Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN MATERIAL TEKNIK

PROSES PENGECORAN LOGAM

Disusun Oleh :

Kelompok 9

Angga anugrah 210410105


Alexander F.S 210410111

Erik Frendiko 210410080

Andre Valentino 210410083

Farhan Lil anam 210410099

Arifan wenri maulana 210410092

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK DAN KOMPUTER
UNIVERSITAS PUTERA BATAM
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Prinsip dasar dari pembentukan logam adalah proses pembuatan dengan mengubah bentuk

logm secara plastis dengan memberikan tegangan dari luar. Tegangan yang bekerja selama

proses pengubahan bentuk (deformasi) diberikan mencapai kondisi luluh bahan (kondisi

perubahan bentuk terkecil), kondisi luluh ini merupakan awal terjadinya perubahan bentuk secara

plastis, sehingga bentuk yang dihasilkan tidakakan berubah kembali apabila beban yang bekerja

dihilangkan. Tegangan yang bekerja ini dibatasi dengan kondisi tegangan ultimate (maksimum),

karena apabila tegangan melebihi dari kondisi ultimate, maka produk akan mengalami retak /

patah, sehingga kondisi deformasi bahan diusahakan terkontrol (sesuai dengan batasan luluh dan

ultimate strength). Salah satu proses pembentukkan yang banyak digunakan saat ini adalah

proses forging (tempa). Proses tempa merupakan proses pembentukkan suatu logam dengan cara

penekanan logam ke dalam suatu cetakan sehingga terbentuk suatu produk. Pada proses forging

ini cetakan yang digunakan adalah cetakan permanent yang terbuat dari material baja.

Coran dibuat dari logam yang dicairkan, dituang ke dalam cetakan, kemudian dibiarkan

mendingin dan membeku. Sejarah pengecoran dimulai ketika manusia mengetahui cara

mencairkan logam dan cara membuat cetakan. Kegiatan pengecoran meliputi pembuatan

cetakan, persiapan dan peleburan logam, penuangan logam cair kedalam cetakan, pembersihan
coran dan proses daur ulang pasir. Produk pengecoran disebut coran atau benda cor. Salah satu

proses pengecoran adalah dengan menggunakan sand casting. Yaitu penggunaan pasir cetak

dalam membuat produk. Kebanyakan pasir yang digunakan dalam pengecoran adalah pasir silika

(SiO2).. Tahapan pengecoran logam dengan cetakan pasir:Pembuatan pola, sesuai dengan bentuk

coran yang akan dibuat; Persiapan pasir cetak; Pembuatan cetakan; Pembuatan inti (bila

diperlukan); Peleburan logam; Penuangan logam cair ke dalam cetakan; Pendinginan dan

pembekuan; Pembongkaran cetakan pasir; Pembersihan dan pemeriksaan hasil coran.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang diatas dapat disusun beberapa rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana proses pengecoran logam ?

2. Apa saja macam-macam proses pengecoran logam?

3. Apa saja jenis logam dalam pengecoran?

4. Bagaimana proses peleburan logam?

5. Apa saja cacat-cacat pada coran?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini antara lain :

1. Mengetahui Proses Pengecoran logam

2. Mengetahui Macam-Macam proses pengecoran logam

3. Mengetahui jenis logam dalam pengecoran

4. mengetahui proses peleburan logam

5. mengetahui cacat-cacat pada coran


1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dalam penyusunan laporan penelitian adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui bagaimana proses pengecoran logam

2. Untuk mengetahui Macam-macam proses pengecoran logam

3. Untuk mengetahui jenis logam dalam pengecoran

4. Untuk mengetahui proses peleburan logam

5. Untuk mengetahui cacat-cacat pada coran


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pengecoran Logam

Proses pengecoran logam (casting) adalah salah satu teknik pembuatan produk dimana

logam dicairkan dalam tungku peleburan kemudian dituangkan ke dalam rongga cetakan yang

serupa dengan bentuk asli dari produk cor yang akan dibuat. Sebagai suatu proses manufaktur

yang menggunakan logam cair dan cetakan, pengecoran digunakan untuk menghasilkan bentuk

asli produk jadi.Teknik pengecoran logam pada masa saat ini sudah mengalami perkembangan

yang cukup bagus.

2.2 Macam-Macam proses pengecoran logam

2.2.1 Sand Casting

Pengecoran cetakan pasir adalah proses pengecoran dengan menggunakan cetakan yang

terbuat dari pasir. Rongga pada cetakan dibuat sesuai dengan pola dari pasir disekitarnya. Pola

sangat diperlukan dalam proses pengecoran cetakan pasir. Oleh karena itu, Langkah awal

sebelum pengecoran dapat dimulai dengan merancang dan membuat pola terlebih dahulu. Pola

adalah model, tiruan benda atau komponen berukuran penuh yang akan dibuat dengan proses

pengecoran. Hal pertama yang harus dilakukan pada pembuatan pola adalah mengubah gambar

perencanaan menjadi gambar untuk pengecoran. Pada pembuatan pola, hal seperti menentukan

cope, drag, gating system, pemisah, kemiringan pola, penambahan ukuran akibat penyusutan,

proses pemesinan serta inti merupakan hal utama.


2.2.2 Centrifugal Casting

yaitu jenis pengecoran dimana cetakan diputar bersamaan dengan penuangan logam

cair kedalam cetakan. Yang bertujuan agar logam cair tersebut terdorong oleh gaya sentrifugal

akibat berputarnya cetakan. Contoh benda coran yang biasanya menggunakan jenis

pengecoran ini ialah pelek dan benda coran lain yang berbentuk bulat atau silinder.
2.2.3 Invesment Casting

Investment casting merupakan jenis pengecoran menggunakan cangkang yang terbuat

dari keramik atua plastik yang mengitari pola lilin. Nantinya pola lilin dileburkan dan

dihilangkan dalam tungku, dan logam dituangkan ke dalam cangkang sebagia proses

pengecoran. Umumnya jenis pengecoran ini digunakan apabila memerlukan kompeksitas

tinggi. Jenis pengecoran ini sangat cocok apabila memerlukan tingkat presisi yang tinggi, dan

meminimalisir material buangan. Ramah untuk pengecoran material besi dan non-besi. Serta

mampu mengecor dengan tingkat kerumitan tinggi. Tingkat kerumitan tinggi harus dibayar

mahal karena butuh biaya produksi tinggi dari jenis penegcoran lainnya. Ganjaran keduanya

adalah terdapat batasan ukuran dan jumlah yang dapat dituang. Terakhir proses pengerjaannya

memakan waktu cukup lama.


2.2.4 Die Casting

Pengecoran dengan melibatkan cetakan di bawah tekanan tinggi ke dalam cetakan

disebut sebagai die casting. Cetakan logam mengunakan bahan utama berupa baja. Material

tuang umumnya terbuat dari logam non-besi. Kelebihan dari die casting ialah hasil coran

memiliki kepresisian tinggi. Sangat cocok untuk industri skala besar dengan konsistensi yang

sangat baik. Dan pengecoran ini cocok untuk logam bertitik lebur rendah seperti tembaga,

zinc, dan magnesium. Suku cadang yang mahal membuat biaya produksi juga naik.

Pengecoran dengan berat lebih dari 75 ton sangat gak dianjurkan. Jenis pengecoran sulit

menjamin sifat mekanik dari komponen merupakan bagian struktural fungsional.


2.3 Logam – Logam Dalam Pengecoran

1. Besi Cor

Paduan besi yang mengandung C >: 1,7 % dan 1-3 %Si. Unsur lain dapat ditambahkan

dengan maksud untuk meningkatkan sifat-sifat seperti kekuatan, kekerasan atau ketahanan

korosi. Unsur yang umumnya ditambahkan yaitu Cr, Cu, Mo dan Ni. Besi cor memiliki

selang temperature cair yang relaitf lebih rendah daripada baja dan relatif lebih “encer”

ketika cair. Sifat mekanik besi cor tergantung pada jenis struktur mikronya yaitu bentuk

dna distribusi elemen-elemen penyusunnya. Salah satu elemen yang memiliki pengaruh

yang berarti adalah grafit.Jumlah ,ukuran dan bentuk grafit mempengaruhi kekuatan dan

keuletan besi cor. Selain grafit, matriks juga ikut mempengaruhi sifat mekaniknya. Matris

besi cor sama dengan yang terdapat pada baja, yaitu feritik, perlitik, feritik+perlitik dan

martensitik. Matriks yang terjadi tergantung pada: komposisi kimia,laju pendinginan dan

proses perlakuan panas.


2. Baja (Baja cor)

Salah satu jenis baja adalah baja karbon yaitu paduan besi-karbon yang mengandung

unsur karbon kurang dari 1,7 % (beberapa literature menyebutkan kandungan karbon

maksimum 2.0 %). Sebagai tambahan selain karbon, baja cor mengandung:

 Silikon (Si) : 0,20 – 0,70 %

 Mangan (Mn) : 0,50 – 1,00 %

 Fosfor (P) : <>

 Sulfur (S) : <>

Struktur mikro baja cor yang memiliki kandungan karbon kurang dari 0,8 % (baja

hypoeutektoid) terdiri dari FERIT dan PERLIT. Kadar karbon yang lebih tinggi menambah

jumlah perlit.
2.4 Proses Peleburan Logam

Peleburan logam merupakan aspek terpenting dalam operasi-operasi pengecoran karena

berpengaruh langsung pada kualitas produk cor. Pada proses peleburan, mula-mula muatan yang

terdiri dari logam, unsur-unsur paduan dan material lainnya seperti fluks dan unsur pembentuk

terak dimasukkan kedalam tungku. Fluks adalah senyawa inorganic yang dapat “membersihkan”

logam cair dengan menghilangkan gas-gas yang ikut terlarut dan juga unsur-unsur pengotor

(impurities).Fluks memiliki beberpa kegunaan yang tergantung pada logam yang dicairkan,

seperti pada paduan alumunium terdapat cover fluxes (yang menghalangi oksidasi dipermukaan

alumunium cair),.Cleaning fluxes, drossing fluxes, refining fluxes, dan wall cleaning fluxes.

2.5 Cacat-Cacat pada coran

Proses pengecoran dilakukan dengan beberapa tahapan mulai dari pembuatan cetakan,

proses peleburan, penuangan dan pembongkaran. Untuk menghasilkan coran yang baik maka

semuanya harus direncanakan dan dilakukan dengan sebaik-baiknya. Namun hasil coran sering

terjadi ketidak sempurnaan atau cacat. Cacat yang terjadi pada coran dipengaruhi oleh bebrapa

faktor yaitu:

 Desain pengecoran dan pola

 Pasir cetak dan desain cetakan dan inti

 Komposisimuatanlogam

 Proses peleburandan penuangan

 Sistim saluran masuk dan penambah.


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Pengecoran logam adalah suatu proses manufaktur yang menggunakan logam cair

dan cetakan untuk menghasilkan bentuk yang mendekati bentuk geometri akhir

produk jadi.

2. Macam-macam proses pengecoran logam yaitu traditional casting (sand-mold

casting, dry-sand casting, shell-mold casting, full-mold casting, cement-mold

casting, vacuum-mold casting) dan contemporary casting (high-pressure die casting,

permanent-mold casting, centrifugal casting, plaster-mold casting, investment

casting, solid-ceramic casting).

3. Logam-logam dalam pengecoran antara lain besi cor dan baja (baja cor).

4. Peleburan logam merupakan aspek terpenting dalam operasi-operasi pengecoran

karena berpengaruh langsung pada kualitas produk cor.

Anda mungkin juga menyukai