Anda di halaman 1dari 5

KEJADIAN PULANG SEKOLAH

Oleh: Ayu

“Pulang sekolah” adalah sebuah kata yang sangat menyenang untuk didengar, diucapkan,
bahkan untuk dilakukan. Selama kita masih menyandang status pelajar, “pulang sekolah”
merupakan salah satu tujuan akhir bagi semua pelajar saat masuk sekolah. Hal tersebut berlaku
juga bagiku. Menurutku, pulang sekolah adalah salah satu kado istimewa yang diberikan oleh
lembaga pendidikan karena telah memperbolehkan kita para pelajar untuk meninggalkan tempat
yang memaksa otak untuk melakukan senam aerobik.

Pada masa sekarang ini, Aku sudah tidak bisa lagi untuk menjalani saat-saat pulang
sekolah, karena pada masa sekarang Aku sudah menjadi mahasiswa yang sedang menjalani tugas
akhir. Namun, Aku akan menceritakan bagaimana pengalaman atau kejadian pulang sekolah
yang sangat membekas diingatanku. Kejadian itu terjadi ketika aku pulang sekolah, dimana
kejadian itu merupakan salah satu terbaik bagiku ketika Aku duduk di bangku SMA. Aku
memilih kejadian ketika Aku masih menjadi siswa SMA karena masa tersebut merupakan salah
satu yang paling tidak bisa aku lupakan.

Aku bersekolah di salah satu SMA swasta yang berada di kota Malang. SMA swasta
tempatku bersekolah ini dianggap sebagai salah satu SMA swasta yang terbilang cukup mahal,
sehingga banyak orang menggangap bahwa sekolahku ini merupakan sekolah elit. Banyak orang
yang mungkin menganggap bahwa SMAku hanya berisikan sekumpulan remaja-remaja yang
congkak dengan dompet tebal berisikan voucher timezone, remaja yang membuat boyband, dan
remaja yang menjadi idola di sekolah, ataupun remaja-remaja yang dapat berubah menjadi
serigala, tetapi kenyataannya remaja-remaja yang kutemui dan kebetulan menjadi temanku juga
kebanyakan adalah seorang pemuda tanpa tujuan sama sepertiku.

Ketika Aku berkumpul dengan para remaja ini yang terjadi adalah sesuatu yang sia-sia
karena mereka tanpa tujuan dan Aku juga tidak punya tujuan, namun kami bisa bersatu
kemudian mendapat tujuan yang sama saat kami “PULANG SEKOLAH!!!”
Sepanjang tahun pertamaku di SMA ini, Aku banyak melewati masa pulang sekolah
dengan normal sebagaimana layaknya anak SMA pada umumnya. Terdapat banyak pilihan saat
anak SMA pulang sekolah. Dalam pengalamanku dan pengamatanku Aku melakukan hal-hal
berikut saat pulang sekolah.

Pertama, langsung pulang ke rumah, tanpa meninggalkan basa-basi ketika jam sekolah
sudah berakhir. Pada bagian ini Aku hanya berdiri kemudian berjalan dengan sangat cepat seperti
seekor singa yang berada di tengah-tengah musim kawin. Aku sangat tidak mempedulikan sisi
kiri, kanan, depan, maupun belakangku, Aku langsung berjalan menuju parkiran motor kemudian
mencari posisi motorku yang tersesat karena telah diculik oleh om-om penjaga parkiran. Ketika
menemukannya segera Aku mengeluarkan motor dari parkiran kemudian memakai helm dan
tidak lupa untuk menaiki motorku.

“Breeemmm…” Terdengar suara mobil tentara yang lewat, tapi itu tidak ada
hubungannya.

Segera setelah motor siap Aku langsung melejit dengan kecepatan maksimal Usain Bolt
dan menuju rumah dengan selamat dan bahagia.

Kedua ialah pulang ke rumah teman, terkadang saat Aku bosan langsung pulang ke
rumah sendiri, saat itulah rumah temanku yang Aku butuhkan (bukan berarti aku tidak
membutuhkan temanku). Ketika jam sudah berakhir yang kulakukan adalah keluar dari kelas
kemudian menoleh kiri dan kanan bagaikan burung unta dimusim kawin dan berusaha
menemukan seorang pelajar tanpa tujuan, pelajar yang Aku maksud ialah seorang siswa bernama
Heni.

Heni adalah seorang siswa yang mempunyai rumah dengan memiliki angka tingkat
kunjungan yang sangat banyak diantara jajaran temanku yang lainya, meskipun rumah Heni
merupakan rumah yang sederhana, namun rumah Heni memiliki banyak makanan maupun
cemilah. Saat menemukannya, Aku langsung menerjang siswa tersebut dengan tatapan ganas
bagaikan ikan emas yang sedang diberi makan dan berkata,

“Hen.. info cemilan hari ini di rumahmu dong manis.” Kataku kepada Heni
Heni yang mendengarnya hanya tertawa. Tak lama setelah itu, banyak lalat yang
berdatangan bagaikan kecepatan anak alay yang menyebarkan hoax, tak lain tak bukan mereka
adalah para siswa yang lain dengan otak gesrek sepertiku. Mereka adalah Ajeng, Arif, Deny, dan
Cahya. Dengan berkumpulnya makhluk-makhluk ini, ini maka sudah dipastikan dengan telak
bahwa ketika pulang sekolah, kami akan langsung meluncur dan melaksanakan ritual pertemanan
di wilayah Heni Guest House. Acara setelah pulang sekolah ini merupakan acara yang sangat
sangat bermanfaat bagi kesehatan jasmani dan kejiwaan di dalam jiwa anak-anak muda yang
tersesat, karena dengan adanya Heni Guest House, maka para pengunjung akan senantiasa
merasakan pengalaman seperti menjadi orang lain ketika pergi berkunjung di rumah orang lain.

Ketika kita melakukan beragam aktivitas di Heni Guest House, pernah suatu hari terdapat
kejadian yang sangat menggelikan. Kejadian ini bermula ketika Arif yang meminta izin kepada
Heni untuk menggunakan kamar mandi di rumahnya, kemudian Heni memberitahukan Arif
lokasi dari kamar mandi tersebut. Setelah itu, terdengar suara teriakan yang sangat keras dari
arah kamar mandi, suara tersebut tentunya sangat mengagetkan kami yang ketika itu lagi main
monopoli di ruang tengah. Heni yang mendengar teriakan tersebut langsung berlari menuju
sumber suara sembari mengetuk pintu kamar mandi tersebut.

“Woi Arif, kau kenapa!” Tanya Heni yang panik.

“Aku gak ngerti Hen cara pakai toilet ini, coba tolong kau panggilkan Cahya buat bantu
aku!” Serunya yang juga ikut panik. Kemudian, Heni pun memanggil Cahya untuk segera
membantu Arif dalam menggunakan toilet tersebut. Setelah Cahya membantu Arif menggunakan
toilet tersebut, Cahya keluar kamar mandi dengan tawanya yang keras, sontak kami heran
dengan dengan maksud dari Cahya dan Cahya pun menceritakan kejadian tersebut, sehingga
kami semua tertawa mendengar cerita dari Cahya tentang Arif tersebut.

Ketiga ialah pulang sekolah langsung ke café. ketika jam pelajaran atau jam sekolah telah
berakhir kemudian Aku mulai menyadari bahwa ada sesuatu yang hangat yang menyelip di saku
kanan celanaku, ketika aku merogoh saku celanaku, pada saat itu pula Aku mulai menyadari
bahwa terdapat segenap sisa uang saku yang aku miliki saat ini. Dengan melihat keadaan
tersebut, dipikiranku hanya terdapat satu kemungkinan yang tertulis dibenakku dan hanya
kegiatan itu pula yang dapat dilakukan. Aku keluar dari kelas dan duduk di bangku dengan
memasang muka seperti susu murni, kemudian tidak selang beberapa menit terkumpulah
kawanan makhluk-makhluk tersesat lain yang menyerupai luwak. Mereka adalah Sofi, Enggar,
Ajeng, Kufi, dan Cahya. Kami melangsungkan perkumpulan dan berangkat bersama menuju
tempat bimbel kemudian memakir sepeda dan berjalan menuju café yang berada tepat di depan
bimbel dengan dengan satu perwakilan Ajeng yang mengatakan,

“Kak, Strawberry milkshakenya satu ya, kalian pesen apa?” Tanyanya kepada kami yang
masih memilih minuman apalagi yang akan kami pesan hari ini, apakah sama seperti kemarin
atau mencoba varian lain agar tidak bosan dengan rasa yang sama.

Kemudian, dengan sigap terdengar suara yang saling menyahut satu sama lain,

“Aku sama kaya kamu aja, Jeng” Kata Sofi yang kemudian ditimpali oleh Kufi,

“Americano Ice, 2 ya sama si Cahya” Katanya.

Aku yang masih memikirkan pesananku segera ditatap oleh makhluk-makhluk tersebut
seakan-akan mengatakan kalau tidak segera cepat mereka akan mencabik-cabik tubuhku menjadi
beberapa bagian. Akhirnya aku pun segera memutuskan pesananku, yakni “Air Mineral.”
Mereka menatapku dengan aneh dan tetap memesankan pesananku. Meskipun banyak yang
menyebutnya dengan istilah ngopi daripada ngafe, tetapi hingga saat ini Aku tidak pernah
memesan kopi di café tersebut sebab aku tidak bisa meminum kopi, jika meminumnya badanku
akan langsung tremor dan mendadak dunia menjadi gelap, segelap masa lalu.

Setelah menunggu beberapa menit akhirnya pesanan kami datang, kemudian kami
menikmati kopi tersebut dengan bercengkrama dan diiringi musik dari yang ada di café tersebut.
Kegiatan pergi ke kafe sepulang sekolah ini benar-benar membuat kami kehabisan bensin lebih
awal, sehingga kami mengatur strategi yang lebih bijaklah dan sepakat untuk tidak menggunakan
uang bensin ketika pergi ke kafe, sebab pernah suatu hari ketika kami lagi seru-serunya memacu
kendaraan kami untuk pulang dari café yang biasanya kami kunjungi, motorku tiba-tiba
kehabisan bensin dan ketika itu uang bensi yang seharusnya aku pakai untuk membeli bensin
malah habis untuk membeli minuman ketika ngafe. Akhirnya, temanku meminjamkanku sedikit
uangnya untuk Aku pakai membeli bensin dan Aku ganti keesokan harinya.

Dengan demikian, itulah beberapa pengalaman dan kejadian yang aku lalui ketika pulang
sekolah dan semoga kisag tersebut dapat menjadi bahan referensi bagi para siswa yang ingin
mencoba menikmati masa pulang sekolah yang mereka tempuh dan dapat menambah ilmu dalam
menikmati waktu pulang sekolah. Semua itu adalah pengalaman yang sangat menyenangkan,
karena itu nikmatilah saat pulang sekolah dengan sebaik-baiknya dan selalu ingat untuk masuk
sekolah.

Meskipun terdapat beberapa pengalaman yang lumayan lucu, namun kegiatan tersebut
merupakan kegiatan yang perlu dan tidak salah untuk dicoba.

Anda mungkin juga menyukai