PENDAHULUAN
Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik(tanpa
oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik, akan tetapi,
terdapat definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam
lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor elektron eksternal.
Fermentasi dalam pemrosesan bahan pangan adalah pengubahan karbohidrat menjadi
alkohol dan karbondioksida atau asam amino organik menggunakan ragi,bakteri, fungi atau
kombinasi dari ketiganya di bawah kondisi anaerobik. Perilaku mikroorganisme terhadap
makanan dapat menghasilkan dampak positif maupun negatif, dan fermentasi makanan biasanya
mengacu pada dampak positifnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu fermentasi?
2. Apa saja manfaat fermentasi?
3. Apa saja tipe fermentasi?
4. Apa saja macam-macam fermentasi?
5. Bagaimana prinsip fermentasi secara umum?
6. Apa saja faktor yang mempengaruhi fermentasi?
C. Tujuan
1. Mengetahui apa itu fermentasi
2. Mengetahui manfaat fermentasi
3. Mengetahui tipe fermentasi
4. Mengetahui macam-macam fermentasi
5. Mengetahui bagaimana prinsip fermentasi secara umum
6. Mengetahui apa saja faktor yang mempengaruhi fermentasi
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Fermentasi
Fermentasi berasal dari bahasa Latin fervere yang berarti mendidihkan. Seiring
perkembangan teknologi, definisi fermentasi meluas, menjadi semua proses yang melibatkan
mikroorganisme untuk menghasilkan suatu produk yang disebut metabolit primer dan sekunder
dalam suatu lingkungan yang dikendalikan. Pada mulanya istilah fermentasi digunakan untuk
menunjukkan proses pengubahan glukosa menjadi alcohol yang berlangsung secara anaerob.
Namun, kemudian istilah fermentasi berkembang lagi menjadi seluruh perombakan senyawa
organik yang dilakukan mikroorganisme yang melibatkan enzim yang dihasilkannya. Dengan
kata lain, fermentasi adalah perubahan struktur kimia dari bahan-bahan organik dengan
memanfaatkan agen-agen biologis terutama enzim sebagai biokatalis.
Manfaat Fermentasi
Manfaat utama fermentasi adalah pengubahan karbohidrat menjadi asam organik yang bersifat
mengawetkan makanan. Contoh fermentasi yaitu jus anggur yang difermentasi menjadi minuman
anggur, gandum menjadi bir, dan sebagainya. Fermentasi menjadikan makanan lebih tahan lama.
Setidaknya ada lima manfaat fermentasi:
Memperkaya variasi makanan dengan mengubah aroma, rasa, dan tekstur makanan
Mengawetkan makanan dengan menghasilkan sejumlah asam laktat, alkohol, dan asam
asetat dalam jumlah yang signifikan
Memperkaya nutrisi makanan dengan menambahkan sejumlah protein, asam amino, serta
vitamin
Mengeliminasi senyawa anti nutrien
Mengurangi waktu dan sumber daya yang diperlukan dalam memproses makanan
Tipe Fermentasi
A. Tipe Aerobik
Istilah aerobik yang digunakan dalam proses penanganan secara biologis berarti proses di
mana terdapat oksigen terlarut (memerlukan oksigen). Oksidasi bahan organik menggunakan
molekul oksigen sebagai aseptor elektron terakhir adalah proses utama yang menghasilkan energi
kimia untuk mikroorganisme. Mikroba yang menggunakan oksigen sebagai aseptor elektron
terakhir adalah mikroorganisme aerobik, sedangkan sebaliknya disebut anaerobik.
Organisme aerobik atau aerob adalah organisme yang melakukan metabolisme dengan
bantuan oksigen. Aerob, dalam proses dikenal sebagai respirasi sel, menggunakan oksigen untuk
mengoksidasi substrat (sebagai contoh gula dan lemak) untuk memperoleh energi.
Energi yang dilepaskan pada reaksi ini sebesar 2880 kJ per mol, yang disimpan dalam
regenerasi 38 ATP dari 38 ADP per glukosa. Angka ini 19 kali lebih besar daripada yang
dihasilkan reaksi anaerobik. Organisme eukariotik (semua kecuali bakteri) hanya memperoleh 36
ATP yang diregenerasi dari ADP dalam proses ini. Hal ini disebabkan terdapat membran yang
harus dilewati oleh transport aktif.
Persamaan ini merupakan rangkuman dari apa yang sesungguhnya terjadi dalam tiga seri
reaksi biokimia: glikolisis, siklus Krebs, dan oxidative phosphorylation.
Hampir semua hewan, sebagian besar jamur (fungi), dan beberapa bakteri adalah aerob
obligat. Sebagian besar organisme anaerobik adalah bakteri. Menjadi aerob obligat, walaupun
menguntungkan dalam memperoleh energi, berarti juga harus menghadapi stress oksidatif.
Ragi sebagai contoh adalah aerob fakultatif. Sel-sel pada manusia juga merupakan aerob
fakultatif: mereka akan melakukan fermentasi asam laktat jika tidak mendapatkan oksigen. Akan
tetapi, hal ini tidak dapat berlangsung terus menerus sehingga manusia termasuk dalam aerob
obligat.
Contoh dari bakteri aerob obligat adalah: Nocardia (Gram positif), Pseudomonas
aeruginosa (Gram negatif), Mycobacterium tuberculosis (Acid Fast), and Bacillus (Gram
positif).
B. Anaerobik
Anaerobik adalah kata teknis yang secara harfiah berarti "tanpa udara" (dimana "udara"
biasanya berarti oksigen). Kata yang berlawanan dengannya adalah aerobik. Dalam pengolahan
limbah, tidak adanya oksigen dinamakan sebagai 'anoxic'; sedangkan anaerobik digunakan untuk
mengindikasikan tidak adanya akseptor elektron (nitrat, sulfat atau oksigen)
Anaerobik juga dapat merujuk pada:
Aktifitas anaerobik, pemecahan bahan-bahan organis oleh bakteri dalam keadaan tanpa
oksigen
Latihan anaerobik, merupakan salah satu bentuk latihan olah raga.
Anaerobik glikolisis, perubahan dari gula menjadi alkohol dengan menggunakan ragi -
lihat Fermentasi
Organisme anaerobik, setiap organisme yang tidak membutuhkan oksigen untuk
tumbuh
Respirasi anaerobik, oksidasi molekul tanpa oksigen.
Oksidasi ammonium anaerobik, anammox, proses mikrobial yang
menggabungkan ammonium dan nitrit.
Organisme anaerobik atau anaerob adalah setiap organisme yang tidak memerlukan
oksigen untuk tumbuh.
Anaerob obligat akan mati bila terpapar pada oksigen dengan kadar atmosfer.
Anaerob fakultatif dapat menggunakan oksigen jika tersedia.
Organisme aerotoleran dapat hidup walaupun terdapat oksigen di sekitarnya,
tetapi mereka tetap anaerobik karena mereka tidak menggunakan oksigen sebagai
terminal electron acceptor (akseptor elektron terminal).
Mikroaerofil adalah organisme yang dapat menggunakan oksigen, tetapi hanya pada
konsentrasi yang rendah (rentang mikromolar rendah); pertumbuhannya dihambat oleh level
oksigen yang normal (sekitar 200 mikromolar). Nanaerob adalah organisme yang tidak dapat
tumbuh bila terdapat konsentrasi mikromolar oksigen, tetapi dapat tumbuh dan diuntungkan pada
konsentrasi nanomolar oksigen.
Anaerob obligat dapat menggunakan fermentasi atau respirasi anaerobik. Jika terdapat
oksigen, anaerob fakultatif menggunakan respirasi aerobik; tanpa oksigen beberapa diantaranya
berfermentasi, beberapa lagi menggunakan respirasi anaerobik. Organisme aerotoleran hanya
dapat berfermentasi. Mikroaerofil melakukan respirasi aerobik, dan beberapa diantaranya dapat
juga melakukan respirasi anaerobik.
Energi yang dilepaskan pada persamaan ini sekitar 150 kJ per mol, yang disimpan dalam
regenerasi dua ATP dari ADP per glukosa. Ini hanya 5% energi per molekul gula daripada yang
dapat dihasilkan oleh reaksi aerobik.
Tumbuhan dan jamur (contohnya ragi) biasanya melakukan fermentasi alkohol (etanol)
ketika oksigen terbatas melalui reaksi berikut:
Energi yang dilepaskan sekitar 180 kJ per mol, yang disimpan dalam regenerasi dua ATP
dari ADP per glukosa.
Bakteri anaerobik dan archaea menggunakan jalur ini dan beberapa jalur lainnya dalam
melakukan fermentasi seperti: fermentasi asam propionat, fermentasi asam butirat, fermentasi
pelarut, fermentasi asam campuran, fermentasi butanediol, fermentasi Stickland, asetogenesis
atau metanogenesis.
Beberapa bakteri anaerobik menghasilkan toksin (racun) seperti toksin tetanus atau
botulinum yang sangat berbahaya bagi organisme yang lebih besar, termasuk manusia.
Anaerob obligat akan mati bila terdapat oksigen karena tidak adanya enzim superoksida
dismutase dan katalase yang dapat mengubah superoksida berbahaya yang timbul dalam selnya
karena adanya oksigen.
Prinsip Fermentasi
Untuk hidup, semua organisme membutuhkan sumber-sumber energi yang diperoleh dari
metabolisme bahan pangan dimana organisme terdapat didalamnya. Bahan baku energi yang
paling banyak digunakan adalah glukosa. Dengan adanya oksigen, beberapa mikroorganisme
mencerna glukosa dan menghasilkan air, karbondioksida, dan sejumlah besar energi (ATP) yang
digunakan untuk tumbuh. Proses ini merupakan metabolisme aerobik. Akan tetapi, beberapa
mikroorganisme dapat mencerna bahan baku energinya tanpa adanya oksigen dan sebagai
hasilnya bahan baku energi ini hanya sebagian yang dipecah. Hasilnya hanya berupa sejumlah
kecil energi, karbondioksida, air, dan produk akhir metabolik yang berupa sejumlah besar asam
laktat, asam asetat, dan etanol serta sejumlah kecil asam organik volatil lainnya (alkohol dan
ester dari alkohol tersebut). Proses ini disebut juga fermentasi yang timbul sebagai hasil
metabolisme tipe anaerobik. Mikroorganisme yang paling berperan penting dalam proses
fermentasi adalah bakteri pembentuk asam laktat, bakteri pembentuk asam asetat, dan beberapa
jenis khamir penghasil alkohol. Jenis-jenis kapang tertentu juga berperan utama dalam
fermentasi beberapa bahan pangan. Sifat-sifat bahan pangan hasil fermentasi ditentukan oleh
mutu dan sifat bahan pangan itu sendiri, perubahan yang terjadi sebagai hasil fermentasi
mikroorganisme dan interaksi yang terjadi sebagai hasil fermentasi mikroorganisme dan interaksi
yang terjadi antara produk dari kegiatankegiatan tersebut dan zat-zat yang merupakan pembentuk
bahan pangan tersebut. Fermentasi oleh mikroorganisme yang dikehendaki akan memberikan
flavor, bentuk, dan tekstur yang baik pada produk hasil fermentasinya.
Macam-macam Fermentasi
A. Fermentasi Asam Laktat
Fermentasi asam laktat yaitu fermentasi dimana hasil akhirnya adalah asam laktat.
Peristiwa ini dapat terjadi di otot dalam kondisi anaerob.
Prosesnya :
B. Fermentasi Alkohol
Pada beberapa mikroba peristiwa pembebasan energi terlaksana karena asam piruvat
diubah menjadi asam asetat + CO2 selanjutaya asam asetat diabah menjadi alkohol.
Dalam fermentasi alkohol, satu molekul glukosa hanya dapat menghasilkan 2 molekul
ATP, bandingkan dengan respirasi aerob, satu molekul glukosa mampu menghasilkan 38
molekul ATP.
Reaksinya :
enzim
Ringkasan reaksi :
Fermentasi asam cuka merupakan suatu contoh fermentasi yang berlangsung dalam
keadaan aerob. Fermentasi ini dilakukan oleh bakteri asam cuka (Acetobacter aceti) dengan
substrat etanol.
Energi yang dihasilkan 5 kali lebih besar dari energi yang dihasilkan oleh fermentasi
alkohol secara anaerob.
Reaksi:
aerob
C6H12O6 > 2 C2H5OH > 2 CH3COOH + H2O + 116 kal
(glukosa) bakteri asam cuka asam cuka
Syarat-syarat Fermentasi
Dalam fermentasi makanan tentunya membutuhkan mikroba sebagai media yang diharapkan
akan menghasilkan suatu produk baru dengan nilai yang tinggi. Persiapan atau pengawetan
bahan pangan dengan cara fermentasi tergantung pada produksi mikroorganisme tertentu.
Perubahan-perubahan biokimia yang terjadi karena fermentasi mikroba ada yang bersifat
menguntungkan dan ada yang bersifat merugikan, oleh karena itu dalam melakukan fermentasi
ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar dapat membuat mikroba dapat bekerja dengan
optimal, yaitu :
1. Murni
Mikroba yang akan di biakkan harus dalam keadaan murni atau steril hal ini bertujuan untuk
membantu menghasilkan produk yang berkualitas tinggi.
2. Unggul
Mikroba yang digunakan haruslah memiliki sifat unggul yang berarti bahwa mikroba yang
diharapkan adalah mikroba yang menguntungkan
3. Stabil
Kestabilan mikroba sangatlah dibutuhkan karena jika mikroba hidup tidak stabil maka
proses penanganan dan produksi akan terganggu, bisa saja dalam proses pemanfaatannya
mikroba sewaktu-waktu akan mati.
4. Bukan pathogen
Tentunya mikroba yang akan digunakan bukanlah mikroba yang bersifat pathogenic baik
bagi manusia maupun hewan.
5. Mampu tumbuh cepat dalam substrat dan lingkungan yang cocok untuk memperbanyak diri.
6. Mudah dibudidayakan dalam jumlah yang besar.
7. Mikroorganisme harus memiliki kemampuan untuk mengatur ketahan fisiologi dan memiliki
enzim essential yang mudah dan banyak supaya perubahan-perubahan kimia yang
dikehendaki dapat terjadi.
8. Kondisi lingkungan yang diperlukan bagi pertumbuhan harus sesuai supaya produksi
maksimum
Adapun syarat lainnya yang perlu diperhatikan dalam proses fermentasi yaitu :
1. Oksigen, organisme membutuhkan oksigen untuk pertumbuhan
2. Nilai pH, untuk fermentasi pH diatur dan dijaga sekitar 6 7
3. Suhu, suhu optimum untuk pertumbuhan mikroba sekitar 28C 30C
4. Substrat, kebutuhan organisme akan substrat berbeda, ada yang memerlukan substrat
lengkap dan substrat sederhana (Suwaryono, 1988)
http://makalahsmkn7.blogspot.co.id/
http://lutfi-nurul-aulia.blogspot.co.id/2012/07/makalah-biologi-bioteknologi-fermentasi.html
www.scribd.com