TEKNIK PENGECORAN
“PLASTER MOLD CASTING”
Disusun oleh:
Mochamad Ezar Rochman (02.2015.1.09054)
Achmad Angger Virga P. (02.2015.1.09071)
Denny Himawan Ardianto (02.2016.1.09139)
Eko Tribowo (02.2016.1.09169)
Abdulloh Wahyu Sani (02.2016.1.09179)
1.1.Latar Belakang
Besi cor adalah jenis material yang sudah lama digunakan manusia untuk
menunjang kehidupan dalam bentuk peralatan rumah tangga, permesinan, dan alat
transpotasi. Didalam besi cor mengandung karbon, silium, mangan, fosfor, dan
belerang. Unsur karbon dalam besi cor berupa sementit, karbonaktif, atau grafit.
Besi cor digolongkan dalam enam macam : besi cor ductile/nodular (bergrafit
bulat), besi cor kelabu, besi cor tingkat tinggi, besi cor kelabu paduan, besi cor
mampu tempa dan besi cor cil (Surdia dan Chijiwa, 1989).
Kandungan sulfur (s) dan fosfor (p) sangat rendah kira-kira 10 kali lebih
rendah dari besi tuang kelabu. Nodule berbentuk bola terbentuk pada proses
solidikasi karena kandungan belerang (sulfur) dan oksigen ditekan ke tingkat yang
sangat rendah dengan menambahkan magnesium (Mg) beberapa saat sebelum
penuangan.
1.3.Batasan Masalah
1. hanya sebatas untuk membahas plaster mold casting.
2. pengaplikasian plaster mold casting.
1.4.Tujuan
1. Mahasiswa mampu mengetahui apa itu plaster mold casting.
2. Mahasiswa mengetahui keuntungan dan kerugian plaster mold casting
BAB II
PEMBAHASAN
Pengecoran dengan cetakan pasir adalah yang tertua dari segala macam
metoda pengecoran. Cetakan pasir merupakan cetakan yang paling banyak
digunakan, karena memiliki beberapa keunggulan diantaranya:
Dapat mencetak loga dengan titik lebur yang tinggi, seperti baja, nikel, dan
titanium.
Dapat mencetak benda cor dengan berbagai macam ukuran;
Jumlah produksi dari satu sampai jutaan.
Jadi, bentuk luar dan bentuk cor bisa bulat, oktagonal, heksagonal
atau bentuk-bentuk yang lain, tetapi sebelah dalamnya akan berbentuk
bulatan, karena adanya gaya radial yang simetri.
Karakteristik benda cor hasil pengecoran sentrifugal sejati:
Memiliki densitas (kepadatan) yang tinggi terutama pada
bagian luar coran.
Tidak terjadi penyusutan pembekuan benda terutama pada
bagian luar cor karena adanya gaya sentrifugal yang bekerja
secara kontinu selama proses pembekuan.
Cenderung ada impuritas pada dinding sebelah dalam coran
dan hal ini dapat dihilangkan dengan pemesinan.
Densitas logam dalam akhir pengecoran lebih besar pada bagian luar
dibandingkan dengan bagian dalam coran yaitu bagian dekat dengan pusat rotasi.
Kondisi ini dimanfaatkan untuk membuat benda dengan lubang di tengah, seperti
roda, puli. Bagian tengah yang memiliki densitas rendah mudah dikerjakan
dengan pemesinan.
3. Pengecoran sentrifuge.
Dalam pengecoran sentrifuge cetakan dirancang dengan beberapa
cetakan rongga cetak yang diletakan disebelah luar dari pusat rotasi
sedemikian rupa sehingga logam cair yang dituangkan ke dalam cetakan akan
di distribusikan ke setiap rongga cetak dengan gaya sentrifugal, seperti pada
gambar dibawah ini.
Proses ini digunakan untuk benda cor yang kecil, dan tidak diperlukan
persyaratan simetri radial seperti dua jenis proses sentrifugal lain.Perbedaan
antara sentrifugal sejati, semi sentrifugal dan sentrifuge ditunjukan pada tabel
berikut :
Dalam proses pengecoran ini, gips yang sederhana dan tebal dicetak,
diperkuat dengan menggunakan serat, kain goni, semua itu dibalut dengan tanah
liat asli. Pada proses pembuatannya, gips ini dipindah dari tanah liat yang lembab,
proses ini akan secara tidak sengaja merusak keutuhan tanah liat tersebut. Akan
tetapi ini bukanlah masalah yang serius karena tanah liat tersebut telah berada di
dalam cetakan.
Cetakan kemudian dapat digunakan lagi di lain waktu untuk melapisi gips
aslinya sehingga tampak benar-benar seperti tanah liat asli. Permukaan gips ini
selanjutnya dapat diperbarui, dilukis, dan dihaluskan agar menyerupai pencetak
dari perunggu.
Jika gips digunakan dan pecah, maka gips tersebut tidak dapat diperbaiki
dengan mudah. Pengecoran dengan gips ini normalnya digunakan untuk logam
non belerang seperti aluminium, seng, tembaga.
Gips ini tidak dapat digunakan untuk melapisi bahan-bahan dari belerang
karena sulfur dalam gipsum secara perlahan bereaksi dengan besi.
Pengecoran dengan cetakan plaster digunakan untuk logam dengan titik lebur
rendah seperti aluminium, magnesium, dan paduan tembaga contoh penggunaan :
Jika pengecoran dengan gips atau beton maka produk yang dihasilkan
akan seperti kelereng, tidak begitu menarik, kurang transparan dan biasanya
dilukis.
Tak jarang hal ini akan memberikan penampilan asli dari logam/batu.
Alternatif untuk mengatasi hal ini adalah lapisan utama akan dibiarkan
mengandung warna pasir sehingga memberikan nuansa bebatuan.
Dengan menggunakan pengecoran beton, bukan pengecoran gips,
memungkinkan kita untuk membuat ukiran, pancuran air, atau tempat duduk luar
ruangan. Selanjutnya adalah membuat meja cuci (washstands) yang menarik,
washstands dan shower stalls dengan perpaduan beraneka ragam warna akan
menghasilkan pola yang menarik seperti yang tampak pada kelereng/ravertine.
Kelebihan Kerugian
1. Ketelitian ukuran tinggi. 1. Ongkos produksi mahal.
2. Permukaan coran halus. 2. Permeabilitas cetakan plaster sedikit
3. Cetakan plaster khusus untuk rendah, hingga diperlukan proses
penggunaan cil. vakum.
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
3.2. SARAN