Engkau diciptakan oleh penguasamu Untuk mensejahterakan, lewat airmu kini…… Engaku telah rusak,… wajah ayumu nan sirna engkau dijajah, dipaksa untuk muram airmatamu tak kuasa kau bendung murkamu kau tumpahkan pada orang yang tak berdosa
Situ Gintung…., taukah kamu….
kau marah pada orang yang salah kau murka pada orang yang tak berdosa walaupun aku tau… itu hanya peringatanmu kemurkaan dan keangkaraan manusia,
Situ Gintung, aku tau kau murka
karena Tuan-tuanmu hanya memikirkan kampanye tuan-tuanmu hanya memikirkan kursi-kursi yang empuk hingga tak memperhatikanmu
Situ Gintung… pikirkan tindakanmu itu
sawah ladang yang kau airi telah tumbuh menjadi gedung nan tinggi kini… kau luluh lantakkan dengan murkamu puaskan dirimu situ gintung……
sekarang kau manja…. kau senyum-senyum, kau suka, kau puas
setiap umat di seluruh dunia memperhatikanmu melirikmu, menyapamu, memanjakanmu Bahkan Presiden dan para mentrinya menyambangimu
Semua orang ingin menengokmu, kecuali aku
karena aku tau, kau hanya SITU GINTUNG sebuah bendungan yang dibuat oleh tangan-tangan manusia dan wajar kalau dirusak pula oleh tangan-tangan manusia