Anda di halaman 1dari 10

Nama : Selsia Aura Rahma P.

R
Kelas : X-A
No : 30

Jauh Dari Keluarga

Namaku adalah Loli aku tinggal bersama bersama kakek, nenek dan bibi ku di sebuah
desa yang jauh dari orang tua, aku baru berusia 13 tahun. Pada suatu minggu pagi yang cerah
aku terbangun dengan teriakan bibi ku yang sedang memasak.

"Loli ayo bangunnn!" aku langsung terkejut dan bangun dari tidur ku, dengan keadaan
setengah sadar aku langsung menemui bibi ku di dapur.

"Ada apa bi, masih pagi sudah teriak saja." bibi ku menjawab sambil menunjuk jam,
"Lihat ini sudah pukul 6 pagi."

Dengan wajah terkejut aku cepat cepat pergi ke kamar mandi dan mencuci muka ku.
Sehabis dari kamar mandi aku segera membantu bibi memasak di dapur untuk sarapan kami.
Semua berjalan dengan lancar sampai ketika kami semua selesai sarapan, setelah sarapan
kami berbincang di teras rumah sambil menikmati udara pagi.

Bibi bertanya padaku, "Loli, apakah kamu merindukan kedua orang tuamu?" tanya bibi
padaku.

Dengan wajah murung aku menjawab, "Iya aku merindukan kedua orang tua ku bi."
kakek dan nenek hanya tersenyum kepadaku seakan akan memberi semangat padaku.

Pada siang hari nya aku dipanggil untuk mengantarkan makan siang untuk kakek ku
disawah, "Lolii kemari sebentar!" kata bibi ku sambil berteriak.

"Iya bi sebentar." jawabku sambil jalan menemui nya.

Bibi memberi ku rantang berisi makanan sambil mengatakan, "pergilah kesawah


antar ini untuk kakek mu untuknya makan siang nanti."

Aku mengambil nya sambil mengangguk. Aku mengeluarkan sepeda ku, bibi berpesan
kepadaku untuk berhati hati, "Loli, hati hati di jalan!" aku hanya tersenyum kepada bibi ku,
setelah itu aku berpamitan kepada nenek ku untuk pergi ke sawah mengantar makanan untuk
kakek.
Di sepanjang jalan aku menikmati pemandangan desa yang masih asri, tumbuhan
yang masih segar. Tak lama kemudian aku sampai disawah kakek ku, aku bergegas mencari
kakek dan memberikan makanannya.

"Kakek ini makan siang untuk kakek." kata kakek, "iya Loli taruh situ saja." aku
menaruh makanan kakek di gubuk kecil dekat sawah, "Kakek makanannya aku taruh sini ya."
kata kakek, "iya Loli." jawab kakek sambil melihatku dari kejauhan.

Setelah memberikan makanan untuk kakek, aku melihat pemandangan sawah yang
indah dan udara yang sejuk, tak lama kemudian kakek menghampiriku dia menyuruhku untuk
pulang, "Loli kamu pulang saja nanti rantang ini biar kakek yang bawa pulang." aku hanya
tersenyum dan mengangguk pada kakek lalu pergi untuk pulang.

Di tengah perjalanan pulang aku melihat ada anak yang sedang bermain dengan
keluarganya di depan rumah, aku melihat dengan perasaan iri. Sepanjang jalan pulang aku
murung karena rindu dengan orang tuaku yang berada di kota, sampai rumah ada bibi dan
nenek yang sedang duduk di ruang tamu.

Bibi bertanya, "Apakah kamu sudah memberikan makanannya untuk Kakek?" aku
menjawab dengan singkat, "Sudah Bi." aku langsung pergi ke kamar dan menutup pintuku
dan menangis.

Sedangkan di ruang tamu nenek bertanya pada bibi, "Itu keponakanmu kenapa?" bibi
hanya menggelengkan kepala lalu menemui ku di kamar.

"Loli, kenapa kamu menangis?" aku hanya terdiam, bibi mencoba menenangkanku,
akhirnya pun aku tenang dan tidak menangis lagi.

Aku menceritakan apa yang membuat ku menangis, "Bi, aku rindu ibu dan ayah, aku
ingin menghabiskan waktu bersama mereka, aku iri dengan anak yang menghabiskan hari
Minggunya dengan bermain bersama. Aku ingin seperti itu bi, aku rindu mereka!" curhatku
kepada bibi dengan sedikit menangis.

Bibi tersenyum dan mengatakan, "Orang tuamu disana mencari uang, sabar yaa.
Nanti liburan akhir taun kita temui orang tuamu di kota." mendengar perkataan bibi aku
langsung tersenyum bahagia dan mengusap air mataku, aku langsung memeluk bibi karena
senang.

Aku menjalani hari hari dengan biasa, meskipun kadang merasa iri melihat anak yang
sedang bermain dengan keluarganya aku hanya bisa tersenyum dan sabar, karena sebentar
lagi liburan akhir taun akan tiba.
Berapa bulan berjalan ahirnya akhir taun telah tiba.

Malam hari sebelum kita berangkat aku sungguh gembira, sambil menyiapkan barang
barang yang akan ku bawa, aku mengatakan pada bibi, "Bibi aku sungguh tidak sabar
menantikan hari besok." bibi hanya tersenyum

Bibi menyuruhku untuk segera tidur setelah menyiapkan barang bawaan ku, "iya Loli,
cepat lah tidur nanti supaya besuk kamu tidak bangun kesiangan." lalu bibi pergi
meningglkanku.

Dan akhirnya hari yang aku tunggu tunggu pun datang, aku bersama bibi ku pergi ke
kota pada hari Minggu pagi, tapi sedihnya kakek dan nenek ku tidak bisa ikut dengan kami
karena ada urusan di desa yang tidak bisa ditinggalkan, tapi tidak masalah aku tetap bahagia.
Aku dan bibi ku pergi ke kota saat pagi hari,

Bibi membangunkan ku dengan menggoyangkan badanku, "Loli ayo bangun, sarapan


lalu kita berangkat!" dengan keadaan setengah sadar aku bertanya pada bibi,"Hemm, ini
masih pagi buta bibi, emang sekarang jam berapa sih?"

Bibi menjawab ku, "Ini sudah mau jam 7 Loli, ayo bangun dan segera berangkat, agar
tidak kena macet di jalan dan dapat tempat duduk di bis, kan ini tadi hari Minggu pasti banyak
yang ingin pergi kota dan apalagi ini liburan akhir taun. Apa kamu tidak ingin cepat ketemu
ibumu?" aku yang mendengarnya pun langsung bangun dan bergegas untuk bersiap siap.

Setelah aku selesai bersiap siap aku dan bibi berpamitan kepada nenek dan kakek.

"Hati-hati dijalan, jaga keponakan mu ini ya!" kata nenek kepada bibi sambil menepuk
pundakku,

kata bibi "Pasti aku akan menjaganya." sambil melihatku dengan tersenyum.

Lalu kita pergi dan menuju terminal, sampai sana kita langsung naik bis menuju kota,
untung saja kita tidak telat dan mendapatkan tempat duduk, "Huhhh, untung saja kita dapat
tempat duduk,” kata bibi ke padaku sambil tersenyum, aku hanya membalasnya dengan
senyuman.

Bibi takut kita tidak dapat tempat duduk karena perjalanan dari desa menuju kota itu
sangat jauh, jadi tidak mungkin kita berdiri sampai sana. Tak lama kemudian bis berangkat,
sebelum berangkat bibi menyuruhku untuk berdoa terlebih dahulu, setelah berdoa aku
menikmati pemandangan jalan yang sangat hijau, di dalam bis banyak orang jualan, karena
aku haus dan ingin minum bibi membelikanku minum.

Tak lama akupun tertidur, aku dibangunkan bibi setelah kita sampai di kota, "Loli ayo
bangun".

Aku bertanya pada bibi, "Hmm ini sudah sampai mana bi?"

Kata bibi, "Kita sudah sampai kota, itu ibumu sudah menunggu kita di depan."
Aku kaget dan langsung semangat untuk turun tapi kata bibi, "Hati-hati Loli nanti
kamu terjatuh."

Aku tidak mendengarkan kata bibi untung saja aku tidak terjatuh, bibi hanya
menggelengkan kepala sambil tersenyum melihat tingkah lakuku. Turun dari bis aku langsung
melihat ibu ku berdiri menungguku, aku langsung menemuinya dan memeluknya. Aku
gembira bisa bertemu dengan ibu sampai melupakan bibi ku yang masih berjalan di belakang.

Ibu berkata, "apa kabar Loli? Ibu sangat merindukanmu." kata ibu sambil mencium
kening ku.

"aku juga sangat merindukan ibu." kataku kepada ibu.

Bibi pun datang lalu mencium tangan ibu, ibu bertanya pada bibi, "Bagaimana
perjalananmu kemari, apakah dia merepotkan mu?" tanya ibu sambil tersenyum kepadaku.

"Perjalanan kemari sangat melelahkan, tadi banyak sekali jalanan yang macet,
mungkin karena liburan kali ya, untung saja dia tidak merepotkan ku, sepanjang jalan dia
hanya tertidur." kata bibi kepada ibu.

Kami pun pergi dari terminal menuju rumah ibuku. Sampainya di rumah ibu aku
melihat adik dan ayah ku yang baru saja pulang sekolah, aku sangat senang dan gembira
melihat mereka, aku langsung memeluk ayah ku dan mencium adikku, dan pada akhirnya aku
merasakan Bahagia dapat menghabiskan liburan akhir bersama orang yang ku sayang, ya itu
keluargaku.

-----TAMAT-----
Nama : Dhimas Setyatma P.

Kelas : X-A

No : 10

Game Rival Jadi Kesal

Di suatu pagii saya dan teman saya yang bernama Diko Untuk pergi mengikuti latihan
futsal di stadion Surabaya...,teman saya menghampiri saya terlebih dahulu karena sudah tau
kalau pasti saya belum juga bangun tidur, setelah sampainya di rumah saya teman saya
menunggu saya di depan rumah dan memanggil saya mengajak untuk berangkat latihan,
setalah saya bangun dari tempat tidur saya pun bergegas untuk membukakan pintu untuknya
dan menyuruhnya untuk menunggunya terlebih dahulu,saya pun segera untuk mandi karena
merasa tidak enak karena di tunggu olehnya, setalah saya siap untuk berangkat tiba tiba saya
melihat teman saya asik dengan hpnya.

"Sedang apa kamu Dik kok keliatannya kamu serius amat?" Saya bertanya kepada
Diko.

"Ini lagi main game" jawab Diko.

"Game apaan? kok keliatannya kamu serius gitu?" Saya pun tambah penasaran.

"Itu loh Game yang saat ini populer!!" kata Diko sedang asik bermain game.

"Apaan sih??" Saya pun semakin penasaran

"Ini loh Mobile Legends"Jawab Diko sambil memperlihatkannya

"Oalah itu toh, kalau itu saya pernah main" jawab saya sambil memakai sepatu

"Masasih, emang kamu sampai peringkat apa??" Tanya Diko

"Ya saya sampai peringkat Mitic, tapi sekarang saya ga main lagi" jawab saya

"Loh emangnya kenapa, kan sudah sampai Mitic" Diko pun tambah penasaran

"Gara - gara game itu saya hampir stres di awal seson" Kata saya sambil bersedih
"Loh emangnya kenapa kok bisa gitu??,apa kamu main sampai lupa waktu kok bisa
sampai seperti itu?" Diko semakin penasaran

"Enggak kok kalau saya main nya liat liat jam" Jawab saya

"Terus kenapa kamu bisa hampir stres gitu??" Tanya Diko

"Waktu saya main di awal seson rank saya turun ke epic ." Jawab saya ingin
menjelaskan

"Kenapa emang kalok di rank epic kan sama seperti aku juga epic !!" Kata Diko menyela
penjelasan

"Engga, Dulu tu epic adalah rank jahanam bocil epep pada ngetrol mainnya " jawab
saya

"Loh emang iyaa" Diko penasaran

"Waktu saya bermain itu saya menggunakan Selena untuk bermain sebagai Roamer,
ketika membantu mm buat open war tim saya malah pada kabur alhasil saya pun hanya bisa
membunuh jungler musuh saja" saya menjelaskan

"Trus habis itu"Tanya Diko

"Habis itu saya pergi ke atas untuk membantu exp Lane alpha dan Gatot kaca yang
sedang adu mekanix, setalah saya membantunya saya pun membantu jungler tim saya untuk
objektif ambil lord " kata saya sambil melihat langit yang terang di pagi hari

"Trus dapet lordnya ngak?" Tanya Diko

"Wah..... Sudah tentu ngak dapet jungler tim saya itu Indomaret rotasinya masih
seperti layaknya epical glory atau biasa di sebut epic abadi" jawab saya dan sedikit terbawa
emosi

"Emang segitunya ya pemain epic itu?" Tanya Diko sangat penasaran

"Iyaaa...... Betul sekali udah ngak tau rotasi buat main asal nuduh aja klok main kadang
nyalahin tim kalok main padahal dia sendiri yang buta map karna ngak liat map padahal sama
pembuatan game udah di sediakan map apakah ingin seperti tim evos yang buta map" jawab
saya dengan sedikit marah
"Wkwkw.....,Tim evos e-sport itu yang bikin sejarah baru ngak lolos play off"tanya Diko
sambil tertawa

"Betull......, Itu evos yang dulunya juara dunia M1 itu yang di puji puji evos fans"jawab
saya sedikit menyindir

"Wkwkwkwk..... Kasian banget itu padahal udah dapet pemain luar yang jago banget
mainya malah di turunin ke MDL"jawab Diko

"Ooooo... Itu si Dlar pemain Philipina itu kan" jawab saya

"Nah itu kan dulu di tim Philipina jago mainya" jawab Diko sambil matikan hpnya

"Udah lah biarin aja roaster evos sekarang beda bukan yang dulu lagi" jawab saya

"Iya betul..,udah berangkat aja yok ke buru siang nanti"jawab Diko sambil mengajak
saya

Dan saya dengan Diko pun pergi untuk latihan di stadion Surabaya bersama..

-----TAMAT-----
Nama : Amanda Wulan Safitri
Kelas : XA
No. Absen : 2

LATTO - LATTO
Pada hari minggu yang cerah, burung-burung di teras berkicauan, matahari tersenyum
menyorot ventilasi rumah. Seorang anak kecil yang sudah bersih dan wangi bersiap akan bermain
dengan teman-temannya, ia pun dihampiri teman-teman nya yang mengajaknya bermain sepeda.
Anak itu Bernama Raffy. Raffy pun meminta izin kepada orang tua untuk bermain.

"Mau kemana nak?" tanya ayah Raffy yang sedang membersihkan sangkar burung di teras rumah.

"Mau bermain sepeda sama temen - temen ku yah, izin ya yah" jawab Raffy sambil mengeluarkan
sepedanya dari bagasi.

"Owalah, hati - hati, waktu sholat dzuhur harus sudah pulang" pesan ayahnya untuk Raffy.

"Okeyy yah" jawab Raffy dengan semangat.

Saat tiba di tempat mereka bermain, ada salah satu teman mereka, yaitu Denys yang
mengeluarkan sesuatu dari dalam saku celananya dan dimainkannya.

"tek...tekk..tekk.. tek tek tek tek tek" suara tersebut muncul dari permainan tersebut.
Sontak semua anak yang sedang menata sepeda di lapangan pun langsung menoleh ke
Denys dan berlari menghampirinya. tetapi tidak dengan si Pram, yang masih sibuk mencari tempat
senderan sepeda nya yang tanpa standar sepeda.

Lalu di teriaki lah oleh teman-temannya dari kejauhan, "Pramm, sini woii, ada mainan baru
nih". Tanpa berfikir panjang dan karena sudah lelah mencari senderan sepeda, ia pun membiarkan
sepeda nya terguling dan ia berlari ke arah teman-temannya.

"e-eh tapii sepeda ku...ishh udahlah biarin" ucap Pram sambil berlari ke arah temannya.

Saat mereka sudah berkumpul sambil memainkan permainan tersebut, Pram yang baru saja
datang, ia penasaran dengan mainan tersebut dan bertanya dengan teman-temannya, "mainan
apaan tuhh, kok baru liat",
"latto-latto cuyy", jawab Denys.

"hah? soto-soto?" ucap Pram sedikit bingung dengan nama permainan tersebut.

"LATTO-LATTO PRAMM" semua teman-temannya menjawab dengan nada tinggi dan


bersamaan. Pram pun hanya cengar-cengir.

SINGKAT CERITA, MEREKA PULANG KE RUMAH MASING-MASING

Saat tiba di rumah, Raffy menunjukkan latto-latto tersebut kepada ibu nya, lalu ibunya pun
ingin mencoba memainkan latto-latto tersebut, tok tek tok tek tok tek tek tek tek, permainan itu
dimainkan oleh ibu Raffy. Ternyata ibu Raffy jago memainkannya. Di ruang tamu, ayah Raffy sedang
scroll aplikasi toktik, ia merasa sedikit terganggu dengan bunyi latto-latto yang membuat gendang
telinganya seperti di pukul kanan kiri.

ia pun bertanya kepada Raffy, "nak, Raffy, apa itu, kok berisik sekali?"

Raffy dan ibunya yang sedang memainkan latto-latto di teras pun langsung ke dalam dan
menjawab pertanyaan ayahnya, "oh ini, latto-latto yah, yang bisa bunyi tek tek tek" jawab raffy.

"duh gustii, pantesan berisik" sahut ayahnya yang sedikit bingung seperti ingat-ingat tidak
dengan permainan tersebut.

"yaudah nak, cepet mandi, udah sore jangan berisik, ayah mau scroll toktik" tambah
ayahnya.

Tak lama kemudian, ibu Raffy menyuruh Raffy untuk segera mandi dan belajar.

Saat Raffy sedang belajar di bantu oleh ibunya di ruang belajar, ayah Raffy yang sedang
duduk di sofa ruang tamu tiba-tiba kepikiran dengan latto-latto tadi, ia sedikit ingat bahwa ia dahulu
pernah memainkan permainan tersebut, lalu ia pun ingin kembali mencobanya. Ia mencoba
mengambil Latto-latto Raffy yang berada di atas meja ruang tamu.

"nak, ayah pinjam mainan mu yang di atas meja ya" ucap ayah Raffy sambil mengambil
latto-latto di atas meja.

"iya yah, ambil aja gapapa" jawab Raffy dari dalam kamar.

ibunya pun bertanya kepada Raffy, "loh nak, mainan apa? mainan latto-latto tadi?, buat
apa dipinjam ayahmu?" ibu Raffy bertanya dengan heran.

Dan raffy pun menjawab, "gatau tuh bu, mungkin buat mainan sama ayah, hihihii".

(tek tek tek tek tok tek tok tek) suara terdengar bersumber dari ruang tamu, lalu Raffy dan
ibunya pun merasa terganggu karena sedang belajar, mereka sudah mengira dan menganggap
bahwa pasti yang memainkan suara tersebut ayahnya yang meminjam latto-latto tadi.

Mereka berdua pun berteriak dari ruang belajar, "AYAHHHHH......LAGIII BELAJARR,


JANGANN BERISIKK".
Ayahnya pun langsung memberhentikan permainan tersebut dan menjawab "heheee, iyaa
nakk, maaf ya, ayah lupa, hehe…" dengan ekspresi cengar-cengir yang menunjukkan seperti anak
yang sedang dimarahi ibunya, Ayah Raffy pun menaruh latto-latto tersebut.

Keesokan harinya, pagi yang cerah menanti, Raffy pun pergi bersekolah. Saat Raffy sedang
pergi ke sekolah, ayah dan ibu Raffy sedang duduk di teras dan berbincang-bincang. Ayah Raffy
sambil memainkan latto-latto ditangannya, ibu Raffy pun berkata "ayah ingat tidak, pertama kali
kita ketemu, waktu itu ayah pas main latto-latto dan ngajari ibu main" dengan raut wajah saltingg
malu-malu,

"Duhh ibu mah, ayah jadi inget masa-masa muda dulu dehh, jadii maloeee" ucap ayah Raffy
sambal malu-malu.

Mereka berdua pun saling lirik melirik dan senyum-senyum layaknya pasangan baru
pertama kali bertemu yang masih malu-malu kucing.

Anda mungkin juga menyukai