Anda di halaman 1dari 5

So Lucky – L

Semua masih terasa mimpi di siang bolong. Aku sempat berfikir seseorang untuk
membangunkan aku dari mimpi yang begitu indah dan yang aku inginkan, aku takut telenana
dalam kenyamanan mimpi, Tapi sungguh beruntungnya aku bahwa ini semua bukanlah mimpi
disiang bolong namun doaku yang terkabulkan hinga menjadi begitu indah dikenang.

Aku tidak tau harus berucap syukur bagaimana, untuk Tuhan yang sudah mengabulkan
keinginanku. Ini hal yang aku inginkan dari dahulu, tak hanya mengaguminya dari jauh dan
selalu berfikir bahwa mereka tau aku hidup pun belum tentu.

Tapi takdir seperti inilah yang telah digariskan oleh Tuhan untukku.

Baiklah kita langsung masuk ke ceritaku, hari itu setelah mendapat ceramah oleh Ibu Reta, Ulin
mengajakku jalan – jalan ke Mall, katanya ia butuh mendinginkan kupingnya setelah dibuat
panas oleh segala wejangan yang dihafalnya luar kepala dari Ibu Reta. Aku mengiyakan
ajakannya dengan syarat jangan pulang terlalu sore karena aku harus packing. Lagi pula ini juga
jadi yang terakhir jalan – jalan dengan Ulin.

“asalamualaikum Lili pulang!” Teriakku saat setelah memasuki rumah, namun tak ada yang
menjawab salamku, mungkin ibu sedang mandi dan tentu saja yang lain sibuk dengan kegiatan
mereka masing – masing. Di rumah memang hanya aku Ibu dan Ayah, karena Kakak
perempuanku yang sedang kuliah diluar kota.

Buru – buru aku menaiki tangga menuju kamar kesayanganku yang didepannya bertuliskan
“Warning! I’m EXO-L its ma zone” yaps benar aku seorang fangirl EXO. Kadang sulit untuk
bertahan dengan satu bias didalam EXO karana jujur semua begitu mengagumkan, namun entah
mengapa aku selalu dibuat jatuh oleh laki – laki dengan tinggi 185cm lahir pada 27 November
1992 dengan segudang keahlian yang dia miliki, Yapss bingo dia Chanyeol atau Park Chanyeol.

Aku tidak tau bagaimana orang lain berfikir tentang Chanyeol. Bagiku dia sangat mengagumkan
dengan multitalent, komposer lagu, penulis lirik lagu, Rap jago, vocal bisa, gitar, piano, drum,
dan masih banyak lainnya namun aku tidak terlalu tau nama alat music itu, sifat juga yang
kukagumi serta dance tidak diragukan, namun tetap lebih unggul Lay dan Kai dan tak lupa
ketampanannya yang selalu membuatku terpana haha. Semua yang ada pada Chanyeol itu kalua
aku menyebutnya loveable banget.

Faktor sangat ingin kuliah di Korea, ah tidak bukan kuliah lebih tepatnya tinggal di Korea selain
karena ingin bertemu dengan Chanyeo juga aku ingin melihat salju serta merasakan pergantian
pada setiap musim di negeri ginseng tersebut.

Yang membuatku sangat ingin bertemu dengan Rapper Exo berawal dari aku melihatnya saat
konser EXO yang diadakan di Indonesia, sungguh aku ingin melihat lagi lagi dan lagi wajah itu.
Tak kulupakan bagaimana dia tersenyum tertawa hingga membuat ekspresi wajah konyol saat
itu.
Jika kalian ingin tahu aku sedang apa sekarang, tentu saja aku sedang berbaring dikasur dengan
melihat foto semua member EXO ditanganku tersenyum dengan bembayangkan bagaimana jika
aku bertemu dengan Chanyeol atau bahkan semua member EXO. “Hahahaha aku pasti sudah
bermimpi terlalu jauh” ocehku pada diri sendiri. Setelah ini aku lanjut berganti pakaian lalu
mandi, setelahnya aku akan siap untuk packing barang – barang yang aku butuhkan. Setelah
selesai packing dan tentu saja dengan bantuan ayah dan ibuku, kami lanjut makan malam
bersama, makan malam usai aku pamait dengan ayah ibu untuk pergi tidur lebih awal.

Pagi ini adalah pagi yang sibuk untuk orang rumah serta aku yang merasa gugup senang sedih
yang bercampur aduk menjadi satu. Saat mentari belum menampakkan presensinya namun Ibuku
sudah menggebrak pintu kamarku dengan kerasnya hanya untuk memeriksa ulang barang –
barang bawaan yang tidak terlalu banyak untuk ukuran orang pindah ke luar negeri karena
barang yang lain sudah dikirim ke korea agar tidak ada yang tertinggal.

Jadi aku hanya akan membawa 1 koper besar, 1 tas ransel, dan 1 tas jinjing yang berisi oleh –
oleh untuk temanku yang juga berkuliah sama denganku.

Hari ini Ayah dan Ibu tidak bekerja, dan Kakak ku pulang untuk mengantarku ke Bandara

“Woi minta minum dong li” Kata Ulin dengan ngos – ngosan yang lari dari rumahnya menuju
rumahku. Tenang rumah kami dekat jadi sudah biasa untuk kita jalan kaki atau bersepeda.

“Nih” Ucapku sambil menyodorkan sebotol minum untuk Ulin. “Tumben banget bisa bangun
pagi gini lo lin” Kataku pada Ulin untuk memulai pedebatan antara kami berdua, sungguh aku
akan merindukan semua yang disini mulai dari masakan Ibuku yang selalu enak saat masuk
dalam mulutku, lalu Ayah yang selalu mengajariku dan memberiku 1001 nasihat yang berguna,
kemudian untuk kakaku aku akan sangat merindukan dimana kami selalu berantem, saling cerita
dan, aku akan rindu saat menghabiskan uangnya. Lalu untuk Ulin aku akan merindukannya
semua.

Kami berlima berangkat sekitar jam 6 pagi karena jadwal penerbanganku pukul 09.45 karna itu
pula aku harus berangkat lebih awal karena jarak rumah menuju bandara lumayan jauh dan
cukup memakan waktu kira – kira 1 – 1,5 jam untuk sampai, itupun kalau tidak macet.

Sepanjang perjalanan kami tak terasa lama karna kita habiskan dengan canda tawa serta
bersenandung tiada henti. Aku tak ingin menangis tenang perpisahan ini bukan berarti terakhir
kali aku bertemu mereka, Oh sungguh aku akan malu jika menangis.

“Belajar yang rajin disana, harus serius jangan main – main, jangan sia – siakan kesempatan
kamu. Kalo Ayah Ibu ada rezeki kita bakalan kesana buat jenguk kamu, itung – itung ibu kan
juga pengen liburan dek” Nasehat ibuku sambil memelukku yang membuat mataku semakin
memanas, Aku hanya mengangguk tak bisa berkata apa – apa. Rasanya aku akan menangis jika
mengatakan sesatu.

Ibu melepaskan pelukannya dan berganti Ayang yang memelukku “hati – hati dan selalu
waspada disana, jangan sembarangan percaya sama orang budaya disana dan disini beda dek
belajar yang benar jadi kebanggaan semua orang” kali ini wejangan dari ayahku, dan sekarang
aku menangis sambal tertawa berkat ayahku.

Aku berjalan memeluk kakak ku, dia tidak banyak mengucapkan salam perpisahan namun aku
pastikan dia akan merindukanku

“Kalo udah sampe kabarin aja” Hanya kata itu yang dia ucapkan sungguh orang yang
membosannkan tapi aku menyayanginya sangat. “Aku mengambil beberapa bajumu tak banyak
hanya beberapa, terimakasih kakak ku” Ucapku, aku sengaja memberitahunya sekarang agar dia
tak menolaknya. Berjalan menuju Ulin lalu memeluknya yang sudah menangis karna akan ku
tinggal, Oh sungguh aku hanya memeluknya tanpa mengucap apapun hanya menepuk bahu dia.

“Semuanya, annyeong! Dadahh aku bakalan kangen banget sama kalian” teriakku sambal
berjalan mundur menuju kedalam sambal melambaikan tangan ke mereka.

Hari ini aku akan meninggalkan semua yang ada di Indonesia. Mengenang kenangan indah,
melupakan semua kenangan buruk dan aku akan memulai mengisi dengan sesuatu yang baru,
merajut mimpi, serta membuat kenangan – kenangan indah di Korea.

Pesawatku landing lebih cepat dari yang diperkirakan, ini menjadi pengalaman serba pertama
untukku dari menaiki pesawat jauh dari orang tua dan bahkan mengejar ilmu dinegeri orang. Jadi
aku harus menunggu temanku untuk menjemputku kira – kira dia akan sampai dalam 20 menit
lagi.

Setelah mendapatkan koperku aku bergegas menuju kekamar mandi untuk cuci muka serta
merapikan diri serta berias sedikit agar tidak terlihat seperti orang yang baru saja banngun tidur,
cepat – cepat karna aku tidak ingin membuat temanku menunggu nantinya. Aku keluar toilet
sambal celingukan kesana kemari.

“Beruntungnya aku menyukai EXO jadi aku sedikit mengerti bahasa dan tilisan korea, Woahh
ini benar – benar sangat indah, iyahh aku harus mengirim kabar ke Ayah Ibu dan Kakak ku”
Ucapku melihat keliling sekitar sambal merogoh benda pipih yang akan membantuku mengirim
pesan jarak jauh.

Aku mulai mencari temankku yang katanya akan membawa papan bertuliskan namaku agar
mudah menemukannya. Aku meneliti para penjemput satu – satu, dan bingo! Aku melihat
temanku berada di barisan depan memegang papan namaku Lili Mahardika.

“Haii! Apa kau menunggu lama ? bagaimana kabarmu ?” Ucap salamku untuk temanku.

“Tidak juga, seperti yang kau lihat aku terlihat baik – baik saja hahhaha langsung ke apartmen
atau kau ingin makan ? aku tau kau pasti lapar” Jawab Karina, Yaps temanku Bernama karina
kami berawal dari sosial media dan saling membalas postingan dan ternyata kami berakhir
mencoba mendaftarkan kuliah di Korea dan Tuhan sangat baik hingga mengabulkan doa kami,
untungnya bisa dibilang sifat dia mirip dengan ku jadi kami pun seperti sudah saling mengenal
lama.

“Oh Karin apa kau tak lihat bagaimana barangku huhh? Bagaimana jika menaruh barang dahulu
lalu kita akan menyantap teobboki dan makanan lainya ?” Jawabku
“Wahahaha maaf maaf, oke Gachi gayo (ayo kita pergi)” Ucap Karin dengan langsung
menyambar koperku untuk dia bawakan dan kami menuju mobil.

“Omo omo omo apa kau seorang EXO L juga, woah dan jangan bilang bias kita sama….aku
tidak berbagi bias lili ingat itu hahahaha, aku akan mengatakan lebih dulu siapa biasku yaitu
Baekhyun” Teriaknya kepadaku sangat senang mengetahui kami sama – sama seorang EXO L.

“EXO L ku sudah mandarah daging, sangat bagus kita tidak akan berebut bias karena biasku
Chanyeol, aku setia pada satu tak akan aku berpindah pada yang lain” Obrolan kami sembari
mnjalankan mobil menuju ke apartmen. Mengapa memilih apartmen? Karena harga apartmen
disini sangat terjangkau untuk jangkau pertahunnya.

“Li kenapa lo gak dateng kesini bareng gw ?” Tanyanya “Ahh benar lo udah 2 minggu kan
yahh….emm karena ga ada alasan sih ehehehe” Jawab nylenehku.

Tak terasa kami sampai diapartmen kami, yang ku lakukan adalah langsung membereskan
barang – barangku, menyimpan pada tempatku lalu bergegas mandi agar tubuh terasa segar
kembali. Selesai mandi dan berganti pakaian aku mendapat telefon dari kakakku kami
mengobrol sebentar dengan dengan saling berbagi cerita dan yah tidak hanya kakakku ternyata
ada Ayah Ibu juga yang ikut nimbrung dalam percakapan tadi.

Selesai dengan telfon aku pun menghampiri karina yang sedang menonton drama di TV “Karin
jadi makan teobboki ga nih kita, gw udah siap ini ?” Ucapku. “Okai ayo kita jalan – jalan lili”
Sahut Karin dengan semangat langsung mengambil tas selempangnya. Dan kami keluar jalan –
jalan mencari santapan enak di Korea dengan berjalan kaki.

Jangan khawatir jika kalian menanyakan apakah tidak capek jika jalan kaki, tentu saja tidak
karna perjalanan ini menyenangkan bagi kami dan terlebih mayoritas disini berjalan kaki jadi
perjalanan kami tidak terasa karna tidak kami sendiri yang berjalan kaki.

Berjalan sekitar 150m akhirnya kami menemukan standfood teobboki yang katanya ini juga
salah satu favorit didaerah sekitar sini. Kami memesan 2 porsi namun ternyata itu saja perut
kami masih meminta lagi dan berakhir kami menambah 2 porsi teobboki.

Waktu berjalan dengan cepat, kini aku sudah 2 bulan masuk kuliah. Kampus yang nyaman dan
benar seperti yang ada pada drama drama yang aku tonton, bersih indah dan disiplin semua tetata
dengan rapi dan manis, teman – temanku ramah dan sangat peduli kepadaku. Jadwal kuliah pun
belum terlalu padat karena mungkin masih semester awal, aku juga kurang tau.

Kini aku berjalan sendirian ditaman dekat kampus sambal merapatkan coat yang kukenakan
menuju toko pernak pernik music vitage, aku masuk kedalam untuk melihat lihat semakin
kedalam aku semakin tersihir untuk membeli semua yang menurutku menarik dilihat, dan aku
tertuju pada gitar tua yang terpajang dipojokan toko ini semakin kulihat semakin aku tertarik
untuk membelinya.

Saat aku ingin bertanya pada pemilik toko tiba – tiba pintu terbuka dan tampaklah laki – laki
tinggi dengan setelan jelana jeans hitam panjang dan baju putih oversize ditambah dengan topi
terbalih warna hitam yang semakin mengingatkanku dengan sosok Chanyeol.
“Apa kau akan membeli ini” Pria itu bertanya apakah aku akan membeli gitar ini, aku memang
tertarik dan berniat membeli jadi aku hanya mengangguk sebagai jawabannya.

“Jika begitu bisakah kau menjualnya Kembali untuk ku ? aku harus mendapatkan gitar ini aku
sangat ingin bermain gitar seperti ini” Tawarnya untuk membujukku.

“gitar ini memang sangat menarik dan aku juga ingin memilikinya, namun aku harus mengetahui
harganya terlebih dahulu” Ujarku lalu kemudian beralih menghadap sang pemilik toko.

“Paman apa aku boleh tau berapa harga untuk gitar cantik ini ?” Tanyaku pada pemilik toko.

“Apa kau tertarik? Tentu saja gitar itu memiliki daya tarik yang bagus, aku tak pernah menaikan
ataupun menurunkan harga asli gitar itu selalu 1.000.000 KRW” Jawab paman pemilik toko.

“Baiklah mungkin memang aku tidak berjodoh dengan gitar ini, tapi paman bolehkah aku
meminta fotokan dengan gitar ini ?” pintaku setidaknya aku memiliki foto dengan gitar ini jika
tidak bisa memilikinya.

“Apa boleh aku saja yang fotokan ?” Sahut laki – laki tadi, Oh Tuhan kenapa aku yang menjadi
gugup dan sepertinya pipiku akan memerah saat ini. Aku mengangguk dan menyodorkan benda
pipih yang berada digenggaman tanganku.

Setelah mendapat beberapa jepretan foto lelaki itu memberikan telefonku pada pemilik toko
“Paman apa kau bisa fotokan kami ?” Ujarnya sembari memberikan benda pipih itu.

Kemudian dia mengambil posisi disampingku dan melepas maskernya, Demi Tuhan aku ingin
menjerit namun aku hanya bisa diam terpaku dengan dia. Mimpi apa aku semalam hingga aku
dapat bertemu dengan Chanyeol ditempat yang begitu unik ini dan berebut membeli gitar klasik
ini. Oh Tuhan sungguh aku ingin menangis bahagia.

“Kau mendapatkan fotoku, dan aku juga akan menyimpan satu foto juga dengan EXO L yang tak
sengaja bertemu disini dengan berebut gitar denganku, aku senang bertemu denganmu” Ucap
Chanyeol ramah, dan aku hanya menjawab dengan anggukkan.

Setelah kejadian itu aku langsung bergegas pulang dan mencetak fotoku dengan Chanyeol, serta
menyimpan softfile foto kami. Tak ingin foto ini hilang atau pun terhapus ini sungguh hari
keberuntungnku. Dan semua ini tak lepas dari rencana tuhan.

Anda mungkin juga menyukai