2
SIKLUS SEL Kejadian-kejadian meliputi
kehidupan dari sebuah sel mulai dari kelahiran
hingga akhir dari pembelahan mitosis, di mana
identitas genomik sel, yang diperlengkapi dalam
DNA, harus dipersiapkan.
Teknologi genetik molekular telah sangat
memajukan pengetahuan kita tentang proses
yang meliputi progresivitas siklus sel.
Siklus sel normal memperlihatkan mekanisme
kompleks untuk mendeteksi dan memperbaiki
DNA yang rusak.
Mengganggu keseimbangan kompleks dari
proses seluler ini telah membawa konsekuensi
yang dramatis dan tragis.
Disregulasi meiosis seringkali dimanifestasikan
sebagai gangguan genetik, sedangkan
disregulasi mitosis dapat mengakibatkan 3
4
Apa yang dim aksud dengan siklus
sel?
5
RegulasiSiklus Sel
6
7
Catatan penting untuk siklus sel
Pada siklus sel mamalia terdapat checkpoint kritis yang
disebut Restriction Point (R)
Sebelum R, sel bergantung pada stimulus eksternal
(faktor pertumbuhan) untuk melanjutkan proses G1.
Setelah R, sel menjadi independen terhadap stimulus
mitogen eksternal dan dapat menyelesaikan siklus
pembelahan sel secara otomatis.
8
KontrolSiklus Sel
14
Setelah mengikuti penyempurnaan
pembelahan sel mitosis, sebagian besar
sel somatik normal meninggalkan siklus
sel dan memasuki fase istirahat
postmitosis (G0), dibandingkan
melanjutkan ke fase G1.
Mekanisme pencetus yang tidak diketahui
dalam pembelahan sel, diaktivasi selama
G0; mengakibatkan sel memasuki fase G1
dan melakukan pembelahan.
Pada kenyataannya, eksperimen
menunjukkan bahwa point of no return,
yang dikenal sebagai restriction point (R),
terjadi di akhir G1.
15
Setelah sel melewati titik ini, sel-sel akan
menyempurnakan sisa siklusnya dengan
kecepatan yang normal, tanpa
memperhatikan kondisi eksternal.
Waktu yang dibutuhkan sel dalam fase G2
dan S relatif konstan.
Satu pengecualian yang menarik adalah
pada epidermis kulit, di mana beberapa sel
yang tersisa pada fase G2 dan kemudian
mampu melanjutkan pembelahan cepat
dalam penyembuhan luka.
16
Baik fase S dan M diaktivasi oleh
protein kinase tertentu, yang berfungsi
pada tahapan spesifik siklus sel.
Setiap kinase, paling tidak terdiri dari
dua subunit, yang satu cyclin,
dinamakan begitu karena berperan
dalam siklus sel.
Ada beberapa cyclin yang terlibat
dalam regulasi untuk memasuki fase-
fase siklus sel dan cyclin ini akan
didegradasi setelah memberikan
manfaatnya atau setelah sel 17
Sel-sel pada tubuh manusia membelah
dengan kecepatan yang sangat berbeda.
Beberapa sel, seperti neuron matang,
jantung dan otot lurik, dan eritrosit matang,
tidak akan membelah lagi atau mungkin
hanya di bawah keadaan-keadaan tertentu.
Sel-sel yang lain, seperti sel-sel epitel yang
membatasi permukaan dalam dan luar tubuh
(contoh : usus halus, paru dan kulit)
membelah secara kontinu dan relatif cepat
sepanjang hidup seseorang.
Sebagian besar sel-sel somatik jarang
membelah dan durasi siklus selnya bisa 100
hari atau lebih.
18
Waktu rata-rata untuk siklus mitosis pada
sebagian besar tipe sel sekitar 16 jam pada sel
manusia dan mamalia lain, yang dibagi sebagai
berikut :
fase S 6-8 jam
fase G2 4 jam
fase M 1-2 jam.
Fase M dan, khususnya G1 dapat menunjukkan
variasi durasi.
Sebagian besar bukti yang tersedia
memperkirakan bahwa periode M dan G1 ini,
lebih panjang pada sel-sel kanker dibandingkan
sel-sel jinak, atau paling tidak pada populasi sel
jinak yang secara normal memiliki turnover
cepat.
Banyak jaringan membutuhkan lebih dari 16 jam 19
Meskipun suatu sel bisa menduplikasi
keseluruhan DNA kromosomnya dalam
waktu minimal 7-8 jam, kromosom
secara individual atau segmen
kromosom bereplikasi tidak secara
sinkronbisa saling mendahului dan
lebih cepat satu sama lain.
Kemudian, beberapa kromosom atau
segmen-segmen kromosom tersebut
akan menyempurnakan sintesis DNA
nya sebelum sel mulai bereplikasi.
Ketidaksinkronan ini tidak mengikuti
pola yang sederhana. 20
Sintesis tidak seharusnya berawal pada satu
titik dan menyebar seragam di sepanjang
kromosom, dapat dimulai pada beberapa
tempat pada sebuah kromosom tunggal, saat
yang lain menunggu gilirannya untuk
replikasi DNA.
Fenomena yang dapat diulang adalah
replikasi akhir pada salah satu dari dua
kromosom X pada sel wanita normal atau
pada sel-sel dengan kromosom X lebih dari
satu.
Kelihatannya, kromosom X ini menyelesaikan
replikasinya lebih akhir dibandingkan
kromosom yang lain pada sel tersebut.
Jumlah kromosom X yang bereplikasi akhir
biasanya kurang satu dari jumlah total 21
Kromosom tidak dapat dilihat di bawah
mikroskop cahaya, kecuali pada fase M
siklus sel.
Kondisi fisik dari siklus sel selama
interfase (G1, S dan G2) tidak
diketahui, tetapi tidak bisa diamatinya
kemungkinan o/k elongasi yang
sangat pesat.
Dugaan akhir adalah kromosom
kehilangan struktur linearnya dan
mengalami disolusi dalam
nukleoplasma adalah tidak mungkin
Hal ini memperkenalkan kompleksitas
yang tidak perlu menuju analisis 22
Penelitian terbaru tentang
kromosom menggunakan
pembuktian fluoresen untuk
gambaran kromosom kromosom
mempertahankan identitasnya yang
berbeda selama interfase sehingga
posisinya dalam inti relatif konstan
sepanjang hidup dari sel.
23
Terdapat dua bentuk pem belahan sel:
MEIOSIS MITOSIS
Terjadi selama
pembentukan gamet
(seperti spermatozoa dan
ovum)
Tujuan mengurangi Mempengaruhi seluruh
jumlah kromosom menjadi sel-sel lainnya (sel
setengahnya (pada somatik) yang dikenal
manusia, dari 46 23) dengan mitosis.
pada gamet, sehingga Tujuan reproduksi sel-
penggabungan sebuah sel somatik, masing-
spermatozoa dengan masing membawa
sebuah ovum (fertilisasi komplemen penuh dari
ovum) akan menghasilkan kromosom
organisme yang memiliki
komplemen penuh dari 24
TAH APAN -TAH APAN M ITO SIS
Makhluk hidup tumbuh dan menjaga dirinya
dalam ukuran besar karena sel-selnya mampu
bermultiplikasi dengan pembelahan yang
berurutan.
Langkah-langkah yang diobservasi pada
pembelahan inti disebut mitosis, atau lebih
tepatnya pembelahan mitosis.
Meskipun tahapan-tahapan pembelahan inti tidak
memiliki batas yang jelas, tetapi dapat dibagi
atas :
Profase
Prometafase
Metafase
Anafase
Telofase 25
Mitosis merupakan proses yang
kompleks, yang meliputi pemecahan
selubung inti, kondensasi kromosom,
dan segregasi kromosom.
Deskripsi ringkas dari tahapan ini
akan diberikan untuk memberikan
bingkai pemikiran untuk hal-hal yang
akan didiskusikan.
26
Profase mulai dari tanda-tanda yang dapat
dilihat pertama dari pembelahan sel hingga
pemecahan selubung inti
Selama profase, kromosom telah
berkondensasi dan tampak sebagai struktur
mirip batang panjang (long rod-like structure)
Prometafase diawali dengan rusaknya
selubung inti.
Metafase adalah periode di mana kromosom
berbaris pada lempeng sentral
Anafase dimulai dengan pemisahan kasar
kromatid menjadi kromosom-kromosom
anakan dan bergerak ke arah kutub sel yang
berlawanan
Akhirnya membran inti disusun kembali
selama Telofase 27
P rofase
Transisi dari fase G2 ke fase M pada siklus sel
merupakan even yang tidak berbatas tegas.
Kromatin, yang difus saat interfase, perlahan-
lahan berkondensasi menjadi kromosom yang
jelas, jumlah yang tepat merupakan
karakteristik dari spesies tertentu, setiap
kromosom telah berduplikasi selama
permulaan fase S dan terdiri dari dua
kromatid anakan yang bergabung pada titik
tertentu yang disebut sentromer sepanjang
kromatid tersebut.
Ketika kromosom berkondensasi, nukleolus
mulai dibongkar dan secara bertahap
menghilang.
28
P rofase .
Di antara inti itu sendiri, tanda pertama dari
profase adalah aksentuasi dari kromosenter
dan pola seperti jaring (net-like pattern).
Beberapa kondensasi kromatin tampak di
bagian perifer inti, kemudian pita tipis
kromatin meluas ke pusat inti.
Di saat ini, dapat digandakan menjadi dua
kromatid atau kromosom anakan
Dengan pecahnya membran inti, kromosom
menjadi berbeda dan tersusun dalam posisi
melingkar, yang dikenal sebagai hollow
spindle atau prometaphase rosette.
29
P rofase .
Di permulaan profase, mikrotubulus
sitoplasma, yang merupakan bagian
sitoskeleton, dibongkar membentuk bagian
besar dari molekul tubulin kemudian
digunakan kembali dari membentuk
komponen utama aparatus mitosis, spindel
mitotik.
Ini merupakan struktur fibrous bipolar,
sebagian besar tersusun atas mikrotubulus,
yang awalnya membentuk bagian luar inti.
Pasangan asli sentriol bereplikasi dengan
diawali segera sebelum fase S untuk
membentuk dua pasang sentriol akan 30
P rofase .
Setiap pasangan sentriol selanjutnya menjadi
bagian pusat mitosis yang membentuk fokus
untuk radial array mikrotubulus, yang disebut
aster.
Awalnya, kedua aster terbaring bersisian,
dekat ke selubung inti.
Pada akhir profase, berkas mikrotubulus polar
yang berinteraksi antara kedua aster (terlihat
sebagai serabut polar pada mikroskop
cahaya) memanjang dan tampak mendorong
kedua aster terpisah sepanjang bagian luar
inti.
Pada jalur ini, spindel mitotik bipolar 31
32
33
34
35
36
37
Gambar 4-8B.
Mendekati
Metafase. Kromosom
menunjukkan
kontraksi selanjutnya
38
Gambar 4-8C.
Condong berkumpul
menuju perifer
(hollow spindle)
39
Gambar 4-8D.
Kromosom berbaris
pada lempeng
metafase.
Perhatikan serabut
spindel menuju
satu titik pada
sentriol
40
P rom etafas
e Prometafase diawali dengan robeknya selubung inti,
yang akan terpisah menjadi fragmen-fragmen
membran yang tidak dapat dibedakan dari sebagian
retikulum endoplasmatetap terlihat di sekitar
spindel selama mitosis.
Struktur khusus kinetokor, dibentuk pada
permukaan sentromer dan akan dilekatkan pada
pasangan khusus mikrotubulus, yang disebut
serabut kinetokor atau mikrotubulus kinetokor
Serabut ini menyebar dengan arah yang berlawanan
dari sisi setiap kromosom dan berinteraksi dengan
serabut-serabut spindel bipolar.
Kromosom digerakkan dengan gerakan agitasi
melalui interaksi serabut kinetokornya dengan
komponen lain dari spindel.
41
M etafase
55
Gambar 4-12.
Vesikel yang berkonsolidasi ke dalam
tubulus 56
Gambar 4-13.
Tahap akhir Telofase
yang mulai
menyerupai
gambaran Profase.
Satu inti anakan masih
menunjukkan struktur
tubulus
57
Gambar 4-14.
Telofase. Anakan inti masih
menunjukkan bentuk berliku
tapi bukan gambaran dari
tubulus
58
M eiosi
s
61
Penelitian molekular terbaru
memperlihatkan bahwa terdapat
homologi DNA antara kromosom X dan
Y pada bagian distal lengan
pendeknya, di mana terdapat
kewajiban crossing over antara X dan Y
selama meiosis.
Sebagai akibatnya, pemetaan lokus
pada regio ini tidak memperlihatkan
pertautan yang tegas dari sisi jenis
kelamin; bersesuaian bahwa segmen
homolog kromosom X dan Y dikenal
sebagai regio pseudoautosomal. 62
Gambar 4-20.
Skema dari
crossover dari materi
genetik selama
pembelahan meiosis
pertama
63
Pem belahan M eiotik Kedua
64
Meiosis tidak hanya menyediakan
keperluan untuk mengurangi jumlah
kromosom dari sel-sel germinal,
mendasari semacam peluang yang
sangat meningkatkan variasi genetik.
Tidak hanya memperlakukan setiap sel
germinal dibuat homolog satu atau
lebih secara acak, tetapi homolog ini
sendiri dapat segera berubah melalui
perubahan segmen yang timbal balik.
Meiosis merupakan alasan prinsip
untuk keragaman yang tinggi, bahkan
di antara anggota keluarga yang sama. 65
66
H ubungan antara Kanker dan Siklus Sel
71