Anda di halaman 1dari 3

EMBUN DALAM BARA

Karya: Donny S. Maryo


Wuakerong, 5 Oktober 2016

Inilah sabda teakhhirku,


Lahir dari rahim sukma yang rapuh,
Menetas penuh prahara emosi Zaman
Karena kemarau telah mengejanya pergi
Di terpa duka gulana
Terdampar dimuara sukma
Inilah sabda terakhirku,
Mengalir dari gelombang rasa
Dalam lautan duka yang bergelora
Hanyut dalam kejernihan” EMBUN DALAM BARA”
Aduh............. sukmaku
Aduh............. deritaku
Aduh.............. impianku
Jeritan jelata membenam hasrat
Oh negriku......
Kami menyorak penindasan tapi tidak kau dengar
Kami menjerit kasakitan tapi tidak kau peduli
Oh.... rintihanku......
Jeritan badai emosi melengking di sebuah lembar kehidupan
Laksana dupa di usung di altar batu tua
Insan penjaga zaman bersiara menuju mesbah kurban
Dengan kidung pujian dan tembang mazmur melaknat riuh pada jiwa
Kami mencari negri kami yang hilang
Negri yang kaya dengan budaya, damai dan makmur
Seperti angin yang menulis riwayat debu kemarau di dedaunan
Tatkala gerimis menyapa sepih, bingkas ku hilang berhenti
Suara kekejaman mulai menghempas
seakan membantah semua keomongkosongan
Ini bukan negrimu,
Bukan juga negriku,
Wajah negri kita telah tertutup, tak pernah luput
Dari pelor peluru memburu
Aduh........sukmaku.....
Aduh........rintihanku.......
Aduh........harapanku........
Rintihannya terus menyeret pada gulana yang menghimpit jiwa
Oh pengharapan......
Ini tangisanku..... kami tertindas.....
Negri kami hampa..... kosong....
Negri kami tandus...... gersang....
Kaki kami terpasung..... tangan kami terikat.....
Mimipi kami telah terkubur.....
Oh.....derita........
Teriakan itu tak mau menyerah
Karena debuh keserakahan telah menyeretnya jauh
Pada derita dengan riwayat cerita
Langkah semakin kaku
Terkulai di lorong impian insan penjaga zaman
Mereka terhenti, bukan pada sebuah penantian
Mereka terjatuh, bukan pada sebuah keletihan
Ha...ha....ha....ha.....
Tawa nestap menggemah
Menuai segala kemunafikan dan keomongkosongan
Lihat ini kekayaanku,
Dari semua penjuru kehidupan ini adalah karyaku
Ya....ini milikku
Entah kepada siapa dan dimana segala pengharapan berlabuh
Tak ada kalbuh melabuh haruh
Tak ada cerita meminta derita
Hanya darah menjadi sejarah
Oh tuhan semesta langit dan bumi....
Penguasa yang abadi... pemilik segala cinta
Ama tuan lera wulan ...
Ina nini tana ekan....
Hulen tedde, jaga gerihan....
Nuba ribhun pulo..... nara ratuh lema....
Pia laran laga doni.... ewa pehan beda
Ra’ susah tudak..... malu mara....
Pia uma lango pita matan.....
Jeritan tembang melodi seruling dari buritan negri
Menghantar seribu arti di setiap irama
Kidung kemulian mengemah
Dengan nyanyian insan di lorong ziara
Dendam dan kemunafikan lenyap dan sirna dengan irama
Tembang kudus tuhan......

Anda mungkin juga menyukai