Tokoh :
(syamsul menyambut siti dgn excited, lgsg balik badan saling bertatapan dan berhadapan)
Syamsul : “SITI.. Maafkan Uda ya, Siti.” (berhadapan dgn siti, bertatapan sambil berbicara)
Siti : “Apa maksud uda? Emangnyo ada apa?” (ekspresi bingung, masih saling tatapan)
Syamsul : “Begini Sitiku yang uda cintai, aku akan merantau ke Jakarta untuk berkuliah disana.
Selama itu, tunggu aku ya, aku pasti kembali dalam satu purnama.”
Siti : “Jadi uda akan pergi meninggalkan aku? Aku gamau ditinggal sendiri uda... jangan pergi...”
(Sitipun mulai menıtıkan aırmata, sambil menunduk)
Syamsul : “Engga bisa Siti, ini demi kebaikan masa depan kita juga. Kalau kita menikah nanti
aku ingin kehidupan kita baik dan layak” (pegang pundak siti sambil bebicara)
Syamsul : “Aku berjanji kita akan bertemu lagi Siti, aku mencintaimu seorang”
Siti : “ meski terasa sulit tapi, baiklah aku rela jika itu untuk kebaikan uda Siti janji akan selalu
setia menunggu uda sampai Uda kembali.” (ekspresi sedih)
Syamsul: “Terimakasih Siti, uda pun janji akan selalu setia dan uda janji akan kembali secepatnya”
(jalan berdua kearah kanan, tampilkan ekspresi dan gerak gerik sedih)
SCENE 2
Maringgi : " Sulaiman! Keluar kau cepatlah bayar utangmu atau akan ku obrak abrik rumah kau ni"
(sulaiman berlari kecil dr arah kanan, menunduk kearah datuk, ekspresi panic, postur tangan
mempersilahkan datuk masuk)
Sulaiman : "Maaf datuak masuklah dulu. ..(jeda)…. akan kubuatkan minuman"
(datuk masuk, duduk lesehan)
Maringgi : " Mana uangnya dah 3 bulan nunggak bayar sekarang" (datuk memukul lantai)
Sulaiman : " Tolong berilah ambo waktu seminggu lagi., sekarang uangnya belum cukup”
Maringgi : “BAHH ! enak sajo kau sule, cepat bayar atao rumah ini ambo sita!"
(ketika itu Siti datang dr arah kanan membawakan minuman dan Datukpun melirik-lirik pada Siti >>
melihat siti dr atas sampai bawah, gelagat angkuh + genit)
Maringgi: (datuk melirik-lirik Siti Nurbaya dengan genit) "Kau ingin hutang hutang mu ku bebaskan??
..(jeda).. Ada satu syarat nya! ini mudah, tak perlu kau bayar dengan uang”
Sulaiman: "Tentu aku mau..(jeda)..tapi, apa syarat nya?"
Maringgi : "Bagaimana kalo ambo kawinkan sajo anak gadis kau ni?? Hutangmu bisa langsung lunas.”
Sulaiman :"Ap….. a…. apo????????????????"
Maringgi : "Pikirkanlah dulu. Ambo tunggu keputusannya besok. Kalau kau tak mau juga, siap-siap angkat
kaki dari rumah ini.
Sulaiman :"Ba.. baikanlah datuk.
Maringgi : "Ambo pulang dulu . ingat pikirkan baik baik tawaran ambo ini!"
(Akhirnya datuk maringgi pun pergi meninggalkan rumah baginda sulaiman. Datuk pergi kearah kiri,
tempat awal pertama dtg)
(sulaiman masih di posisi yang sama, duduk di ruang tamu sambil melamun)
(bundo datang membawa keranjang + pakaian untuk dilipat, duduk di sblh sulaiman)
(obrolan dimulai)
Bundo : "Wahai suamiku, mengapa kau melamun? Apa yang kau pikirkan suami ku, bercerita lah padaku
Sulaiman: "begini istriku , kau tau kan hutang keluarga kita itu sudah menumpuk pada datuk maringgi, ku
tak sanggup membayarnya
Bundo : "Ya ku tau suamiku, lalu.. apa yang dapat ku bantu untuk meringankan hutang mu itu?"
Sulaiman: "Sebenarnya.. datuk maringgi mau saja membebaskan hutang kita padanya dengan satu syarat.
Bundo : "Lalu apa syarat nya wahai suamiku ?"
Sulaiman: "Syarat nya.. yaitu... hmm .. Siti Nurbaya harus mau di persunting oleh Datuk Maringgi untuk
menjadi istrinya untuk yang kesekian
Bundo : "Lalu kau tunggu apa lagi suamiku? tak perlu kito mencarı uang sana sini untuk bayar hutang
pada datuk"
Sulaiman: "Apakah siti mau menikah dengan datuk?"
Bundo : "Pastilah dia mau.. datuk itu orang kaya dan makmur di jagad raya ini. Siti bakal jadi orang kaya
jika menikah dengan datuk . dia pasti bahagia"
Sulaiman:”Baiklah..jika memang bundo setuju. Kito harus bicarakan ini segera dengan Siti"
(Dibalik pintu kamar nya.. Siti mendengar pembicaraan kedua orang tua nya tersebut dan membuat Siti
sedih tidak terbendung... ia tak tahan lagi dan akhirnya mengahimpiri orangtuanya)
(siti dtg dr arah kiri, sedikit menghentakkan kaki)
Siti : (berlari keluar dari kamar dan menghampiri orangtuanya) "Apa yang bundo dan ayah bicarakan
tadi????? aku akan dinikahkan dengan datuk? TIDAK MAU!! Aku hanya mencintai syamsul ..(jeda).. ia pasti
akan segera melamarku"
(sulaiman dan bundo kaget,menatap siti)
Bundo : "Siti.. kamu harus mau! inikan demi kebaikan keluarga kita juga, kamu mau melihat ayahmu
bangkrut? lupakanlah syamsul dia sudah meninggalkanmu siti"
Siti : "Tidak mungkin! uda syamsul sangat mencintaiku “
Sulaiman: "tolonglah menurut, Siti.. ringankanlah beban orangtuamu ini. sekali ini saja tolong menurut"
Siti : "TIDAK MAU" (pergi meninggalkan kedua orangtuanya, berlari kearah kiri>> masuk kamar)
Narator : Sitipun langsung masuk kamarnya dan membanting pintu, kasihan sekali siti. sudah ditinggal
oleh Syamsul Bahri sekarang mau dinikahkan pula dengan pria yang tidak dicintainya.
SCENE 3
Narator : Sementara itu dirumah datuk maringgi terjadi pertengkaran karna datuk maringgi mau kawin
lagi.. istri-istrinya pun tidak setuju dan merasa jengkel akan perbuatan datuk maringgi.
(datuk datang dr luar rumah>> arah kiri. Sambil memainkan batu akik dan masuk ke rumah)
Datuk : "(bernyanyi) senangnya dalam hati kalo nambah istri lagi serasa dunia ane yang punya"
(semua istri dgn kesibukannya lgsg berdiri samperin datuk di dpn pintu)
(suasana tegang krna semua istri marah)
istri betawi : (menepuk pundak datuk) "Heh!!! ape lo kata? kawin lagi?!! udah bangkotan! bau tanah!
masih mau kawin lagi?!! empat masih belon cukup juga?"
istri sunda: ""Datuk teh maunya apa ?.. datuk mau punya istri berapa lagi?"
istri china: (mencubit datuk yang kenceng) "Haiyaa!! lu olang emang gatau dili ha???!! mau dikasih makan
apa itu anak ada 13 lo????! mending ceraikan oe!!! "
istri bule: "What are you saying ya datuk??? you can't kawin lagi. kamu jahat kalo gini caranya"
Datuk: "Tenang-tenang istri istri tercinta. Ambo cuma mau nambah satu lagi kok. ini ada yang mau
membayar utang karna orang itu tidak punya uang makanya ditukar dengan anak gadisnya"
istri sunda: "Kenapa atuh mesti ditukar dengan istri? Datuk kan bisa ngasih waktu tambahan biar bisa
dibayar"
datuk :"Karena Sulaiman tidak bisa membayar utangnya dengan uang cintakuu"
istri bule: "Datuk! (memukul lengan datuk) Aku kan yang terakhir, you promise me before. Kamu
pembohong dong datuk aku ga ngerti deh why are you gampang banget jatuh cinta..."
datuk: " jatah uang belanja kalian tidak akan berkurang kok, baby honey cintaa jangan khawatir aku kan
tetep sayang sama kalian"
istri betawi: " Dasar buaya!!! gombal aja bisanya."
datuk: "Aduh honey jangan galak-galak dong..”
istri china: "Haiyaa udahlah. Mending kita tinggalin aja. Bialin dia mau apa juga awas aja kalo lu olang
macem macem lagi haa" (Para istri pergi meninggalkan Datuk Maringgi, berjalan kearah kanan)
datuk :"Yah..jangan ngambek dong istri istrikuuu" (mengikuti para istri kearah kanan)
Narator : Begitulah datuk maringgi, mesikipun sudah dilarang oleh istri-istrinya tetapi tetap saja ia berniat
untuk menikahi siti nurabaya. mau bagaimana lagi ia sudah jatuh cinta pada pandangan
pertama.walaupun ia juga menyayangi istri-istrinya yang lain tetapi ia juga tidak bisa menahan rasa
cintanya kepada siti nurabaya. Rencananya Datuk maringgi akan secepatnya menikahi siti nurabaya jika
sulaiman sudah membuat kesepakatan denganya.
SCENE 4
Narator : Siti nurbaya bingung harus berbuat apa dengan perjodohan yang dilakukan orang tua nya. Ia
bingung harus bagaimana, akhirnya ia pergi menemui kedua sahabat nya di tepi sungai.”
(siti berlari kecil dr arah kanan, masuk ke tengah2 antara bina daan nurul)
(bina nurul lg main congklak)
Siti :"Binaaa.. Nurullll"
Nurul : "Sitiii.. mengapa wajah mu tampak murung seperti itu?"
(bina memindahkan congklak kea rah kanan)
Bina: "Iya siti, ada apa ?
Siti :"Aku bingung .... (siti duduk tengah diantara bina nurul)
Bina : “Ceritakan lah masalah mu pada kami, siapa tau kami bisa membantu ?" (Bina menenangkan Siti)
Nurul : "Jangan kau pendam masalah mu sendirian, kami sahabat mu.. kami akan membantumu Siti.."
(mengusap bahu Siti)
Siti : "Hutang keluarga ku pada datuk maringgi udah menumpuk kami tak dapat membayar nya..”
(menunduk)
Bina :"Benarkah ? apa tak ada jalan keluar nya?"
Siti : "Ada... hutang hutang keluarga ku akan lunas jika aku mau menjadi istri nya datuk.”
Bina & Nurul : " APAAAAA??"
Siti: "Aku harus bagaimana” (menangis tersedu, mengusap air mata)
Bina : " Hmm.. terima saja lah tawaran Datuk Maringgi itu. Anggap saja itu bentuk baktimu pada orang
tuamu"
Siti:" Tapi... bagaimana dengan Syamsul Bahri? Aku hanya mencintai nya"
Nurul : "Siti.. pasti ada jalan keluar yang lebih baik
Bina : ""Syamsul Bahri itu sudah pergi jauhhhh dan belum tentu ia kembali lagi kesini"
Siti : "Tapi .. aku sudah berjanji untuk menunggu nya
Bina : "Halahh , kau sampai kapan akan menunggu nya? kau mau rumah mu di sita datuk? kau tega
melihat orang tua mu kesusahan?"
Nurul : "Cukup bin, bicaralah dengan baik kasian Siti"
Siti:" Baiklah, akan ku pikirkan dulu"
Bina : "Pikirkan lah baik baik Siti..”
Siti : "Terima kasih ya Bina dan Nurul" (berjalan menuju rumah masing-masing)
(Monolog)
Bina : "Apa? Siti dilamar datuk maringgi? Hahahaha.. rasakan kau Siti! inilah saat perpisahan kau
dan Syamsul Bahri. ahahah... mulai sekarang Syamsul Bahri milikku..."
SCENE 5
(Tampak Dirumah, tak lama Siti pun datang dr arah kanan)
(bundo sedang menyapu lantai)
Siti : "Assalamualikum..." (tampak murung )
Bundo : "Waalaikumssalam, dari mana saja kau ini?"
Siti: "'Da...dari.. tepi sungai bundo"
Bundo : "Ngapain kau pergi kesana ? tak pamit pula"
Siti: "Maafkan siti bundo..."
Bundo: "Siti..... hanya kau, satu satu nya cara agar keluarga kita dapat bebas dari hutang hutang pada
datuk"
Siti : "Iya bundoo .. Siti sudah tahu..
Bundo : "tunggu apalagi? segeralah menerima lamaran datuk"
Siti : "Tapi... Siti tak cinta pada datuk .. Siti hanya cinta dengan Syamsul Bahri bundo..
Bundo : "Halah, tau apa kau dengan cinta? Sudahlah Siti menikah saja dengan datuk hidupmu dijamin
bahagia dan kaya raya
(Tiba-tiba ketika Siti dan bundo sedang berdebat, datanglah seorang pria gagah yang merupakan suruhan
Datuk Maringgi, dr arah kanan)
Ajudan:"Permisi .. apakah betul ini rumah Baginda Sulaiman?"
Bundo :""..iya betul" (siti berdiri di belakang bundo)
Ajudan :"Saya ajudan dari Datuk Maringgi"
Bundo : "Ada apaa wahai tuan?"
Ajudan : "Dalam waktu 3 hari! Jika kalian tidak melunasi hutang kalian! Maka rumah ini akan di
sita dan Baginda Sulaiman akan ditahan”
Bundo : "Saya mohon berikan lah keringanan tuan..”
Ajudan : "Ini perintah datuk , maaf.. saya hanya menjalan kan perintah"
(siti tersungkur dan memhon)
Siti: "Saya mohon tuan...kasihanilah keluarga kami"
Ajudan :" TIDAK BISAA!!"
(Ajudan datuk pun pergi meninggalkan rumah sederhana keluarga Baginda Sulaiman kearah kanan,
suasana rumah Baginda Sulaiman pun terasa berbeda...) (bundo dan siti saling merangkul dan berjalan
kearah kiri)
SCENE 6
Narator : Pagi pagi buta sekali.. Siti pergi dari rumah mengendap-ngendap agar tidak ketahuan orang
tuanya.
(siti mengendap2 ke arah kanan)
Siti: "Ini pasti rumah nya datuk .. aku tak salah lagi"
(Tokk .tokk. ..) permisi
Arif:"siapa gerangan wanita cantik di pagi buta begini?"
Siti: "Saya Siti, ada perlu dengan datuk . Apakah datuk ada?"
Arif: "Jadi kau yang bernama Siti Nurbaya itu? aku Arif Maringgi.. putra dari Datuk Maringgi”
Arif: “Kau akan di pinang oleh ayahku?"
Siti :" Ya, karena keluarga ku tak mampu melunasi semua hutang pada ayah mu”
Arif: "Tapi.. bukan kah kau sudah punya kekasih?"
Siti : "Iya namanya Syamsul Bahri.. bagaimana kau bisa tahu?"
Arif :"Aku sahabat syamsul bahri, aku bisa membantumu"
Siti: "Bagaimana caranya?"
Arif: "Besok, aku akan pergi kekota, aku akan menemui syamsul bahri dan memberitahu tentang masalah
mu agar ia segera menolong mu"
Siti : “Benarkah ? Terimakasiihhh”
Arif: "Sekarang sebaiknya kau pergi.."
(Tokt tok tok....) (arif dating dari arah kanan, syamsul dari arah kiri menyambut tamu)
Arif: "Syamsul.. ini aku temanmu Arif dari kampung!!"
Syamsul: "Hoy broo!! Whats up maan lama banget kita ga ketemu nih!"
Arif: " jangan bercanda aku mau mengabarkan sesuatu yang buruk"
Syamsul : "Kabar buruk apa bro? Hahaha jangan bilang siti mau nikah ya?"
Arif: "orang tua siti mempunyai hutang kepada ayahku dan jika tidak bisa membayar maka ia harus
menikah dengan ayahku.
Syamsul: "APAH????!!! jangan ngarang cerita kamu Arif, mana mau Siti dengan ayahmu"
Arif: "Siti memang tidak mau karna itu kau harus menolong nya "
Syamsul:"Bagaimana caranya?"
Arif: "Aku tau dukun yang bisa membantu kita. Ayo pergi ke dukun itu"
Syamsul: "Demi Siti! Ayo!"
(arif dan syamsul berlari kearah kanan)
(Arif dan Syamsul akhirnya pergi menemui dukun itu. Syamsul Bahri sangat bersemangat karna ini
mencakup masa depan ia dan Siti.)
SCENE 8
(syamsul dan arif dating dr arah kanan dan melongok kea rah rumah dukun)
Syamsul: "Kita sudah berada di kampung, sekarang saatnya kita menyusun rencana agar si datuk tua
bangka itu bisa merasakan akibat dari mengambil pujaan hati orang lain HAHAHAHAHA"
Arif: " EH kau ni, jangan terlihat kejam sekalilah. Dia itu pun bapak aku'
Syamsul: " harusnya kau senang kalau dia mati. Kau kan anak laki laki yang pertama. Kalau dia mati kan
kau bakal ..."
Arif: " DAPAT BANYAK WARISAN HAHAHAAHA"
(dari arah kanan, syamsul dan arif berjalan santai kearah kiri)
SCENE 9
(Sore hari ketika datuk sedang bersantai di teras rumahnya, ternyata Arif sudah menyiapkan sirup Marjan
yang sudah dibubuhkan racun mbah marijan untuk diminum oleh Datuk Maringgi. Akan tetapi bina yang
ingin menggagalkan rencana Arif dan syamsul datang terlambat. Dan dia pun memilih untuk bersembunyi
dulu baru membeberkan rencana arif.)
(bina ambil posisi mengumpat)
(datuk duduk lesehan)
Datuk: "Ajudan sini kau. tolong kau pijatlah pundak ambo pegal sekali"
Ajudan: "Baik tuan" (memijat datuk)
Datuk: "Bagaimana kau sudah mendatangi rumah si Sulaiman itu? Apa katanya"
Ajudan: "Mereka belum bisa membayar hutangnya tuan"
Datuk: “Bagus bagus jadi deh nambah istri lagi"
(arif datang dr arah kiri)
Arif : “Papa, ini aku bawakan minuman enak dari jakarta. Ini sirup paling enak disana”
Datuk : "Wehehe anak papa sudah pulang yaaa ? wah anakku, baik sekali kau ni. Ohya apa yang kau
lakukan di Jakarta?"
Arif: "'aku mengunjungi seorang teman. Sekalian membeli batu akik”
Datuk: " Batu akik ? kau tak belikan buat bapak kau ini?" (sambil memperhatikan dan menunjuk batu
akik)
Arif: "Aku Cuma dapat satu pa, soalnya ini langka. Yasudah pa, Silahkan diminum sirupnya aku mau ke luar
dulu melihat ternak aku dulu.” (arif keluar ke arahh kanan)
Datuk: "Oke akan ambo minum, Hey ajudan, cepat pijat lagi!” (Datuk meminum sirupnya)
Ajudan: "Siap tuan"
(Setelah beberapa saat datuk pun mulai merasakan efek dari racun tersebut. Dia pun kejang kejang dan
ajudan berteriak meminta tolong)
SCENE 10