Anda di halaman 1dari 4

MALAS SEKOLAH

Bimbi adalah anak yang suka malas untuk datang ke sekolah. Ia suka berpura-
pura sakit dan berkata pada ibunya bahwa ia tidak bisa menghadiri sekolah.
Ibunya sudah capai untuk selalu mengingatkan Bimbi agar rajin sekolah. Bimbi
tetap malas-malasan untuk pergi ke sekolah dan malah suka asyik dalam bermain
game tanpa memperdulikan PR dan tugasnya.

Suatu malam, Bimbi berniat untuk bermain ke luar rumah tanpa izin kepada
Ibunya. Ia ingin berjalan-jalan ke luar rumah untuk mencari udara segar. Ia
berniat untuk membeli beberapa camilan untuk menemaninya bermain game
hingga larut malam. Bimbi segera memakai jaket kesayangannya sambil
memakai sendal biru yang dimilikinya keluar rumah.

Ketika ia sedang berjalan menuju toko tempat penjual camilan, Bimbi melihat
sebuah rumah tua yang pintunya tampak terbuka. Bimbi penasaran karena selama
ini ia rasa tidak pernah melihat rumah tua seperti itu disekitar rumahnya. “Hmm
mengapa aku tidak tahu ya, kalau selama ini ada rumah disini” gumam Bimbi
diam-diam.

Tiba-tiba sifat iseng Bimbi muncul. Ia berfikir bahwa rumah tua itu bisa menjadi
tempat bermainnya saat ia malas untuk berangkat ke sekolah. Baru saja ia akan
masuk ke rumah tua itu, tiba-tiba ia dikagetkan dengan nenek tua yang
memanggilnya. “Bimbi, sini mampir dulu”. Belum selesai keheranan yang
dirasakan Bimbi, ia sudah menuruti ajakan nenek itu untuk masuk ke rumah tadi.

Saat Bimbi memasuki rumah tua tersebut, ia sedikit dikejutkan dengan perabotan
yang dimiliki nenek tersebut lengkap. Rumahnya juga tidak kotor dan terdapat
banyak makanan di meja yang dihidangkan oleh nenek tersebut.
Nenek itu dengan ramah mempersilahkan Bimbi untuk duduk. Ia segera
memakan segala hidangan yang di hidangkan oleh nenek tersebut mulai dari
permen hingga makanan ringan.

Bimbi memakan dengan lahap semua hidangan yang dihidangkan oleh nenek itu
hingga Bimbi merasa kekenyangan dan lemas. Ia melihat jam di tangannya dan
waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam. Tidak terasa, Bimbi sudah
meninggalkan rumah satu jam lamanya.

“Nek, aku harus segera pulang. Nanti ibuku mencari. Dan juga, besok aku harus
sekolah” Kata Bimbi sambil mengusap-usap perutnya yang kekenyangan.
“Berhentilah dulu Bimbi, kau kekenyangan. Nanti kau tidak sanggup untuk
berjalan pulang” Kata nenek itu sambil menyeringai kepada Bimbi.

“Tapi Nek, bagaimana Nenek bisa mengetahui namaku? Aku rasa ini kali pertama
aku bertemu dengan nenek disini” Kata Bimbi keheranan. Nenek itu hanya
tersenyum sambil menutup rumahnya. Bimbi kebingungan dan ia mulai panik
merasakan bahwa ada yang tidak beres dengan nenek dan rumah tua tersebut.

Bimbi ingin berlari, tetapi ia merasa sangat kekenyangan. Ia tidak sanggup berdiri
dan merasakan bahwa sekujur tubuhnya lemas melihat nenek datang ke arahnya.
“Bimbi, sini nak kamu jadi cucu saya saja. Kamu bisa makan sepuasnya dan tidak
perlu sekolah setiap hari hihihi”

Bimbi ketakutan, tetapi ia tidak sanggup berkata-kata dan nenek itu terus
mendekatinya dengan membawa banyak makanan ditangannya. Bimbi mulai
menangis dan ketakutan. “Huhuuhu mama… tolong Bimbi……Aku janji akan

rajin sekolah dan belajar… huhuhuh”. Bimbi mulai menangis dengan pasrah dan
membiarkan nenek tersebut menyuapinya hingga rasanya perut Bimbi sangat
penuh dan ingin muntah.
“Bimbi?”

“Tidaakkkkk huhuhuu” tangis Bimbi

“Mamaaa tolong Bimbi. Bimbi mau sekolah huhuhu”

“Iya ayo sekolah, ini sudah jam 6 pagi”

Bimbi membuka matanya dan melihat ibunya sedang kebingungan melihat Bimbi
menangis di kasurnya sambil ketakutan.

“Kamu habis mimpi apa, Bimbi?” Tanya Ibu yang masih keheranan

Bimbi baru menyadari bahwa apa yang dialaminya semalam adalah mimpi.
Disatu sisi, ia sangat lega.

Lalu Bimbi bergegas mengambil handuk kemudian pergi kekamar mandi.

Setelah itu ibunya mengajak dia ke panti asuhan yang dipenuhi oleh anak-anak
dengan latar belakang yang berbeda.

"Nak, lihat mereka. Mereka tidak memiliki orang tua yang bisa membiayai
mereka. Padahal, mereka juga ingin sekolah dan memiliki orang tua lengkap
sepertimu," jelas ibunya menasihati anaknya melalui kaca mobil.

Lalu ibunya juga mengajak Bimbi melihat anak-anak yang sedang mengamen di
jalan. "Lihat juga anak itu. Dia yang seharusnya sekolah harus mengemis untuk
mencari uang. Untuk makan saja dia susah. Padahal, kamu makan sudah
disiapkan dan hidupnya enak," Jelas ibunya lagi.

Sesudah itu Bimbi merasa sadar akan kesalahannya dan akhirnya ia mau diajak
berangkat sekolah sekalipun sedikit terlambat. Ibunya mengantar dia sampai ke
sekolah. Di perjalanan, ia juga melihat anak sekolah yang berjalan kaki dengan
kaki yang pincang. Ia pun berkata dalam hati, "Betapa aku adalah orang yang
sangat beruntung. Masih memiliki fisik yang sempurna, tapi justru malas untuk
pergi ke sekolah. Sementara anak yang cacat fisik saja masih semangat." Dalam
hatinya ia berjanji, ia tidak akan malas sekolah lagi.

Sejak hari itu Bimbi tidak malas lagi pergi kesekolah selalu bersemangat dalam
mengerjakan tugas sekolah. Bimbi menjadi anak yang baik, selalu patuh kepada
ibunya, dan selalu mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.

O LE H

RIZKY RAMADHAN

Anda mungkin juga menyukai