kualami, dan mungkin saja pengalaman itu menjadi pengalaman yang langka. Saat itu
aku duduk di kelas 6 SD umurku baru menginjak 11 tahun, seperti anak-anak yang
lainnya aku bersama sahabatku Aneta, Rifki, dan Fajar sebentar lagi akan
menghadapi Ujian Nasional. Oleh karena itu tentunya kami sudah sehursnya lebih
giat untuk belajar.
Aku, Aneta, Rifki dan Fajar sudah bersahabat sejak kecil, kami selalu bermain
bersama, belajar bersama, susah dan senangpun kami lewati bersama. Jika salah satu
ada yang sakit atau tak ada saat kami berkumpul bersama, rasanya seperti ada sesuatu
yang kurang. Karena seringnya menghabiskan waktu bersama-sama bahkan hampir
setiap hari, kami sudah seperti keluarga, hmm… mungkin lebih dari keluarga saking
akrabnya.
Saat aku sedang menaiki tangga untuk naik kerumah pohon, tiba-tiba aku
terpeleset sontak Aneta, Rifki dan Fajar kaget, tapi untunglah tak ada luka yang
serius. Saat semua menghawatirkanku, aku melihat ada sesuatu yang aneh dengan
tatapan Rifki, dia menatapku begitu dalam dan dia begitu menghawatirkanku.
Padahal Fajar dan Aneta biasa saja. Saat Rifki menatapku, aku merasakan ada sesuatu
yang aneh yang tak pernah kurasakan, tapi perasaan apa itu? aku tidak tahu, yang
jelas yang kurasakan itu campur aduk, ada senang, takut, bingung pokonya segalanya
deh.
“Hahhh maksudnya ? kok gak nyambung sih, masa aku di suruh nyontek
juga!” Aneta semakin kesal.
“Yaa kamu gapapa kan kal , siapa tau otak kamu jadi koslet gara-gara kamu
jatuh dari pohon tadi?” Fajar ikut bertanya.
“Ha…Ha…Ha…”
Semua menertawakannku ,
disana aku mati kutu tak bisa berbicara
apapun.
“Ah kalian ini bicara apa, masa aku di doain punya otak koslet sahabat macam
apa kalian ini huhu.” Ujarku sambil berusaha menyembunyikan perasaanku
yang semakin tak karuan ini.
Jam sudah menunjukan pukul 03.00 sore tak terasa kami sudah berkumpul
disini selama 3 jam akhirnya kamipun pulang kerumah masing-masing.
Keesokan harinya, kami harus pergi kesekolah. Namun tak seperti biasanya
aku hanya berangkat berdua dengan Aneta, karena saat kami kerumah Rifki dan Fajar
ternyata mereka sudah pergi kesekolah terlebih dahulu.
“Wah Fajar sama Rifki gak solider nih masa kita di tinggalin” ujar Aneta yang
terlihat sedih dan agak sedikit kesal.
“Iya nih gimana sih si Fajar sama Rifki gak solider banget!” Jawabku.
Dalam hati aku berkata, jika nanti aku sudah sampai sekolah habislah mereka
berdua. Setelah sampai di sekolah ,aku dan Aneta lekas menyimpan tas di bangku dan
bergegas pergi untuk mencari Rifki dan Fajar. Tetapi aku teringat bahwa aku belum
mengerjakan PR Bahasa Indonesia, aku pun kembali ke bangku dan mengerjakan PR
tersebut. Saat aku melihat ke kolong bangku , ada dua buah amplop berwarna putih
yang biasanya digunakan untuk undangan amplop itu bertuliskan namaku dan Aneta.
“Net..net… neta, lihat deh ada amplop untuk kita berdua” teriakku sambil
kebingungan
“Ayo, kal”
Aku sangat kaget ternyata itu adalah surat cinta dari Rifki, isi nya bertuliskan
“Kalisa sebenarnya aku sudah lama memendam perasaan ini,
aku tidak bisa membedakan apakan aku benar cinta atau hanya
perasaanku yang mencintaimu sebagai seorang sahabat, tapi kini
aku tahu bahwa aku benar-benar mencitaimu, terimalah cintaku
ini jika kau menerimanya aku akan mengisi pulsamu 10.000”
Bel pulang pun berbunyi, karena kami berdua malu untuk bertemu dengan
Rifki dan Fajar sekaligus ingin balas dendam kami pun pulang duluan. Sesampai di
rumah saat aku mengecek HP tiba-tiba ada sms dari operator bertuliskan “selamat
pulsa anda telah terisi sebesar 10.000.” akupun bingung karena aku belum bilang
apa-apa apakah dia diterima atau tidak. HP ku berdering kembali ternyata ada sms
dari Rifki “gimana pulsanya udah masuk belum? Besok kan hari Minggu gimana
kalo kita pergi ke taman untuk berolahraga sebentar?” saat kubaca sms ini
senangnya bukan kepalang aku berteriak dan jingkrak-jingkrak di atas kasur. Ku
balas sms “Iya udah masuk kok makasi ya , sampai ketemu besok ditaman ya”
Pagi-pagi Rifki sudah
menjemputku, aku, Rifki, Aneta dan
Fajar pergi bersama ketaman, bahkan
saking dekatnya kami pacaranpun
bersama-sama. Disana kami berolah raga
sebentar kemudian membeli bubur
karena perut ini sudah tak sabar untuk di
isi.
Saat aku masih SD aku sangat suka dan lumayan pintar dalam bidang
Matematika. Walaupun sekarang setelah masuk SMA aku sangat benci pada
pelajaran ini memang dunia itu berputar kadang diatas kadang dibawah maka
nimkatilah hidupmu selagi diatas dan dibawah. Saat itu Ibu Mira sedang
berhalangan untuk hadir oleh karena itu ia memberikan tugas. Karena tugas itu
belum di terangkan dan hanya aku yang bisa menyelesaikannya, anak laki-lakipun
berebut untuk minta diajarkan , bangkuku yang tadinya kosong kini dikerumuni
oleh anak laki-laki. Rifki pun marah dan selama perjalanan pulang ke rumah dia
tidak bicara padaku.
Saat itu sekolahku mengadakan kemping, karena aku sakit aku tidak bisa
ikut. Walaupun aku kecewa tidak ikut kemping tapi aku mendaptkan kabar yang
membuatku sedikit berbahagia walaupun kabar itu belum jelas kebenarannya. Aneta
bilang kepadaku jika Rifki hanya berdiam diri merenung di tenda.
“iya sih memang ada Della, tapi pikirannya itu dipenuhi denganmu kal”
Suatu sisi aku sangat bahagia karena Rifki menghawatirkanku tetapi disisi
lain juga aku tidak percaya dengan semua itu karena aku yakin Rifki dan Della itu
sudah jadian. Akhirnya aku memutuskan fokus belajar untuk Ujian Nasioanal
daripada memikirkan hal itu.
Setelah selesai Ujian Nasional seperti biasa sekolah kami mengadakan
perpisahan, kami menyanyikan sebuah lagu dan pada saat kami menyanyikan lagu
itu kami harus berpegangan tangan satu sama lain kebetulan di pinggirku itu adalah
Rifki. Terpaksa aku harus berpegangan dengannya , tapi perasaan yang tak karuan
itu muncul kembali entah apa yang harus aku lakukan saat itu, jantungku semakin
berdegup kencang, keringat dingin pun mulai keluar, pipiku mulai memerah , pupil
mataku semakin membesar. Cinta monyet oh cinta monyet kau membuatku benar
benar gila.
Sejak saat itupun aku mulai dekat kembali dengan Rifki, awalanya aku tidak
percaya bahwa hubunganku ini akan terus berlanjut tetapi semua itu terbantahkan
hingga sekarang aku duduk di kelas 3 SMA hubungan ini masih berlanjut. Tetapi
sayang hubungan Aneta dengan Fajar tidak dapat berlangsung terus seperti kami.
Memang benar yang dikatakan oleh seseorang cinta itu dapat dirasakan oleh siapa
saja mulai dari yang tua hingga anak kecil yang polos sepertiku dulu.
TUGAS CERPEN
DISUSUN OLEH
NAMA :AINI LATIFAH
KELAS : XII-IPA2