A. BIOTEKNOLOGI KONVENSIONAL
1) Yoghurt
Untuk membuat yoghurt, susu dipasteurisasi terlebih dahulu, selanjutnya sebagian besar lemak
dibuang. Mikroorganisme yang berperan dalam pembuatan yoghurt, yaitu Lactobacillus bulgaricus
dan Streptococcus thermophillus. Kedua bakteri tersebut ditambahkan pada susu dengan jumlah
yang seimbang, selanjutnya disimpan selama ± 5 jam pada temperature 45oC. Selama penyimpanan
tersebut pH akan turun menjadi 4,0 sebagai akibat dari kegiatan bakteri asam laktat. Selanjutnya
susu didinginkan dan dapat diberi cita rasa.
2) Keju
Dalam pembuatan keju digunakan bakteri asam laktat, yaitu Lactobacillus dan Streptococcus. Bakteri
tersebut berfungsi memfermentasikan laktosa dalam susu menjadi asam laktat. Proses pembuatan
keju diawali dengan pemanasan susu dengan suhu 90oC atau dipasteurisasi, kemudian didinginkan
sampai
30oC. Selanjutnya bakteri asam laktat dicampurkan. Akibat dari kegiatan bakteri tersebut pH
menurun dan susu terpisah menjadi cairan whey dan dadih padat, kemudian ditambahkan enzim
renin
dari lambung sapi muda untuk mengumpulkan dadih. Enzim renin dewasa ini telah digantikan
dengan enzim buatan, yaitu klimosin. Dadih yang terbentuk selanjutnya dipanaskan pada
temperatur
32oC – 420oC dan ditambah garam, kemudian ditekan untuk membuang air dan disimpan agar
matang. Adapun whey yang terbentuk diperas lalu digunakan untuk makanan sapi.
3)Mentega
Pembuatan mentega menggunakan mikroorganisme Streptococcus lactis dan Lectonostoceremoris.
Bakteri-bakteri tersebut membentuk proses pengasaman. Selanjutnya, susu diberi cita rasa tertentu
dan lemak mentega dipisahkan. Kemudian lemak mentega diaduk untuk menghasilkan mentega
yang siap dimakan.
Dalam pembuatan kecap, jamur, Aspergillus oryzae dibiakkan pada kulit gandum terlebih dahulu.
Jamur Aspergillus oryzae bersama-sama dengan bakteri asam laktat yang tumbuh pada kedelai
yang telah dimasak menghancurkan campuran gandum. Setelah proses fermentasi karbohidrat
berlangsung cukup lama akhirnya akan dihasilkan produk kecap.
2)Tempe
Tempe kadang-kadang dianggap sebagai bahan makanan masyarakat golongan menengah ke bawah,
sehingga masyarakat merasa gengsi memasukkan tempe sebgai salah satu menu makanannya. Akan
tetapi, setelah diketahui manfaatnya bagi kesehatan, tempe mulai banyak dicari dan digemari
masyarakat dalam maupun luar negeri. Jenis tempe sebenarnya sangat beragam, bergantung pada
bahan dasarnya, namun yang paling luas penyebarannya adalah tempe kedelai. Tempe mempunyai
nilai gizi yang baik. Di samping itu tempe mempunyai beberapa khasiat, seperti dapat mencegah dan
mengendalikan diare, mempercepat proses penyembuhan duodenitis, memperlancar pencernaan,
dapat menurunkan kadar kolesterol, dapat mengurangi toksisitas, meningkatkan vitalitas, mencegah
anemia,
menghambat ketuaan, serta mampu menghambat resiko jantung koroner, penyakit gula, dan
kanker.
Untuk membuat tempe, selain diperlukan bahan dasar kedelai
juga diperlukan ragi. Ragi merupakan kumpulan spora mikroorganisme, dalam hal ini kapang. Dalam
proses pembuatan tempe paling sedikit diperlukan empat jenis kapang dari genus Rhizopus, yaitu
Rhyzopus oligosporus, Rhyzopus stolonifer, Rhyzopus arrhizus, dan Rhyzopus oryzae. Miselium dari
kapang tersebut akan mengikat keping-keping biji kedelai dan memfermentasikannya menjadi
produk tempe. Proses fermentasi tersebut menyebabkan terjadinya perubahan kimia pada protein,
lemak, dan karbohidrat. Perubahan tersebut meningkatkan kadar protein tempe sampai sembilan
kali lipat.
c)Tape
Tape dibuat dari bahan dasar ketela pohon dengan menggunakan sel-sel ragi. Ragi menghasilkan
enzim yang dapatmengubah zat tepung menjadi produk yang berupa gula dan alkohol. Masyarakat
kita membuat tape tersebut berdasarkan pengalaman.
B.BIOTEKNOLOGI MODERN
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, para ahli teknlogi mulai mengembangkan
bioteknologi dengan memanfaatkan prinsip ilmiah melalui penelitian dan berupaya menghasilkan
produk secara efektif dan efisien. Bioteknologi tidak hanya di manfaatkan dalam industri makanan,
tetapi telah mencakup berbagai bidang seperti rekayasa genetika, penanganan polusi, penciptaan
sumber energi dan lainnya. Dengan adanya penelitian serta perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, maka bioteknologi makin besar manfaatnya untuk masa yang akan datang. Berikut
beberapa penerapan bioteknologi yang akan di bahas:
A. Rekayasa Genetika
Rekayasa genetika merupakan suatu cara memanipulasikan gen untuk menghasilkan mahluk hidup
baru dengan sifat yang diinginkan. Rekayasa genetika disebut juga pencakokan gen atau rekombinasi
DNA.
Dalam rekayasa genetika digunakan DNA untuk menggabungkan sifat mahluk hidup. Hal itu karena
DNA dari setiap mahluk hidup mempunyai struktur yang sama, sehingga dapat direkomendasikan.
Selanjutnya DNA tersebut akan mengatur sifat mahluk hidup secara turun temurun. Untuk
mengubah DNA sel dapat dilakukan dengan beberapa cara, misalnya melalui transplantasi inti, fusi
sel, teknologi plasmid dan rekomendasi DNA. Berikut penjelasannya :
A. Transplantasi Inti
Transplantasi inti adalah pemindahan inti dari suatu sel ke sel yang lain agar didapatkan individu
baru dengan sifat yang sesuai dengan inti yang di terimanya. Sebagai contoh, tansplantasi inti
pernah di lakukan pada sel katak. Inti sel yang dipindahkan adalah inti dari sel usus katak yang
bersifat diploid, inti sel tersebut di masukan ke dalam ovum tanpa inti sehingga terbentuk terbentuk
ovum dengan inti diploid. Setelah diberi inti baru, ovum membelah secara mitosis berkali – kali
sehingga terbentuklah morula yang berkembang menjadi blastula. Blastula tersebut selanjutnya
dipotong-potong menjadi banyak sel dan d iambi intinya. Kemudian inti-inti tersebut dimasukan ke
dalam ovum tanpa inti. Pada akhirnya terbentuk ovum berinti diploid dalam jumlah yang banyak.
Dan masing-masing ovum akan berkembang menjadi individu baru dengan sifat dan jenis kelamin
yang sama.
B. Fusi Sel
Fusi sel adalah peleburan 2 sel baik dari spesies yang sama maupun berbeda agar terbentuk sel
bastar atau hibridoma. Fusi sel di awali oleh pelebaran membrane dua sel lalu diikuti oleh peleburan
sitoplasma (plasmogami) dan peleburn inti sel (kariogami).
Manfaat fusi sel antara lain untuk pemetaan kromosom, lalu membuat antibody monoclonal dan
membentuk spesies baru. Dan di dalam fusi sel diperlukan adanya:
C. Teknologi Plasmid
Plasmid adalah lingkaran DNA kecil yang terdapat dalam sel bakteri atau ragi di luar kromosomnya.
Sifat-sifat plasmid antara lain :
1. Merupakan molekul DNA yang mengandung DNA tertentu.
2. Dapat beraplikasi diri.
3. Dapat berpindah ke sel bakteri lain.
4. Sifat plasmid pada keturunan bakteri sama dengan pasmid induk.
Karena sifat-sifat tersebut plasmid digunakan sebagai vector atau pemindah gen ke dalam sel target.
D. Rekombinasi DNA
Rekombinasi DNA adalah proses penggabungan DNA –DNA dari sumber yang berbeda. Tujuannya
adalah untuk menyambungkan gen yang ada di dalamnya. Oleh karena itu, rekombinasi DNA disebut
juga rekombinasi gen.
Rekombinasi DNA dapat dilakukan karena mempunyai alasan sebagai berikut:
1. Struktur DNA setiap mahluk hidup sama.
2. DNA dapat di sambungkan.
Bioteknologi mempunyai peranan penting dalam bidang kedokteran, misalnya pembuatan antibodi
monoklonal, vaksin, antibiotika dan hormon. Dan berikut penjelasannya:
1. Antibodi Monoklonal
Antibodi monoklonal adalah antibodi yang diperoleh dari suatu sumber tunggal. manfaat antibody
monoclonal antara lain :
1. Untuk mendeteksi kandungan hormon kronik gonadotropin dalam urine wanita hamil.
2. Mengikat racun dan menonaktifkannya.
3. Mencegah penolakan tubuh terhadap hasil transplantasi jaringan lain.
2. Pembuatan Vaksin
Vaksin digunakan untuk mencegah serangan tubuh yang berasal dari mikro organisme. Vaksin di
dapat dari virus dan bakteri yang telah di lemahkan atau racun yang di ambil dari mikroorganisme
tesebut.
Dengan rekayasa DNA, telah digunakan mikroorganisme untuk memproduksi hormon. Hormon-
hormon yang telah diproduksi misalnya insulin, hormon pertumbuhan, kortison dan tertosteron.
Pewarisan sifat atau yang lebih dikenal dengan hereditas merupakan suatu pewarisan sifat dari
induk kepada keturunannya. Ilmu yang mempelajari tentang pewarisan sifat disebut
dengan genetika. Pewarisan sifat itu dapat ditentukan oleh kromosom dan gen
A.PERSILANGAN MONOHIBRID
Monohibrid adalah persilangan antar dua spesies yang sama dengan satu sifat beda. Persilangan
monohIbrid ini sangat berkaitan dengan hukum Mendel I atau yang disebut dengan hukum segresi.
Hukum ini berbunyi, “Pada pembentukan gamet untuk gen yang merupakan pasangan akan
disegresikan kedalam dua anakan.”
Mendel pertama kali mengetahui sifat monohybrid pada saat melakukan percobaan penyilangan
pada kacang ercis (Pisum sativum). Sehingga sampai saat ini di dalam persilangan monohybrid selalu
berlaku hukum Mendel I.
Sesungguhnya pada masa hidup Mendel belum diketahui sifat keturunan modern, belum diketahui
adanya sifat kromosom dan gen, apalagi asam nukleat yang membina bahan genetic itu. Mendel
menyebut bahan genetic itu hanya factor penentu (determinant) atau disingkat dengan factor.
B.PERSILANGAN DIHIBRID
Persilangan dihibrid yaitu persilangan dengan dua sifat beda sangat berhubungan dengan hukum
Mendel II yang berbunyi “independent assortment of genes”. Atau pengelompokan gen secara
bebas.
Hukum ini berlaku ketika pembentukan gamet, dimana gen sealel secara bebas pergi ke masing-
masing kutub ketika meiosis. Hukum Mendel II disebut juga hukum asortasi.
Mendel menggunakan kacang ercis untuk dihibrid, yang pada bijinya terdapat dua sifat beda, yaitu
soal bentuk dan warna biji. B untuk biji bulat, b untuk biji kisut, K untuk warna kuning dan k untuk
warna hijau.
Jika tanaman ercis biji bulat kuning homozygote (BBKK) disilangkan dengan biji kisut hijau (bbkk),
maka semua tanaman F1 berbiji bulat kuning. Apabila tanaman F1 ini dibiarkan menyerbuk kembali,
maka tanaman ini akan membentuk empat macam gamet baik jantan ataupun betina masing-masing
dengan kombinasi BK, Bk,Bk, bk. Akibatnya turunan F2 dihasilkan 16 kombinasi.yang terdiri dari
empat macam fenotip, yaitu 9/16 bulat kuning, 3/16 bulat hijau, 3/16 kisut kuning dan 1/16 kisut
hijau. Dua diantara fenotip itu serupa dengan induknya semula dan dua lainnya merupakan fariasi
baru.
Apabila dominansi nampak penuh maka perbandingan fenotip pada F2 adalah 9:3:3:1. Pada
semidominansi (artinya dominansi tidak nampak penuh, ada warna yang teritermedier ) maka hasil
perkawinan dihibrid menghasilkan keturunan dengan perbandingan 1:2:1:2:4:2:1:2:1
Pada marmot misalnya, rambut hitam ditentukan oleh gen H yang dominant terhadap rambut putih
h. rambut kasar ditentukan oleh gen K yang dominant terhadap rambut halus k. Cara penurunan
gen-gen tersebut sama dengan pada tanaman, sehingga dalam F2 didapatkan perbandingan 9 hitam
kasar: 3 hitam halus: 3 putih kasar: 1 putih halus.
Misalnya sifat kidal adalah resesif ditentukan oleh gen kd. Sifat normal adalah dominant
( ditentukan oleh gen Kd ), rambut keriting adalah dominant ditentukan oleh gen Kr terhadap
rambut lurus yang ditentukan oleh gen kr. Sepertihalnya tumbuh-tumbuhan dan hewan, maka F2
akan memperlihatkan perbandingan 9:3:3:1. dalam kenyataanya akan sulit bahkan tidak
mungkinmenemukan perbandingan itu, mengingat jumlah anak dalam satu keluarga semakin sedikit.