Anda di halaman 1dari 4

SITI DAN DESANYA

Pengarang:Dewi Nuraeni

Siti adalah seorang gadis desa yang merantau pergi ke Jakarta untuk
mengadu nasib. Sudah sekitar lima tahun Siti tidak pulang ke kampung
halamannya. Siti merupakan perantau yang berasal dari sebuah Desa yang
bernama Cibeusi berlokasi di Kecamatan Ciater Kabupaten Subang. Di desa yang
memiliki pemandangan indah juga udara sejuk ini Siti dilahirkan dan tumbuh
menjadi seorang gadis remaja yang cantik dan bersahaja. Hiruk pikuk
gemerlapnya kota membuat Siti merasa rindu untuk pulang kampung halamannya.
Sesampainya di kampung, Siti melepas rindu bersama Orangtua dan
keluarga besarnya. Keesokan harinya, Siti meminta izin untuk melihat suasana
desa. Siti pun pergi untuk menyusuri tempat dimana waktu dia kecil bermain, hal
ini membuat Siti takjub dan kaget melihat perubahan di Desanya ini. Salah satu
tempat favorit Siti bermain waktu kecil adalah Curug Cibareubeuy, karena disana
Ia bersama teman – temannya biasa bermain air. Dan sekarang tempat itu
mengalami banyak perubahan menjadi semakin indah dan banyak dikunjungi
wisatawan baik dari dalam dan luar negeri, karena tempatnya yang strategis dekat
dengan Wisata Alam Sari Ater. Tidak disangka, ketika berjalan Siti bertemu
dengan teman masa kecilnya yang bernama Euis, Siti pun menyapa teman baiknya
itu
Siti : ”Hey Euis!”
Euis : ”Eh Siti?!, kapan kamu datang Sit?”
Siti : ”Kemarin Is, kabar kamu gimana?”
Euis : ”Alhamdulillah aku sehat Sit meskipun kadang-kadang sakit sih, hehe.
Kalau kamu bagaimana??
Siti : ”Alhamdulillah Is”
Euis : ”Oh iya Sit, kayaknya di Jakarta seru ya, oh iya kamu mau kemana?”
Siti : ”Ya kata aku Jakarta biasa aja, di jakarta banyak polusi Is, mending disini
udaranya juga masih seger gak banyak polusi, sekarang aku mau main ke
Curug Cibareubeuy mau liat sekarang gimana keadaannya sama gak kaya
dulu”
Euis : ”Oh iya. Keadaan Curug ya tidak sama lah, dulu kan masih hutan belantara
kalau sekarang sudah dikelola sama Karang Taruna dan Warga setempat,
jadi indah banget Sit bisa swafoto loh!!!”
Siti : ”Wah yang bener, aku jadi gak sabar ingin segera sampai kesana, kamu mau
ikut gak Is?”
Euis :”Duh maaf,bukannya aku gak mau ikut tapi aku lagi banyak kerjaan di
rumah, jadi gak bisa ikut”
Siti : ”Oh yasudah, kalau begitu aku mau pergi dulu ya Is, nanti kita lanjut lagi
ngobrolnya ya”
Euis :”hehe iya hati - hati”
Setelah berbincang-bincang siti pun pergi menuju Curug Cibareubeuy. Dia pun
berpikir apakah jalan nya sama seperti dahulu, Siti pun berdecak kesal kenapa dia
tidak bertanya saja kepada Euis. Tetapi Siti tetap melanjutkan perjalanannya
dengan jalan yang dahulu pernah dia lewati. Ketika sedang berjalan, Siti melihat
lihat sekitar dan dia pun tersenyum, dia ingat ketika dahulu dia sering bermain ke
Curug Cibareubeuy bersama teman - temannya sampai tidak tahu waktu.
Waktu sudah hampir menunjukan pukul dua belas siang, sudah hampir
satu jam Siti berjalan dari rumahnya dan belum sampai ke lokasi. Siti pun
bertanya - tanya apakah dia berjalan di jalan yang benar? Atau apakah dia
tersesat?
Siti : ”Kok dari tadi gak nyampe - nyampe ya, masa aku salah jalan, perasaan dulu
jalannya emang lewat sini deh”
Siti pun panik bagaimana jika dia benar benar tersesat, dia pun langsung
membuka handphone nya dia bermaksud untuk menanyakan jalan menuju curug
kepada Euis, tetapi Siti baru ingat kalau dia tidak punya nomor Euis, dia pun
semakin panik. Waktu Siti sedang panik ada seorang bapak - bapak yang sedang
mengambil rumput untuk pakan ternak dan bertanya kepada Siti mengapa dia
terlihat sangat panik
Bapak : ”Neng kenapa Neng kok kamu kaya panik gitu?”
Siti : ”Eh Pak saya mau ke curug cibareubeuy tapi kayak nya saya salah jalan”
Bapak : ”Oalah yasudah ayok sini sama Bapa diantar”
Siti : ”Eh makasih pak”
Bapak - bapak itu pun mengantarkan Siti ke Curug Cibareubeuy sambil
mengobrol. Bapak itu bertanya-tanya dari mana Siti berasal, dari kota mana dan
pertanyaan-pertanyaan lainnya. Setelah menempuh lebih dari satu jam akhirnya
sampai juga ke lokasi yaitu Curug Cibareubeuy. Sekitar pukul dua siang Siti
sampai di Curug Cibareubeuy, Siti pun berterimakasih kepada bapak - bapak
tersebut. Bapak - bapak itu pun mengangguk dan langsung pergi. Ketika melihat
sekitar Siti melihat banyak anak kecil yang sedang bermain di curug yang
mengingatkannya waktu dirinya masih kecil dan Siti pun kaget ketika melihat ada
banyak warung, mulai dari warung biasa sampai warung nasi dan warung yang
menjual oleh - oleh. Dan situ pun terdapat ibu - ibu yang sedang membuat Gula
Aren khas Desa Cibeusi. Siti pun melihat cara pembuatannya mulai dari “Air
Nira” sampai menjadi gula. Kemudian Siti pun mencoba mencicipi Gula Aren
yang baru saja jadi dengan singkong bakar yang rasanya itu enak banget. Sambil
menikmati enaknya gula aren dan singkong bakar, Siti berbincang bincang dengan
ibu - ibu di sana.
Ibu-ibu : ”Neng kamu tèh dari kota mana?”
Siti : ”Hehe sebenarnya saya asli Cibeusi Bu, baru pulang dari Jakarta.”
Ibu-ibu : ”Eh kirain orang mana, ini neng Siti?”
Siti : ”Hehe iya bu”
Ibu-ibu : ”kenapa gak ngomong sih, kami kira siapa, gimana keadaan kamu waktu
di jakarta?
Siti : ”Alhamdulillah bu sehat tapi kadang-kadang suka sakit juga”
Ibu-ibu : ”Alhamdulillah, di Jakarta pasti sibuk banget ya? Orangtua kamu pasti
bangga punya anak yang rajin dan berbakti kayak kamu”
Siti : ”Alhamdulillah bu, aamiinn”
Ketika sedang asik berbincang-bincang siti pun mengecek handphone nya
bermaksud untuk melihat jam, ketika dilihat sudah menunjukkan pukul empat
sore, dia sudah dua jam berada di curug cibareubeuy dan dia pun langsung berdiri
untuk berpamitan pulang kepada ibu-ibu itu.
Siti : ”Duh udah sore,kayak nya aku mau pulang deh”/Berdiri
Ibu-ibu : ”Kok udah mau pulang ajah,nanti aja pulang mah”
Siti : ”Udah sore bu,nanti ayah sama ibu nyariin lagi”
Ibu-ibu : ”Oh yasudah kalau gitu,hati hati ya sit jangan sampe salah jalan”
Siti pun mengangguk dan langsung pergi meninggalkan ibu-ibu, dia pun langsung
pulang melewati jalan yang tadi, Siti berpikir bahwa dia tidak akan tersesat lagi
karena dia sudah ingat jalan yang tadi ditunjukan oleh bapak-bapak. Setelah
menempuh sekitar dua jam dia akhirnya sampai di tempat dia bertemu dengan
Euis, dia pun langsung bergegas pulang ke rumah karena waktu sudah
menunjukkan pukul enam sore. Sesampainya di rumah Siti pun merasa puas atas
yang telah dia lakukan tempo hari, mulai dari dia bertemu dengan teman masa
kecilnya yaitu Euis, melihat curug cibareubeuy yang indah, melihat anak kecil
yang sedang bermain, sampai melihat ibu-ibu yang sedang membuat gula aren dan
mencoba untuk mencicipinya. Meskipun jalan menuju ke Curug Cibareubeuy jauh
dan sempat tersesat tapi Siti sangat menikmati perjalanannya dan itu akan menjadi
kenangan yang takkan Siti lupakan. Sambil berbaring Siti memejamkan matanya
dan dia berdoa di dalam hati agar diberi waktu yang lebih lama untuk tinggal di
Desanya itu.
Siti tersenyum dan dia beranjak dari tempat tidur untuk mengambil buku
tulis dan balpoin dan dia langsung menuliskan apa yang telah dia lakukan tempo
hari dan Siti pasti akan selalu mengingatnya. Meskipun lelah tapi Siti
menikmatinya dan Siti merasa senang dan Siti menyimpulkan bahwa “Meskipun
banyak kota yang telah ia kunjungi, baik itu kota yang sangat indah sampai kota
yang sangat terkenal sekalipun tetapi tetap yang menjadi pemenangnya adalah
Desa tempat ia dilahirkan dan dibesarkan.”
~TAMAT~

Anda mungkin juga menyukai