Anda di halaman 1dari 10

Teringat masa kecil yang paling bahagia sekaligus paling lucu yang pernah

kualami, dan mungkin saja pengalaman itu menjadi pengalaman yang langka. Saat itu
aku duduk di kelas 6 SD umurku baru menginjak 11 tahun, seperti anak-anak yang
lainnya aku bersama sahabatku Aneta, Rifki, dan Fajar sebentar lagi akan
menghadapi Ujian Nasional. Oleh karena itu tentunya kami sudah sehursnya lebih
giat untuk belajar.

Aku, Aneta, Rifki dan Fajar sudah bersahabat sejak kecil, kami selalu bermain
bersama, belajar bersama, susah dan senangpun kami lewati bersama. Jika salah satu
ada yang sakit atau tak ada saat kami berkumpul bersama, rasanya seperti ada sesuatu
yang kurang. Karena seringnya menghabiskan waktu bersama-sama bahkan hampir
setiap hari, kami sudah seperti keluarga, hmm… mungkin lebih dari keluarga saking
akrabnya.

Saat itu pukul 12.00, bel pulangpun


berbunyi tanda jam sekolah telah usai. Kami
bergegas membereskan buku ingin segera pulang
kerumah, namun saat itu matahari sedang berada
tepat diatas kepala, cuaca pun sangat panas.
Kamipun memutuskan untuk pergi kerumah
pohon yang berada tak jauh dari sekolah,
disanalah tempat yang paling asyik dan nyaman
untuk menghabiskan waktu bersama, karena
disana kita bisa melihat pemandangan yang sangat indah dan menikmati udara yang
sejuk karena banyaknya pepohonan.

Saat aku sedang menaiki tangga untuk naik kerumah pohon, tiba-tiba aku
terpeleset sontak Aneta, Rifki dan Fajar kaget, tapi untunglah tak ada luka yang
serius. Saat semua menghawatirkanku, aku melihat ada sesuatu yang aneh dengan
tatapan Rifki, dia menatapku begitu dalam dan dia begitu menghawatirkanku.
Padahal Fajar dan Aneta biasa saja. Saat Rifki menatapku, aku merasakan ada sesuatu
yang aneh yang tak pernah kurasakan, tapi perasaan apa itu? aku tidak tahu, yang
jelas yang kurasakan itu campur aduk, ada senang, takut, bingung pokonya segalanya
deh.

Walaupun aku telah terjatuh, aku


memaksakan naik keatas dengan bantuan
sahabat-sahabatku . Diatas Aneta
bercerita tentang salah seorang teman
kami yang benama Della, yang tadi
mencontek saat ulangan kepadanya. Ia
sangat kesal karena disaat kami belajar
dengan susah payah, dia dengan gampangnya hanya menyalin jawaban Aneta. Tetapi
saat yang lain menanggapi cerita Aneta, aku hanya terdiam memikirkan perasaan
yang tadi kurasakan. Perasaaan apakah itu ? cinta ? ah…. Tidak mungkin aku ini
hanya seorang anak kelas 6 SD yang terlalu polos untuk mengenal cinta, lantas apa
tadi aku rasakan ? semakin lama aku memikirkannya rasanya semakin pusing dan
kesal karena aku tidak bisa mendapatkan jawabannya. Tiba-tiba Aneta menegurku.

“Kal… kal… kallisaaa !” Teriaknya dengan sedikit kesal.

“Iiyya ada apa ?” Jawabku dengan gugup karena kaget.

“Sebenernya kamu itu dengerin cerita aku ga sih ?”


“Iiyya aku denger kok denger, semoga nanti kamu bisa gitu juga ya .”

“Hahhh maksudnya ? kok gak nyambung sih, masa aku di suruh nyontek
juga!” Aneta semakin kesal.

“Ummm… maaf maaf” Aku semakin gugup dan bingung.

“Kamu gapapa kan kal ?” Rifki bertanya kepadaku dengan bingung

“Yaa kamu gapapa kan kal , siapa tau otak kamu jadi koslet gara-gara kamu
jatuh dari pohon tadi?” Fajar ikut bertanya.

“Ha…Ha…Ha…”

Semua menertawakannku ,
disana aku mati kutu tak bisa berbicara
apapun.

“Wah sepertinya otaknya sudah koslet


lihat mukanya makin memerah” ujar
Aneta.

“Sttt kalian ini tidak boleh seperti itu


memangnya kalian mau punya teman yang otaknya koslet?” Rifki semakin
membuatku mati kutu.

“Ah kalian ini bicara apa, masa aku di doain punya otak koslet sahabat macam
apa kalian ini huhu.” Ujarku sambil berusaha menyembunyikan perasaanku
yang semakin tak karuan ini.
Jam sudah menunjukan pukul 03.00 sore tak terasa kami sudah berkumpul
disini selama 3 jam akhirnya kamipun pulang kerumah masing-masing.

Keesokan harinya, kami harus pergi kesekolah. Namun tak seperti biasanya
aku hanya berangkat berdua dengan Aneta, karena saat kami kerumah Rifki dan Fajar
ternyata mereka sudah pergi kesekolah terlebih dahulu.

“Wah Fajar sama Rifki gak solider nih masa kita di tinggalin” ujar Aneta yang
terlihat sedih dan agak sedikit kesal.

“Iya nih gimana sih si Fajar sama Rifki gak solider banget!” Jawabku.

Dalam hati aku berkata, jika nanti aku sudah sampai sekolah habislah mereka
berdua. Setelah sampai di sekolah ,aku dan Aneta lekas menyimpan tas di bangku dan
bergegas pergi untuk mencari Rifki dan Fajar. Tetapi aku teringat bahwa aku belum
mengerjakan PR Bahasa Indonesia, aku pun kembali ke bangku dan mengerjakan PR
tersebut. Saat aku melihat ke kolong bangku , ada dua buah amplop berwarna putih
yang biasanya digunakan untuk undangan amplop itu bertuliskan namaku dan Aneta.

“Net..net… neta, lihat deh ada amplop untuk kita berdua” teriakku sambil
kebingungan

“Amplop apa kal?” tanyanya yang sama bingungnya denganku.

“Gatau Net, kita buka bareng bareng yu”

“Ayo, kal”

Aku sangat kaget ternyata itu adalah surat cinta dari Rifki, isi nya bertuliskan
“Kalisa sebenarnya aku sudah lama memendam perasaan ini,
aku tidak bisa membedakan apakan aku benar cinta atau hanya
perasaanku yang mencintaimu sebagai seorang sahabat, tapi kini
aku tahu bahwa aku benar-benar mencitaimu, terimalah cintaku
ini jika kau menerimanya aku akan mengisi pulsamu 10.000”

Membaca surat ini, aku sangat senang karena


Rifki memiliki perasaan yang sama sepertiku, tapi
disisi lain akupun bingung umurku baru 11 tahun tapi
kenapa aku sudah merasakan yang namanya cinta.
Aku tidak terlalu mengambil pusing mengenai umurku
itu yang jelas perasaanku saat itu sangat senang karena
cintaku tidak bertepuk sebelah tangan. Kulihat tulisan
itu bukanlah tulisan Rifki karena aku tau tulisannya itu tak mungkin serapih ini, dan
ternyata itu adalah tulisan kakak perempuannya. Saat ku lihat muka Aneta yang
masih membaca suratnya itu terlihat jelas mukanya sangat berbinar-binar sama
sepertiku. Karena aku penasaran lalu kutanyakan pada Aneta apa isi suratnya ,
ternyata surat itu juga adalah surat cinta tetapi surat itu dari Fajar. Sepanjang hari itu
aku dan Aneta senyum-senyum sendiri tak jelas kenapa , mungkin itu efek dari cinta
yang pertama kali kurasakan ini.

Bel pulang pun berbunyi, karena kami berdua malu untuk bertemu dengan
Rifki dan Fajar sekaligus ingin balas dendam kami pun pulang duluan. Sesampai di
rumah saat aku mengecek HP tiba-tiba ada sms dari operator bertuliskan “selamat
pulsa anda telah terisi sebesar 10.000.” akupun bingung karena aku belum bilang
apa-apa apakah dia diterima atau tidak. HP ku berdering kembali ternyata ada sms
dari Rifki “gimana pulsanya udah masuk belum? Besok kan hari Minggu gimana
kalo kita pergi ke taman untuk berolahraga sebentar?” saat kubaca sms ini
senangnya bukan kepalang aku berteriak dan jingkrak-jingkrak di atas kasur. Ku
balas sms “Iya udah masuk kok makasi ya , sampai ketemu besok ditaman ya”
Pagi-pagi Rifki sudah
menjemputku, aku, Rifki, Aneta dan
Fajar pergi bersama ketaman, bahkan
saking dekatnya kami pacaranpun
bersama-sama. Disana kami berolah raga
sebentar kemudian membeli bubur
karena perut ini sudah tak sabar untuk di
isi.

“Kal, Net, tunggu disini ya aku


sama Ray mau keluar dulu
sebentar nanti balik lagi kok” ujar Rifki

“oke.. tapi jangan lama ya!”

“iya sebentar doang kok”

Rifki dan Fajar pun pergi, dan


kembali membawa gantungan kecil
lucu berbentuk kucing satu untukku
dan satu lagi untuk Aneta. Walaupun
kami tahu itu adalah gantungan kunci
seharga 10.000 kami berdua tetap
senang. Setelah puas makan bubur
kamipun pulang dan naik angkot saat
itu Rifki memberiku uang Rp.10.000
untuk membayar angkot kami
berempat. Karena kepolasanku aku berikan semua uang itu tanpa kembalian.
Padahal saat itu ongkos angkutan umum masih sangatlah murah mungkin hanya
Rp.1.000 per orang.
Hari senin, kami berempat berangkat bersama kembali dan itu adalah
Valentine day, Rifki memberikanku 2 Coklat yang memakai pita berwarna merah,
dan menitipkannya kepada salah seorang temanku bernama Della. Della meminta 1
coklat yang diberika Rifki dengan alasan ongkos kirim dengan polosnya aku
memberikan1 untuknya.

Saat aku masih SD aku sangat suka dan lumayan pintar dalam bidang
Matematika. Walaupun sekarang setelah masuk SMA aku sangat benci pada
pelajaran ini memang dunia itu berputar kadang diatas kadang dibawah maka
nimkatilah hidupmu selagi diatas dan dibawah. Saat itu Ibu Mira sedang
berhalangan untuk hadir oleh karena itu ia memberikan tugas. Karena tugas itu
belum di terangkan dan hanya aku yang bisa menyelesaikannya, anak laki-lakipun
berebut untuk minta diajarkan , bangkuku yang tadinya kosong kini dikerumuni
oleh anak laki-laki. Rifki pun marah dan selama perjalanan pulang ke rumah dia
tidak bicara padaku.

Saat aku tiba dirumah HP ku


berdering, ternyata itu sms dari
Rifki akupun sangat senang karena
akhirnya dia mau juga berbicara
denganku. Tetapi kesenangan itu
berubah seketika saat aku
membuka dan membca isi sms itu.
Sms itu berisi bahwa dia ingin
putus denganku saat itu juga aku
merasa kecewa dan patah hati. Aku
tidak tahu kenapa tiba-tiba dia memutuskanku kalaupun itu karena anak laki-laki
yang berkumpul dibangku ku aku tidak bisa terima itu , karena aku berniat baik
hanya ingin membantu mereka untuk menyelesaikan tugasnya.
Sejak saat itu aku dan Rifki tidak pernah berkomunikasi , aku benar benar
merasa kehilangan Rifki sebagai sahabat. Persahabatan kami rusak. Di sekolah
seringakali kumelihat Rifki dan Della begitu dekat ternyata selama ini Della
menyukai Rifki. Saat mengetahui itu hatiku juga semakin sakit. Della sering
memanas-manasiku dengan sering berduaan dengan Rifki dan aku hanya bisa diam
menunduk saat aku bertemu mereka.

Saat itu sekolahku mengadakan kemping, karena aku sakit aku tidak bisa
ikut. Walaupun aku kecewa tidak ikut kemping tapi aku mendaptkan kabar yang
membuatku sedikit berbahagia walaupun kabar itu belum jelas kebenarannya. Aneta
bilang kepadaku jika Rifki hanya berdiam diri merenung di tenda.

“Sepertinya dia menghawatirkanmu kal” dengan yakinnya

“Ah mana mungkin, kami kan sekarang bermusuhan” ujarku meragukan


Aneta.

“aku serius kal, dia benar benar terlihat sangat galau”

“tapikan net, ada Della disana pasti dia senang”

“iya sih memang ada Della, tapi pikirannya itu dipenuhi denganmu kal”

Suatu sisi aku sangat bahagia karena Rifki menghawatirkanku tetapi disisi
lain juga aku tidak percaya dengan semua itu karena aku yakin Rifki dan Della itu
sudah jadian. Akhirnya aku memutuskan fokus belajar untuk Ujian Nasioanal
daripada memikirkan hal itu.
Setelah selesai Ujian Nasional seperti biasa sekolah kami mengadakan
perpisahan, kami menyanyikan sebuah lagu dan pada saat kami menyanyikan lagu
itu kami harus berpegangan tangan satu sama lain kebetulan di pinggirku itu adalah
Rifki. Terpaksa aku harus berpegangan dengannya , tapi perasaan yang tak karuan
itu muncul kembali entah apa yang harus aku lakukan saat itu, jantungku semakin
berdegup kencang, keringat dingin pun mulai keluar, pipiku mulai memerah , pupil
mataku semakin membesar. Cinta monyet oh cinta monyet kau membuatku benar
benar gila.

Sejak saat itupun aku mulai dekat kembali dengan Rifki, awalanya aku tidak
percaya bahwa hubunganku ini akan terus berlanjut tetapi semua itu terbantahkan
hingga sekarang aku duduk di kelas 3 SMA hubungan ini masih berlanjut. Tetapi
sayang hubungan Aneta dengan Fajar tidak dapat berlangsung terus seperti kami.
Memang benar yang dikatakan oleh seseorang cinta itu dapat dirasakan oleh siapa
saja mulai dari yang tua hingga anak kecil yang polos sepertiku dulu.
TUGAS CERPEN

DISUSUN OLEH
NAMA :AINI LATIFAH
KELAS : XII-IPA2

SMA NEGERI 6 GARUT


TAHUN AJARAN 2O13/2014

Anda mungkin juga menyukai