Anda di halaman 1dari 3

Kisah Aneh di Tengah Hutan

Saat liburan tiba, aku dan keluarga memutuskan untuk menghabiskan


waktu libur ke Bali.

Akan tetapi, ketika berada di tengah perjalanan, ban mobilnya kempes dan itu
letaknya di tengah hutan.

Dan ketika kami menelfon pembantu untuk mengirim ban mobil, mereka pun juga
tidak bisa karena kendaraan tidak ada.

Bisanya harus menunggu besok paginya.

Kemudian, aku mencoba mencari informasi apakah ada pemukiman di sekitar


tempat tersebut.

Akhirnya, lewatkan aku di dekat kuburan yang membuat bulu kudukku merinding.

Dan tak lama kemudian, saya bertemu dengan seorang laki-laki yang kukira
adalah juru kunci.

Akupun bertanya apakah ada pemukiman di sekitar sini. Laki-laki tersebut


kemudian menunjuk kea rah depan.

Tiba-tiba, di depan sudah ada pasar malam lengkap dengan penjual makanan dan
pemukiman.

Namun, sangat aneh rasanya karena awalnya tadi aku tidak melihat pasar malam.

Namun, aku tidak berfikir ke situ karena perut terasa sangat lapar.

Akhirnya, aku membeli nasi pecel dan memakannya langsung.

Kemudian meminta kepada penjual untuk membungkus buat anak dan istri di
mobil.
Setiba di mobil, aku membangunkan anak dan juga istriku yang sedang tidur.

Kemudian meminta mereka untuk makan.

Saat mendengar ceritaku, istriku heran mana ada pasar di tengah hutan.

Dan ternyata, setelah bungkusan nasinya dibuka, isinya adalah belatung.

Dan keesokan harinya, pasar malam yang tadinya ramai tidak ada apa-apanya.

“Malas Sekolah”
Minggu menjadi hari libur yang membuat orang malas melakukan aktivitas. Ada
yang memilih berlibur, ada pula yang memilih di rumah melepas lelah setelah
hari-hari sebelumnya penuh dengan aktivitas.

Begitu pula dengan Dani, dia memilih untuk bersantai-santai di rumahnya.


Sampai-sampai setelah hari Minggu Dani masih belum siap menghadapi
aktivitas sekolah yang menurutnya sangat membosankan.

“Dik, kamu tidak berangkat sekolah? Ini sudah siang lho. Nanti telat.” Tanya
ibunya.

“Dicky masih capek, Bu. Bolos sehari saja tidak apa-apa. Lagian gak ada PR dan
tes kok. Bu.”

“ Ya jangan begitu. Sekolah itu bayar loh Dik. Menuntut ilmu itu jangan kami
sepelekan begitu saja Dik.” Jawab ibu nya menyanggah.

“Sudahlah bu, Dicky masih ngantuk mau lanjut tidur lagi.”

Melihat gelagat dari anaknya, ibunya menjadi kesal dan geram dan menyeret
anaknya ke sebuah tempat. Kemudian ibunya mengajak Dicky ke panti asuhan
yang disana dipenuhi oleh anak anak dengan latar belakang yang berbeda.

“Nah, lihat mereka. Sudah tidak punya orang tua yang membiayai sekolah
padahal mereka juga mau sekolah.” Jelas ibunya memberi tahu anaknya.

Kemudian ibunya mengajak nya lagi ke suatu tempat yang disana banyak anak-
anak yang mengamen di jalanan. “Lihat mereka, mereka mengemis mencari
uang. Untuk makan saja mereka harus bersusah payah apa lagi untuk biaya
sekolah.” Jelas ibunya lagi.
Kemudian Dicky sadar dan akhirnya Ia mau berangkat sekolah meskipun agak
terlambat. Dia diantar ibunya sampai ke sekolah. Di dalam perjalanan menuju
sekolah dia melihat anak sekolah yang berjalan pincang.

“Alangkah beruntungnya aku, masih memiliki fisik yang sempurna tapi


bermalasan-malasan untuk sekolah. Sedangkan mereka yang cacat saja bisa
semangat seperti itu.” Gumamnya dalam hati.

Anda mungkin juga menyukai