—Rizal
Begitulah jawaban Rizal (pemilik cerita), ketika gw tanya apakah berkenan menceritakan
―Mereka Ingin Kita Kembali‖ dari sudut pandang dia. Walau menurut dia ini lumayan
susah, akhirnya dia setuju. Dengan kesepakatan yg telah Rizal mau dan gw iyahkan.
Sama seperti di cerita ―Mereka Ingin Kita kembali‖ bagian I dan II. Nama tempat, lokasi
dan latar cerita untuk dirahasiakan. Karna, takut jika pembaca mengetahuinya akan ada
dampak yg tdk baik buat pemilik cerita atau gw. Jika ada yang mengetahui untuk tetap
merahasiakannya.
Sebelumnya gw saranin yg belum baca bagian I dan II baca terlebih dahulu, karna cerita
ini dari sudut pandang Rizal. Mari kita mulai ceritanya!
Rumahku selalu jadi tempat berkumpul dari dulu, dari jamanan sekolah dasar (SD)
khususnya aku dan Farhan sudah berteman dekat karna memang Ayah kita juga
berteman dekat.
Segala aktivitas sepulang sekolah dll, selalu dihabiskan paling banyak di rumahku ini.
Karna memang Ayah sering keluar kota untuk berkeja dan kakaku juga kuliah diluar
kota.
Jadi tinggal aku sama Ibu, hal itulah yang menjadikan rumah ini tempat yg paling pas
dan suasana jadi tidak terlalu sepi.
―bu, aa pulang dari mana kenapa sakitnya lama tumben bgt?‖ - tanya Rizal
―pulang kemping bareng temen-temen kuliahnya gak bisa diomongin ibu sih s aa nya‖ –
jawab Ibu
***
Aku dengan spontan mengajak teman-teman untuk liburan apalagi kebetulan ini bulan
Mei dan tahun 2012 adalah kelulusan SMA ku, dan karna ada penasaran lebih dengan
sesuatu berkemah/ kemping.
makanya aku dengan sangat tumben yang menawarkan acara tersebut, dan memang
diantara kami semua belum ada yg pernah juga.
Padahal mereka semua tau, kalau aku diantara merekalah yang paling acuh dan terbiasa
ikut saja apa keinginan mereka.
Aku tau mereka semua akan heran dengan apa yang aku sarankan tentang liburan kali
ini, Karna ini hal pertama kalinya aku bersuara dari lamanya persahabatan kita.
Tentu juga keinginanku kali ini mendukung untuk dilakukan karna diantara mereka
semua juga merasa sudah sangat jenuh juga sangat amat membutuhkan liburan yg sudah
lama tidak kita lakukan.
Ketika aku bilang
aku jelas melihat raut wajah Farhan, Bagas, Uki dan Dani. Kebetulan waktu itu kita lagi
kumpul.
Mereka sangat kaget dan raut wajah itu baru aku lihat, apalagi tempat yang aku ajukan
sebuah curug/ air terjun C*******t yg tentu mereka semua tau bahwa tempat itu belum
banyak di jamah orang, bertambah lagi raut keanehan dari mereka.
Dengan alasan kuat bahwa liburan ke Curug C********t bakalan menjadikan hal yang
sangat seru, ditambah pengalaman yg belum kita lakukan itulah hal logis yang
menjadikan liburan dan saran dari aku disetujui.
Dan jujur, bukan karna rasa penasaran aku saja. karna kakak aku pernah mengalami hal-
hal yg aneh, menjadikan aku egois untuk menuju tempat itu karna tempat kakak aku
dulu beda dengan yang akan aku tuju.
Hal inilah yg menjadikan aku dilema, merasa bersalah, karna akibat dari saran aku
kejadian itu terjadi.
Ketika Farhan, Bagas, Uki dan Dani setuju.
―Zal, kamu kasih tau si Beri, Siska, Dian dan Mayang‖ – ucap Farhan
Aku langsung memberi kabar mereka tentang rencana ini dll, tidak lama mereka
langsung setuju dan memustuskan ikut karna memang sebagian besar dari kita juga
sudah setuju.
Farhan memberi saran, agar kita semua meminta ijin kepada masing-masing orang tua
kita dan menjelaskan tujuan liburan. Langsung sepulang dari rumah aku, karna biar
besok bisa merencanakan hal lain.
Farhan, Farhan sahabat kecil dengan sikap yg selalu tidak berubah, bijaksana walau aku
tidak pernah memuji dia tapi segala kelakuanya apalagi terhadapku selalu menjadi
spesial.
Jika pengertian sahabat banyak kalimatnya mungkin aku hanya akan menyebut nama
yaitu Farhan! Karna segala pengertian apa itu sahabat ada padanya.
***
Setelah mereka pulang aku yg harus meminta ijin sama ibu, kebetulan hari ini mereka
pulang tidak terlalu larut malam walau sedang libur, karna sama untuk perihal meminta
ijin.
―Bu Rizal sama anak-anak mau liburan kemping, boleh?‖ -ucap Rizal
―Iyah bu karna belum pernah aja dan buat Izal bisa nambah pengalaman bareng anak-
anak‖ -sahut Izal
―ibu bisa kasih ijin Izal, tapi Izal bisa janji sama ibu?‖ -ucap Ibu sembari meneteskan air
mata
2 hal yg sudah lama tidak aku dengan dan lihat pertama Ibu tiba-tiba membentaku,
kedua Ibu menetaskan air mata.
―apa itu bu?‖ -sahut Rizal
―Kamu janji ketika pulang tidak seperti kakak kamu dulu harus sakit. Dan ingat pesan
ibu ini Izal sudah dewasa tolong jgn buat ibu khawatir.‖ -ucap Ibu
―Iyah Bu, Izal janji‖-sahut Rizal
―Ijin juga sama Kakakmu sebelum berangkat, tlp dulu‖ -ucap ibu
Ibu selalu ibu yg aku pahami dengan segala kebaikan dia Ijin dari ibu tidak terlalu sulit,
walau dengan Resiko yg berat bagiku ―ketika pulang jangan seperti kakak harus sakit‖
aku mengerti sekali dan tau betul perasaan ibu dulu ketika merawat kakak.
Tidak lama obrolan dengan ibu aku langsung tlp kakak aku
―tumben ada apa? Jgn bilang kamu bikin masalah dan ibu suruh kamu tlp aku buat
beresinya!‖-sahut Aa
―enggalah buruk aja mulu sangakaan tuh gak asik!‖-ucap Rizal
―Ibu udah kasih Ijin buat aku berangkat liburan bareng temen-temen kamping‖-ucap
Rizal
Belum aku beres ngomong kakak aku sudah memotong dan membentak dengan keras
―Bego! Ngapain? Gak pokonya aa gak kasih ijin sama sekali kemanapun kamu kemping
dengan alasan apapun yg masuk akal sekalipun itu konyol! Taukan Aa kaya gimana
dulu?!‖ -ucap Aa
―Kempingnya ke Curug C******‖t ibu bilang minta ijin ke Aa terlebih dahulu‖ -sahut
Rizal meneruskan omongannya
―Apalagi kesitu! Itu tempat belum banyak orang kesitu Zal! Masih sepi! Banyak tempat
lain! Pokonya Aa gak kasih Ijin bego!‖ – ucap Aa
―Aku Cuma bilang a! Itu juga menuruti kemaun ibu saja!‖ -sahut Rizal
Karna tidak mau berujung berantem, dan malah ibu berubah pikiran.
akhirnya aku menuntup tlp dan mengacuhkan omongan kakak aku marah-marah,
walaupun aku tau itu semua kalimat yg kakak aku omongkan hanya tentang khawatiran
dan pengalaman dia saja.
***
Jumaat malam, 18 Mei 2012
―bagaimana ibu bisa tidur nyenyak sementara apa yg akan kamu bawa blm kamu siapkan
Zal‖-ucap ibu
―Ibu nyuruh minta Izinkan? Bukan untuk kalian berantem?‖- ucap ibu
―bu.. tapikan ucapan kakak yg awalnya dan memang kakak juga yg memaksa aku harus
seperti itu‖ -ucap Rizal
―Ibu cuma punya 2 anak laki-laki dan ibu harus ikhlas sebagaimana mestinya laki-laki
seperti apa, tolong jgn begitu dengan kakakmu. Untuk kepergian nanti, tlp Mang Tahyar
biar kamu dan teman2 bisa ikut dia‖ -sahut Ibu sembari menginggalkan kamar
Aku paham, mereka Ibu dan Kakak hanya memperjuangkan apa yg menjadi khawatiran
mereka dan aku yakin itu karna sayangnya padaku, tapi beberapa caranya ada yg salah
dengan melarangku.
Sabtu, 19 Mei 2012
Aku yang mengsiasati kumpul hari minggu besok bakalan telat karna sudah kebiasaan,
jadinya aku tlp Farhan dan semuanya yg akan berangkat pagi untuk menginap
dirumahku. Mereka setuju dan tidak lama mereka kumpul.
Aku jelaskan semuanya, soal keberangkatan ikut mobil Mang Tahyar dll, masalahnya
sekarang cuman bagian tenda tapi itu tidak masalh buatku. MerekaMereka semua heran
bukan main ketika aku jelaskan semuanya. Karna aku bersemangat atau mungkin ini
pertama kalinya aku seperti ini.
Malam itu semua tidur awal, aku liat Farhan, Bagus, Uki dan Dani, sambil memejamkan
mata ada penasaran lebih, ada apa dengan C********t ??? itu hanya penasaran normal
dan akan menjadi pengalaman saja.
Minggu, 20 Mei 2012
Bagun dari tidur lumayan segar badan ini karna istirahat yg cukup, keberangkatan sesuai
pagi kami berlima sudah ada didalam mobil Mang Tahyar beliau adalah sodara dari
ibuku.
Perjalanan masih santai disuguhkan dengan pemandangan hijau sekiatar 1-2 jam sudah
sampai di lokasi yg aku tuju, turun di jalan utama. Kita semua berjalan kaki dengan jalur
menanjak sekali, itu membuat kita lelah amat sangat.
Berhenti di sebuah warung, aku paham beberapa dari teman aku terpancing emosi karna
tatapan dari warga yg kita lewati menatap dengan tatapan aneh, apalagi barang-barang
yg kita bawa menujukan kita akan bermalam di C*******t itu.
Lama perjalanan bertanya beberapa kali akhirnya kita masuk jalan utama, bertanah,
menuju hutan dan hamparan kebun teh hijau, perasaanku langsung dibuat bukan kagum
tapi malah takut sekali etah kenapa ini bisa seperti ini,
beda dengan mereka berempat yg keliatan sangat senang. Ketakutan itu bertambah
ketika melihat pohon besar sekali, ujung kebun teh yg akan aku lewati itu membuat bulu
pundakku semakin merinding.
Beda sangat ketakutan itu seperti semakin dekat. Tapi aku tidak berani sedikitpun
menceritakan apa yg aku rasakan kepada mereka semua.
Berjalan terus ditengah-tengah kebun teh membuat rasa takut itu semakin bertambah,
apalagi ketika beristirahat sejenak dekat pohon itu. Padahal ini masih pagi sekali.
Aku menatap Dani dan ketakutan yg aneh ini semakin tinggi bahkan aku sampe tidak
percaya melihat Dani melamun dengan tatapan kosong seperti dia melihat sesuatu.
―Dan woy!‖
Ucapan Farhan itu seketika membuat ketakutan itu hilang padahal Farhan hanya
menegur Dani yg mungkin sama denganku karna melihat dia melamun.
―Kita satukan aja barang-barang ini, biar enteng‖ -ucap Dani seingatku itu
Akhirnya barang-barang kita satukan dengan mengunakan tandu dari kayu yg kuat itu,
Dani dibagian depan dan Bagus dibagian belakang.
Karna suasana makin seru ditambah rasa cape yg aku alami, tiba-tiba mereka yg
membawa tandu mengucapkan.
―Laa ilaaha illaallah... Laa ilaaha illaallah... Laa ilaaha illaallah... La ilaaha illaalah...―
berkali-kali dan rasa takut aneh yg sebelumnya aku alami semakin bertambah 3x lipat,
anehnya untuk berbicara kepada mereka aku tidak bisa!
dan aku sadar, malah mengikuti apa yg mereka ucapkan juga aku sadar ini seperti
membawa keranda mayat. Jelas sekali seperti membawa keranda mayat!
Anehnya tanggapan mereka sangat biasa saja, seperti tidak ada keanehan apapun sama
sekali.
Tidak lama berjalan, Pos Registrasi (pembayaran) sudah terlihat sangat dekat. Aku yg
berinisiatif melakukan pembayaran, dan bertanya-tanya. karna yg lain sambil istirahat
kecapean sehabis berjalan.
Disitu ada 3 bapak-bapak sekitaran umur 45th – 55th, sedang duduk santai sambil
mengobrol
―Ada dek kita tutup nerima pengunjung, jam 4- jam 5 sore kita udah gak ada disini,
palingan malam sesekali kita kontrol‖- sahut bapak3
Sesekali? Atau mungkin karna jarak yg jauh juga dari pemukiman warga, sehingga
pengontrolan dia bilang sesekali.
Tidak ada larangan apapun, yg ada hanya dia menunjukkan bbrapa tempat untuk
mendirikan tenda.
Tidak lama beres registrasi, dan mereka bertanya apakah semuanya "sudah"
suara air sudah aku dengar jelas, hanya tinggal bbrapa menit lagi sampai pada curug
C*******t yg akan kita tuju.
Hamparan alami yg disuguhkan oleh alam, memang bukan main indahnya, aku liat
beberapa dari teman-teman sangat menikmati, tapi entah kenapa selalu ada rasa takut
yg aku rasakan.
Ada beberapa orang juga yg menikmati dengan mendokumentasikan berfoto. Perasaan
yang aku ikuti, sangat tidak masuk akal, untuk aku jelaskan dengan suasana di lokasi ini.
Berdiskusi dengan Farhan soal dimana akan mendirikan tenda karna dekat curug tidak
mungkin banyak bebatuan. Uki dan Dani akhirnya setuju bahwa mereka akan mencari
tempat yg sesuai untuk mendirikan tenda.
Tidak beberapa lama, mereka datang lagi dan mengajak untuk melihat tempat yg akan
tenda didirikan, turunan ketiga setelah curug utama. Dibahu sungai malah masuk aliran
air dari curug jika airnya besar.
Beberapa perdebatan kecil terjadi, tapi aku hanya setuju-setuju saja karna jujur pohon
pinus yg indah tinggi besar ini menjadi daya tarik tersendiri.
Walau dalam hati ada rasa tidak setuju. Karna disini, sejak dari awal tentang kebun teh
dan perjalanan menuju kesini perasaan aku aneh sesekali takut, sesekali ceria dan
sesekali bahkan dibuat bingung dengan apa yang terjadi ini.
Secara lokasi memang bersebrangan dengan hamparan sawah dan hutan, tapi ketika
sebelum turun menuju lokasi dimana tempat itu akan mendirikan tenda.
Aku melihat ke arah curug dalam hati aku berkata
―Habis sudah, jika malam hari terjadi hujan deras, aliran air dari curug datangnya deres,
pasti tenda yg akan didirikan disitu akan terseret.‖
Tapi, karna keputusan bersama dan bukan musim hujan semua pikiran aku tdi, aku
kesampingkan, sambil menuruni disela-sela pohon pinus, memang sudah tersedia jalan
yg sudah biasanya orang pakai.
Apalagi aku melihat hamparan hutan yg bisa digunakan dengan gampang untuk mencari
kayu bakar.
Setelah tidak ada yang perlu didebatkan lagi, kami berlima sudah ada di lokasi tenda
akan didirikan.
Memang lokasinya sangat enak, hanya beberapa langkah sudah dekat dengan air apalagi,
ada tempat untuk berendam yg sepertinya tidak terlalu dalam.
Tenda langsung aku dirikan sebagaimana mestinya, tidak memakan waktu lama,
setengah hari (13:00) tenda sudah berdiri.
Sambil melepas lelah, aku melihat pemandangan yg memang sangat indah. apalagi
dibelakang tenda pohon pinus yg menjulang tinggi hijau itu, menambah kesan yg sama
sekali sebelumnya blm pernah aku lihat.
Pengunjung ke curug C*******t makin siang makin lumayan hanya beberapa orang yg
aku lihat, mereka akan sangat jelas melihat tenda ini, tapi! Kenapa mereka melihat
seperti hal aneh, apa yang salah dengan kami disini? Kenapa melihatnya seperti itu?
Aku kesampingkan pertanyaan aneh itu, aku mengajak Bagus untuk berenang di sungai
tenang depan tenda ini.
― Gus ayo cobain turun ke situ kayanya tidak terlalu dalam.‖ -ucap Rizal
Pengunjung lain yg melintas d atas kami hanya beberapa, bahkan terkesan tidak terlalu
lama menghabiskan waktu di curug ini, itu yg sesekali aku lihat.
Lumayan lama menunggu Farhan dan Uki, akhirnya dia datang, walaupun aku tau betul
Uki orang yang tidak bisa menyembunyikan keanehan karna raut wajah dia (Uki) paling
gampang aku tebak.
Entah apa yg sudah dia liat, tapi aku yakin pasti dia juga menyembunyikan apa yang aku
sembunyikan.
Setelah memasak lanjut makan membuat kami semua lelah, termasuk aku. Semakin
ingin membuang hal-hal aneh yg aku lihat semakin takut perasaan ini.
Rebahan ala kadarnya tidak terasa hari semakin sore, sambil menunggu kedatangan
Deri, Siska, Dian dan Mayang yg sedang dalam perjalanan menuju kesini.
Aku melihat hp, ada pesan masuk dari Ibu dan kakak yg isinya sama agar aku hati-hati
selalu. Ada juga pesan dari Deri,
―Tai ini bener lokasinya jalanya ksini, udah masuk kebun teh ini bentar lg sampe, kenapa
harus ke tempat seperti ini sih Zal, nyesel aku nyusul.‖ -pesan Deri
―iyah bener, terus aja itu Cuma satu jalur kalau ada yg minta biaya masuk bilang aja yg
rombongan 5 orang pagi tadi.‖ -balas Rizal
Aku sengaja tidak menanggapi penyesalan Deri, karna semua sudah tanggung dan
memang dia juga tidak akan terlalu menyesal setelah tau keindahan tempat ini. Aku
masukan kembali Hp ke dalam tas.
Hari semakin sore, aku coba bangun untuk melihat sekitaran lokasi, berjalan sendiri ke
arah atas diantara pohon pinus, jadi keliatan semuanya.
Apa?! bapak-bapak penjaga sudah tidak ada? Berarti, hanya aku berlima disini! Padahal
ini baru jam 16:00. Dan yang membuat aku kaget lagi, di tempat ini hanya kami yang
mendirikan tenda, sialan!
Aku turun cepat, menuju tenda lagi.
―han disini gak ada orang lagi Cuma kita berlima‖-sahut Rizal
―Kan Deri, Siksa, Dian dan Mayang lagi kesini mau nyusul gak berlima dong Zal‖-ucap
Han
―Udah jangan terlalu diambil pusing kita aman kok karna banyakan dan memang niatan
kita kan liburan Zal‖-ucap Han
Iyah memang benar apa yang dikatakan Fahran, kita liburan. Ketika aku berbicara
dengan Farhan untungnya, Bagus, Uki dan Dani tidak mendengar takutnya mereka
berpikir hal yg lain juga.
Aku lanjutkan rebahan dan mencoba untuk membawa pikiranku tetap berpikir positif,
sekarang yg terbayang, malah sakit tentang kakaku yg dulu, sialan jgn sampai malah
kemana-mana pikiran ini.
Aku di kagetkan dengan suara Deri,
Aku paham betul, karna kelelahan sehingga Deri keliatan amat kesal padaku, tapi itu jadi
hal lucu.
Apalagi Mayang yg dengan polos sekali bilang,
***
Minggu Malam, 20 Mei 2012
Seperti saran Siska malam ini kita akan membuat api ungun, sebelumnya masak dan
makan. Bahkan gitar dan cemilan sudah disiapkan.
Aku menyiapkan api ungun dari kayu bakar yg sore hari Uki dan Farhan cari. Dan tiba-
tiba setelah uki bertanya Dani dimana, semua kaget!
Sebentar, Dani memang dia orang yg keliatan aneh, sedari datang apalagi di kebun teh
setelah lamunan itu. Keliatanya selalu melihat sesuatu, tapi dia tidak pernah banyak
bicara apa Dani juga menyembunyikan apa yg sebelumnya aku sembunyikan juga?!
Seketika, semua orang mencari, suasana yang tidak aku inginkan akhirnya terjadi,
ketakutan itu datang lagi padaku, bahkan aku yg hanya diam, ketika semua orang
mencari disekitaran tenda.
Aku jelas sangat jelas, Uki yg berjalan melihat bagian belakang tenda di tempat jemuran
dan bilang Dani tidak ada disitu. Deri emosi karna tingkah Dani.
―Tailah orang mau happy2 ada aja tingkah si tolol ini‖-ucap Deri
Bagaimana bisa semua orang mencari, dia (Dani) dimana, bahkan Uki sudah kebelakang
tenda tidak ada siapa-siapa, tiba-tiba Fahran yg melihatnya ada disitu? Aku yg hanya
berdiampun merasa aneh ini.
Walau Farhan dengan segala sikapnya menengkan dan menyalahkan Uki, kalau Uki
mungkin tidak melihatnya, walau itu sama sekali tidak masuk akal.
Sektika Dani ketemu, aku yg sedang diam didepan kayu-kayu yg aku susun, tatapanku ke
arah Musala itu lagi.
Sialanya, tatapan dengan dua mata itu ada lagi, bahkan bukan hanya sekedar
memperhatikan ini jelas sekali!
Diantara gelap dua mata putih itu sangat jelas, walaupun jaraknya jauh. Aku cepat-cepat
memalingkan pandangan dan semenjak itu tidak mau lagi melihat ke arah itu!
Api ungun berjalan dengan seru, tukar cerita, bernyanyi bersama dan rasa persahabatan
bahkan ini adalah seperti persaudaraan.
semua terbagun suasana saling memiliki dan memang ini yang aku harapakan dan aku
mau.
Jam 10 terang bulan membuat suasana semakin tenang, bahkan suara angin dan suara
air dari curug C******t cukup menemani kami malam ini.
Tenda hanya muat 7 orang, perempuan semuanya di dalam. Aku tidur di samping Dani,
dan di samping lainya Farhan. Aku tumben terlelap begitu saja.
Sampai aku kaget karna dalam mimpiku atau banyangan tidurku, ibu terlihat menangis,
kacau sudah pikiranku, mencoba membuka mata perlahan-lahan entah kenapa kicauan
burung yg malah aku dengar.
Aku paksakan terus tidur, aku mendengar seperti suara Farhan dan Dian sedang
mengobrol aku buka mata, ternyata benar, aku jadi tenang, aku tidak mau mengganggu
mereka, karna aku tau Dian atau Farhan juga punya perasaan lebih diantara keduanya.
Mungkin ini momen bagus buat mereka. Aku terlelap lagi.
Baru beberapa menit tertidur, kaget bukan main suara perempuan tertawa dengan sekali
denganku, sementara disampingku adalah Dani, ingin aku buka mata, tapi beneran ini
suara yg baru aku dengar sangat jelas.
Dengan tiba-tiba,
―Bangun goblok!‖ -suara Han
―Apaan dia tidur harusnya aku juga dengar apalagi aku juga sanping dia Han‖-sahut
Rizal
Padahal dengan sangat jelas, aku juga mendengar suara itu, sangat jelas bahkan aku juga
ketakutan. Tapi, aku tidak mengakuinya kepada Fahran, karna takut malah
mengiyahkan apa yg Farhan dengar pikiran dia juga jadi kemana-mana, itulah alasanku
tidak jujur pada Farhan.
Aku paksakan tidur kembali, sambil penuh pertanyaan, apakah mereka juga merasakan
apa yang aku rasakan malam ini, suara burung yg tidak henti, bahkan ketawa perempuan
yg keluar dari mulut Dani, apakah mereka semua mendengar karna itu sangat kencang
sekali.
***
Angin pagi aku rasakan begitu kencang, terasa lama sekali menunggu pagi ini, perasaan
begitu lega sekali, setelah kejadian semalam yang sungguh membuah ketakutan itu. Aku
bangun yg paling awal sekali.
―ada apa semalam Zal, aku denger suara kamu sam Farhan mau bangun sih itu aku cuma
capek sekali‖-ucap Deri
―Nih kopi, gak ada apa-apa biasa Der tau sendiri Farhan kalau tidur gimana hehe‖-sahut
Rizal
Kalau Deri bisa tau aku dan Farhan bangun, apa Deri juga mendengar suara perempuan
yg keluar lewat mulut Dani.
Satu persatu mereka bangun, perempuan juga bangun, hanya Farhan yg paling terakhir
bangun. Semua dengan wajah-wajah kelelahan dan aku harus membuat suasana lebih
menyenangkan dari kemari, pikirku.
Kayu yg aku nyalakan untuk membuat air panas jelas tidak cukup.
―Der aku, bagus sama Rizal mau cari kayu dulu‖-ucap Uki
Aku tidak bicara, tapi Uki lebih tau mungkin karna kemarin kan dia kesini juga.
―Aku penasaran Zal sama Gubuk tua disana‖-ucap Uki
―Udahlah jangan macem-macem kesana niat kita kan cari kayu bukan kesana‖-sahut
Bagus
Iyah aku melihat ke gubuk itu lumayan masih jauh tapi sudaj terlihat jelas, tempat apa
itu? Ah pikirku itu hanya tempat beristirahat. Semakin aku padang,
aku melihat ada seekor anjing terlihat hanya kepalanya saja, ketika anjing itu mulai maju
yg tertutup gubuk itu, dan kepalanya ada dua bahkan tidak ada ekornya!
Apa aku salah liat? Uki dan Bagus sedang mengambil ranting-ranting dengan bergegas
juga aku mengambil ranting, aku curi pandang ke arah anjing itu lagi sudah tidak ada.
―Ki kmren sama Farhan liat engga di Gubuk itu ada seekor anjing‖-tanya Rizal
―Iyah Zal liat, warna coklatkan?‖-ucap Uki
―Oh kamu liat juga, lucu sih yah mungkin itu anjing yg sudah biasa disitu yah Zal‖-ucap
Uki
Lucu? Berarti aku yg salah liat barusan, hanya mungkin pikiran aku saja sejak dari
kmeren selalu aneh. Aku buang jauh-jauh pikiran itu, walau masih banyak beberapa
pertanyaan yg tidak masuk akal.
Sampai di tenda, dilanjutkan masak oleh perempuan dan Deri yg memang jago sekali
urusan masak memasak.
―keliatanya cape banget jal..‖-ucap Mayang
―kalian ini yah cape kan abis cari kayu sebanyak itu, takut kelaparan iyah laper nih
hehe‖-ucap Rizal
Tidak lama akhirnya kita makan pagi dengan nikmat sekali karna kebersamaan itu,
setelah makan
―Ayo ke curug yg itu aku kmrenkan belum kesitu ih Zal‖-ucap Dian
Suasana sangat sepi tidak ada orang lain selain kita, karna hari senin juga pikirku.
Bahkan aku seperti tidak percaya semalam kita hanya sembilan orang yang berada di
daerah kawasan curug ini.
Aku samperin dia, karna sambil memegang perut, takutnya pengen BAB atau sakit
―Kamu kenapa May?‖-tanya Rizal
―Oh engga itu mereka sedang santai diatas, aku liat pohon pinus indah-indah Sis‖-
ucapku
Untuk kesiakan kalinya lagi, setiap apa yang aku lihat keanehan2 selalu aku
sembunyikan dengan baik-baik, karna tidak mau membuat suasana semakin aneh saja.
Tidak lama Farhan dan Uki turun dan menuju tenda, tidak mau aku bertanya. karna
pasti kalau tidak mereka menjelaskan apa yang mereka obrolkan di warung itu, pasti ada
yang mereka sembunyikan, dengan cepat aku simpulkan seperti itu.
Dan benar ketika Dian bertanya Farhan dan Uki hanya membalasnya dengan becanda,
berati jelas ada yang mereka sembunyikan.
Sekarang aku bisa sangat setuju dengan lokasi tenda karna siang haripun tenda masih
teduh karna tertutup oleh pohon pinus yang tinggi.
Bernyanyi, saling bertukar cerita, bahkan bertukar tujuan setelah lulus sekolah ini akan
lanjut kemana, saling kasih masukan, suasana yang memang aku rindukan apalagi di
alam terbuka seperti ini. Hingga sore tidak terasa sudah datang kembali.
Sepertinya hanya aku yg ingat tentang bapak-bapak penjaga itu, mana mereka hanya
terakhir melihat sore kemarin, yg katanya sesekali akan di kontrol ternyata tidak ada
juga, lumayan aku kesal juga.
Beberapa dari mereka, mandi sore dan berganti pakaian tebal, karna angin sore sekarang
sangat kencang. Aku, mengabari Ibu kalau aku baik-baik saja dan aman-aman saja
disini, agar Ibu tenang dan tidak berpikir yg aneh-aneh.
Balasan pesan ibu, cukup membuat aku bahagia, karna kata ibu hari, pagi tadi ayah
pulang dan liburnya cukup lama, aku senang karna bakalan jadi cerita yang menarik
dengan ayah semua kejadian kemarin malam dan hari ini.
***
Senin malam selasa datang serasa cepat sekali, makan malam bercanda dan bersenang-
senang menyayikan beberapa lagu kesukaan kita semua, tapi anehnya suasana jauh lebih
tidak enak malam ini. Padahal ini baru jam 10.
Beberapa dari teman aku masuk tenda, tidak lama siska teriak! Aku melihat langsung
tatapan Mayang langsung melotot begitu saja. Aku bisa langsung menyangkan Mayang
kesurupan!
Berubahlah semua jadi panik, aku berusaha keluar tenda untuk merokok, setidaknya hal
itu bisa membuat aku tenang.
Didalam tenda aku dengar percakapan Farhan, Deri, Dani, Siska dan Dian. Yang
membuat aku kaget ketika Siska bilang bahwa mayang PMS, deg... Pikiranku jadi
kemana-mana apalagi PMS!
Pantesan dari kemarin dia (mayang) datang tidak pernah bermain air, bahkan ketika
pagi tadi selepas dari curug dia (mayang) tidak basah-basahan sekalipun dia masuk
toilet, aku ingat betul.
Setelah mendengar soal Mayang yg sedang PMS, aku langsung masuk tenda, melihat
kondisnya masih saja seperti itu, suara mengeram sesekali tertawa begitu saja, itu cukup
menakutkan, tapi aku tunjukan ketenangan agar kondisi tetap aman.
Sialnya lagi, suara burung diatas tenda makin kencang dan sesekali entah suara dari
mana, ada tangisan anak kecil, aku tidak paham lagi soal suara-suara itu.
Biasanya Deri paling bisa menyembuhkan hal-hal yang begitu, tapi dia (Deri) makin
panik sekali, semakin panik Deri keliatan sekali dari raut wajahnya yg sudah keluar
keringat.
Yang tidak aku harapkan akhirnya terjadi! Gerimis mulai datang, angin makin kencang,
dan suasana makin mencekam. Untung saja tenda masih kuat menahan angin. Yang aku
hawatirkan datangnya air dari curug akan lebih besar, karna gerimis yang makin
kencang ini.
Suasana makin panik, semua masuk ke dalam tenda. Aku heran pada Deri tiba-tiba dia
menyalahkan aku karna mengajak ke tempat seperti ini, otomatis aku terpancing emosi
seketika!
Aku lupa, siapa yg menyarankan untuk membawa Mayang turun ke rumah warga, itu
saran yang tidak masuk akal. Karna jalanan jauh, apalagi kondisi gerimis dan angin
kencang seperti ini tidak memungkinkan sama sekali.
Farhan dengan segala omonganya aku setuju, untuk mengunakan pencahayaan Hp,
karna api sudah mulai padam. Dan menyarankan ada orang, untuk berjaga diluar
melihat kondisi air,
takutnya air tiba-tiba datang lebih deras. Dani dan Bagus berjaga diluar tenda dengan
mengunakan jaket, yg otomatis akan basah kuyup.
Gerimis bukanya makin reda, malah makin kencang, suara burung bahkan tidak
berhenti sama sekali. Suara-suara aneh sudah aku abaikan, pikiranku saat ini bagaimana
caranya Mayang bisa sembuh, karna sudah kasian melihat dia begitu terus, semntara
kita semua makin bingung.
Farhan bilang, agar kita semua jangan berpikiran yang aneh-aneh dan untuk selalu
beroda.
Dan secara tiba-tiba Farhan tau juga kalau Siska PMS, sialan! Aku tambah kesal dan
makin kesalnya bukan main, karna Siska beberapa kali ikut berenang! Kesal yang paling
kesal dan tidak bisa aku luapkan, karna kondisi sedang seperti ini.
Ini adalah malam terlama yang aku rasakan, sesekali melihat jam di Hp hanya maju
beberapa menit saja, aku kasian melihat Bagus dan Dani sambil keujanan, walau hanya
gerimis itu pasti sangat kedinginan, apalagi ditambah angin seperti ini.
Dengan jelas Dian menunjukkan ketakutan yang amat sangat, aku sesekali menengkan
Dian.
―Gpp Zal, sudah terjadi, Zal kalau liat apa-apa jangan diomongin yah‖-sahut Bagus
―Zal nih pake Matras kering buat tiduran, mudah2han gerimisnya mulai reda‖-ucap
Farhan
Matras itu aku bagi dua dengan Bagus, aku sedikit lega, tapi perasaan bersalah dan
ketakutan yang aku terus berani-beranikan ini sangat mengangguku.
Tiduran di luar dengan angin kencang dan gerimis tidak apa-apa, jika sedikit menebus
kesalahan aku ini. Gerimis sedikit-sedikit mulai reda, aku melihat bagus sudah tertidur
walau aku tau itu pasti sangat dingin sekali.
Aku coba pejamkan mata, baru beberapa menit, terdengar suara
―Ehheemmm..‖
Aku yakin itu suara Farhan, aku buka mata dan lihat kedalam tenda, bukan main aku
dibuat kesal untuk sekian kalinya oleh Dani dan Siska!
Sempet-sempetnya kondisi sedang seperti ini mereka malah melakukan hal senono yang
tidak pantas, bukan aku melarang, tapi kondisi seperti ini.
Pengen rasanya aku hajar si Dani dan menegur si Siska, tapi aku juga kasian dengan
kondisi yang lain yg sudah tertidur karna lelah. Aku biarkan saja, walau dalam hati
sangat emosi!
Baru saja terlelap, sialnya ada yang tiba-tiba meniupkan hembusan napas ke telingaku
ini, bahkan dua-duanya, itu sangat membuat aku kaget.
Aku buka mata dan melihat ke arah curug, demi apapun aku tidak mau lagi melihat ke
arah itu, sangat jelas dekat pohon, ada seperti mahluk aneh. Aku paksakan tidur sampai
terlelap, sambil menutup kepala dengan kupluk jaketku ini.
***
Selasa, 22 Mei 2012
Hanya ditempat ini aku selalu bangun duluan, ternyata pagi yang aku tunggu sejak
malam itu, tiba. itu membuatku sangat lega, semuanya baik-baik saja,
disusul mereka bangun semua, dan Farhan juga. Aku langsung mengajak untuk
membereskan barang bawaan dan siapa-siapa untuk pulang.
Tidak lama pagi sekali aku dan sahabatku sudah berjalan meninggalkan tempat ini,
Musala itu sudah tidak aku tatap lagi, tempat penerimaan pengunjung juga sama sudah
aku lewati. Akan tetapi, aku berjalan paling belakang, seperti ada yang mengikuti, aku
tengok kebelakang tidak ada.
Terus saja seperti itu sampai beberapa kali. Karna makin takut, aku susul jalan mereka,
aku dipaling depan, sialnya ada lagi perasaan seperti yang mengikuti itu.
―Liat apa sih Zal tengok-tengok belakang terus ih‖-ucap Siska
―Salut amang ama Izal?‖-ucap mang Tahyar sambil melaju lumayan kencang
***
Selasa malam, perasaanku aneh, seperti masih disana, dalam tenda, makan nasi liwet,
bahkan suasana rumah masih terasa disana. Anehnya lagi soal makan tidak pernah ada
kenyangnya sama sekali. Bahkan saat tidur aku merasa masih di curug C******t.
Rabu pagi, bahkan aku merasa mandi di kamar mandi tapi merasa sedang berenang
disana, pikiranku kacau, seperti ada yang memperhatikan terus menerus, sampai aku
kesal sendiri.
tiba-tiba Ayah masuk ke dalam kamar karna kemarin belum ketemu Ayah langsung ke
rumah nenek. Baru kali ini aku ketemu dengan Ayah.
―bagaimana liburan kemarin Izal?‖ -tanya Ayah
―Menyesal yah, aku seperti ada disana terus, tapi jangan kasih tau Ibu, takut ibu kecewa,
karna aku udah janji pulang dalam keadaan sehat lagi, seperti pas berangkat‖-ucap Rizal
―Bagaiamana jika badan kamu sehat tapi pikiran kamu tidak sehat?‖-sahut Ayah
―sebelum apa yang kamu rasakan, Batin seorang Ibu jauh lebih kuat dari pada ayah‖-
sahut Ayah
―Aku merasa kasian sama teman2 yah pasti mereka juga sama sepertiku dan aku yang
salah menyarankan liburan kemarin ke curug C******t itu‖-ucap Rizal
―Cara menebus kesalahan dengan tanggung jawab Izal, itu yang penting‖-sahut Ayah
Aku paksakan tlp Farhan menyuruh dia untuk datang ke rumah, tidak lama dia datang,
karna memang rumahnya tidak terlalu jauh dariku.
Farhan juga setuju, bahwa dia merasakan sama seperti aku, masih merasa disana.
Farhan menyuruh aku untuk tlp mereka semua. Sampai akhirnya kita kumpul hanya
Dani yg tidak ada karna ibunya sakit.
Mayang yang paling menyeramkan, dia cerita bahkan sampai beberapa kali melihat
sosok perempuan di kamarnya.
―Ayah tidak sengaja menguping obrolan kalian, ternyata separah itu‖-sahut Ayah
ngomong seperti itu dekat Ibu
Bahkan ibu hanya berkaca-kaca saja terlihat jelas di matanya, rasa bersalah semakin
besar dalam diriku, semuanya salah aku, andai liburan itu tidak terjadi.
―Begini, ayah sudah tlp kang Diki, sekarang malam ajak semua teman kamu itu ke
rumahnya yah.‖-ucap ayah
Sambil menunggu waktu malam, selepas Isya kita semua tidak ada yang berani bertukar
cerita sama sekali. Waktu yg ditunggu tiba, kita semua langsung bergegas menuju rumah
kang Diki.
Kamis malam itu, ternyata kang Diki juga sudah menunggu, karna sudah janji sama
Ayah.
Kang Diki merasa gatal tenggorokan menunggu kita datang, entah apa maksudnya.
Bahkan aku juga tidak paham sama sekali.
Tidak lama kang Diki menanyakan mana satu lagi teman kita, aku jawab dia (Dani)
sedang sakit. Bahkan kang Diki menyuruh untuk dijemput, karna kasian dia (Dani) yang
paling parah.
Aku jemput Dani bareng Farhan, dan langsung menuju rumah kang Diki kembali. Kang
Diki langsung bertanya lengkap semua kejadian, sambil menyiapkan Aqua 1,5lt.
Apa yang ditanyakan kang Diki semuanya benar, perempuan cantik di kebun teh, Dani
yang melihat. Bahkan kang Diki bilang itu sangat cantik sekali.
Deg... Aku kaget dan pantas saja Dani orang yang paling aneh.
Kemudian, kang Diki bertanya ada yang melihat orang-orang membawa keranda mayat.
Tidak lama Dian langsung mengaku bahwa dia melihat.
Berarti, paginya aku berlima yang melakukan hal itu sorenya Dian dalam perjalanan
menuju tenda yang melihat orang-orang itu.
―Mereka mau kalian semua ada disana terus, Mereka ingin kalian kembali, dan kalian
ada disana selamanya‖- ucap kang Diki
Itu membuat aku kaget bukan main kaget sekali mendengar ucapan kang Diki itu.
Sampai segininya ini salah aku.
Dibantu oleh kang Diki menuruti apa yang dia ucapkan bacaan ayat suci Al-quran, kita
semua mengikutinya dengan perlahan. Setelah itu.
―Kalian selama hidup jangan kesana lagi yah‖-pesan kang Diki
Bahkan kang Diki bertanya siapa yang melakukan tindakan senono dalam tenda, semua
langsung saling tatap, hanya aku dan Farhan yang biasa saja karna sudah tau siapa.
Untungnya, kang Diki tidak menyebutkan nma siapa.
Aku langsung dengan Farhan mengatarkan Dani pulang dan ikut membantu Dani
melakukan apa yang disuruh kang Diki, itu sangat aneh sampai akhirnya suara tertawa
itu ada lagi ketika dani selsai membacakan apa yang di suruh kang Diki.
Kang Diki menyuruh kamu beberapa hal, dan kami akan lakukan, terutama aku. Karna
sebelum pulang aku bertanya dulu ke kang Diki soal anjing itu, dia bilang tidak apa-apa.
Lalu aku bertanya apa awal satu rajab itu ke kang Diki, dia bilang pelan.
Mayang, Siska dan Dian berpisah di Rumah kang Diki, kemudian lelaki langsung menuju
rumahku, untuk melakukan apa yang disuruh kang Diki.
Setelah semuanya selsai, semua bubar menuju rumah masing-masing memang sudah
terlalu malam juga, bisa dilanjutkan kemudian hari untuk melakukan hal gila lagi.
Baru mau masuk ke kamar, kamis malam itu.
―Iyah udah gpp lain kali jadikan pelajaran yah nak‖-ucap Ibu
―Iyah bu Izal janji‖-sahut Rizal
―Tidak apa jika semua bisa belajar dari kesalahan kenpa tidk Zal‖-ucap Ayah
―Minimal tidak melakukan kesalahan yang sama itu lambat laun akan menghilangkan
dengan sendirinya‖ -ucap Ayah
Sampai hari ini 7 th berlalu, rasa bersalah itu hilang, hilang tidak sempurna. ketika aku
kembali mengingat kejadian itu, rasa bersalah itu kemudian perlahan datang kembali.
Kejadian curug C*******t menjadi bahan candaan ketika aku berkumpul dengan mereka,
apalagi aku selalu paling semangat, tidak apa jika kejadian buruk untuk menjadikan aku
jauh lebih baik, itu pilihan baik juga.
Persahabatan kami tetap berlanjut, dengan kondisi yang berbeda, kesibukan berbeda,
tapi tetap pada kasih sayang sesama sahabat yang sama.
-----------------------------------------------------
Terimakasih gw ucapkan pada pemilik cerita Rizal (nama samaran) yang sudah mau gw
tulis ceritanya, walau beberapa hari telat banget gw tulis, karna keterbatasan komunikasi
yang selalu bentrok.
Bahkan gw hanya via tlp untuk mendapatkan cerita ini. Suatu saat kita harus bertemu
kang! Salam hormat.
Sorry juga, untuk pembaca jika banyak typo atau penulisan yang tidak di mengerti.
Seperti biasa semoga cerita ini banyak pelajaran dan biarkanlah cerita ini menjadi
sebagaimana mestinya dipikiran kalian yang membaca.
Dan untuk yg punya cerita menyeramkan, boleh berbagi dengan gw di DM kalau percaya
gw tuliskan ceritanya, untuk dibaca banyak orang. DM gw terbuka untuk kalian.
--------------