan ketebalan. Hal ini disebabkan daerah ini mengalami perubahan
panjang, yakni perpendekan atau menjadi pendek akibat gaya tekan yang
dialami oleh pelat. Proses ini dilakukan dengan menjepit pelat di antara
landasan dan sepatu penjepit selanjutnya bilah penekuk diputar ke arah atas
menekan bagian pelat yang akan mengalami penekukan.

Gambar 2.2 Langkah Awal Tekuk

Gambar 2.3 Penekukan Pelat

8
Langkah proses penekukan pelat dapat dilakukan dengan
mempertimbangkan sisi bagian pelat yang akan dibentuk. Langkah
penekukan ini harus diperhatikan sebelumnya, sebab apabila proses
penekukan ini tidak menurut prosedurnya maka akan terjadi salah langkah.
Salah langkah ini sangat ditentukan oleh sisi dari pelat yang dibengkokan dan
kemampuan mesin bending/tekuk tersebut. Komponen pelat yang akan
dibengkokan sangat bervariasi. Tujuan proses pembengkokan pada bagian
tepi maupun bodi pelat ini diantaranya adalah untuk memberikan kekakuan
pada bentangan pelat.

Sudut penekukan pada pelat dapat diatur sesuai dengan bentuk tekukan
yang diinginkan. Sudut tekuk diatur sesuai dengan bentuk sudut yang
direncanakan ditambah dengan faktor K sebagai faktor spring back.

Gambar 2.4 Jenis Lipatan

Gambar 2.5 Langkah Proses Tekuk untuk Sambungan Lipat (Meyer,1975)

9
Mesin-mesin yang digunakan dalam proses lipat ini menggunakan
sistem jepit secara manual dan sistem tekan bending secara hidrolik.
a. Mesin Lipat Universal
Sistem penekukan secara manual dapat dilakukan dengan sepatu tekan
disepanjang pelat yang ditekan. Proses ini dapat dikerjakan dengan
membuat tanda pada daerah pelat yang akan dibengkok. Selanjutnya,
pelat dijepit diantara landasan dan sepatu tekan. Garis tanda yang
dibentuk harus sejajar dengan sepatu penekan atas. Selanjutnya
pembengkok diputar ke atas sampai membengkok pelat yang dijepit.
Besarnya sudut pembengkokan dapat diatur sesuai dengan sudut
pembengkokan yang dikehendaki. Gambar mesin lipat universal ini
dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 2.6 Mesin Lipat Universal

b. Mesin Lipat Independen


Pelipatan pelat independen ini menggunakan sepatu yang terpisah-pisah.
Sepatu penjepit ini dapat dengan bebas diatur sesuai dengan kondisi pelat
yang akan dibentuk. Sepatu penjepit ini dapat dilepas atau diatur sesuai
panjang pelat yang akan dilipat. (lihat gambar)

Gambar 2.7 Mesin Lipat Independen

10
c. Mesin Tekuk Hidrolik
Mesin tekuk hidrolik merupakan sistem penekukan yang sangat
berkembang di industri. Mesin-mesin bending sistem hidrolik ini
mempunyai kapasitas yang relatif besar dan umumnya dengan sistem
pembentukan pelat yang panjang sampai mencapai panjang 2500 mm
sampai 3000 mm. Mesin tekuk hidrolik ini memiliki dies sebagai
landasan dan dies pada posisi bagian bawah tetap dan punch penekan
bergerak naik dan turun. Gerakan punch ini dapat dikontrol langkahnya
dengan sistem hidrolik.

Gambar 2.8.1 Berbagai Macam Tipe Punch dan Dies serta


Bentuk Profil yang Dihasilkan

11
Gambar 2.8 Langkah Bending untuk Proses
Bending Sisi Tepi Pelat Menjadi Bentuk Silinder
Memanjang di Sepanjang Tepi Pelat

Pengerjaan pembentukan pelat dengan sistem bending ini


mempunyai beberapa keunggulan diantaranya:

a. Menghasilkan pembengkokan yang lurus dan rapi.


b. Sisi hasil pembengkokan memiliki radius yang merata.
c. Sudut pembengkokan yang dihasilkan sama.
d. Hasil pembengkokan tanpa adanya cacat akibat bekas
pemukulan.
e. Menjadikan pelat lebih kaku.

3. Proses Pengerolan
Pengerolan merupakan proses pembentukan yang dilakukan
dengan menjepit pelat diantara dua rol. Rol tekan dan rol utama
berputar berlawanan arah sehingga dapat menggerakan pelat. Pelat
bergerak linear melewati rol pembentuk. Posisi rol pembentuk
berada di bawah garis gerakkan pelat, sehingga pelat tertekan dan
mengalami pembengkokan. Akibat penekanan dari rol pembentuk
dengan putaran rol penjepit ini terjadilah proses pengerolan. Pada
saat pelat bergerak melewati rol pembentuk dengan kondisi
pembengkokan yang sama maka akan menghasilkan radius
pengerolan yang merata.

Proses pengerolan dapat terjadi apabila besarnya sudut kontak


antara rol penjepit dengan pelat yang akan dirol melebihi gaya
penekan yang yang ditimbulkan dari penurunan rol pembentuk.
Besarnya penjepitan ini dapat mendorong pelat sekaligus pelat dapat
melewati rol pembentuk.

Tipe-tipe pengerolan yaitu:


a. Tipe susunan rol jepit

12
Gambar 2.9 Tipe Susunan Rol Jepit

b. Tipe Piramid

Gambar 2. 9.2. Tipe Susunan Rol Piramid

13
Gambar 2. 9.3. Tipe Susunan Rol Kombinasi Jepit dan Piramid

c. Tipe Kombinasi Jepit dan Piramid


Karakteristik Pengerolan yaitu:
1. Pengerolan silinder
2. Pengerolan silinder adalah pengerolan yang menghasilkan
bentuk silinder atau tabung dengan kelengkungan tersendiri.

3. Pengerolan kerucut
Pengerolan kerucut merupakan hasil pengerolan bentuk-
bentuk kerucut. Bentuk kerucut ini dihasilkan dari mesin rol
kerucut. Bentuk kerucut ini juga dapat dihasilkan dari
pengerolan biasa dengan teknik-teknik tertentu.
Teknik dan Prosedur yang Dilakukan dalam Proses
Pengerolan yaitu:
a. Posisi rol seluruhnya harus pada kondisi sejajar terhadap rol
penjepit sebagai acuan.
b. Longgarkan antara rol penjepit.
c. Aturlah tinggi rol penekan pada posisi mendatar pelat, beri
celah antara rol penjepit untuk memudahkan masuknya pelat.
d. Turunkan rol penjepit secara bersamaan.
e. Naikkan rol penekan secara bertahap untuk meringankan
putaran tuas pengerolan.
f. Pengerolan sebaiknya dilakukan secara bertahan sampai
seluruh sisi pelat mengalami proses pengerolan.

Keuntungan fabrikasi logam menggunakan pengerolan yaitu:


1. Menghasilkan radius pembentukan yang menyeluruh.
2. Proses kerja pengerolan sederhana sehingga biaya yang
dibutuhkan relatif lebih murah.
3. Dapat mengerol berbagai bentuk silinder kecil maupun yang

14
besar.
4. Tenaga pengerolan lebih ringan karena dapat dilakukan
secara berulang-ulang.
5. Mampu mengerol kerucut secara bertahap.
6. Hasil pengerolan merata diseluruh lembaran pelat dan
kondisi pelat yang terbentuk tanpa cacat.

4. Proses Stretching (Peregangan)


Stretching pada dasarnya merupakan proses pembentukan
rentang, yakni proses pembentukan gaya tarik utama sehingga
bahan tertarik pada peralatan atau blok pembentukan. Prosesnya
merupakan perkembangan proses pelusuran rentang lembaran-
lembaran yang di gulung. Pembentukan rentang banyak digunakan
pada industri pesawat terbang untuk menghasilkan lengkungan-
lengkungan dengan jari-jari lengkung besar, seringkali lengkungan
ganda. pada proses ini balikan pegas berkurang sekali, karena
gradien tegangan relatif seragam. di lain pihak, karena tegangan
tarik dominan, maka proses ini deformasi yang besar hanya terjadi
pada bahan yang sangat ulet.
Peralatan pembentukan rentang pada dasarnya terdiri atas
cakram pengendali hidraulis (biasanya vertikal) yang
menggerakkan penumbuk atau 2 buah penjepit untuk
mencengkram ujung lembaran. Pada pembentukan proses
sedemikian gaya-gaya selalu segaris dengan pinggiran lembaran
tidak ditumpu, atau lembaran tetap, sehingga diperlukan jari-jari
yang besar untuk mencegah terjadinya sobekan pada lembaran
yang terjepit dalam menggunakan mesin pembentuk rentang bahan
lembaran logam mula-mula dilengkungkan atau ditaruh pada blok
pembentuk dengan tegangan tarik yang relatif kecil kemudian
dijepit dan beban tarik ditingkatkan dan terjadi deformasi plastik
hingga diperoleh bentuk akhir perbedaan dengan pembentukan
selubung adalah pada kelambatan proses penembukan yang mula-

15
mula di cengkram, kemudian masih dalam keadaan lurus dibebani
hingga batas elastik sebelum diselungkan mengelilingi blok
pembentuk.
Perentangan pada umumnya merupakan bagian dari proses
pembentukan lembaran. Sebagai contoh, pada pembentukan
mangkuk dengan dasar berbentuk belahan bola, lembaran
direntangkan di atas permukaan pons berbagai penekanan untuk
ujung-ujung pelat ditahan pada sisi cekam dan selanjut ujung
berikutnya dilakukan penarikan mengikuti bentuk kelengkungan
yang diinginkan. Kelengkungan yang dapat dikerjakan dengan
proses stretching ini adalah bentuk lengkungan cembung.
Karakteristik Proses Stretching
Proses stretching mempunyai karakteristik sendiri dimana ciri
yang paling menonjol pada proses ini bentuk komponen pelat yang
di proses relatif besar. Bentuk kelengkungan yang di kerjakan
umumnya berbentuk cembung besar.
Peralatan yang Digunakan pada Proses Stretching
Alat-alat yang digunakan pada proses stretching ini meliputi
dies sebagai landasan pembentukan yang diinginkan terbuat dari
bahan plastik campuran.
Dies atau cetakan pada proses ini mempuyai bentuk yang diatur
sesuai dengan bentuk kelengkungan yang diinginkan. Klem
penahan dan klem penarik. Klem penahan ini selalu pada
tempatnya (tidak bergerak) klem penarik dihubungkan dengan
konektor penarik sejajar dengan bentuk lengkungan yang
diinginkan.

16
Gambar 2.10.1 Proses Peregangan (Dieter,1986)

Pelat dijepit pada ujung-ujungnya, dies bergerak sejalan dengan


blok pembentuk. Penekan yang digunakan adalah penekanan
secara hidrolik sehingga proses pengontrolan gerakkan blok ini
dapat dengan mudah dikontrol.
Gerakkan blok ini bergerak secara bertahap. Biasanya apabila
bentuk kontur ini mempunyai profil yang tak tentu maka dapat
dibantu dengan proses pembentukan dengan palu secara manual.

Gambar 2.10.2 Efek Peregangan

Kapasitas pembentukan dengan stretching ini mempunyai


keunggulan terhadap bidang pelat yang dikerjakan relatif
lebih besar dari proses pembentukan lainya. Beberapa

17
kelemahan sering terjadi pada proses ini diantaranya adalah
terjadi penyempitan akibat tarikan.

5. Proses Blanking
Proses penekanan atau blanking ini didasarkan pada proses
pengguntingan. Pengguntingan kontur tertutup, dimana logam
didalam kontur adalah bagian yang diinginkan, dinamakan
penebukan. Jika logam didalam kontur dibuang, pekerjaan yang
dilakukan dinamakan pelubangan dan penusukan.
a. Pembuatan lekukan ke pinggiran lembaran dinamakan dengan
penakikan (notching).
b. Pemisahan (parting) adalah pemotongan secara simultan seti-
dak-tidaknya pada 2 jalur. Pembelahan adalah pengguntingan
tanpa ada bagian logam yang dihilangkan.
c. Pemangkasan (trimming) adalah pekerjaan sekunder
untuk menepatkan ukuran produk proses sebelumnya,
biasanya akibat kelebihan potongan logam.
Penghilangan sirip tempa penekanan, biasanya berupa
bola ditekankan pada lembaran hingga pecah.

-200 40
Regangan
Sumbu Kecil

18
Gambar 2.11. Diagram Batas Pembentukan Keeler Goodwin

(Lyman,1968)

6. Proses Deep Drawing


Deep Drawing atau biasa disebut drawing adalah salah satu jenis
proses pembentukan logam, dimana bentuk pada umumnya berupa
silinder dan selalu mempunyai kedalaman tertentu, sedangkan
definisi menurut P.CO Sharma seorang professor production
technology drawing adalah Proses drawing adalah proses
pembentukan logam dari lembaran logam ke dalam bentuk tabung
(hollow shape) (P.C. Sharma 2001). Bahan dasar dari proses deep
drawing adalah lembaran logam (sheet metal) yang disebut dengan
blank, sedangkan produk dari hasil proses deep drawing disebut
dengan draw piece.

Proses deep drawing dilakukan dengan menekan material benda


kerja yang berupa lembaran logam yang disebut dengan blank
sehingga terjadi peregangan mengikuti bentuk dies, bentuk akhir
ditentukan oleh punch sebagai penekan dan die sebagai penahan
benda kerja saat di tekan oleh punch. pengertian dari sheet metal
adalah lembaran logam dengan ketebalan maksimal 6 mm, lembaran
logam (sheet metal) di pasaran dijual dalam bentuk lembaran dan
gulungan. Terdapat berbagai tipe dari lembaran logam yang
digunakan, pemilihan dari jenis lembaran tersebut tergantung dari :

a. Strain rate yang diperlukan


b. Benda yang akan dibuat
c. Material yang diinginkan
d. Ketebalan benda yang akan dibuat.

19
Gambar 2.12 Deep Drawing

Macam-macam proses yang terjadi pada proses deep drawing yaitu:

a) Kontak Awal

Punch bergerak dari atas kebawah, blank dipegang oleh blank holder
agar tidak bergeser ke samping, kontak awal terjadi ketika bagian-bagian
dari die set saling menyentuh lembaran logam (blank) saat kontak awal
terjadi belum terjadi gaya-gaya dan gesekan dalam proses drawing.

b) Bending

Selanjutnya lembaran logam mengalami proses bending, punch terus


menekan kebawah sehingga posisi punch lebih dalam melebihi jari-jari
(R) dari die, sedangkan posisi die tetap tidak bergerak ataupun berpindah
tempat, kombinasi gaya tekan dari punch dan gaya penahan dari die
menyebabkan material mengalami peregangan sepanjang jari-jari die,
sedangkan daerah terluar dari blank mengalami kompresi arah radial.
Bendingmerupakan proses pertama yang terjadi pada rangkaian
pembentukan proses deep drawing, keberhasilan proses bending
ditentukan oleh aliran material saat proses terjadi.

c) Straightening

Saat punch sudah melewati radius die, gerakan punch ke bawah akan
menghasilkan pelurusan sepanjang dinding die, lembaran logam akan
mengalami peregangan sepanjang dinding die. Dari proses pelurusan

20
sepanjang dinding die diharapkan mampu menghasilkan bentuk silinder
sesuai dengan bentuk die dan punch.

d) Compression

Proses compression terjadi ketika punch bergerak kebawah,


akibatnya blank tertarik untuk mengikuti gerakan dari punch, daerah
blank yang masih berada pada blank holder akan mengalami
compression arah radial mengikuti bentuk dari die.

e) Tension

Tegangan tarik terbesar terjadi pada bagian bawah cup produk


hasil deep drawing, bagian ini adalah bagian yang paling mudah
mengalami cacat sobek (tore), pembentukan bagian bawah cup
merupakan proses terakhir pada proses deep drawing.

B. Proses Squeezing
Proses Squeezing adalah proses mendeformasi material dengan
cara memberikan penekanan pada arah yang berlawanan dan/atau
dari semua arah. Proses squeezing hampir semuanya identik dengan
counterpart proses pengerjaan panas (hot working) atau merupakan
pengembangannya. Alasan utama mendeformasi dalam kondisi
dingin daripada kondisi panas adalah untuk mendapatkan ketelitian
dimensi dan surface finish yang lebih baik.

C. Proses Spinning
Metal spinning adalah proses pembentukan logam, dimana
lembaran dari logam yang diputar di jepit dengan penahan dan
mandrel dengan kecepatan tertentu. Secara bertahap dibentuk
menjadi menyerupai pola (mandrel). Metal spinning dapat
dikerjakan dengan menggunakan tangan (konvesional) dan bisa juga
menggunakan mesin otomatis. Metal spinning merupakan alternative
lainnya dalam pembentukan logam, selain menggunakan stamping,
pengecoran dan proses pembentukan logam lainnya. Dengan teknik

21
ini juga dapat memberikan pendekatan praktis operasi standar untuk
industri pembentukan logam dan dengan demikian meningkatkan
kualitas produk, proses pengulangan dan efisiensi produksi.

Sheet metal spinning adalah salah satu proses pembentukan tertua


yang menghasilkan lembaran simetris aksial bagian logam dan dapat
digunakan untuk memproduksi komponen yang tidak dapat
diproduksi oleh proses lain,seperti deep drawing. Dalam operasi
pemintalan, lembaran logam dijepit oleh penahan terhadap mandrel
yang berputar dan secara bertahap dibentuk diatasnya dengan
menggunakan roller. Secara umum, roller akan menekan lembaran
sehingga menyerupai bentuk mandrel (Kalpakjian, 2001).
Proses spinning terdiri dari: konvensional (atau manual), shear
dan tube spinning. Peralatan yang digunakan dalam proses ini mirip
dengan mesin bubut, tetapi memiliki fitur khusus. Shear spinning
juga dikenal sebagai power spinning, flow turning, hydrospinning,
dan spin forging. Shear spinning menghasilkan bentuk kerucut atau
curvilinier axisymmetric, sambil mempertahankan diameter
maksimum komponen dan mengurangi ketebalannya. Meskipun
roller tunggal dapat digunakan, dua rol lebih disukai untuk
menyeimbangkan gaya yang bekerja pada mandrel. Contoh produk
yang dibuat dengan proses shear spinning adalah rokets-motor
casings dan kerucut pada ujung rudal (Kalpakjian, 2001).

BAB III

KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Logam merupakan material yang menjadi kebutuhan manusia.
Perkembangan alat-alat yang terbuat dari logam mendorong
perkembangan proses pengolahan logam yang beragam. Salah satu

22
metode dalam mengolah logam yaitu dengan menggunakan fabrikasi
logam. Fabrikasi logam adalah suatu proses produksi logam yang
meliputi rekayasa (perancangan), pemotongan, pembentukan,
penyambungan, dan perakitan.

Terdapat beberapa jenis proses fabrikasi logam, antara lain yaitu:


Cutting, Forming, Punching, Shearing, Stamping, dan Proses
Pengelasan. Dalam fabrikasi logam terdapat pula beberapa prosedur,
antara lain yaitu: proses tekuk, proses stretching (peregangan),
proses blanking, proses deep drawing, proses squeezing, dan proses
spinning.

Beragamnya proses fabrikasi logam membuat produk yang


dihasilkan beragama pula. Oleh sebab itu, pengetahuan mengenai
beragam jenis proses fabrikasi logam perlu diketahui untuk
menciptakan variasi produk akhir yang nantinya berguna bagi
manusia. Hal ini juga sekaligus mendukung berkembangnya variasi
rancangan rangka mesin yang lebih mutakhir yang dapat
mempermudah pekerjaan manusia.

B. Saran
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
berbagai pihak sebagai bahan introspeksi penulis di masa yang akan
datang. Dengan adanya makalah ini, semoga dapat menambah
pengetahuan pembaca mengenai proses fabrikasi logam serta
manfaatnya bagi kehidupan manusia. Pengembangan dan penelitian
lebih lanjut mengenai fabrikasi logam juga diperlukan untuk
mendukung inovasi pengetahuan di bidang fabrikasi logam.

Daftar Pustaka

Ambiyar, A., & Purwantono, P. (2008). Fabrikasi Logam.

Dieter, George E. 1986. Mechanical Metalurgy. New York: Mc Graw Hill.

23
Kalpakjian, Serope. 2001. Manufacturing engineering and technology.
International Journal of Emerging Technologies in Engineering Research
(IJETER). 3(2): 1-349.

Lyman. T, 1968. Sheet Metal Hand Book. New York: ILO

Manullang, H. (2020). Analisa Gaya Tekan Mesin Pembentukan Logam Pada


Pembuatan Tutup Mangkok Dengan Bahan Aluminium Menggunakan
Instrumen Load Cell (Doctoral dissertation).

Sharma, P.C, 2002. A Text Book of Production Engineering. S. Chand and


Company Ltd. New Delhi. Diambil 15 agustus 2019

24

Anda mungkin juga menyukai