Anda di halaman 1dari 19

NASKAH DRAMA SITI NURBAYA

Sinopsis
Siti Nurbaya dan Syamsul Bahri adalah sepasang kekasih yang merajut kisah kasih di
bangku SMA. Ketika sudah lulus, Syamsul memutuskan untuk merantau ke Jakarta agar
mempunyai masa depan yang lebih baik karena ingin menikah dengan Siti. Siti sangatlah sedih,
namun ia merelakan kepergian kekasihnya itu.
Malangnya nasib Siti, sudah ditinggal Syamsul usaha ayahnyapun bangkrut, sehingga
ayahnya harus berhutang kepada Datuk Maringgi seorang rentenir kejam yang mempunyai
seorang ajudan. Baginda Sulaiman atau ayah Siti sudah tidak tahu lagi harus mencari uang
kemana untuk membayar hutang ia sudah mencari kesana kemari tapi hasilnya nihil. Datuk
Maringgipun datang dan menagih hutang kepada Sulaiman, namun pada saat itu Datuk Maringgi
melihat Siti nurbaya dan terpesona oleh kecantikannya. Datuk maringgipun memberi satu syarat
agar Sulaiman bisa membayar hutang-hutangnya yaitu dengan mempersunting Siti Nurbaya.
Apadaya cinta tak bisa di paksakan Siti tetap berusaha melawan agar tidak dijodohkan
dengan datuk. Kemudian siti pun meminta saran pada kedua sahabatnya tapi ternyata salah
seorang sahabat siti malah berkhianat. Kemudian salah satu anak datuk mendengar kabar bahwa
ayahnya akan menikah lagi dengan Siti yang merupakan kekasih sahabat nya, mendengar hal
tersebut ia langsung pergi ke Jakarta untuk mengabari Syamsul. Berbagai upaya mereka lakukan
agar pernikahan itu tidak terjadi, Syamsul rela pulang ke kampung halaman demi
menyelamatkan Siti. Syamsul dan anak datuk yang bernama Arif Maringgi tersebut menyusun
berbagai rencana agar datuk tidak jadi meminang Siti.
Namun, bukannya masalah terselesaikan malah timbul pertarungan antara datuk dan
Syamsul. Pertarungan tersebut sampai menimbulkan pertumpahan darah. Bahkan Arifpun ikut
dalam pertempuran dan meregang nyawa. Pada pertarungan itu Datuk Maringgi terkalahkan dan
tewas seketika. Setelah pertarungan tersebut selesai, Syamsul Bahri mengira bahwa ia dan Siti
Nurbaya akan menikah dan bersatu selamanya namun ternyata tidak. Bina, teman dari Siti
Nurbaya tidak rela jika Siti dan Syamsul bersatu karena Ia sudah lama memendam perasaan
kepada Syamsul Bahri. Bina menjadi hilang kendali, iapun membunuh Siti dengan
menembaknya, Siti meninggal seketika. Syamsul marah ketika Bina menembak Siti, karena
ketakutan Binapun menembak Syamsul Bahri dan akhirnya menembak dirinya sendiri.
SCENE 1
Narasi : Di hari yang cerah ini adalah saat yang tepat untuk menghabiskan waktu bersama
dengan pujaan hati dikelilingi hamparan sawah yang luas angin sepoy sepoy, hmm... alangkah
sempurnanya. Itulah yang dilakukan oleh Syamsul Bahri dan Siti Nurbaya. Seolah dunia milik
mereka berdua, dua sejoli yang merajut kisah kasih dari awal bangku SMA, hingga kini mereka
sudah mau lulus . Ternyata eh ternyata.. Setelah menamatkan bangku sma ini, Syamsul Bahri
ingin melanjutkan pendidikan lebih tinggi untuk merubah nasib nya agar lebih cerah di ibukota,
sehingga ia harus meninggalkan Siti Nurbaya. Namun sayang nya.. Siti belum mengetahuinya,
maka Syamsul Bahri berniat untuk memberi tahu tentang hal itu kepada kekasihnya. Lalu apa ya
reaksi siti dengan keputusan syamsul bahri ? penasaran ? mau tau banget apa mau tau aja ? ikuti
kisah nya berikut ini .. cekidot !
( SITI datang dari belakang menuju syamsul)
Siti : “UDA…”
Syamsul : “SITI..”
Siti: “ Apa kabar uda ? siti rinduuu sekali sama uda”
Syamsul: “ Aku baik, siti. Aku juga sangat merindukanmu”
(saling tersenyum dan melihat ke arah awan, Siti bersander di pundaknya Syamsul)
Siti : “Lihatlah awan itu uda, (tangan menunjuk ke atas) indahnyo mereka. Aku bersyukur
karena bisa menatap langit secerah ini bersamamu”
Syamsul: “Betul Siti, aku harap aku bisa tinggal lebih lama untuk menatap langit setiap hari
seperti ini denganmu”
Siti : “Apa maksud uda? Emangnyo uda mau pergi?”
Syamsul : “Hmm... begini Sitiku yang uda cintai, aku akan merantau ke Jakarta untuk berkuliah
disana. Selama itu, tunggu aku ya, aku pasti akan kembali dalam satu purnama.”
Siti : “Jadi uda akan pergi meninggalkan aku? Uda tega! Aku gamau ditinggal sendiri uda…
jangan pergi… (Sitipun mulai menitikan airmata)”
Syamsul : “Engga bisa Siti, ini demi kebaikan masa depan kita juga. Kalau kita menikah nanti
aku ingin kehidupan kita baik dan layak”
Siti: “Aku... tak sanggup hidup tanpa uda…”
Syamsul : “Aku berjanji kita akan bertemu lagi Siti, aku hanya mencintaimu seorang”
Siti : “Memangnyo uda kapan berangkat?”
Syamsul : “Besok aku sudah harus pergi”
Siti : “Hmm meski ini terasa sulit tapi.. Baiklah aku rela jika itu untuk kebaikan uda.siti janji
akan selalu setia menunggu uda sampai bulan terbelah dua pun siti akan terus setia menunggu
uda. Besok siti akan mengantarmu.”
Syamsul : “Terimakasih Siti, uda pun janji akan selalu setia dan uda janji akan kembali
secepatnya .”
Narasi : Begitulah akhirnya Syamsul Bahri memberitahu Siti Nurbaya tentang kepergiannya.
Keesokan paginya merekapun bertemu di Teluk Bayur untuk melepas kepergian Syamsul Bahri.
Siti tak kuasa membendung kesedihannya.
Syamsul : “ Siti jangan bersedih aku akan kembali dalam satu purnama, aku janji kepadamu”
Siti : “Akan aku ingat itu uda. Aku akan menunggumu”
Narasi: Syamsul Bahripun pergi menggunakan kapal laut dan Siti hanya bisa memandangi
kekasihnya yang semakin jauh hingga tak kelihatan sama sekali. Ia sangat bersedih dan akhirnya
Sitipun pulang kerumahnya dengan lesu.

SCENE 2
Narasi: Tahun berlalu, musimpun berganti dari musim duren hingga musim rambutan tapi Siti
masih setia menggu Syamsul Bahri dan selalu mengingat nya dalam ingatan. Namun,
malangnya nasib Siti karena usaha baginda Sulaiman atau ayah Siti bangkrut. Ketika ayahnya tak
sanggup membayar semua itu akhirnya ayahnyapun meminjam uang kepada seorang rentenir
kaya berbadan besar beristri banyak yang bernama Datuk Maringgih. Suatu hari Datuk
Maringgih bersama ajudannya ingin menagih hutang kepada baginda Sulaiman, apa ya yang
akan dilakukan datuk maringgi pada keluarga baginda sulaiman?
Maringgi : “Sule! Sule! Sulaiman! Keluar kau cepatlah bayar utangmu atau akan ku orak abrik
rumah kau ni”
Sulaiman : “Maaf datuak masuklah dulu.. akan kubuatkan minuman”
Maringgi : “ Mana uangnya dah 3 bulan nunggak bayar sekarang” (datuk menggebrak meja)
Sulaiman : “Hmm tolong berilah ambo waktu seminggu lagi. Sekarang uangnya belum cukup”
Maringgi : “BAHH ! enak sajo kau sule cepat bayar atao rumah ini ambo sita!”

Narasi: ketika itu Siti datang membawakan minuman dan Datukpun melirik–lirik pada Siti
Nurbaya... hmm ... dasar datuk menel ya ..
Maringgi : (datuk melirik-lirik Siti Nurbaya dengan genit) “Kau ingin hutang hutang mu ku
bebaskan? Ada satu syarat nya! ini mudah, tak perlu kau bayar dengan uang .. “
Sulaiman : “Tentu aku mau.. tapi , apa syarat nya ?”
Maringgi : “Bagaimana kalo ambo kawinkan sajo anak gadis kau ni. Hutangmu bisa langsung
lunas jika kau sule memberikan anakmu kepadaku.
Sulaiman : “Ap.. a.. apo?”
Maringgi : “Pikirkanlah dulu. Ambo tunggu keputusannya besok. Kalau kau tak mau juga, siap
siap angkat kaki dari rumah ini.”
Sulaiman : “Ba.. baikanlah datuak.”
Maringgi : “Ambo pulang dulu .. ingat pikirkan baik baik tawaran ambo ini!”
Akhirnya datuk maringgi pun pergi meninggalkan rumah baginda sulaiman dengan perasaan
berbunga bunga , seperti anak muda sajo yang sedang jatuh cinta.

SCENE 3
Hari pun berganti malam .. tak seperti biasa nya malam ini begitu indah , hamburan bintang
bintang di langit luas menemani malam siti yang sedang termenung teringat akan syamsul bahri
nan jauh di mato .. sudah bertahun tahun syamsul tak pulang dan tak pula memberikan kabar .
malam ini begitu kelabu ...
Siti : (siti termenung menatap langit malam) “Wahai pujaan hati ku syamsul bahri.. dimanakah
engkau? Mengapa tak ado kabar mu? Mengapa tak jua kau pulang untuk meminangku”
Namun tiba–tiba siti mendengar percakapan orang tua nya sehingga membuat siti terkejut bukan
kepalang kira–kira apa ya yang di bicarakan baginda sulaiman dan istri nya???
Bundo : “Wahai suamiku, mengapa kau melamun? Apa yang kau pikirkan wahai suami ku..
bercerita lah padaku “
Sulaiman : “Hmm... begini istriku , kau tau kan hutang keluarga kita itu sudah menumpuk
bagaikab gunung pada datuk maringgi, ku tak sanggup membayarnya “
Bundo : “Ya ku tau suamiku, lalu.. apa yang dapat ku bantu untuk meringankan hutang hutang
mu itu?”
Sulaiman : “Sebenarnya.. datuk maringgi mau saja membebaskan hutang hutang kita padanya.
Tapi dengan satu syarat.. “
Bundo : “Lalu apa syarat nya wahai suamiku ?”
Sulaiman : “Syarat nya.. yaitu... hmm .. Siti Nurbaya harus mau di persunting oleh Datuk
Maringgi untuk menjadi istrinya untuk yang kesekian”
Bundo : “Lalu kau tunggu apa lagi suamiku? Mengapa kau tak meng ‘iya’ kan permintaan datuk
tersebut, tak perlu kito mencari uang sana sini untuk bayar hutang pada datuk”
Sulaiman : “Apakah siti mau menikah dengan datuk?”
Bundo : “Pastilah dia mau.. datuk itu orang kaya dan makmur di jagad raya ini. Siti bakal jadi
orang kaya jika menikah dengan datuk .. dia pasti bahagia”
Sulaiman : “Baiklah.. jika memang bundo setuju. Kito harus bicarakan ini segera dengan Siti”
Dibalik pintu kamar nya.. Siti mendengar pembicaraan kedua orang tua nya tersebut dan
membuat Siti sedih tidak terbendung... ia tak tahan lagi dan akhirnya mengahimpiri orangtuanya
Siti : (berlari keluar dari kamar dan menghampiri orangtuanya) “Apa yang bundo dan ayah
bicarakan tadi?? aku akan dinikahkan dengan datuk? TIDAK MAU!! Aku tidak sudi!! Aku
hanya mencintai syamsul seorang dan ia pasti akan segera melamarku"
Bundo : "Siti.. kamu harus mau! inikan demi kebaikan keluarga kita juga, kamu mau melihat
ayahmu bangkrut? lupakanlah syamsul bahri dia sudah meninggalkanmu siti"
Siti: "Tidak mungkin! uda syamsul sangat mencintaiku aku...."
Sulaiman: "tolonglah menurut Siti.. ringankanlah beban orangtuamu ini. sekali ini saja tolong
menurut"
siti: "TIDAK MAU" (pergi meninggalkan kedua orangtuanya)
Sitipun langsung masuk kamarnya dan membanting pintu. Kasihan sekali siti. Sudah ditinggal
oleh Syamsul Bahri sekarang mau dinikahkan pula dengan pria yang tidak dicintainya.

SCENE 4
Sementara itu dirumah datuk maringgi terjadi pertengkaran karna datuk maringgi mau kawin lagi
kawin lagi.. istri-istrinya pun tidak setuju dan merasa jengkel akan perbuatan datuk maringgi..
Datuk : "(bernyanyi) senangnya dalam hati kalo nambah istri lagi serasa dunia ane yang punya"
istri 1 (orang betawi) : (menjewer kuping datuk) "Heh ape lo kata? kawin lagi? ngaca noh udah
bangkotan bau tanah masih mau kawin lagi empat masih belon cukup juga?"
istri 2 (orang sunda): "Datuk teh maunya apa sebenernya? datuk mau punya istri berapa lagi?"
istri 3 (orang china): (mencubit datuk) "Haiyaa lu olang emang gatau dili ha mau dikasih makan
apa itu anak ada 13 lo mending ceraikan oe kalo gitu calanya"
istri 4 (orang bule): "What are you saying ya datuk. you can’t kawin lagi. kamu jahat kalo gini
caranya"
Datuk: "Tenang-tenang istri istri tercinta. Ambo cuma mau nambah satu lagi kok tidak banyak.
ini ada yang mau membayar utang karna orang itu tidak punya uang makanya ditukar dengan
anak gadisnya"
istri 2: "Kenapa atuh mesti ditukar dengan istri? Datuk kan bisa ngasih waktu tambahan biar bisa
dibayar"
datuk : “Karena Sulaiman tidak bisa membayar utangnya dengan uang cintakuu”
istri 4: "Datuk! (memukul lengan datuk) Aku kan yang terakhir, you promise me before. Kamu
jangan jadi pembohong dong datuk aku ga ngerti deh why are you gampang banget jatuh cinta…
huhuhu"
datuk: "Cup cup say jatah uang belanja kalian tidak akan berkurang kok, beby honey cintaa
jangan khawatir aku kan tetep sayang sama kalian I lop u pull"
istri 1: " Dasar buaya, gombal aja bisanya. Kalo gue ga sabar mah udah gue ceburin ke sumur ni
orang"
datuk: "Aduh honey jangan galak-galak dong.."
istri 3: "Haiyaa udahlah ni olang emang susah dibilangin. Mending kita tinggalin aja. Bialin dia
mau apa juga awas aja kalo lu olang macem macem lagi haa" (Para istri pergi meninggalkan
Datuk Maringgi)
datuk :"Yah.. jangan ngambek dong istri istrikuuu"
Begitulah datuk maringgi, mesikipun sudah dilarang oleh istri-istrinya tetapi tetap saja ia
berniat untuk menikahi siti nurabaya. mau bagaimana lagi ia sudah jatuh cinta pada pandangan
pertama. Love at the first sight gitu.. walaupun ia juga menyayangi istri-istrinya yang lain tetapi
ia juga tidak bisa menahan rasa cintanya kepada siti nurabaya. Rencananya Datuk maringgi akan
secepatnya menikahi siti nurabaya jika sulaiman sudah membuat kesepakatan denganya.

SCENE 5
Siti nurbaya bingung harus berbuat apa dengan perjodohan yang dilakukan orang tua nya. Ia
bingung harus bagaimana, akhirnya ia pergi menemui kedua sahabat nya di tepi sungai..
Siti : “Binaaa.. Nurullll”
Nurul : “Sitiii... mengapa wajah mu tampak murung seperti itu?”
Bina: “Iya siti, ada apa ? mengapa kau tampak sedih ? “
Siti : “Aku bingung .... aku sedih...”
Bina : “Ceritakan lah masalah mu pada kami, siapa tau kami bisa membantu ?” (Bina
menenangkan Siti)
Nurul : “Jangan lah kau memendam masalah mu sendirian, kami sahabat mu.. kami akan
membantumu Siti..” (menggengggam tangan Siti)
Siti : “Hutang keluarga ku pada datuk maringgi sudah menumpuk , dan kami tak dapat
membayar nya.. “
Bina : “Benarkah ? apa tak ada jalan keluar nya?”
Siti : “Ada... hutang hutang keluarga ku akan lunas jika aku mau menjadi istri nya datuk.. “
Bina & Nurul : “ APAAAAA??”
Siti : “Aku harus bagaimana aku bingung (menangis tersedu) “
Bina : “ Hmm.. terima saja lah tawaran Datuk Maringgi itu. Anggap saja itu bentuk baktimu
pada orang tuamu”
Siti : “ Tapi... bagaimana dengan Syamsul Bahri? Aku hanya mencintai nya”
Nurul : “Yang sabar ya Siti.. pasti ada jalan keluar yang lebih baik “
Bina : “Syamsul Bahri itu sudah pergi nan jauhhhh kemana dan belum tentu ia hendak kembali
lagi kesini menemui mu”
Siti : “Tapi ... aku sudah berjanji untuk menunggu nya “
Bina : “Halahh siti , kau sampai kapan akan menunggu nya? kau mau rumah mu di sita datuk
karna tak sanggup bayar? kau tega melihat orang tua mu kesusahan?”
Nurul : “Cukup bin, bicaralah dengan tutur kata yang baik .. kasian Siti”
Siti : “ Baiklah, akan ku pikirkan dulu”
Bina : “Pikirkan lah baik baik Siti..”
Siti : “Terima kasih ya Bina dan Nurul, kalian memang sahabatku” (berjalan menuju rumah
masing-masing)
Setelah pembicaraan Siti dengan kedua sahabatnya tersebut, Siti memutuskan untuk pulang
kerumah dan memikirkan semua saran kedua sahabatnya tersebut.
Namun, di sisi lain Bina tampak berbeda wajah nya seperti kegirangan. Ada apa ya dengan Bina?

(monolog)
Bina : “Apa? Siti dilamar datuk maringgi? Hahahaha.. rasakan kau Siti! Setelah sekian lama ku
merasakan sakit hati melihat kau dengan Syamsul Bahri ahahahha... inilah saat perpisahan kau
dan Syamsul Bahri. ahahah... mulai sekarang Syamsul Bahri milikku...”

SCENE 6
Dirumah, ternyata bundo sudah menanti Siti pulang... ia terlihat kesal dan kebingungan. Tampak
nya Siti akan di marahin bundo? kenapa ya? tak lama Siti pun datang..
Siti : “Assalamualikum...” (tampak murung )
Bundo : “Waalaikumssalam, Siti !! Dari mana saja kau ini?”
Siti : “Da.. dari.. tepi sungai bundo”
Bundo : “Ngapain kau pergi kesana ? tak pamit pula”
Siti: “Maafkan siti bundo...”
Bundo: “Siti...... hanya kau, satu satu nya cara agar keluarga kita dapat bebas dari hutang hutang
pada datuk seperti yang sudah kau dengar waktu itu pembicaraan ayah dan bundo“
Siti : “Iya bundoo .. Siti sudah tahu..”
Bundo : “Jika kau sudah tahu .. tunggu apalagi ? segeralah kau menerima lamaran datuk”
Siti : “Tapi... Siti tak cinta pada datuk .. Siti hanya cinta dengan Syamsul Bahri bundo..”
Bundo : “Halah, tau apa kau dengan cinta? Kau bahagia dengan cinta? Sudahlah Siti menikah
saja dengan datuk hidupmu dijamin bahagia dan kaya raya “
Tiba–tiba ketika Siti dan bundo sedang berdebat, datanglah seorang pria gagah yang merupakan
suruhan Datuk Maringgi ..
Ajudan : “Permisi .. apakah betul ini rumah Baginda Sulaiman?”
Bundo : “I .. iya betul”
Ajudan : “Saya ajudan dari Datuk Maringgi”
Bundo : “Ada apaa wahai tuan?”
Ajudan : “Dalam waktu 3 hari! Jika kalian tidak melunasi hutang kalian! Maka rumah ini akan di
sita dan Baginda Sulaiman akan ditahan“
Bundo : “Saya mohon berikan lah keringanan tuan..”
Ajudan : “Ini perintah datuk , maaf.. saya hanya menjalan kan perintah”
Siti : “Saya mohon tuan.... kasihanilah keluarga kami”
Ajudan : “ TIDAK BISAA!! Temui saja datuk!“

Ajudan datuk pun pergi meninggalkan rumah sederhana keluarga Baginda Sulaiman, suasana
rumah Baginda Sulaiman pun terasa berbeda... dan kacau.

SCENE 7
Pagi pagi buta sekali.. Siti pergi dari rumah, mengendap-ngendap agar tidak ketahuan orang tua
nya. Mau pergi kemana ya Siti ? saksikan yuk sis..
Siti : “Ini pasti rumah nya datuk .. aku tak salah lagi”
Tokk .. tokk .. ( mengetuk pintu)
Arif : “Wahai, siapa gerangan wanita cantik di pagi buta begini?”
Siti: “Saya Siti, ada perlu dengan datuk . Apakah datuk ada?”
Arif : “Jadi kau yang bernama Siti Nurbaya itu? aku Arif Maringgi.. putra dari Datuk Maringgi.
Masuklah dulu, akan ku panggilkan ayahanda “
Istri cina : “Haiyaa .. siapa itu pagi-pagi buta begini bertamu?”
Arif : “Hm...”
Istri betawi : “Ngapa lo diem aje? Jawab itu siapa?”
Istri bule : “Fine, wait biar i liat aja keluar”
Arif : “Jangan ...”
Akhirnya, para istri datuk pergi keluar untuk melihat siapa tamu yang datang ...
Istri sunda : “Oh .. si Siti Nurbaya! Wani nya datang kadieu!”
Istri bule : “ OMG..”
Istri betawi: “Lu ada perlu apa datang kemari?”
Istri china : “Haiyaa.. dasar wanita ga tau dili!”
*ricuh*
Terjadi kericuhan di rumah datuk, para istri datuk berusaha menyerang Siti.. sehingga
menimbulkan keributan , akhirnya datuk pun bangun dari tidur nya mendengar kegaduhan itu.
Datuk : (Datuk datang) “Heyyyyy.... diam ! ada apa ini ribut ribut?”
Istri sunda : “Ieu ...”
Istri betawi : “Nih calon istri lu datang, kenape?”
Datuk : “Masuk kalian ke dalam! Jangan ganggu dia!”
Istri china : “Kenapa lu olang belain dia?”
Datuk : “Jangan membantah, masuk kalian! Ajudaaan... bawa dia masuk!”
Ajudan : “I .. iya tuan siap!” (ajudan membujuk agara para istri masuk ke dalam rumah)
Datuk : “Ada apa gerangan siti pagi pagi sekali datang kemari?”
Siti : “Saya.. perlu bicara dengan tuan .. “
Datuk : “Jangan sekarang , keadaan rumah ini sedang kacau. Sebaik nya kau pulang saja”
Siti : “Baiklah tuan, permisi...” (berjalan menuju rumah)

SCENE 8
Ketika siti berjalan menuju rumah nya, ternyata ada seseorang yang mengikuti nya dari
belakang ..
Arif : “Siti..” (menepuk pundak)
Siti : “Duh, bikin kaget saja”
Arif : “Kau akan di pinang oleh ayahku? apakah benar?”
Siti : “ Ya, karna keluarga ku tak mampu melunasi semua hutang pada ayah mu..”
Arif : “Tapi.. bukan kah kau sudah punya kekasih?”
Siti : “Iya namanya Syamsul Bahri.. bagaimana kau bisa tahu?”
Arif : “Aku sahabat syamsul bahri, aku bisa membantumu”
Siti : “Bagaimana caranya?”
Arif : “Besok, aku akan pergi kekota.. aku bisa menemui syamsul bahri dan memberitahu ia
tentang masalah mu agar ia segera pulang dan menolong mu”
Siti : “ Benarkah tuan ? Terimakasiihhh ”
Arif : “Sekarang ,sebaiknya kau pergi.. sebelum ada yang melihat kita disini” (merekapun
berpisah)

SCENE 9
Keesokan harinya Arif Maringgi berangkat ke kota untuk menemui Syamsul Bahri. Setelah
seharian menempuh perjalanan jauh akhirnya Arifpun sampai di Tempat tinggal Syamsul. Tanpa
ba-bi-bu ia langsung mengetuk pintu kamar Syamsul Bahri.
Tokt tok tok....
Arif : “Syamsul.. o Syamsul ini aku temanmu Arif dari kampung!!”
Syamsul: “Hoy broo!! Whats up maan lama banget kita ga ketemu nih bro!”
Arif : “Sudahlah Syamsul jangan bercanda aku mau mengabarkan sesuatu yang buruk
kepadamu”
Syamsul : “Kabar buruk apa bro? Hahaha jangan bilang siti mau nikah ya? Hahaha”
Arif : “Nah itu kamu sudah tau, orang tua siti mempunyai hutang kepada ayahku dan jika tidak
bisa membayar maka ia harus menikah dengan ayahku.”
Syamsul: “APAH????!!!! Alahhh jangan ngarang cerita kamu Arif, mana mau Siti dengan
ayahmu”
Arif: “Siti memang tidak mau karna itu Syamsul kau harus menolong kekasihmu yang sedang
kesusahan”
Syamsul : “Bagaimana caranya?”
Arif: “Aku tau dukun canggih yang bisa membantu kita. Ayo pergi ke dukun itu”
Syamsul: “Demi Siti! Ayo!”
Arif dan Syamsul akhirnya pergi menemui dukun itu. Syamsul Bahri sangat bersemangat karna
ini mencakup masa depan ia dan Siti. Ngga rela lah dia kekasih yang cantiknya kaya bidadari itu
diambil sama bapak-bapak udah tua istrinya 4 pula.

SCENE 10
Arif dan Syamsul sudah menempuh perjalanan 3 hari 3 malam tetapi dukun yang mereka cari
belum bisa ditemukan sampai saat ini. Kedua pemuda itu hampir berputus asa tetapi mengingat
ini untuk siti nurbaya yang nan jauh disana, merekapun tidak menyerah apalagi Syamsul Bahri
ia tetap bersikeras untuk menemui dukun tersebut, hingga sampailah mereka pada alamat yang
dituju.....
Arif : “Ini dia Syamsul ini alamat dukun itu”
Syamsul: “Yakin? Kalo diliat liat sih, dari seremnya sih iya kayaknya, yaudah bro kita langsung
masuk aja”
Arif: “ Misi Mbah, mbah ada disini gak mbah ?”
Syamsul: “Permisiii yuhuu spadaa ada orang didalam??? ”
Mbah dukun : “Heh heh itu ngapain ribut disitu masuk sini”
Syamsul: “Weh mbah bro apa kabar? Dicariin dari kemaren baru ketemu susah banget sih
alamatnya”
Mbah dukun: “Ih sok akrab banget kamu baru juga ketemu udah manggil bra bro bra bro!
Panggil saya mbah ni Mbah Maridjan!!”
Arif: “Sul bukannya Mbah Maridjan udah mati ya?”
Mbah dukun: “Ehh jangan sembarangan ngomong kamu! Orang sakti nih!! Kamu mau jadi
kambing guling disini?!”
Arif: “Ampuun mbah jangan mbah saya cuma bercanda tadi”
Syamsul: “Maafin ya mbah. Jadi maksud kedatangan saya disini itu mau minta tolong sama
mbah. Pacar saya dikampung pingin dinikahin nih sama bapaknya dia, saya ngga rela mbah
bantuin dong supaya hal itu ngga kejadian”
Mbah dukun: “HAHAHAHA itu sih urusan gampaanggg... Siti mau saya rubah jadi kambing
atau kumbang atau apa apa bilang hahaha”
Syamsul : “Wahh jangan dong mbah siti kan pacar saya kenapa jadi dia yang dirubah. Mbah
bikin datuk bangkrut lah tau apalah asal jangan nyelakain pacar saya”
Arif: “Eh bro jangan dibankrutin nanti gue makan pake apa?”
Mbah dukun: “HAHAHA lagian bikin bankrut juga udah biasa mending di matiin aja langsung
gimana gimana? Hahahaha”
Syamsul: “Ngga terlalu kejam tuh mbah? Saya kan orang paling lembut dan berhati mulia di
dunia ini”
Mbah dukun: “Ah sudahlah lama kamu (baca mantra) mbal gombal gembel gombal gambil wus
wusssss buarrrrr (nyemburin air) nah ini campurkan ramuan ini kedalam minuman Datuk tidak
lama dari itu pasti dia akan segera matiii hahahahaha”
Arif: “Yaudah makasih ya mbah. Syamsul ayo pergi” (posisi setengah berdiri)
Mbah dukun: “Heh heh heh heh! Duitnya mana duitttt enak aja main kabur udah di kasih ramuan
juga”
Syamsul: “Eh iya mbah hehehe maaf ini mbah” (memeberikan uang kepada Mbah Maridjan)
Mbah dukun: “Nah gitu dong sini sini cium tangan dulu biar manjur”
Syamsul dan Arif: (mencium tangan Mbah Maridjan) “Makasih ya mbah”
Akhirnya setelah mendapatkan ramuan itu merekapun kembali ke kampung halaman dan segera
menjalankan rencana untuk membubuhi racun kedalam minumannya Datuk Maringgi. Kira kira
rencana mereka berhasil ga ya sist bro..

SCENE 11
Syamsul dan Arif sudah menginjakkan kaki di kampung halaman mereka. Syamsul Bahri
Berencana agar tidak ada orang yang mengetahui kepulangannya
bahkan Sitipun tidak diberitahu, ini semua demi keberhasilan rencana Syamsul dan Arif. Akan
tetapi....
Syamsul: “Kita sudah berada di kampung, sekarang saatnya kita menyusun rencana agar si datuk
tua bangka itu bisa merasakan akibat dari mengambil pujaan hati orang lain HAHAHAHAHA”
Arif: “ EH kau ni, jangan terlihat kejam sekalilah. Dia itu pun bapak aku”
Syamsul: “Hei Bro, harusnya kau senang kalau dia mati. Kau kan anak laki laki yang pertama.
Kalau dia mati kan kau bakal .....”
Arif: “ DAPAT BANYAK WARISAN HAHAHAAHA”
Ketika Arif dan Syamsul sedang menyusun rencana, ternyata Bina melihat mereka berdua
sedang asik mengobrol. Mendengar mereka berdua tertawa dengan terbahak bahak, membuat
bina menjadi penasaran dengan apa yang mereka bicarakan.
Bina:“Itukan Arif! sedang bicara dengan siapa siiih? Hmmm... SYAMSUL!! Dia sudah pulang
toh, lebih baik aku kesana”
Syamsul: “ Jadi setelah ini aku serahkan pada kau, karena hanya kau yang bisa mendekati posisi
musuh” (Bina berhenti lalu bersembunyi)
Arif: “Siap! Selanjutnya akan kulanjutkan tugasku yang mudah ini. Tinggal menaruh ramuan
mbah Maridjan kedalam Sirup Marjan. Hahahaha ini terlihat mudah sekali”
Syamsul: “Baiklah bro, setelah ini kita akan berkumpul lagi besok, untuk merayakan kematian
dari bapak kau yang tua bangka itu. Dan aku pun akan melamar gadis pujaan hatiku secepatnya”
Arif: “ HAHAHAHA. Baiklah cepatlah kau pulang, jangan sampai ada yang melihat kau”
Syamsul: “Semoga berhasil bro, terima kasih banyak” (memeluk Arif, lalu pergi)
(kedua duanya pergi, lalu Bina masuk)
Bina: “ Jadi Syamsul ternyata merencanakan untuk menggagalkan pernikahan siti dengan Datuk
Maringgi itu? aaaaaaah ini tak bisa dibiarkan. Aku harus menggagalkannya agar Syamsul tidak
bisa menikahi Siti. Dan pastinya dia akan menjadi suamikuuuu HAHAHAHAHA. Eh kalau
begitu akan kubuat rencana ku sendiri HAHAHA lihat saja siti, selama aku masih hidup, tak ada
yang boleh menjadi pasangan Syamsul selain aku HAHAHA”
Lalu Bina pergi ke rumah datuk maringgi yang mewah dan yang jauuuuuh di ujung kampung.
Sembari di jalan dia memikirkan rencana penggagalan pembatalan pernikahan.

SCENE 12
Sore hari ketika datuk sedang bersantai di teras rumahnya, ternyata Arif sudah menyiapkan sirup
Marjan yang sudah dibubuhkan racun mbah marijan untuk diminum oleh Datuk Maringgi. Akan
tetapi bina yang ingin menggagalkan rencana Arif dan syamsul datang terlambat. Dan dia pun
memilih untuk bersembunyi dulu baru membeberkan rencana arif.
Datuk: “Ajudan sini kau. tolong kau pijatlah pundak ambo pegal sekali”
Ajudan: “Baik tuan”
Datuk: “Bagaimana kau sudah mendatangi rumah si Sulaiman itu? Apa katanya”
Ajudan: “Mereka belum bisa membayar hutangnya tuan”
Datuk: “Bagus bagus hoi jadi deh nambah istri lagi”
Arif : “Papa, ini aku bawakan minuman enak dari jakarta. Ini sirup paling enak disana ”
Datuk : “Wehehe anak papa sudah pulang yaaa ? wah anakku, baik sekali kau ni. Macam
bapaknya saja. Ohya apa yang kau lakukan di Jakarta?”
Arif: “Mku mengunjungi seorang teman. Sekalian membeli batu akik.”
Datuk: “ Batu akik ? kau tak belikan buat bapak kau ini?”
Arif: “Aku Cuma dapat satu pa, soalnya ini langka. Yasudah pa, Silahkan diminum sirupnya aku
mau ke luar dulu melihat ternak aku dulu. Aku taruh minumnya di sini ya pa”
Datuk: “Oke akan ambo minum nanti. Hey ajudan, cepat pijat lagi! ”
Ajudan: “Siap tuan”
Lalu datanglah salah satu istri datuk
Istri Sunda: “ Waaah ini minuman apa datuk ? sepertinya enak sekali”
Datuk: “Ini Siyuup sayaang. Tadi si Arif membawakannya dari jakarta. Kau mau? Minum
sajalah”
Istri sunda: “Mau mau mau (langsung minum), Hmmmm enak sekali datuk “
Datuk: “Halaah paling rasanya tak seenak Arak Pak Ajo “
Istri: “Iya deh, gimana kata datuk aja”
Setelah beberapa saat, sang istri pun mulai merasakan efek dari racun tersebut. Dia pun kejang
kejang sambil berteriak.
Ajudan: “Nyonya,nyonya, daatuk gimana ini ? “
Istri China: “Haiaa kenapa ini”
Istri bule: “Datuk what happened? Oh no si itu kenapa ?”
Istri betawi: “Alah paling dia cuma akting aja udahlah”
Datuk: “Bertahanlah istriku. Ajudan Bawa dia ke kamar “
Ajudan: “Baik tuan (mendekati mayat) datuk, ibu sunda sudah tidak sadarkan diri dan tidak ada
denyutnya tuan”
Datuk: “ Tidaaaak. Ini pasti ulah si Arif. Dia ingin membunuhku, AAArggh. Tidak bisa
dibiarkan “
(Bina masuk tiba tiba secara misterius)
Bina: “Jangan terlalu emosi datuk. Aku bisa membantumu, tapi suruh istrimu keluar dulu. Kita
bicarakan ini dengan empat mata “
Datuk: “Siapa kau? apa yang bisa kau bantu ”
Bina: “Suruh istrimu keluar dulu, baru akan kujelaskan”
Datuk: “Cepat kalian Masuk” (Istri pergi) jadi ulah siapa ini sebenarnya ?”
Bina : “ Ini bukan rencana anakmu, dia cuma dihasut oleh Syamsul Bahri. Kekasihnya Siti
Nurbaya”

Datuk: “Apa ?!?! Dia sudah kembali. Ini tidak bisa dibiaarkan, akan kubunuh dia”
Bina: “ Terserah kau sajalah datuk. Tapi aku minta Syamsul Bahri jangan sampai mati. Lebih
baik dia menjadi milikku”
Datuk: “ Kita lihat saja nanti”
Bina: “Baiklah Aku pulang dulu. Dadah datuk”
Datuk: “Dadaaah Bina (bina pergi) manis juga anak ini, aargh, lupakan wanita dulu. Ajudan,
siapkan dirimu, besok kita akan membunuh si brengsek yang ingin membunuhku itu.”
Ajudan : “Siap tuan, bagaimana dengan ibu sunda ya tuan?”
Datuk: “Biarkan saja dia. Setelah ini kan aku akan kawin lagi hahahaha ini lah yang dinamakan
mati satu tumbuh seribu”
Irfan: “Hah?”
Datuk sudah bersiap diri, dan Bina yang telah membantu datuk kini ingin mencaari perhatian
pada Syamsul. Dia pun memberi kabar kepada Arif bahwa salah satu istri datuk mati dan
menuduh Arif pelakunya. Bina pun memberi tahu bahwa datuk dan ajudan akan membunuh Arif
dan Syamsul.

SCENE 13
Keesokan harinya, Syamsul yang sudah mendengar kabaar dari Bina, bahwa dia akan diserang
oleh datuk. Dia pun menghampiri rumah Siti untuk menjumpai kekasihnya itu.
Syamsul: “Assalammualaikum”
Siti: “Wa’alaikumsalam, sebentar yaa”
(buka pintu)
Syamsul: “SITI...”
Siti: “UDA...”
Syamsul: “aku sangat merindukanmu Siti. LDR tuh emang bikin ribet banget deh”
Siti: “Aku juga rindu sama uda. Tapi kenapa uda lama sekali? Kenapa uda baru kembali sekarang
setelah aku akan dipersunting oleh orang lain ?”
Syamsul: “Maafkan aku, siti. Yang penting sekarang aku akan membawamu pergi, dan kita akan
menikah nanti “
Sule : “Menikah katamu? anakku akan menikah dengan Datuk Maringgi. Bukan dengan bocah
ingusan macam kau”
Siti: “Tapi aku tidak mau ayah, aku cuma mau sama Syamsul seorang”
Sule: “Tidak! Kau akan tetap menikah dengan Datuk Maringgi”
Syamsul: “Maafkan aku tuan” (dipukul, Sulaiman pingsan)
Siti: “Ayah! Kenapa kau pukul ayahku ?
Syamsul: “Tenanglah siti, itu hanya membuatnya pingsan saja, ayo sekarang cepat kita pergi”
Siti: “Baiklah”
Mereka berdua pun kabur bersama ke tempat peristirahatanya Syamsul. Dimana mereka akan
berkumpul sejenak lalu pergi ke kota.

SCENE 14
Ketika Arif sedang dalam perjalan menuju basecamp, tiba tiba ia bertemu Nurul dan mendengar
kabar yang tidak enak. Dan itu membuatnya takut ¾ mati
Nurul : “Hey Arif. Kamu dari mana dan mau kemana?”
Arif: “Aku baru sajo pulang dari peternakanku, dan sekarang aku ingin pergi berpesta bersama
teman lamaku”
Nurul: “Hah? bisa bisanya kau main disaat kau menerima musibah seperti ini”
Arif: “Musibah? musibah apa”
Nurul: “Jadi kau belum tau? halaaah. Istri bapak kau tuh meninggal kemarin. Katanya sih dia
meninggal karena di racuni”
Arif: “Apa? kok dia yang mati sih. Ya udah aku duluan. Aku harus menyelesaikan masalah ini.
Dadah”
(Arif terburu buru)
Nurul: “ Iiiih, aneh banget deh ttuh orang. Baru juga bentar udah langsung pergi huh”

SCENE 15
Arif yang terkejut dengan berita yang disampaikan oleh nnurul langsung berlari menuju
basecamp. Ternyata, sesampainya disana, dia sedang melihat siti dan syamsul sedang berdua.
Namun setelah sampai di basecamp, dari kejauhan arif melihat 3 orang tengah jalan bersama
menuju ke arah mereka. Dan itu adalah..... DATUK MARINGGI, BAGINDA SULAIMAN, DAN
GAGAH si AJUDAN. Apakah yang akan mereka bertiga lakukan terhadap SYAMSUL BAHRI, ARIF
MARINGGI dan SITI NURBAYA ? SAKSIKANLAAH
Arif: “Sul, Maaf mengganggu kebahagiaan kau. Lihatlah siapa yang datang”
Syamsul: “ Alaaah, ternyata mereka beneran datang, bersiaplah rif”
Arif: “ Oke”
Syamsul: ”Siti, kurasa kau harus bersembunyi dulu, aku tidak mau kau ketahuan oleh Datuk dan
Bapak mu.”
Siti:” Baiklah uda. Uda hati hati ya, aku ingin uda kembali dan menikahiku”
Syamsul: “Baiklah siti, aku berjanji akan menikahimu setelah ini, aku janji”
Arif: “Ayo kita berangkat, mereka sudah dekat”
Syamsul: “Ayo, aku pergi dulu Siti”
Siti: “Hati hati ya uda”
Diluar
Datuk maringgi : “ Hei kau Syamsul, berani juga kau rupanya ya”
Syamsul: “Hai Datuk, Hai paman Sule”
Sulaiman: “ Berani beraninya kau menculik anakku?!”
Syamsul: “Aku hanya ingin membuat dia bahagia bersamaku, pujaan hatinya. Bukan dengan
orang tua bangkotan yang gak tau diri ”
Datuk: “Aaargh, akan kubunuh kau. Sule, Ajudan, serang mereka”
Syamsul: “Tunggu sebentar... (lagu capcipcup) Jak jik juk orang betawi. jagoan hebat, tolonglah
datang”
Pitung: “Aaih buset daah. Dimana ini ? weee Syamsul apa kabar”
Syamsul: “Sedang berantakan bang. Bisa bantu saya kan melawan mereka?”
Pitung: “Siaap.”
Arif: “Sul, lu dapet ni orang dari mana?”
Syamsul: “Ada deeh. Ayo maju lo sekaraang”
Datul-Sule-Ajudan: “ Hiaaaaaa”
(pertarungan)
(Arif bertarung dengan sule)(Datuk bertaarung dengan Syamsul) (Ajudan bertarung dengan
pitung)
(Sule terbunuh oleh Arif dan Syamsul sudah terdesak oleh datuk) (Ajudan masih bertarung
sengit)
Dattuk: “Sudah saatnya kau mati, Syamsuuul.”
Arif: “Tidaaaak. (berlari ke arah Syamsul)”
Crooot. Arif terkena sabetan pedang
Datuk: “Arif!”
Syamsul: “ ARIIIF!..... kenapa kau menyia nyiakan nyawamu untuk kuu?”
Arif:” hahaha kau masih punya cerita yang harus dilanjutkan dengan bidadarimu itu. Selamat
tinggal”
Syamsul: “AAAAAAAAA”
Datuk: “Sini kauu!”
Bertarung sengit. Ajudan Mati, dan Datuk setengah mati
Syamsul: “Aku, Syamsul Bahri, yang sedang berdiri dihadapan kau, akan menikahi Siti nurbaya,
dan hidup bahagia tanpa pengganggu macam kau! “
Datuk: “HAHA.... HAHAHAHAHA....”
Croot. Datuk mati.
Syamsul: “Makasih ya bang. Aku tidak tau harus gimana lagi kalau gak ada abang”
Pitung: “Elaah gampang aje sama abang mah”
Syamsul: “Bang, ane mau ke siti duluu, ane minta tolong mayatnya mereka dikubur dengan rapi
ya bang”
Pitung: “ kalo abang bawa mayatnya pulang trus dibikin sop boleh gak?”
Syamsul: “Kuburin aja baang, kasian mereka”
Pitung: “Oke”
Pertarungan pun selesai. Datuk, Sulaiman, Ajudan serta Arif kini sudah pergi meninggalkan
Syamsul. Kini hati Syamsul terbelenggu Kesedihan dan Kesenangan. Dia masih menyesali
kematian arif, akan tetapi, Siti sudah menunggu di Basecamp. Kini dia harus berusaha untuk
menjaga Siti dan hidup bahagia.
SCENE 16
Sesampainya disana, ternyata siti sudah menunggu.
Syamsul: “Maafkan aku siti, ayahmu telah....”
Siti: “Sudahlah uda, jangan dipikirkan lagi, yang penting sekarang akan hidup bahagia”
Syamsul: “Baiklah siti, aku berjanji akan menjagamu sampai tetes terakhir dari darah yang
mengalir dalam diri ku”
Akan tetapi, Kebahagiaan merekapun tak berlangsung lama, karena pada saat merka berdua
bertemu, Bina datang sambil membawa Pistol ditangannya.
Siti: “Binaa, Syamsul sudah pulang doong. Sebentar lagi aku akan menikah dengannya”
Syamsul: “Hehehe nanti dateng ya ke acara pernikahan kami”
Duar (Siti mati)
Syamsul: “Sitiiii!! Apa yang kau lakukan Bina?”
Bina: “Aku mencintaimu Syamsul, aku ingin menikah denganmu”
Syamsul: “ Tidak akaaan!”
Bina: “Jika aku tidak tidak bisa memilikimu Syamsul, MAKA TIDAK BOLEH ADA SEORANGPUN
YANG MEMILIKIMU!”
DUAR DUAR. Bina menembak Syamsul dengan membabi buta. Dan pada akhirnya dia pun ikut
frustasi, diapun menembak dirinya sendiri. Inilah akhir dari kisah cinta Siti Nurbaya yang hanya
bahagia sekejap namun setelah itu kebahagiaannya direnggut begitu saja. Seakan bumi dan
langit serta seisi dunia tak merestui jika mereka bersama.

-THE END-

Anda mungkin juga menyukai