Anda di halaman 1dari 12

Menikmati Separuh Waktu di Pelosok Kota

Oleh : Fiza

Hari ini,tepatnya tanggal 10 Juli, merupakan hari yang sangat aku tunggu-tunggu,karena hari ini
merupakan hari dimana aku akan pergi ke salah satu desa yang berada di Sulawesi Tenggara.

Pagi-pagi sekali aku sudah sibuk dengan barang-barang yang akan aku bawa,memastikan
apakah semua keperluanku nanti sudah lengkap dalam tas. Takutnya nanti ada barang yang
ketinggalan.

Setelah memastikan semua aman,aku mengambil hp ku untuk bertanya kepada temanku


mengenai mobil jemputan kami,sekalian menanyakan dimana nanti mereka akan
menjempuyku. Kebetulan dia juga akan pergi ikut denganku.

"Halo,Kamu dimana?" Tanyaku

"Ini masih di rumah,lagi siap-siap" Jawabnya

"Kamu dimana,udah siap-siap?" Lanjutnya sembari bertanya

"Ini aku lagi di kos,aku udah siap-siap nih" Jawabku

"Ohh oke dehh,nanti kamu tunggu aja di kos,nanti aku bilangin sopir nanti jemput di depan
kosmu aja,jadi kamu nggak perlu keluar"

"Ohh oke deh,kalau gitu,aku tunggu yahh"

"Oke,yaudah aku dikit lagi selesai nih,terus otw ke kosmu, kebetulan mobil jemputan udah ada
nih"

"Oke dehh,byee"

Tinn tinn tinnn

Kudengar suara klakson mobil. Aku lalu bergegas untuk segera keluar.

Kuangkat semua barang bawaanku keluar kamar,lalu ku letakkan di teras agar segera
dimasukkan kedalam bagasi mobil oleh sang sopir.

Setelah itu aku kembali ke kamar,untuk memastikan apakah semua sudah ku


keluarkan,takutnya nanti ada barang yang ketinggalan.

Setelah memastikan semua telah aman,maka aku langsung keluar dan mengunci kosku,lalu
menyusul temanku untuk masuk ke mobil.
Kami pun berangkat ke tempat tujuan kami.Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 4
jam,akhirnya kami sampai juga.Sesampainya kami di sana kami langsung bergegas untuk
istrahat.kebetulan sebelum kami berangkat ke sini,kami telah memberitahu salah satu
kenalan,yang kebetulan merupakan kerabat jauh temanku. Tapi tiba-tiba temanku mendapat
telfon dari temannya,yang katanya mengajak dia untuk jalan-jalan ke tempatnya.

"Ehh fiz,aku diajak sama temanku nihh,katanya kita nginap dulu di tempatnya beberapa hari
gitu"kata temanku

"Ohh yaa,emang tempatnya dimana?"tanyaku

"Dekat kok,nggak jauh dari sini,katanya kalau mau nanti dia yang jemput" jawabnya

"Duhh kayaknya aku nggak bisa dehh,nggak enak sama yang punya rumah kalau baru tiba kita
langsung pergi lagi" jawabku tidak enak

"Gimana yahh,soalnya ini temanku juga udah lama aku nggak ketemu dia" jawabnya

"Yaudah kalau gitu kamu aja yang pergi,biar aku aja yang disini,kan yang penting udah ada aku
disini,kamu pergi dulu aja sama temanmu"ujarku

"Tapi nggak papa nih kamu sendiri disini ?"tanyanya

"Nggak papa kok,kan ada bukde kamu juga disini" ucapku menenangkan

"Yaudah dehh,aku pergi ya kalau gitu"pamitnya

"Aku tadi udah ijin sama bukde,katanya kamu kalau mau ngapa-ngapain nggak usah malu-
malu,anggap aja rumah sendiri" sambungnya

"Okedeh,kamu hati-hati yah perginya"

"Iyaa,aku pergi yaa. Assalamualaikum!"

"Waalaikumsalam"

Setelah temanku pergi,aku bergegas untuk melakukan bersih-bersih,lalu langsung bergegas


untuk mengistirahatkan tubuhku. Kebetulan hari sudah melam setelah aku bangun
tidur,kebetulan aku lapar lalu aku keluar dari kamar lalu menuju ke dapur.

Kok rumahnya sepi yahh.Padahal ini sudah malam.

Karena cacing-cacing di perutku sudah mulai berdemo meminta untuk segera diisi,aku pun
memilih untuk memasak Indomie sja supaya lebih cepat dan praktis,kebetulan kemarin kami
sempat berbelanja sedikit dengan temanku untuk jaga-jaga disaat seperti ini,yaitu lapar tapi
nggak ada yang bisa dimakan,sehingga Indomie adalah satu-satunya makanan yang dapat
diandalkan.

Setelah selesai,makan aku kembali ke kamar. Kebetulan aku sudah mengantuk dan rasa lelahku
belum sepenuhnya hilang,sehingga aku sangat ingin rebahan. Setelah sampai kamar,aku
mengecek hpku untuk melihat apakah temanku memberikan kabar. Ternyata ia mengatakan
bahwa dia disuruh menginap dua atau tiga hari dulu di rumah temannya. Setelah membalas
pesan dari temanku,aku lalu membaringkan tubuhku,lalu kemudian terlelap dengan damai.

Pagi harinya,disaat adzan subuh berkumandang,aku membuka mataku lalu beranjak dari
tempat tidur untuk menunaikan kewajibanku sebagai umat muslim.Setelah selesai dengan
kewajibanku,kubuka pintu rumah untuk menikmati senja di pagi hari. Kunikmati pagi
pertamaku di desa ini,yaitu desa Puunggomosi.

Hari pertamaku berada di sini.

Di Desa yang asing bagiku,karena ini merupakan pertama kali aku berada di tempat ini dan baru
mengetahui bahwa di Sulawesi Tenggara ini ada yaa desa yang bernama Puunggomosi,kemana
saja aku selama ini sehingga tidak mengetahui kalau di Sulawesi Tenggara terdapat desa dengan
nama tersebut.

Sebenarnya ini merupakan hal biasa kalau aku tidak mengetahui ataupun mengenal desa
ini,karena aku termasuk orang yang malas untuk mencari tahu apapun yang aku anggap tidak
begitu penting untuk aku ketahui,hmm ini salah satu kebiasaan burukku.

Pertama kali aku mendengar nama desa ini, aku memiliki beberapa kekhawatiran seperti
apakah di desa ini memiliki jaringan yang memadai,yaa ini merupakan suatu masalah bagiku
kalau tempat yang akan aku kunjungi tidak memiliki jaringan, karena yaa di zaman sekarang
siapa sih orang yang bisa hidup tanpa gadget dan sosial media dalam hidupnya.

Kemudian kekhawatiranku selanjutnya yaitu apakah masyarakat di tempat tersebut memiliki


kepribadian yang baik dan ramah serta dapat menerimaku dengan baik pula,karena apabila
kita tidak diterima dengan baik oleh masyarakat di tempat yang akan kita kunjungi itu akan
menjadi masalah.

Dan juga mengenai biaya untuk keperluan selama aku di desa tersebut apakah membutuhkan
biaya yang banyak atau tidak,hal ini sangat penting untuk aku ketahui karena aku terbiasa
hidup dengan biaya yang murah.

Namun setelah aku tiba di sini,,semua kekhawatiran yang telah aku sebutkan sebelumnya
hilang,kecuali mengenai biaya yang akan aku keluarkan untuk keperluanku selama berada di
sini,yaa biaya untuk membeli kebutuhan di sini bisa dikatakan cukup mahal.
Aku tidak tahu apa yang menjadi penyebab kebutuhan pokok di desa ini mahal,tapi
berdasarkan pengamatanku selama beberapa hari disini aku menemukan bahwa rata-rata
penduduk atau masyarakat di sini memiliki tingkat ekonomi menengah ke atas.

Rata-rata masyarakatnya memiliki kendaraan baik motor ataupun mobil,di mana hal tersebut
mungkin menjadi salah satu pemicu tingginya harga pokok di sini,yang sejalan dengan teori
bahwa semakin tinggi pendapatan maka pengeluaran juga akan bertambah atau naik.

Berbicara tentang pendapatan maka hal tersebut tidak terlepas dari pekerjaan masyarakat di
sini. Masyarakat di sini memiliki pekerjaan yang beragam, diantaranya ada yang bekerja sebagai
PNS yang bekerja di instansi pemerintah, Pengusaha Kos-kosan,petani,pedagang dan ada juga
sebagai tukang kayu.

Sebenarnya desa ini bukan desa yang besar,bahkan dapat dikatakan ini desa yang kecil,namun
memiliki perekonomian yang cukup baik karena memiliki jarak yang cukup dekat dengan
wilayah perkantoran sehingga hal tersebut memudahkan masyarakat yang bekerja di instansi
tersebut agar tidak mengeluarkan biaya yang lebih mahal, hal tersebut juga yang menjadikan
desa ini memiliki peluang untuk masyarakatnya agar membangun kos-kosan atau penginapan
karena banyaknya masyarakat pendatang yang bekerja di instansi pemerintah tersebut tetapi
jarak dari tempat asalnya jauh sehingga memungkinkan mereka untuk menyewa penginapan
atau kos-kosan tersebut.

Seperti yang telah aku katakan sebelumnya bahwa masyarakat disini memiliki kemampuan
ekonomi yang mencegah, dimana itu dibuktikan dengan rata-rata masyarakatnya memiliki
kendaraan pribadi sehingga sangat jarang sekali aku menemukan masyarakat yang berjalan
kaki,bahkan untuk ke sekolah saja anak-anak biasanya diantar dengan menggunakan motor
atau bahkan mobil.

Wahh beda sekali dengan masa-masa sekolahku yaa,wkwkw. Kalau di zamanku sih jalan kaki ke
sekolah adalah sesuatu hal yang sangat seru dan menyenangkan.

Tidak terasa,aku sudah menghabiskan tiga hariku di sini,dan itu cukup seru menyenangkan.

Aku sudah memiliki beberapa teman yang akrab denganku,mereka adalah Isli,Nana,dan Sarti.
Setiap hari ada saja hal-hal baru yang kami lakukan bersama,baik itu menjelajah ke hutan, jalan-
jalan ke sungai dan kami juga memiliki jadwal untuk membantu anak-anak belajar membaca
dan mengaji.

Kebetulan hari ini adalah hari Rabu, dimana hari kami untuk mengajar anak-anak di masjid
desa. Anak-anak di desa ini masih memiliki kemampuan mengaji yang rendah dan kebanyakan
dari mereka masih mengaji di iqra.
"Anak-anak di sini kemampuan mengajinya masih rendah yaa?" Tanyaku

Isli : "iya,karena disini sangat kekurangan tenaga pengajar untuk mengaji"

Nana : "Tapi, walaupun kemampuan mereka masih sangat minim,keinginan mereka sangat
tinggi untuk belajar"

Sarti : "Nah betul itu apa kata Nana,mereka sangat semangat dalam belajar.

"Jadi kebetulan kamu sedang ada disini,kamu bisa membantu kami untuk mengajar anak-anak
disini" lanjut Sarti.

Aku : iya sihh, Aku juga senang kalau dapat membantu.

"Tapi aku belum pernah mengajar anak-anak sebelumnya,jadi kalau nanti aku terlalu keras
dalam mengajar mereka,kalian tegur aku aja yahh" tambahku sambil tersenyum.

"Kalau itu mah gampang fiz" jawab Nana

"Anak-anak disini kalau udah dibilangin mahh langsung nurut,tapi kalau ada yang nggak
dengarin kamu pas di kasitau bilang aja ke kita,nanti kita yang urus" tambah Isli

"Nah betul tuhh,aman pokoknya" Sarti ikut nimbrung.

Ternyata apa yang aku khawatirkan terjadi,aku tidak bisa menahan emosiku saat menghadapi
anak-anak yang lumayan bandel.

Sebagian dari mereka sangat susah untuk di atur dan tidak mendengarkan apa yang kami
katakan. Mereka bahkan mengabaikan apa yang kami katakan.

Saat kami menyuruh mereka duduk teratur untuk menunggu giliran mengaji,mereka bahkan
sibuk kejar-kejaran di dalam masjid. Bahkan ada yang berkelahi antara laki-laki dan perempuan.

Aku sangat pusing melihat mereka.Aku tidak bisa begini,mau marah tapi takut nanti mereka
mengaduh sama orang tuanya.

Kan nggak enak, aku orang baru disini kok udah bikin masalah aja.

Duhh emang begini yah rasanya jadi pengajar,kalau dilihat-lihat sihh emang kelihatan gampang
dan enak tapi setelah aku rasakan,aku nggak sanggup.

Ini bahkan masih dibilang tahap awal,karena baru mengajar anak-anak mengaji.

Belum lagi nanti kalau jadi pengajar sungguhan,jadi guru misalnya.


Wahh kayaknya anak-anak nanti bakal takut dehh sama aku.

Mungkin karena inilah guru disebut sebagai pahlawan tanpa tanda jasa karena mereka sangat
sabar dalam menghadapi dan mengajar anak-anak agar nanti menjadi pribadi yang berguna
bagi bangsa ini.

Tidak terasa 2 jam telah berlalu,akhirnya kegiatan kami mengajar anak-anak mengaji telah
selesai.Kami berencana untuk langsung pulang ke rumah masing-masing.Saat di jalan kami
bertemu dengan kumpulan ibu-ibu yang sedang mengobrol dengan asyik.

"Bagaimana hari pertama ngajar anak-anak d sini ?"tanya selah seorang ibu-ibu

Aku hanya menanggapi dengan tersenyum

"Biasa, anak-anak masih pada susah untuk mendengarkan"jawab Isli

"Tapi masih aman sihh,untuk kami semua orangnya sabar-sabar"tambahnya sambil tertawa

"Kalau anak-anaknya nggak bisa dikasitau marihin aja,nggak papa kok,mereka emang kebiasaan
gitu kecuali di kerasi baru mendengar"jawab ibu tadi

"Iya,yang penting masih dalam batas wajar lah d kasitaunya"imbuh ibu yang lainnya

"Selama itu demi kebaikan mereka mah nggak papa"tambahnya lagi

"Iya Bu,mereka masih bisa dikasitau kok,masih aman mahh"jawabku sambil tersenyum

Kami pun pamit kepada ibu-ibu yang ada disitu untuk pulang ke rumah masing-masing.
Kebetulan hari ini temanku mungkin akan kembali dari rumah temannya. Aku segera
bergegas,akhirnya akhirnya aku tidak tidur sendiri lagi di rumah bukde,karena jujur saja
yahh,selama tiga hari aku di rumah,aku merasa rumah sepi sekali dan ada hal-hal yang aneh
gitu. Apalagi rumah sebesar dan jarak antara rumah tetangga lumayan jauh,jadi akuerasa agak
sedikit takut.

Memang sih bukde memiliki dua orang anak,dan suaminya di rumah. Tapi kedua anaknya itu
masih kecil-kecil dan masih duduk di bangku sekolah dasar,sedangkan suaminya memang sih
dia sering di rumah dan jarang keluar,tapi beliau sangat tertutup sekali,bayangkan selama
sudah tiga hari aku disini aku nggak pernah diajak bicara. Jangankan bicara dengar suaranya
saja tidak. Tapi setelah aku bertanya kepada anak-anaknya,mereka mengatakan kalau memang
beliau begitu orangnya,jarang ngobrol. Jadi aku cukup memaklumi saja.

Setelah aku sampai di rumah,ternyata temanku sudah tiba. Dia lagi rebahan d kasur saat aku
masuk ke kamar
"Kamu dari mana Fiza ? Tanyanya

"Ohh ini,aku dari masjid ngajar anak-anak mengaji,kebetulan aku di ajak sama orang-orang
yang suka ngajar disana" jawabku

"Kebetulan jugakan aku bisa ngaji,jadi sekalian bantu mereka. Mereka punya jadwal ngajar
anak-anak mengaji tiga kali seminggu yaitu hari Senin,Rabu sama Sabtu,kamu mau ikut juga
nggak?" Sambungku sembari bertanya

"Wahh boleh dong,aku juga mau ikut ngajar" sambutnya semangat

"Yaudah nanti hari Sabtu kamu ikut aja,nanti aku kenalin sama yang lain" ujarku

"Oke deh kalau gitu" balasnya

Setelah itu aku ikut merebahkan tubuhku d sampingnya, mengistirahatkan diriku sejenak
sembari menunggu adzan Maghrib untuk melaksanakan kewajiban kami sebagai muslim,yaitu
shalat.

Setelah selesai shalat,kami pun berencana untuk memasak sebagai sajian makan malam nanti.
Kami pun keluar kamar dan menuju dapur. Memeriksa kulkas untuk melihat bahan-bahan
apakah yang akan kami masak nanti. Ternya di kulkas hanya terdapat tempe dan sayur. Lalu
kami mebagi tugas,aku mendapat bagian untuk masak nasi sedangkan temanku bagian
menggoreng tempe,kebetulan dia ahli dalam hal goreng-menggoreng,jadi aku serahkan saja
sama dia bagian itu. Dan kebetulan temanku nggak suka sayur,jadi kami berencana untuk
memasak sayur sedikit saja untuk orang-orang rumah.

Setelah semua telah masak,kami menyisihkan dulu sebagian untuk di simpan di meja makan
untuk Bukde dan anak-anaknya slbeserta suaminya. Lalu kami pun makan dengan khidmat
tanpa bersuara,karena baik aku dan temanku memiliki kebiasaan yang sama,yaitu kalau makan
harus tenang tanpa berbicara.

Beberapa menit kemudian,kamipun telah menyelesaikan kegiatan makan kami,kami langsung


mencuci piring bekas makan kami lalu membersihkan dapur bekas memasak kami. Setelah
semuanya selesai kamipun langsung kembali ke kamar. Tidak banyak yang kami lakukan setelah
itu,kami sibuk dengan hp masing-masing,lalu sedikit menceritakan kegiatan kami masing-
masing hari ini,lalu tertidur.

Keesokkan paginya, seperti biasa saat subuh kami melaksanakan shalat subuh,lalu
menyelesaikan tugas-tugas rumah pada umumnya. Setelah itu kami keluar ke teras rumah
menikmati udara pagi yang sangat segar dan terhindar dari polusi. Seperti biasa masyarakat
mulai melakukan aktivitasnya masing-masing. Kemi melihat bapak-bapak yang memikul
paculnya untuk ke kebun. Ada juga yang ibu-ibu yang mengantar anaknya ke sekolah, ada para
pegawai PNS yang berangkat ke kantor san ada juga yang anak-anak muda yang berolahraga
dengan melakukan jogging.

"Mau ke kebun yah Pak ?" Sapa kami kepada bapak-bapak yang kebetulan lewat

"Iya dek" jawabnya membalas sapaan kami

"Hati-hati Pak" ucapku dan temanku

Iya hanya membalas dengan senyumnya sembari berlalu.

Saat kami sedang mengobrol sambil bercanda,Bukde keluar dengan pakaian rapi lalu pamit
untuk ke kantor,kebetulan kantornya tidak jauh dari rumah hanya selisih beberapa rumah dari
rumah ini. Kami hanya mengiyakan lalu mengatakan hati-hati kepada beliau. Lalu beliau berlalu.

Setelah hari menjelang siang,kami pun masuk ke dalam rumah,lalu memasak untuk makan
siang nanti,lalu seperti biasa tidak banyak kegiatan yang dapat kami lakukan untuk sementar
ini. Jadi setelah semua pekerjaan rumah selesai kami pun kembali mengurung diri dalam kamar.
Begitulah kegiatan keseharian kami selama beberapa Minggu ini selain mengajar anak-anak
mengaji di masjid.

Tidak terasa tujuh belasan sudah dekat, masyarakat mengadakan lomba-lomba untuk
memperingati kemerdekaan tersebut,dan kami di tunjuk untuk menjadi bagian dari panit
kegiatan lomba ini. Kami sangat senang dengan ajakan itu,kebetulan kamu juga tidak
mempunyai kegiatan lain selain mengajar mengaji. Jadi tentunya kami sangat senang.

Malamnya kami mengadakan rapat dengan para anak muda karang taruna di desa ini untuk
membahas hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan lomba nanti. Baik itu lomba-lomba yang
akan diadakan, perlengkapan lomba yang akan di butuhkan,sertabagi tugas serta anggota-
anggota yang akan menghadle setiap lomba nanti.

Berdasarkan hasil dari rapat kami, kami memutuskan untuk membuat lomba pekan olahraga
bagi orang dewasa yaitu lomba volly untuk putra dan putri serta lomba takraw. Sementara
untuk anak-anak kami akan mengadakan lomba islami untuk serta lomba balap karung,kelereng
serta lomba memasukkan paku dalam botol.

"Kalau lomba untuk orang dewasa ini apakah sudah cukup dua saja? Soalnya kemarin para ibu-
ibu mereka sempat usul untuk mengadakan lomba bola gotong juga" tanyaku

"Iya,kemarin mereka sempat memberitahu ke kami,untuk mengadakan lomba bola gotong


juga" tambah temanku
"Nggak usah dehh,buat dua lomba aja dulu,nanti dilihat kedepannya kalau memang harus d
tambah yang penting dua lomba saja itu dulu"jawab salah satu anak karang taruna

"Iya,kalau kita mau turunin kemauan ibu itu banyak sekali maunya" tambah salah seorang lagi

"Nahh iya,mending jalanin aja dulu lomba yang sekarang,nanti dilihat kalau memang memang
itu diperlukan" jawab yang lain

"Oke dehh,berarti fix nih yaa lombanya"tanya temanku memastikan

"Oke fixx"kompak yang lainnya

Keesokkan harinya,lomba kami adakah.masyarakat dan anak-anak sangat antusias saat


mengetahui lomba-lomba yang akan kami adakan. Lomba berjalan dengan sangat lancar. Ohh
iya, berdasarkan rapat kami semalam juga,kami menentukan dress code yang akan digunakan
oleh peserta lomba,yaitu bagi pemain volly baik itu putra dan putri harus mengenakan daster
saat bertanding,tanpa terkecuali. Dan apabila tidak,maka akan didiskualifikasi.

Kalau saat putri yang bermain sihh, biasa-biasa aja kan biasalah yaa pake daster. Yang bikin
ngakak ini adalah saat pemain putra yang akan bertanding,saat belum memulai pertandingan
saja kami sudah tertawa melihat penampilan mereka. Ternyata lucu yaa kalau cowok pake
daster. Duhh benar-benar akan jadi kenangan sih ini.

Tapi,meskipun mereka memakai daster mereka cukup baik saat bermain. Mereka tidak terlihat
kesulitan saat memukul bola,malahan mereka sangat bersemangat. Mereka menganggap itu
sangat seru dan sangat antusias.

Pada hari pertama lomba berjalan dengan lancar,lomba yang berjalan yaitu lomba volly putra
dan putri serta lomba takraw. Hari ini sangat seru sekali.

Hari ini tepatnya tanggal 10 Agustus Tidak terasa semua kegiatan lomba untuk orang dewasa
telah selesai,tinggal lomba untuk anak. Kebetulan hari ini ada kegiatan pawai yang dilakukan di
depank kantor bupati,dan kami diajak sama bukde untuk ikut kegiatan itu. Kami pun bersiap
untuk pergi. Kami memilih untuk berjalan kaki karena kantor bupati tidak terlalu jauh dan masih
bisa ditempuh dengan jalan kaki.

Setelah sampai disana ternya sudah sangat ramai,kami pun ikut bergabung dengan rombongan.
Tapi tidak lama kemudian hujan turun sehingga kami berbondong-bondong untuk mencari
tempat berteduh.

"Duhh kok hujan sih,padahal tadi cuacanya panas bangat lohh" gerutu orang-orang
"Jamnya ngaret sihh,dijadwal katanya jam 1 nah sekarang udah setengah 4 aja belum mulai"
jawab yang lain

"Kalau tau gini mending tadi nggak usah ikut dehh"tambah yang lain

Aku setuju sihh sama sama kata orang yang terakhir,kalau tau lama gini tadi mending aku tidur
aja di rumah. Malas bangat nunggu gini,mana cuacanya nggak bagus gini.

Beberapa jam kemudian setelah banyaknya gerutuan dan kata-kata protes akhirnya kegiatan
pawainya selesai juga. Kami pun langsung pulang. Tapi saat dijalan kami merasa lapar dan
kebetulan kami melihat penjual gorengan,kamipun memutuskan untuk beli. Tapi saat kami
sangat kaget mendengar harganya yaitu dua ribu rupiah perbiji. Mau nggak jadi beli tapi udah
terlanjur singgah yaudalah beli aja. Setelah selesai,kamipun langsung bergegas pulang dan
langsung makan karena kami sudah sangat lapar, hitung-hitungan mengganjal perut.

Setelah makan ,kebetulan telah masuk waktu shalat kamipun shalat bergantian. Kebetulan tadi
bukde berpesan bahwa tidak perlu mamasak untuk makan malam,jadi berhubung kamipun
sudah kenyang kami langsung istrahat karena kegiatan pawai lumayan melelahkan.

Hari-hari berlalu dengan begitu cepat,tidak terasa semua perlombaan telah selesai kami
laksanakan baik itu lomba untuk orang dewasa maupun anak-anak serta pengumuman juara
dan penerimaan hadiah juga sudah selesai. Hari ini kami akan pergi ke pantai untuk merayakan
tujuh belas Agustus di sana. Nanti akan ada kegiatan pembentangan bendera merah putih
untuk mencapai rekor muri. Kami juga diajak ke sana untuk ikut meramaikan.

Pagi-pagi sekali kami sudah bersiap-siap. Kami akan berangkat bersama rombongan warga
dengan mengendarai mobil open cup.

Saat di perjalanan aku mulai merasa tidak enak pada perutku. Sepertinya aku akan muntah.
Sebenarnya aku sudah merasakan ini sebelum berangkat tadi,karena aku memiliki kebiasaan
mabuk darat tadi seharusnya aku makan dulu untuk mengganjal perutku lalu meminum obat
anti mabuk. Tapi karena terburu-buru jadi aku tidak sempat. Saat di mobil aku hanya bersandar
di bahu temanku sambil memejamkan mataku untuk menghilangkan rasa pusing dan mualku.

Perjalanan terasa sangat lambat,aku berusaha untuk baik-baik saja dan tidak muntah karena
malu mobil ini banyak orang. Tapi semakin lama aku sudah tidak sanggup menahannya,aku
meminta gantian tempat duduk dengan temanku yang berada di pinggir lalu memuntahkan isi
perutku. Rasanya tidak enak sekali mabuk perjalanan begini. Temanku memberikan kantong
plasti kepadaku agar lebih mudah untuk muntah. Orang-orang juga khawatir dengan
menanyakan apakah aku baik-baik saja,aku berusaha untuk terlihat baik-baik saja.
Sepanjang perjalanan aku mencoba untuk menghilangkan mual dan pusingku dengan
memejamkan mataku,namun tidak lama berselang ada seorang lagi yang muntah,

"Duhh untung aku nggak sendiri yang mabuk perjalanan" ucapku dalam hati

Tidak terasa setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih dua jam,kamipun sampai di
lokasi kegiatan. Kami mencari titik untuk lokasi kami membentangkan bendera karena
tempatnya di bagi berdasarkan nomor desa dan kecamatan.

Setelah menemukan tempat kami,ternyata kami harus melewati semacam sungai kecil untuk
untuk ke lokasi pembentangan. Kami pun harus rela basah-basahan bahkan kami melihat ada
yang di gendong untuk menyebarang. Tapi meskipun begitu kami merasa ini sangat seru.

Setelah selesai acara pembentangan bendera dan kami juga sempat untuk berfoto bersama
tadi,kebetulan dapat pemandangan yang bagus,kamipun istrahat sejenak sembari makan siang
kebetulan rombongan kami juga sudah kelaparan. Kami pun kembali ke mobil untuk makan
makan. Kebetulan semalam kami sudah memasak untuk bekal kami ke sini sehingga tidak perlu
repot-repot lagi mencari atau membeli makanan.

Kami semua pun makan dengan khidmat. Makan sama-sama seperti rasanya sangat
menyenangkan.

Setelah semua sudah selesai,kamipun kembali merapikan perlengkapan makan kami,lalu


beristirahat sebentar untuk menghilangkan rasa kenyang. Karena setelah ini kami akan ke lokasi
upacara. Kebetulan tempat pembentangan bendera ini bukan di lokasi upacara dan jaraknya
cukup jauh. Kami pun lalu naik kembali ke mobil, tidak lupa aku meminum obat anti mabukku
jaga-jaga nanti kalau aku pengen muntah lagi.

Kurang lebih setengah jam kami pun tiba di lokasi upacara,di sini lebih rame karena ini
merupakan pusat pantai jadi banyak yang berjualan dan ada juga mengadakan camping di
pinggir pantai. Wahh ini sangat indah sekali,kami sangat bersyukur diajak ke tempat ini.

Kami menikmati suasana pantai di siang hari yang terik ini. Melihat anak-anak bermain air
dengan diawasi oleh orang tuanya,ada yang bermain gitar sambil menyanyi di depan tenda
capingnya,bahkan ada beberapa muda mudi yang menikmati pantai bersama pasangannya.

Tidak terasa hari sudah sore,kami sudah menghabiskan beberapa jam untuk menikmati pantai
sembari berjalan kaki dipinggir pantai. Saat kami sedang asyik berfoto ria Kami mendapat telfon
dari salah satu rombongan yang mengatakan bahwa kita akan segera pulang ke rumah. Kami
sangat kecewa,kami pikir kami akan bermalam disini karena tadi kami sempat mendengar
bahwa akan ada penampilan dari astis ibu kota yang akan memeriahkan malam tujuh belasan
nanti. Walaupun begitu kami tetap bergegas untuk segera menyusul rombongan yang telah
berkumpul di mobil menunggu kami. Setelah kami semua sudah lengkap,kami pun
meninggalkan pantai.

Saat di perjalanan salah satu dari rombongan kami bertanya kepadaku tentang
keadaanku,takutnya nanti aku mabuk dan muntah lagi.

"Bagaimana, aman?" Tanyanya sembari bercanda

"Aman,nggak akan muntah" jawabku mantap

Kami pun melanjutkan perjalanan dengan lancar. Kami menempuh perjalanan kurang lebih
selama dua jam dan kami sampai di rumah hari sudah mulai gelap. Jadi kami memutuskan
untuk langsung menrsihkan tubuh masing-masing lalu lanjut istirahat.

Anda mungkin juga menyukai