Karya : Hasnasari
Hujan
Hujan...
sejuta kerinduan,,,,,
resah..........................
Hanya hujan.........
semuanya................
beban............................
Karya : Fitri
indrawati
Ungkapan Syaitan
Aku ............
Aku ..........
Aku .........
Karya :
Helmah
PERGI
Karya :
Fahrunnisa
Satu detik
Satu detik lalu terpajang senyuman
Satu detik lalu terbisingkan tawa
Satu detik lalu terpancarkan kebahagiaan
Satu detik lalu terayun gendengan tangan
............
Satu detik terpajang rengutan
Satu detik datang terbisik tangisan
Satu detik datang terselimutkan eksedihan
Satu detik datang terlepaskan gendengan
tangan
...........
Memeluk kalian itu ku ingin
Disisa waktu bahagia
Sebelum kutemui hidup baru
Da dunia lain.....
...........
Ketakutan melangkah kedepan
Pasti ku kan masuk lembaran baru
Buku hitamku terkunci
Terbuka buku putih baruku.........
Karya : Aulia
rahman
Kemuliaanmu
Sungguh kaulah aha mulia
menghentikannya...
Kau berikan segala kenikmatan
berbakti
Karya :
Windari
Bayang Semu dalam
Kegelapan
Karya : Maulida
Hayati
.................
menunduk
ataupun mematahkannya
Karena saluran ruang sempit telah tersumbat oleh
diriku
darah
eunduk
menenggelamkanku ............
Karya : M. Darwin
Setiady
Jangan Bermimpi
Jika kau terus bermimpi
Ku peringatkan !!!
Ia adalah hawa
membeku
Ia adalah hawa
sabitnya
Karena ia adalan hawa
Karya : Siti
Norbaya
Jeritan bisu
Pintu dunia telah terbuka
Tapi kenapa tidak dengan dirinya yang berdasi ???
Berdasi kehormatan ,,berjas kesombongan hidup
dengan kebutaan
Satupun pintunya tidak terbuka
Hdupnya memang bua dan gelap pekat
Buta yang membuatnya tak mendengar jeritannya
Kami menangis ,,terluka ,,menderita ,,
Kelaparan dan kehausan
Hujan menerpa
Kadang matahari menyengat kulit kami
Kami kurus ,,tak sehat ,, kami selalu menjerit akan
hal itu
Meminta hak kami yang telah kau cuci dengan mulut
dan tanganmu
Kami terus menjerit ,, menjerit dan menjerit
Tapi jeritan kami hanyalah jeritan bisu untukmu
Karena kamu telah buta,, semuanya gelap
Hingga jeritan kamipunn tak terdengar olehmu
Dan apabila kamu mendengar jeritan bisu kami
maka itu akan menjadi tangisan untukmu
karena kamu tak bis lagi mencuci hak kami dengan
tanganmu ............
karya : Mumtazah
Maulida
Bagaimana Bisa
Bagaimana bisa kau tersenyum Bila ku
menghapus tangisku
denganku
bersamaku
Temanku ................
karya : Siti
Marfuah
Takdir Tertinggal
ditakdirkan berpisah
Kita yang serupa
neraka
buangan
nisan berdarah
datang padaku
Huuuuufff.....
Derak sang mulia berhembus menusuk hatiku
....................
.......................
Huuuuufff....
kar
ya : Rizky putri
tahukah Kau
tahukah kau jika langit tengah riang berduka
tanda kkegirangan tampak elok dari wajah
yang biru kelabu
jika aku dengar ronta rintihnya yang bisu
kabarkan padanya gelisah tlah kutitipkan pada
sudut jantung kenanya
jangan katalkan apapun padanya selain
anganku yang berlaga
tahukah kau sungai-sungai itu tengah kering
oleh lamunan alam
sesekali diatas bumi kutaburi bintang-bintang
rinduku
kutengadah sendi-sendi hatimu dan kutatap
engkau perih
sementara kau teduhi aku dengan aroma
seribu bunga
dan kau petikkan berjuta kupu-kupu dari surga
hingga aku bosan menangisi episode elegi
sejarah musim
tahukah kau jka langit tak lagi berselimut bayu
sedang nyanyian pelangi terus berlarian di
mega-mega
menenggelamkan irama lentera
usai kebersamaanmu itu usang pada
hamparan rekah-rekah mawar
tahukah kau saat sebongkah kerlip melintas
sepi
aku masih berlari dari mimpi yang tak bisa
kuakhiri .......
Seraut Wajah
Ketika matahari kembali ke peradabannya
Hari yang ramai kembali sunyi
Menusuk hati dikeheningan malam
Ku terbayang seberkas cahaya
Seraut wajah .....
Kuterjatuh dalam sepinya ruang
Mengapa tuhan tuliskan seperti ini
Gelapnya malam semakin membutku ragu dan
gelisah
Tak tahu apa arti sebenarnya
Ingin ku katakan kepadanya
Namn mulut terpenjara
Hati tergetir
Walau malaikat membujukku
Tapi iblis di dalam hati terus memojokkanku
Pada kesalahan dimasa lalu
Haruskah kulupakan ini ???
Tidak !!!
Aku tak ingin di hantui perasaanku sendiri ....
Aku tak ingin menjadi seorang pengecut tuk
bilang
AKU MENCINTAIMU.............
karya : Fariz
Ramadhan
Dunia sandiwara
Dunia ini hanyalah panggung sandiwara
utama
Namun ketahuilah
Imitasi
Imitasi .......
Sebuah gelar yang kau dapatkan
Bahkan lebih hebat dari jenderal ataupaun
pangeran
Imitasi .......
Kau bangga akan gelar itu
Lebih bangga saat kau bergelar syekh atau kiai
Tertawa lebar dsamping gadis kecil
Yang kau peristri secara imitasi
Hingga dalam nafas tawamu menularkan virus
kepalsuan kepada gadis kecil yang akhirnya
juga imitasi
Kau limpahkan harta yang juga imitasi
Kepada istri-istrimu yang imitasi
Lalu mereka meneruskan usaha imitasi
Kepada duafa yang ikut terkontaminasi imitasi
Tanpa kau sadari dunia ini menjadi imitasi dan
sangat imitasi
Lebih imitasi dari barang imitasi
Akupun mengucupkan kekecewaan kepadamu
Dengan kekeceaan asli tanpa imitasi
Atas dasar keprihatinan imitasi
karya : Ayu
Febri P.S.
Jawaban-Nya
Senandung syahdu
Merdu memilukan kalbu
Anganku menatap , batinpun berharap
Namun....
Enggan bibir berucap
Gelisah membubn
Entah mengapa
Rinai air mata yang jatuh
Inilah pertanda jiwaku yang rapuh
Satu....
Menata serpihan dalam senandung syahdu
Ada yang menggoncang pilu
Raut tertawa ketika hati terluka
Tanpa seorang yang tahu
Air mata mengalir
Pertanda luka hati yang menganga
Ungkapn syukur itu sejuk menyapa
Relung hatiku yang siap gembira
Akhir senandung syahdu terkabul sudah
karya : Nur
Rifdayani
Setangkai melati
dimusim kemarau
Hidupnya setangkai melati ditengah gurun
Hanya angan
Melati.......sambutlah nyatamu
karya
: Hilmah
Penghancuran
Penat kepala melihat negaraku
jiwa muda
Angan ....anganku melayang kelangit ketujuh
jiwa muda
penghancuran
Remaja ....
karya : Intan
Oktaviani
Dosaku
Tuhan .....
Akulah makhluk yang sangat hina
Yang telah terbuang
Terkucilkan dari semua insan
Sungguh malang diri ini
Tuhan .....
Dosaku begitu dalam bagaikan lautan
Yang tak terselam oleh doa dari harapan
Yang hanya terbuai oleh angan-angan
Tuhan .....
Ampunkn segala khilafku
Hanya engkau penghapus dosaku
Neraka menghadang dihadapanku
Hancur raga dan jiwa
Sungguh aku tak sanggup
Aku ingin surga yang abadi
Hingga nafas terakhirku menjadi yang berarti
karya :
Intan Pratiwi