Disusun Oleh :
Kelompok 9
Prinsip dasar dari pembentukan logam adalah proses pembuatan dengan mengubah bentuk
logm secara plastis dengan memberikan tegangan dari luar. Tegangan yang bekerja selama
proses pengubahan bentuk (deformasi) diberikan mencapai kondisi luluh bahan (kondisi
perubahan bentuk terkecil), kondisi luluh ini merupakan awal terjadinya perubahan bentuk secara
plastis, sehingga bentuk yang dihasilkan tidakakan berubah kembali apabila beban yang bekerja
dihilangkan. Tegangan yang bekerja ini dibatasi dengan kondisi tegangan ultimate (maksimum),
karena apabila tegangan melebihi dari kondisi ultimate, maka produk akan mengalami retak /
patah, sehingga kondisi deformasi bahan diusahakan terkontrol (sesuai dengan batasan luluh dan
ultimate strength). Salah satu proses pembentukkan yang banyak digunakan saat ini adalah
proses forging (tempa). Proses tempa merupakan proses pembentukkan suatu logam dengan cara
penekanan logam ke dalam suatu cetakan sehingga terbentuk suatu produk. Pada proses forging
ini cetakan yang digunakan adalah cetakan permanent yang terbuat dari material baja.
Coran dibuat dari logam yang dicairkan, dituang ke dalam cetakan, kemudian dibiarkan
mendingin dan membeku. Sejarah pengecoran dimulai ketika manusia mengetahui cara
mencairkan logam dan cara membuat cetakan. Kegiatan pengecoran meliputi pembuatan
cetakan, persiapan dan peleburan logam, penuangan logam cair kedalam cetakan, pembersihan
coran dan proses daur ulang pasir. Produk pengecoran disebut coran atau benda cor. Salah satu
proses pengecoran adalah dengan menggunakan sand casting. Yaitu penggunaan pasir cetak
dalam membuat produk. Kebanyakan pasir yang digunakan dalam pengecoran adalah pasir silika
(SiO2).. Tahapan pengecoran logam dengan cetakan pasir:Pembuatan pola, sesuai dengan bentuk
coran yang akan dibuat; Persiapan pasir cetak; Pembuatan cetakan; Pembuatan inti (bila
diperlukan); Peleburan logam; Penuangan logam cair ke dalam cetakan; Pendinginan dan
Manfaat yang diperoleh dalam penyusunan laporan penelitian adalah sebagai berikut :
TINJAUAN PUSTAKA
Proses pengecoran logam (casting) adalah salah satu teknik pembuatan produk dimana
logam dicairkan dalam tungku peleburan kemudian dituangkan ke dalam rongga cetakan yang
serupa dengan bentuk asli dari produk cor yang akan dibuat. Sebagai suatu proses manufaktur
yang menggunakan logam cair dan cetakan, pengecoran digunakan untuk menghasilkan bentuk
asli produk jadi.Teknik pengecoran logam pada masa saat ini sudah mengalami perkembangan
Pengecoran cetakan pasir adalah proses pengecoran dengan menggunakan cetakan yang
terbuat dari pasir. Rongga pada cetakan dibuat sesuai dengan pola dari pasir disekitarnya. Pola
sangat diperlukan dalam proses pengecoran cetakan pasir. Oleh karena itu, Langkah awal
sebelum pengecoran dapat dimulai dengan merancang dan membuat pola terlebih dahulu. Pola
adalah model, tiruan benda atau komponen berukuran penuh yang akan dibuat dengan proses
pengecoran. Hal pertama yang harus dilakukan pada pembuatan pola adalah mengubah gambar
perencanaan menjadi gambar untuk pengecoran. Pada pembuatan pola, hal seperti menentukan
cope, drag, gating system, pemisah, kemiringan pola, penambahan ukuran akibat penyusutan,
yaitu jenis pengecoran dimana cetakan diputar bersamaan dengan penuangan logam
cair kedalam cetakan. Yang bertujuan agar logam cair tersebut terdorong oleh gaya sentrifugal
akibat berputarnya cetakan. Contoh benda coran yang biasanya menggunakan jenis
pengecoran ini ialah pelek dan benda coran lain yang berbentuk bulat atau silinder.
2.2.3 Invesment Casting
dari keramik atua plastik yang mengitari pola lilin. Nantinya pola lilin dileburkan dan
dihilangkan dalam tungku, dan logam dituangkan ke dalam cangkang sebagia proses
tinggi. Jenis pengecoran ini sangat cocok apabila memerlukan tingkat presisi yang tinggi, dan
meminimalisir material buangan. Ramah untuk pengecoran material besi dan non-besi. Serta
mampu mengecor dengan tingkat kerumitan tinggi. Tingkat kerumitan tinggi harus dibayar
mahal karena butuh biaya produksi tinggi dari jenis penegcoran lainnya. Ganjaran keduanya
adalah terdapat batasan ukuran dan jumlah yang dapat dituang. Terakhir proses pengerjaannya
disebut sebagai die casting. Cetakan logam mengunakan bahan utama berupa baja. Material
tuang umumnya terbuat dari logam non-besi. Kelebihan dari die casting ialah hasil coran
memiliki kepresisian tinggi. Sangat cocok untuk industri skala besar dengan konsistensi yang
sangat baik. Dan pengecoran ini cocok untuk logam bertitik lebur rendah seperti tembaga,
zinc, dan magnesium. Suku cadang yang mahal membuat biaya produksi juga naik.
Pengecoran dengan berat lebih dari 75 ton sangat gak dianjurkan. Jenis pengecoran sulit
1. Besi Cor
Paduan besi yang mengandung C >: 1,7 % dan 1-3 %Si. Unsur lain dapat ditambahkan
dengan maksud untuk meningkatkan sifat-sifat seperti kekuatan, kekerasan atau ketahanan
korosi. Unsur yang umumnya ditambahkan yaitu Cr, Cu, Mo dan Ni. Besi cor memiliki
selang temperature cair yang relaitf lebih rendah daripada baja dan relatif lebih “encer”
ketika cair. Sifat mekanik besi cor tergantung pada jenis struktur mikronya yaitu bentuk
dna distribusi elemen-elemen penyusunnya. Salah satu elemen yang memiliki pengaruh
yang berarti adalah grafit.Jumlah ,ukuran dan bentuk grafit mempengaruhi kekuatan dan
keuletan besi cor. Selain grafit, matriks juga ikut mempengaruhi sifat mekaniknya. Matris
besi cor sama dengan yang terdapat pada baja, yaitu feritik, perlitik, feritik+perlitik dan
martensitik. Matriks yang terjadi tergantung pada: komposisi kimia,laju pendinginan dan
Salah satu jenis baja adalah baja karbon yaitu paduan besi-karbon yang mengandung
unsur karbon kurang dari 1,7 % (beberapa literature menyebutkan kandungan karbon
maksimum 2.0 %). Sebagai tambahan selain karbon, baja cor mengandung:
Struktur mikro baja cor yang memiliki kandungan karbon kurang dari 0,8 % (baja
hypoeutektoid) terdiri dari FERIT dan PERLIT. Kadar karbon yang lebih tinggi menambah
jumlah perlit.
2.4 Proses Peleburan Logam
berpengaruh langsung pada kualitas produk cor. Pada proses peleburan, mula-mula muatan yang
terdiri dari logam, unsur-unsur paduan dan material lainnya seperti fluks dan unsur pembentuk
terak dimasukkan kedalam tungku. Fluks adalah senyawa inorganic yang dapat “membersihkan”
logam cair dengan menghilangkan gas-gas yang ikut terlarut dan juga unsur-unsur pengotor
(impurities).Fluks memiliki beberpa kegunaan yang tergantung pada logam yang dicairkan,
seperti pada paduan alumunium terdapat cover fluxes (yang menghalangi oksidasi dipermukaan
alumunium cair),.Cleaning fluxes, drossing fluxes, refining fluxes, dan wall cleaning fluxes.
Proses pengecoran dilakukan dengan beberapa tahapan mulai dari pembuatan cetakan,
proses peleburan, penuangan dan pembongkaran. Untuk menghasilkan coran yang baik maka
semuanya harus direncanakan dan dilakukan dengan sebaik-baiknya. Namun hasil coran sering
terjadi ketidak sempurnaan atau cacat. Cacat yang terjadi pada coran dipengaruhi oleh bebrapa
faktor yaitu:
Komposisimuatanlogam
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Pengecoran logam adalah suatu proses manufaktur yang menggunakan logam cair
dan cetakan untuk menghasilkan bentuk yang mendekati bentuk geometri akhir
produk jadi.
3. Logam-logam dalam pengecoran antara lain besi cor dan baja (baja cor).