Anda di halaman 1dari 71

S IK LU S S EL

Radita Nur Anggraeni Ginting


Departemen Histologi
Fakultas Kedokteran
USU
1
SIK LU S SEL

Siklus sel terdiri atas beberapa fase, yang


untuk tujuannya memiliki preservasi warisan
genom dari sel yang akan ditransmisikan
menjadi dua sel anakan.

Fase-fase siklus sel adalah sebagai berikut :


G0 (fase istirahat)
G1 (Gap1)
S (Sintesis)
G2 (Gap2)
M (Mitosis)

2
SIKLUS SEL Kejadian-kejadian meliputi
kehidupan dari sebuah sel mulai dari kelahiran
hingga akhir dari pembelahan mitosis, di mana
identitas genomik sel, yang diperlengkapi dalam
DNA, harus dipersiapkan.
Teknologi genetik molekular telah sangat
memajukan pengetahuan kita tentang proses
yang meliputi progresivitas siklus sel.
Siklus sel normal memperlihatkan mekanisme
kompleks untuk mendeteksi dan memperbaiki
DNA yang rusak.
Mengganggu keseimbangan kompleks dari
proses seluler ini telah membawa konsekuensi
yang dramatis dan tragis.
Disregulasi meiosis seringkali dimanifestasikan
sebagai gangguan genetik, sedangkan
disregulasi mitosis dapat mengakibatkan 3
4
Apa yang dim aksud dengan siklus
sel?

Proses duplikasi dan transmisi informasi genetik


dari satu generasi sel ke generasi selanjutnya dan
berlangsung dengan sangat teratur,

Proses replikasi DNA harus berjalan secara akurat.

Regulasi siklus sel harus dipastikan bahwa even


dalam setiap fase berlangsung sempurna, sebelum
berlanjut ke proses selanjutnya.

Check point merupakan hal yang penting.

5
RegulasiSiklus Sel

3 checkpoint penting yaitu G1, G2 and M


G1 (START/restriction point): apakah DNA akan
direplikasi?
G2 : quality control : apakah DNA sudah direplikasi
dan apakah dalam kondisi baik?
M: apakah kromosom sudah tersusun dengan benar?

6
7
Catatan penting untuk siklus sel
Pada siklus sel mamalia terdapat checkpoint kritis yang
disebut Restriction Point (R)
Sebelum R, sel bergantung pada stimulus eksternal
(faktor pertumbuhan) untuk melanjutkan proses G1.
Setelah R, sel menjadi independen terhadap stimulus
mitogen eksternal dan dapat menyelesaikan siklus
pembelahan sel secara otomatis.

8
KontrolSiklus Sel

Seperti regulasi enzim dalam sel,


pengaturan enzim dalam siklus sel
diperantarai oleh nukleus melalui
Kinase (enzim yang mengaktifkan
protein lain dengan menambahkan
grup fosfat)
Fosfatase (enzim yang memindahkan
grup fosfat dari protein)

Kinase yang mengatur siklus sel


yaitu Cyclin-Dependent Kinases
(CDKs). 9
Cyclin

Cyclin dinamakan cyclin karena


terlibat dalam siklus sel secara
siklik.
Cyclin yang pertama disintesis
sebagai respon terhadap sinyal
stimulasi faktor pertumbuhan
adalah cyclin D
Di pertengahan G1, cyclin E
diikuti oleh cyclin A pada transisi
fase G1 menuju S. Cyclin B pada
fase G2 dan M.
Periodisitas dari cyclin
diperantarai oleh sintesis dan
degradasi proteolisis s dengan
ubiquitin/proteasome saat
layanannya tidak lagi dibutuhkan.
10
Cyclin-CD K dalam Siklus Sel

Cyclin yang berbeda


(dinamakan sesuai
huruf A,B,D,E) muncul
dalam level yang
berbeda selama fase-
fase siklus sel.
Penamaan cyclin tidak
ada hubungannya
dengan fase-fase siklus
sel.
Enzim CDK dinamakan
dengan nomor (cdk4,
cdk2, cdk1). 11
P em belahan Sel
Proses pembelahan sel (Gbr. 4-1) dapat
divisualisasikan dengan mikroskop dan
terdiri dari dua kejadian yang
berkelanjutan: pembelahan inti (mitosis)
yang diikuti oleh pembelahan sitoplasma
(sitokinesis)
Fase pembelahan sel dianggap sebagai fase
M (mitosis)
Periode antara akhir fase M dengan awal
sintesis DNA disebut fase G1
Pada G1, RNA dan protein, termasuk
komponen penting yang dibutuhkan dalam
replikasi DNA, disintesis tanpa replikasi
DNA.
Ketika semua komponen telah disintesis
pada G1, replikasi DNA memasuki fase
sintesis siklus sel.
12
Gambar 4-1. Skema Fase Siklus Sel. Setelah fase M, berisi
pembelahan inti (mitosis) & berakhir dg pembelahan sitoplasma
(sitokinesis), sel anakan memasuki masa interfase, dimulai dg
G1biosintesis tinggi stlh sebelumnya dormant selama mitosis.
Fase Sdimulai & berakhir saat DNA inti telah
bereplikasigandatiap kromosom mengandung 2 kromatid
13
anakanmemasuki fase G2berakhir saat memasuki fase mitosis
Selama masa awal fase M, kromosom yang
tereplikasi berkondensasi dari masa
interfase yang memanjangdapat diamati
pd mikroskop

Periode antara penyempurnaan sintesis DNA


dan fase M dikenal sebagai fase G2, di mana
komponen seluler tambahan disintesis
untuk mempersiapkan sel memasuki
mitosis. Interfase yang terdiri dari G1, S dan
G2 secara normal mengambil waktu 90%
atau lebih dari total waktu siklus sel.

14
Setelah mengikuti penyempurnaan
pembelahan sel mitosis, sebagian besar
sel somatik normal meninggalkan siklus
sel dan memasuki fase istirahat
postmitosis (G0), dibandingkan
melanjutkan ke fase G1.
Mekanisme pencetus yang tidak diketahui
dalam pembelahan sel, diaktivasi selama
G0; mengakibatkan sel memasuki fase G1
dan melakukan pembelahan.
Pada kenyataannya, eksperimen
menunjukkan bahwa point of no return,
yang dikenal sebagai restriction point (R),
terjadi di akhir G1.
15
Setelah sel melewati titik ini, sel-sel akan
menyempurnakan sisa siklusnya dengan
kecepatan yang normal, tanpa
memperhatikan kondisi eksternal.
Waktu yang dibutuhkan sel dalam fase G2
dan S relatif konstan.
Satu pengecualian yang menarik adalah
pada epidermis kulit, di mana beberapa sel
yang tersisa pada fase G2 dan kemudian
mampu melanjutkan pembelahan cepat
dalam penyembuhan luka.

16
Baik fase S dan M diaktivasi oleh
protein kinase tertentu, yang berfungsi
pada tahapan spesifik siklus sel.
Setiap kinase, paling tidak terdiri dari
dua subunit, yang satu cyclin,
dinamakan begitu karena berperan
dalam siklus sel.
Ada beberapa cyclin yang terlibat
dalam regulasi untuk memasuki fase-
fase siklus sel dan cyclin ini akan
didegradasi setelah memberikan
manfaatnya atau setelah sel 17
Sel-sel pada tubuh manusia membelah
dengan kecepatan yang sangat berbeda.
Beberapa sel, seperti neuron matang,
jantung dan otot lurik, dan eritrosit matang,
tidak akan membelah lagi atau mungkin
hanya di bawah keadaan-keadaan tertentu.
Sel-sel yang lain, seperti sel-sel epitel yang
membatasi permukaan dalam dan luar tubuh
(contoh : usus halus, paru dan kulit)
membelah secara kontinu dan relatif cepat
sepanjang hidup seseorang.
Sebagian besar sel-sel somatik jarang
membelah dan durasi siklus selnya bisa 100
hari atau lebih.

18
Waktu rata-rata untuk siklus mitosis pada
sebagian besar tipe sel sekitar 16 jam pada sel
manusia dan mamalia lain, yang dibagi sebagai
berikut :
fase S 6-8 jam
fase G2 4 jam
fase M 1-2 jam.
Fase M dan, khususnya G1 dapat menunjukkan
variasi durasi.
Sebagian besar bukti yang tersedia
memperkirakan bahwa periode M dan G1 ini,
lebih panjang pada sel-sel kanker dibandingkan
sel-sel jinak, atau paling tidak pada populasi sel
jinak yang secara normal memiliki turnover
cepat.
Banyak jaringan membutuhkan lebih dari 16 jam 19
Meskipun suatu sel bisa menduplikasi
keseluruhan DNA kromosomnya dalam
waktu minimal 7-8 jam, kromosom
secara individual atau segmen
kromosom bereplikasi tidak secara
sinkronbisa saling mendahului dan
lebih cepat satu sama lain.
Kemudian, beberapa kromosom atau
segmen-segmen kromosom tersebut
akan menyempurnakan sintesis DNA
nya sebelum sel mulai bereplikasi.
Ketidaksinkronan ini tidak mengikuti
pola yang sederhana. 20
Sintesis tidak seharusnya berawal pada satu
titik dan menyebar seragam di sepanjang
kromosom, dapat dimulai pada beberapa
tempat pada sebuah kromosom tunggal, saat
yang lain menunggu gilirannya untuk
replikasi DNA.
Fenomena yang dapat diulang adalah
replikasi akhir pada salah satu dari dua
kromosom X pada sel wanita normal atau
pada sel-sel dengan kromosom X lebih dari
satu.
Kelihatannya, kromosom X ini menyelesaikan
replikasinya lebih akhir dibandingkan
kromosom yang lain pada sel tersebut.
Jumlah kromosom X yang bereplikasi akhir
biasanya kurang satu dari jumlah total 21
Kromosom tidak dapat dilihat di bawah
mikroskop cahaya, kecuali pada fase M
siklus sel.
Kondisi fisik dari siklus sel selama
interfase (G1, S dan G2) tidak
diketahui, tetapi tidak bisa diamatinya
kemungkinan o/k elongasi yang
sangat pesat.
Dugaan akhir adalah kromosom
kehilangan struktur linearnya dan
mengalami disolusi dalam
nukleoplasma adalah tidak mungkin
Hal ini memperkenalkan kompleksitas
yang tidak perlu menuju analisis 22
Penelitian terbaru tentang
kromosom menggunakan
pembuktian fluoresen untuk
gambaran kromosom kromosom
mempertahankan identitasnya yang
berbeda selama interfase sehingga
posisinya dalam inti relatif konstan
sepanjang hidup dari sel.

23
Terdapat dua bentuk pem belahan sel:

MEIOSIS MITOSIS
Terjadi selama
pembentukan gamet
(seperti spermatozoa dan
ovum)
Tujuan mengurangi Mempengaruhi seluruh
jumlah kromosom menjadi sel-sel lainnya (sel
setengahnya (pada somatik) yang dikenal
manusia, dari 46 23) dengan mitosis.
pada gamet, sehingga Tujuan reproduksi sel-
penggabungan sebuah sel somatik, masing-
spermatozoa dengan masing membawa
sebuah ovum (fertilisasi komplemen penuh dari
ovum) akan menghasilkan kromosom
organisme yang memiliki
komplemen penuh dari 24
TAH APAN -TAH APAN M ITO SIS
Makhluk hidup tumbuh dan menjaga dirinya
dalam ukuran besar karena sel-selnya mampu
bermultiplikasi dengan pembelahan yang
berurutan.
Langkah-langkah yang diobservasi pada
pembelahan inti disebut mitosis, atau lebih
tepatnya pembelahan mitosis.
Meskipun tahapan-tahapan pembelahan inti tidak
memiliki batas yang jelas, tetapi dapat dibagi
atas :
Profase
Prometafase
Metafase
Anafase
Telofase 25
Mitosis merupakan proses yang
kompleks, yang meliputi pemecahan
selubung inti, kondensasi kromosom,
dan segregasi kromosom.
Deskripsi ringkas dari tahapan ini
akan diberikan untuk memberikan
bingkai pemikiran untuk hal-hal yang
akan didiskusikan.

26
Profase mulai dari tanda-tanda yang dapat
dilihat pertama dari pembelahan sel hingga
pemecahan selubung inti
Selama profase, kromosom telah
berkondensasi dan tampak sebagai struktur
mirip batang panjang (long rod-like structure)
Prometafase diawali dengan rusaknya
selubung inti.
Metafase adalah periode di mana kromosom
berbaris pada lempeng sentral
Anafase dimulai dengan pemisahan kasar
kromatid menjadi kromosom-kromosom
anakan dan bergerak ke arah kutub sel yang
berlawanan
Akhirnya membran inti disusun kembali
selama Telofase 27
P rofase
Transisi dari fase G2 ke fase M pada siklus sel
merupakan even yang tidak berbatas tegas.
Kromatin, yang difus saat interfase, perlahan-
lahan berkondensasi menjadi kromosom yang
jelas, jumlah yang tepat merupakan
karakteristik dari spesies tertentu, setiap
kromosom telah berduplikasi selama
permulaan fase S dan terdiri dari dua
kromatid anakan yang bergabung pada titik
tertentu yang disebut sentromer sepanjang
kromatid tersebut.
Ketika kromosom berkondensasi, nukleolus
mulai dibongkar dan secara bertahap
menghilang.
28
P rofase .
Di antara inti itu sendiri, tanda pertama dari
profase adalah aksentuasi dari kromosenter
dan pola seperti jaring (net-like pattern).
Beberapa kondensasi kromatin tampak di
bagian perifer inti, kemudian pita tipis
kromatin meluas ke pusat inti.
Di saat ini, dapat digandakan menjadi dua
kromatid atau kromosom anakan
Dengan pecahnya membran inti, kromosom
menjadi berbeda dan tersusun dalam posisi
melingkar, yang dikenal sebagai hollow
spindle atau prometaphase rosette.
29
P rofase .
Di permulaan profase, mikrotubulus
sitoplasma, yang merupakan bagian
sitoskeleton, dibongkar membentuk bagian
besar dari molekul tubulin kemudian
digunakan kembali dari membentuk
komponen utama aparatus mitosis, spindel
mitotik.
Ini merupakan struktur fibrous bipolar,
sebagian besar tersusun atas mikrotubulus,
yang awalnya membentuk bagian luar inti.
Pasangan asli sentriol bereplikasi dengan
diawali segera sebelum fase S untuk
membentuk dua pasang sentriol akan 30
P rofase .
Setiap pasangan sentriol selanjutnya menjadi
bagian pusat mitosis yang membentuk fokus
untuk radial array mikrotubulus, yang disebut
aster.
Awalnya, kedua aster terbaring bersisian,
dekat ke selubung inti.
Pada akhir profase, berkas mikrotubulus polar
yang berinteraksi antara kedua aster (terlihat
sebagai serabut polar pada mikroskop
cahaya) memanjang dan tampak mendorong
kedua aster terpisah sepanjang bagian luar
inti.
Pada jalur ini, spindel mitotik bipolar 31
32
33
34
35
36
37
Gambar 4-8B.
Mendekati
Metafase. Kromosom
menunjukkan
kontraksi selanjutnya

38
Gambar 4-8C.
Condong berkumpul
menuju perifer
(hollow spindle)

39
Gambar 4-8D.
Kromosom berbaris
pada lempeng
metafase.
Perhatikan serabut
spindel menuju
satu titik pada
sentriol

40
P rom etafas
e Prometafase diawali dengan robeknya selubung inti,
yang akan terpisah menjadi fragmen-fragmen
membran yang tidak dapat dibedakan dari sebagian
retikulum endoplasmatetap terlihat di sekitar
spindel selama mitosis.
Struktur khusus kinetokor, dibentuk pada
permukaan sentromer dan akan dilekatkan pada
pasangan khusus mikrotubulus, yang disebut
serabut kinetokor atau mikrotubulus kinetokor
Serabut ini menyebar dengan arah yang berlawanan
dari sisi setiap kromosom dan berinteraksi dengan
serabut-serabut spindel bipolar.
Kromosom digerakkan dengan gerakan agitasi
melalui interaksi serabut kinetokornya dengan
komponen lain dari spindel.
41
M etafase

Pada fase sinematografi sel-sel hidup, kromosom


bergerak perlahan dan bergeliat hingga
kromosom ini benar-benar dibatasi pada sisi
ekuator membagi dua spindel mitosis.
Sebagai akibat alunan prometafase, susunan dari
seluruh kromosom sedemikian rupa
sentromernya terbaring pada satu sisi.
Serabut kinetokor bertanggung jawab dalam
membatasi separuh jalan kromosom antara
kutub spindel dan untuk mengorientasikannya
dengan aksis panjangnya pada sudut aksis
spindel yang tepat.
Setiap kromosom dipertahankan dengan kuat
pada lempeng metafase oleh pasangan
kinetokor, dengan serabut yang berhubungan
dengannya mengarahkan ke kutub yang 42
43
A nafase
Metafase dapat berakhir dalam beberapa jam.
Jika dipicu dengan sinyal khusus anafase dimulai
ketika pasangan kinetokor pada masing-masing
kromosom berpisah, mengikuti setiap kromatid ditarik
perlahan-lahan menuju kutub spindel.
Seluruh kromatid digerakkan menuju kutub
hadapannya dengan kecepatan yang sama.
Selama pergerakan ini, kinetokor memendek seiring
kromosom mendekati kutub.
Di sekitar waktu yang sama, serabut spindel
memanjang dan dua kutub spindel polar bergerak
saling menjauhi.
Segera setelah pemisahan, kromosom terlihat pada
kedua kutub sebagai massa yang berwarna gelap
(dark-staining mass).
Tahapan anafase secara tipikal berakhir hanya dalam
beberapa menit.
44
A nafase
Sementara itu, sel menjadi lebih panjang dan
konstriksi mulai terlihat pada level ekuator
metafase.
Proses pembelahan sitoplasma ini disebut
sitokinesis.
Meskipun sitokinesis biasanya mengikuti
pembelahan kromosom, kedua proses tidak
selalu saling ketergantungan.
Pembelahan kromosom dapat terjadi
tanpa sitokinesis ( menghasilkan sel
dengan menggandakan komplemen normal
kromosom).
Lebih jarang, pada beberapa spesies tingkat
45
A nafase
Konstriksi meluas antara dua sel anakan
hanya tersisa pita yang pendek pada
sitoplasma.
Pada titik ini, granul yang berbeda,
midbody, terkadang dapat terlihat
pada bagian terpendek pita sitoplasma.
Midbody dibentuk, paling tidak di
bagian, oleh serabut spindel yang
dikompresi menjadi berkas yang padat.
Signifikansi yang tepat dan nasib
midbody masih belum diketahui.
46
47
48
Telofase
Beberapa detail telofase perlu
mendapat perhatian.
Pada anafase akhir, setelah atau
selama sitokinesis, massa padat
kromosom mulai membengkak.
Pada material yang optimal, setiap
kromosom tampak membentuk vesikel
kecil yang berbeda, mungkin dengan
menginduksi pembentukan sebuah
segmen membran inti.
49
Telofase

Pada pembelahan abnormal, proses
terkadang berakhir pada tahapan ini
sel yang kemudian mengandung
sejumlah mikronuklei.
Secara normal, vesikel terlihat
bergabung cepat untuk membentuk
tubulus yang melengkung.
Vesikel dan membran tubulus dapat
robek, pada titik kontak akhirnya
membran inti yang kontinu terbentuk di
sekitar kedua kelompok kromatid 50
Telofase

Kromosom yang memanjang sekarang tampak
pada sudut yang benar dari dinding tubulus
menyerupai gambaran profase.
Garis besar inti secara bertahap menjadi
berkurang kelengkungannya, dan material
nukleolus tampak pada ujung dalam dari
nukleus.
Gambaran retikular inti telofase secara bertahap
pudar menjadi kurang berbeda dengan pola
interfase.
Ketika kromatid anakan yang telah terpisah, tiba
di kutub, serabut kinetokor menghilang.
Elongasi serabut kutub masih panjang kromatin
yang berkondensasi meluas satu kali 51
52
53
54
Gambar 4-10.
Permulaan
rekonstruksi
Telofase. Tiap
kromosom muncul dg
bentuk vesikel kecil.
Struktur ganda yang
gelap ditengah adalah
midbody yang terbelah

55
Gambar 4-12.
Vesikel yang berkonsolidasi ke dalam
tubulus 56
Gambar 4-13.
Tahap akhir Telofase
yang mulai
menyerupai
gambaran Profase.
Satu inti anakan masih
menunjukkan struktur
tubulus

57
Gambar 4-14.
Telofase. Anakan inti masih
menunjukkan bentuk berliku
tapi bukan gambaran dari
tubulus

58
M eiosi
s

Mekanisme fundamental meiosis


menyediakan kepastian bahwa setiap
sel-sel germinal membutuhkan
kelompokan yang tepat 23 homolog,
termasuk apakah sebuah kromosom X
atau sebuah kromosom Y.
Meiosis secara esensial terdiri dari dua
pembelahan yang terpisah
pembelahan meiotik pertama dan
kedua.
59
Pem belahan M eiotik Pertam a
Urutan profase pada pembelahan ini telah dibagi menjadi
beberapa tahapan :
Leptonema Kromosom berkondensasi sepanjang pita
melengkung
Zygonema kromosom homolog datang bersama
berpasangan, titik demi titik, sepanjang panjangnya
sinapsis homolog dan sinaps yang berbatasan sangat
dekat disebut dengan bivalent.
Pachynema pasangan menjadi sempurna, kromosom
menjadi lebih pendek dan lebih tebal. Setiap homolog bisa
tampak ganda menjadi dua kromatidnya empat unit
terlihat, dan bivalen menjadi tetrad.
Diplonema homolog mulai bergerak saling menjauh,
tetapi biasanya homolog ini selalu berlanjut untuk
bergabung pada satu titik atau lebih di sepanjang homolog.
Segmen yang terlibat berdekatan dengan titik yang
menyerupai sebuah X, ora cross, karenanya disebut
chiasma (plural, chiasmata) pada beberapa titik.
60
Diakinesis tetrad menjadi mengendur, sampai pada
C rossover

Penampakan chiasmata berhubungan dengan


perubahan timbal balik segmen homolog kromatid
yang bersinaps dengan erat pada tahapan awal.
Mungkin proses ini dapat lebih dipahami bila kita
memvisualisasi paternal homolog sebagai sebuah
kolom tunggal prajurit yang akan dibatasi oleh kolom
yang sama, homolog yang berasal dari maternal. Jika
sebagian kecil dari prajurit bertukar tempat dengan
kelompok yang berlawanan dalam jumlah yang
sama, komposisi setiap kolom akan menjadi berubah
sama sekali, tetapi gambaran umum tidak berubah.
Dalam terminologi genetik, telah terjadi crossover ,
dan setiap kolom sekarang merepresentasikan
kombinasi baru. (Gbr. 4-20)

61
Penelitian molekular terbaru
memperlihatkan bahwa terdapat
homologi DNA antara kromosom X dan
Y pada bagian distal lengan
pendeknya, di mana terdapat
kewajiban crossing over antara X dan Y
selama meiosis.
Sebagai akibatnya, pemetaan lokus
pada regio ini tidak memperlihatkan
pertautan yang tegas dari sisi jenis
kelamin; bersesuaian bahwa segmen
homolog kromosom X dan Y dikenal
sebagai regio pseudoautosomal. 62
Gambar 4-20.
Skema dari
crossover dari materi
genetik selama
pembelahan meiosis
pertama

63
Pem belahan M eiotik Kedua

Pembelahan meiotik kedua jauh lebih memiliki


hubungan erat dengan pembelahan somatik atau
mitosis, yang akan memisahkan kromatid.
Seluruh sel anakan yang dihasilkan adalah
haploid 23 kromosom.
Sebagai akibat crossing over dalam meiosis I,
kandungan genetik setiap sel haploid merupakan
gabungan dari gen paternal dan maternal.

64
Meiosis tidak hanya menyediakan
keperluan untuk mengurangi jumlah
kromosom dari sel-sel germinal,
mendasari semacam peluang yang
sangat meningkatkan variasi genetik.
Tidak hanya memperlakukan setiap sel
germinal dibuat homolog satu atau
lebih secara acak, tetapi homolog ini
sendiri dapat segera berubah melalui
perubahan segmen yang timbal balik.
Meiosis merupakan alasan prinsip
untuk keragaman yang tinggi, bahkan
di antara anggota keluarga yang sama. 65
66
H ubungan antara Kanker dan Siklus Sel

Kanker, disebabkan oleh perubahan genetik


multipel pada gen yang mengontrol:
proliferasi
differensiasi
apoptosis (programmed cell death)

Banyak gen yang mengalami mutasi pada


kanker, secara langsung terlibat dalam regulasi
siklus pembelahan sel.

Dua kelompok gen kanker :


oncogene, bentuk mutasi dari gen, fungsi normalnya
untuk menstimulasi proliferasi sel.
tumor suppressor gene, fungsi normalnya
membatasi pertumbuhan sel. 67
Tum or suppressor genes
Gen ini secara khusus mengkode protein yang menginhibisi
pertumbuhan sel.

Gene Rb (mengalami mutasi pada kanker Retinoblastoma),


Mengkode protein pRb yang mencegah sel untuk tumbuh dan
memproduksi protein penting yang dibutuhkan dalam sintesis DNA
yang terjadi dalam replikasi sel.

Tumor-suppressor gene p53 (dinamakan sesuai dengan berat


molekulnya, yaitu 53.000 dalton) memiliki banyak fungsi, tetapi
aksi paling utamanya adalah kemampuannya untuk
menginduksi apoptosis, saat mendeteksi adanya kerusakan
DNA dan tidak terjadi DNA-repair.

Namun, sudah banyak tumor-suppressor gen yang telah


diidentifikasi, tetapi sejauh ini pRB and p53 adalah yang paling
penting.
Paling sering mengalami deregulasi pada kanker manusia
Meregulasi siklus sel secara langsung
68
69
70
Terima
kasih

71

Anda mungkin juga menyukai