Kelas: XI.1
Absen: 30
Tugas: Membuat cerpen bertema remaja. Pada cerpen ini, saya mengangkat kisah
seorang anak remaja mendapati sebuah keajaiban yang menyempurnakan hidupny
a kemudian menyesatkannya.
*Kisah ini bersifat fiktif.
Cici adalah siswi menengah atas yang sering murung. Ia tidak memiliki ba
nyak teman, ia lebih banyak menghabiskan waktunya sendiri. Cici adalah seorang
yatim piatu, dan hanya tinggal bersama neneknya. Jadi, tidak heran kalau Cici sela
lu murung.
Cici selalu iri melihat temannya yang selalu dijemput ayah ibu mereka. Me
reka yang tinggal di rumah mewah, makan di restoran, punya banyak teman, berw
ajah cantik juga berpenampilan yang up to date, membuat dirinya merasa sangat k
ecil.
Di suatu sore setelah pulang sekolah dengan berjalan kaki dari sekolah yan
g lumayan jauh ke rumah, Cici berpesan sama nenek nya yang sudah tua. "Nek, be
sok bawain bekal yang spesial ya".
Nenek pun sontak menjawab "oh begitu ya, padahal nenek selalu membekali mu b
ekal spesial setiap hari" dengan nada yang sedikit kecewa.
"Duh, gimana nih, susah banget, coba aja ada ayah ibu, pasti mereka bisa bantuin
aku, kalau kayak gini pasti nenek ga ngerti kalau aku tanyain" gumam Cici.
***
Tibalah hari mulai cerah, Cici yang ketiduran di meja belajarnya terbangun
"Waduh, jam berapa ini" Cici berkata sambil melihat ke arah jam.
Ternyata jam sudah menunjukkan pukul 06.40. Padahal jam masuk kelas dimulai
20 menit lagi.
"Aduhhh nenek!!! kenapa ga bangunin aku sihh, kan jadi telat, aku capek kalau ha
rus lari!!" teriak Cici ke nenek nya.
Nenek yang tidak lagi bisa mendengar dengan jelas, tidak mendengar apa yang di
katakan Cici.
Melihat sepatunya yang sudah robek cici mengatakan dalam hati, "Ya Tuh
an kapan ya aku bisa kaya, biar bisa beli sepatu baru" cici mengatakan dalam hati
sambil membayangkan ia menjadi orang kaya. Tiba-tiba cici tersadar, dia harus ce
pat berlari sebelum pagar sekolah ditutup.
Belum sampai di sekolah, bel masuk kelas sudah berbunyi. Pagar telah di t
utup dan Cici baru sampai.
"Pak tolong dong bukain pagar, sekali ini aja ya pak.." Cici bermohon kepada satp
am sekolah.
"Aduh gabisa ini, nanti ketahuan guru, kamu sih kenapa selalu terlambat?" jawab
satpam sekolah.
"Iya pak maaf, aku jalan kaki dari rumah, rumah aku jauh pak, tolong ya pak..pliss
s" cici mengatakan dengan memelas.
Karena satpam yang kasihan melihat Cici yang sudah bercucuran keringat, akhirn
ya satpam memperbolehkan masuk.
Cici mulai kesal dengan semua yang terjadi hari ini, ia ditertawakan semua teman
kelasnya.
***
Cici pun mulai panik setelah tersadar, ia tidak akan bisa keluar dari tumpu
kan uang itu hingga hari mulai gelap. Air mata cici pun mulai menetes karena frus
tasi mencari jalan keluar. Cici melirik air matanya yang jatuh ke lantai. Tak sengaj
a ia melihat remahan roti yang tadi siang dia makan. Dia tergesa mengambil rema
han itu dan memakannya sambil meminta dirinya keluar dari tumpukan uang itu.
"Akhirnya, aku bisa keluar!! wah aku sekarang cantik dan kaya, aku bisa melakuk
an apa saja di rumah ini" kata Cici yang kembali gembira.
Karena keajaiban roti itu, sering kali Cici meminta dibuatkan roti itu lagi k
epada neneknya. Nenek terpaksa melakukannya karena melihat kegembiraan cucu
nya yang membuat dirinya juga bahagia. Ia terpaksa merelakan sisa hidupnya yan
g akan terus berkurang untuk membuat roti menjadi ajaib.
Di esok hari, Cici dengan bersemangat bersekolah dengan tas dan sepatu y
ang baru ia beli di mall semalam. Di sekolah semua orang tertuju padanya karena
pesona Cici. "WAH, siapa wanita cantik itu", "minta no WA nya dong kak", "Ih gi
la itu anak baru ya, cantik banget", kata orang orang yang tidak akan mengira bah
wa wanita cantik itu adalah Cici.
Setiap hari Cici pun mulai sombong dan semakin terkenal, ia memiliki pop
ularitas penggemar yang banyak. Memiliki banyak teman adalah salah satu impian
Cici yang mulai terwujud. Ia mewujudkan semua impiannya dengan meminta nen
eknya membuat eoti ajaib terus menerus. Semua orang menggemari Cici, bahkan
guru-guru di sekolah pun banyak yang mendekati Cici.
***
Tetapi semakin hari berlalu Cici merasa risih dengan semua yang terjadi p
ada hidupnya, semua orang mulai mengejar dirinya dan kepoin kehidupan cici. Di
a merasa dirinya bukanlah dirinya lagi yang sebenarnya.
Dia bahkan sedih melihat neneknya yang mulai sakit-sakitan dan tidak kun
jung sembuh. Dia merasa tidak bahagia dengan semua harta yang dia punya. Cici
mulai belajar bahwa kehidupan yang sempurna tidak selalu membawa kebahagiaa
n. Dia menyadari bahwa kebahagiaan sejati tidak terletak pada hal-hal materi atau
kekuatan, tetapi pada hubungan yang baik dengan orang-orang di sekitarnya dan k
epuasan diri.
TAMAT