Anda di halaman 1dari 79

Puisi : Sore Menjelang Malam

Karya : Sopyan Ansori

Sore menjelang malam

Sore sudah datang bersiap menyambut malam...

Kopi hitam sudah terhidang...

Dengan sebatang rokok ditangan....

Menikmati sore duduk terdiam...

Sore ini se akan menghilang ...

Bersiap diri membersihkan badan...

Menunggu habis rokok ditangan...

Menyeruput kopi hitam sambil ber dendang...

Sebentar lagi azan magrib ber kumandang...

Basuh diri bersiap datang menghadap Tuhan...

Sudah hilang rokok di tangan...

Mengambil handuk lalu ku kepang...

Air di belanga sungguh menawan...

Dingin sejuk meresap di badan...

Langit pun kian menghitam...

Sore hari terbuang malam...


Puisi : Tembusan Lara

Karya : Sopyan Ansori

Tembusan Lara

Mentari pergi membawa terang,

malam tanpa bintang-bintang,

menjadikan segalanya kutatap

tak bertepi

Malam ini, ku ingin lihat apakah

bulan dapat dilukis dengan cinta,

suatu rasa penantian yang

mendekap erat hati


Puisi : Merindukan Matamu

Karya : Sopyan Ansori

Senja pergi berlalu, semesta

seketika kelabu, tanda gelap

mulai bertamu, di sela-sela

raga yang belum bertemu

Serasa ada belati di dadaku,

mengiris sebagian asaku,

lukai hati lalu membiru, pada

malam-malam yang membeku


Puisi : Ku Tau Hatimu

Karya : Sopyan Ansori

Gelap gulita hatiku, termenung

sukmaku, sayup-sayup terdengar

suara kecewaku, yang meneriaki

amarah dari dalam hatiku

Saat ku tahu kau berbagi hatimu,

ditengah semaraknya cintaku,

lalu mulai terkikis waktumu,

menguras seluruh perhatianmu

padaku
Puisi : Mereka Petani

Karya : Sopyan Ansori

Pernahkah engkau lihat, mereka

sering terdiam sejenak, tetapi tak

lama, kadang termenung sesaat,

tapi tak mengibuli waktu

Tentu, ada sesuatu yang mereka

keluhkan, ketika mengais damai

dari alam, hebatnya mengeluh

lebih banyak saat berdoa


Puisi : Sebrangilah Batas-Batas

Karya: Sopyan Ansori

Dari namamu lahir sebukit rasa

rindu, musim hujan menjadi

musim rindu, seisi dunia

dipenuhi rindu

Berkilau teduh nan syahdu,

mewarnai seluruh ruang kalbu,

bening sebening embun pagi

sayangku
Puisi : Proklamasi Cinta

Karya : Sopyan Ansori

Rasa ini tertuju padamu

Menggumpal semanis madu

Membongkah sebeku rindu

Tak goyah setegak tugu

Dikilometer nol Djogdjakarta

Ku lukis sketsa tentang kita

Tepat di hari lahir Indonesia Merdeka

Kubacakan naskah proklamasi cinta kita

'Proklamasi Cinta'

Kami dua insan kasmaran

Dengan ini menyatakan kedaulatan

Untuk saling mencinta dan sayang

Selamanya dan tak kan tergoyahkan

Hal-hal mengenai tunangan dan pernikahan,

akan diselenggarakan dengan segera

dan dalam kebijaksanaan bumi manusia.

Merdeka !

Atas nama cintaku padamu


Puisi : Angin inderamayu

Karya : Sopyan Ansori

Jadilah semaumu, Nak

Bahkan menjadi penjahat sekalipun

Akanku doakan kau menyeberangi bara

Menggendong bagaskara

Melelehkan tempurung kepala

Makhluk berakal

Mari kita menggambar peta pada dunia neraka

Mencabut api-api yang tumbuh menggurita

Menelisik mau peradaban

Jadi apa yang kau inginkan, Nak?

Kau adalah musuh

Dan kupastikan kau tak akan hidup damai

Tak perlu hiraukan hari esok

Karena detik ini adalah peperangan

Jadilah lakon seutuhnya maumu

Bila jatuh kau akan bangkit

Bila terhina pastikan mereka membayarnya

Pejantan-ulung tak pernah lelah bertarung

Karena taji di kakimu


Tak elok kau gunakan untuk mengambil kotoran di hidung

Seutuhnya kau hari ini, Nak

Kau adalah penjahat

Kau adalah pengkhianat

Kau adalah musuh

Kau didoakan runtuh

Penghuni berseberangan

Dan, pastikan

Kau jiwa bebas walau dalam tubuh tak merdeka

Aku jiwa bebas walau dalam kerangka yang tak merdeka


Puisi : Hanya Menyisakan Luka

Karya : Sopyan Ansori

Terlalu lama cintamu mengguyur

hatiku, lalu menjadi banjir darah,

membawa semua rasa bahagia,

menyisakan luka yang menganga

di hatiku.

Puisi : Hanya Tersisa Cintamu

Karya : Sopyan Ansori

Dari balik remang-remang lampu

ibukota, ada dada yang bengkak

menemani sepi, ada hati yang

membusuk dipojokan malam

Malam penuh angkara murka,

gelap yang bergelimang misteri,

telah mengikat merah bibirku

tuk berkata-kata
Puisi : Walau Rindu Menikamku

Karya : Sopyan Ansori

Sendiri berpayung langit, di

ufuk barat awan hitam tiba

mengusik senja, biaskan

pijaran wajahmu

Sekilas mataku memerah,

jingganya senja menguak

wajah sedihku, yang masih

disini tanpamu
Puisi : Hujan

Karya : Sopyan Ansori

Hujan melucuti asa, tak kuat

menimbang rasa, tak sanggup

menimang air mata, yang

tergenang di mata

Adalah ketidakhadiran, sang

pengukir kesedihan, dari balik

tirai penantian, semua

tanpa kepastian
Puisi : Nyanyian Burung

Karya : Sopyan Ansori

Ku cangkul matahari pagi ini

Dengan sejuta birahi menusuk diri

Di antara denting denting jam dinding berlalu

Hanyutkan peluh setumpah tubuhku

Tak ku pandang durasi waktu berlalu

Ku ayun tangan sampai petang nanti

Mengorek kuku bumi dan batu

Sedalam sungai menghanyut ilusi

Di titian asa pagi ini ku berdiri

Menanti bersinarnya matahari lagi

Kulambaikan kepedasan dan umbiumbian

Untuk menutup dahaga sore nanti

Kicau burung tak lagi hirau

Kiri kanan nyanyian menghalu


Puisi : Sepasang Mata

Karya : Sopyan Ansori

Aku ingin seperti biasa menatap kepergian yang perlahan

Hati ini tlah kusematkan dalam-dalam

Jemariku tak lagi menahan bahumu

Karena aku mencintaimu

Aku tak ingin membuat pilu sebuah hati

Lalu segenap jiwa ini kulepaskan tanpa kesedihan

Dan kita tak lagi merindukan kenangan apapun


Puisi : Aku

Karya : Sopyan Ansori

Aku tak pernah tau

Apakah engkau merasakan apa yang

kurasakan?

Yang pasti entah aku tidak tau..

Kian hari yang kurasa semua terasa

makin menjadi berat.

Semua yang ada membuncah

Mulai menghempas bagai serpihan.

Liar tak terkendali tiada akhir

Rasa itulah yang ada dan kurasakan.

Melelahkan..

Namun aku masih ada hari esok yang

masih harus aku lalui.

Fokus dengan rasa lelah hanya akan

buat diriku semakin payah dan pudar.

Aku harus bangkit


Aku harus semangat

Aku harus terus melangkah

Aku harus melepas semua lelah

Karena..

Aku tau sesungguhnya aku pasti bisa.

Puisi : Kesetiaan

Karya : Sopyan Ansori

Ku titipkan tentang setia

walau jarak jadi pemisah

namun janji suci tentang kita

jangan pernah dinodai hanya karena

lama menanti..

Ku titip rindu walau terasa membeku

jangan jadi alasan kau lupakan daku

karena ke egoan akan membuat

panantian menjadi penyesalan...

Percayalah....

cinta tak pernah mengenal lelah.

dan kesetian harus lah

jadi perjuangan,walau terasa

melelahkan....

Ku percaya anugrah cinta


kan menjadi nyata

jika kita saling percaya...

Puisi : Kasihan

Karya : Sopyan Ansori

Di chat gak dibalas

Kukira dia tidak punya kuota

Ternyata,,

Dia memang tidak ada rasa..

Berharap punya hubungan erat

Akhirnya sekarat karena terlalu berharap

Hanya satu kata buat diri saya,,

Kasihan...
Puisi : All About You

Karya : Sopyan Ansori

Kumis tipis

Diatas bibir mungilmu

Mengundang khayalku

Untuk menggigitmu...

Pipi merah jambu

Yang menghiasi wajahmu

Menggoda jemariku

Untuk mencubitmu

Beningnya bola matamu

Memancing rasa ingin tahu

Segala keindahan

Yang tersembunyi dihatimu

Lembutnya tutur katamu

Membuat telingaku

Tak bisa berhenti menunggu

Akan sapa hangatmu

Tapi..

Kharisma pada dirimu

Meluluh lantahkan hasratku..


Kamu begitu anggun

Hingga membuatku tertegun

Kamu begitu indah

Hingga mataku terperangah

Hingga hanya bisa berkata..

Subhanalloh..

Maha suci engkau yaa Rabb

Yang menciptakan ciptaan

Seindah kamu...
Puisi : Rindu

Karya : Sopyan Ansori

Dalam remang malam ini

Kulihat malam tak berbintang

Tak ada jua rembulan yg tersenyum genit

Tak ada jua angin

Menyapa lembut parasku

Seperti hatiku

Yg selalu gelisah menunggumu

Penuh harap atas safaatmu.....

Rinduku kian mendayu

Kala kudengar lantunan

Syair indah mengagungkan namamu.....


Puisi : Egoisnya Pinta

Karya : Sopyan Ansori

Dalam lelah hatiku telah patah

Walau raga merebah pasrah

Angan, pikirku tetap saja rasa resah

Entah bagaimana semesta menuliskan kisah

Sakit itu tak hanya sekali

Patah ku pun berkali-kali

Tak ada lagi ingin ku tuk bertemu

Bahkan pada siapapun itu tak ada harapku

Pernah ku dipenuhi keyakinan

Pernah ku diliputi harapan

Pernah ku digenggam dengan kebaikan

Akan hadirmu sang pujaan

Kau tahu...

Bagaimana rasanya karam tapi badai lautan harus kau arungi?

Bagaimana rasa tergores akan tajamnya pisau yang kau asah sendiri?

Bagaimana rasa luka yang ada berdarah kembali?

Kau yakin kan sayang...

Bahwa cinta yang tak melibatkan-Nya pasti kan berakhir kecewa....

Bahwa sesusah apa jalan cerita tetap kan ditentukan Takdir Nya
Kau dan aku

Walaupun tak bersatu

Walaupun tak kan bertemu

Tetap lah rangkul hatiku dalam doa-doa mu

Aamin ku paling egois tuk bertemu kau di surga Nya nanti

Puisi : Bersyukur

Karya : Sopyan Ansori

"Jangan bandingkan hidupmu dengan orang lain, apa yang kau lihat baik belum tentu baik.

Apa yang kau lihat jelek belum tentu jelek juga.

Semua sudah Alloh atur menurut takaran nya masing2...

Fokus pada diri sendiri dan keluarga lebih baik.

Agar kita mnjadi insan yang paling bersyukur


Puisi : Sayang padamu

Karya : Sopyan Ansori

Ucapan terakhir mu di malam itu

Membuat ku sadar

Selama ini tak ada rasa sayang di hatimu untukku

Semua kau lakukan hanya kasihan

Aku begitu percayah

Ucapan manismu di saat itu

Aku hanya pelarian kecewamu

Walau aku sayang padamu

Tak pernah ada tanya untukmu

Karena aku tak mau kau terluka

Ku biarkan semua sewajarnya

Karena sayang bukan paksaan

Kini ku sadari pahitnya ucapan mu

Yang tak pernah ku bayangkan

Aku terdiam begitu rendah pikiranmu

Tak bisa bedakan jujur dan dusta

Bagimu satu kata tega

Pesanku padamu jangan ada sesal

Bila rasa benci menjadi cinta

Dan terucap kata maaf dari bibirmu


Puisi : Menahan Diri

Karya : Sopyan Ansori

Aku menahan diri

untuk tidak menghubungimu

Aku menahan diri

Untuk tidak menyapamu

Aku menahan diri

Untuk tidak bertanya kabar duluan

Aku menahan diri

Untuk tidak meminta perhatian

Sebenarnya hati ini tak sanggup menahan

Rasa ingin menghubungimu tapi segan

Sejanak aku bertanya dalam hati

Apakah kamu baik baik saja disana

Apakah kamu tau

Aku menanti kabarmu setiap hari

Kadang aku memang sedikit menyebalkan

Aku juga sedikit mengecewakan

Tapi hrusnya kamu tau

Bahwa rasa syngku tulus kepadamu

Aku tidak menginginkan lebih


Karena bagiku bisa bicara dan mendengar suaramu saja hatiku sudah bahagia

Semua itu sudah cukup

membuat hatiku senang

Apalagi senyumanmu itu cukup

membuat perasaanku tenang

Sayang..

kamulah alasanku bisa menjalani

hidupku selama ini.

Puisi : Ego

Karya : Sopyan Ansori

Wahai ego,

Berhentilah sebut dirimu korban

Bukanlah sedari awal kau paham

Cerita ini kau rancang seperti permainan?

Jangan salahkan dia yang datang

Memberimu janji, kemudian pergi

Karena untuk sebuah bukti

Tidak harus berakhir dengan cincin di jari

Sadarilah dengan hati nurani

Bisa jadi karena lelah menghadapi

Dirimu yang suka bermain teka teki


Memberi ragu dan membuat kaki terhenti

Dan akhirnya ia mengundurkan diri

Puisi : Serambi Senja

Karya : Sopyan Ansori

suara terdengar menja

Terbawa semilir angin yang berhembus

Menyapa sang cinta didalam jiwa

Menyentuh rindu yang semakin aroma

Ragaku terduduk di serambi senja

Menatap manik mata di balik kaca

Mencumbui legit senyum merah delima

Membuat angan semakin terbang

Diantara ayunan cerita rasa tertata

Menjelma menjadi bulir bulir cinta

Berpegang pada temali janji setia

Menanti bahagia tanpa bisa jera

Maafkan daku yang tak sempurna

Mencintaimu di setiap detiknya


Percayalah akan ada masa indah tercipta

Bersama duduk di pantai cinta

Diantara putih permadani asa

Puisi : Senja

Karya : Sopyan Ansori

Senja mulai temaram

Disambut sang malam

Cuaca terasa suram

Langit pun seakan muram

Langit mendung dan hitam

Seakan suasana mencekam

Seperti masa yang telah silam

Bagai rasa yang telah karam

Lampu hari telah padam

Di ufuk barat dia mendekam

Serasa hati yang terpendam

Dalam sukma yang di bekam

Gerimis mulai membasahi bumi


Gemuruh guntur pun menghiasi

Gelora langit curahkan hati

Gelisah resah tiada henti

Senja pun telah berlari

Membawa jingga barsama pergi

Meninggalkan suasana sepi di hati

Agar terobati rasa sukma jiwa ini


Puisi : Tentang Rela, Yang Tak Pernah Semudah Kata.

Karya : Sopyan Ansori.

Hari dimana kamu memilih untuk kita berjalan masing-masing, adalah senyum terberat yang pernah ku
ulaskan.

Kamu yang memutuskan untuk pamit, memaksaku melambaikan tangan berpura-pura kuat.

Pada jalan aku dan kamu yang tak lagi saling, kini kita kembali menjadi sesosok asing.

Kulihat kini kamu telah berbahagia.

Sedang aku, masih sekuat tenaga mencipta tawa.

Tak apa, sungguh.

Aku masih sanggup membuat diriku kembali utuh.

Untuk rapuh yang bersembunyi dalam tangguh, aku tak bermasalah dengan itu.

Kamu tahu?

Menahan diri untuk tak lagi menyapamu, tak lagi memperdulikanmu, menghentikan jemari untuk tidak
menuliskan selamat pagi dan malamu, hal yang bahkan hingga detik ini masih menjadi usahaku.

Aku mencoba baik-baik saja dengan sendiriku.

Tak lagi mendapat salam sayangmu.

Tak lagi mendengar kabarmu.

Bukan lagi tempatmu berkeluh kesah dan mengadu.

Aku mencoba biasa saja dengan hal itu.

Rasanya, aku ingin menertawakan diriku sendiri.

Teruntuk gelak yang kulepaskan saat mendengar segala cerita tentangmu, mengiris lukaku kian dalam
dari waktu kewaktu.

Dikala mata hendak terpejam, aku kerap kali bertanya.

Apakah semudah itu mengubur tentangku dalam kepalamu?


Aku mati-matian berusaha melupakan.

Sedang kamu, dengan singkat berpaling, mulai menggenggam tangan yang lain.

Tidak apa-apa.

Aku bahagia kamu baik-baik saja.

Aku hanya iri.

Tertawa, melupakanku bagimu seakan mudah saja.

Aku ingin sepertimu.

Dengan cepat membuka hati, dan membiarkan orang baru mulai mengisi.

Namun, tidak.

Selagi bayangmu masih menghantui malamku, kubiarkan pintu hatiku tetap terkunci begitu.
Puisi : Renungan

Karya : Sopyan Ansori

Kadang yang kita butuhkan bukanlah

sebuah saran ataupun juga nasehat.

Namun tangan untuk kita genggam

dan bahu untuk kita bisa bersandar.

Cukup asalkan ia ada disaat kita ingin

mencurahkan segala gundah ataupun

kisah yang tersemat dalam dada.

Inginku meraih dan merasakan hangat genggam tanganmu,

inginku selalu bersandar dibahumu

meskipun hanya bayangku.

Karena terkadang bukan hanya do'a

saja yang bisa memberikan sebuah

ketenangan dan kenyaman bagi jiwa

dan sepasang hati.

Engkau layaknya segelas air..

Seperti meneguk segelas air, dahaga

pun telah hilang berlalu.

Aku berterimakasih dan aku memuji keagungan Tuhanku karena telah menciptamu.
Puisi : Biarkan Cinta

Karya : Sopyan Ansori

Memintal harap di redup rasa

Menyulam cinta di atas gundah

Duduk menepi merekat peluk

Bersandar resah pada sebongkah rindu

Kau tau jejak mu terpikat di hati

Melindap pada patahan harap

Wangimu masih membekas disini

Dalam senyum serdadu serdadu rindu

Cinta,

Bukan mau ku membawa mu terbang

Tetapi mantra mu yang begitu pekat membiusku

Hati tersandra dengan ayat ayat cinta

Merenggas rindu di pelaminan rasa

Cinta,

Biarkan atma terhujam gelisah

Biarkan rindu terus menari sampai lelah

Sampai akhirnya cinta saling memeluk.


Puisi : I'Tirof

Karya : Sopyan Ansori

Pantaskah aku

Mengaku hamba

Sedangkan aku

Belum mengenalnya

Pantaskah aku

Mengaku beriman

Sedang hatiku

Dipenuhi kemunafikan

Pantaskah aku

Mengaku cinta

Sedang mulutku

Dipenuhi dusta

Pantaskah aku

Melihat kebesarannya

Sedang mataku

Tertutup kabut dunia

Pantaskah aku

Mendengar keagungannya
Sedang telingaku

Tersumpal kotoran dosa

Pantaskah aku

Mendapatkan syurganya

Sedang kakiku

Melangkah jauh darinya

Ya rabb..

Hamba tahu

Hamba sangat tidak pantas

Tapi hamba mohon

Dengan amat sangat

Engkau memantaskanya

Hamba tahu

Hamba tidak berhak mengaku"

Tapi hamba sungguh" ingin di aku

Menjadi salah satu hambamu

Dan mendapatkan syurgamu..

Ilaahi lastu lil firdausi ahlaa

Wa laa aqwaa alan naaril jahiimi

Fa hablii taubatan waghfir dzunubi

Fa innaka ghoofiri dzambil adziimi


Puisi : Filosofi gula dan kopi

Karya : Sopyan Ansori

Jika kopi terlalu pahit..

Siapa yang salah?

Gulalah yang disalahkan karena terlalu sedikit hingga "rasa" kopi pahit.

Jika kopi terlalu manis..

Siapa yang disalahkan?

Gula lagi, karena terlalu banyak hingga "rasa" kopi manis.

Jika takaran kopi dan gula balance

Siapa yang dipuji?

Tentu semua akan berkata...

Kopinya mantaaap.

Kemana gula yang mempunyai andil membuat "rasa" kopi menjadi mantaaap?

Sahabatku, mari ikhlas seperti gula, yang larut tak terlihat, tapi sangat bermakna.

Gula pasir memberi rasa manis pada kopi, tapi orang menyebutnya kopi manis, bukan kopi gula.

Gula pasir memberi rasa manis pada teh, tapi orang menyebutnya teh manis, bukan teh gula.

Orang menyebut roti manis, bukan roti gula.


Orang menyebut syrup pandan, syrup apel, syrup jambu, padahal bahan dasarnya gula.

Tapi gula tetap ikhlas larut dalam memberi rasa manis.

Akan tetapi, apabila berhubungan dengan penyakit, barulah gula disebut penyakit gula.

Sahabatku, begitulah hidup, kadang kebaikan yang kita tanam tak pernah disebut orang, tapi kesalahan
akan dibesar-besarkan.

Ikhlaslah seperti gula..

Larutlah seperti gula..

Tetap semangat memberi kebaikan..

Tetap semangat menyebar kebaikan..

Karena kebaikan tidak untuk disebut, tapi untuk dirasakan......


Puisi : Setia Itu Mahal

Karya : Sopyan Ansori

Tak perlu takut pada orang yang kau anggap pembohong

karena memang kata -katanya tidak dapat di percaya

Tapi berhati- hatilah pada orang yang kita anggap jujur

karena kita tidak akan tau kapan dia akan berbohong,

Berhentilah berharap pada orang yang tak menghargaimu.

jika dia menyayangimu dia tak akan membiarkanmu

mengemis perhatianya

Jangan mencari yang sempurna, bila yang setia ada di depan

mata , jangan abaikan yang mencintai dan peduli padamu

Jangan sampai kau terlambat menyadari bahwa bulan telah hilang

di saat kau sibuk menghitung bintang

Jangan sampai kau terlambat menyadari bahwa kehadiranya begitu berarti,

karena biasanya seseorang akan terasa berarti jika dia sudah berlalu pergi

Yang terpenting bukanlah seberapa indah awalnya

Tapi bagaimana kita menjaga awal yang indah hingga akhir

Karena tidak mudah mencari yang hilang

Tidak mudah mengejar impian


Namun yang lebih sulit mempertahankan yang sudah ada

Karena walaupun tergenggam bisa terlepas juga

Ingatlah pada pepatah ,jika kamu tidak memiliki apa yang kamu sukai,

Setidaknya sukailah apa yang kamu miliki saat ini

Dan hargailah dia yang saat ini masih bersamamu

Karena kita tidak akan pernah tau apa kah esok hari

dia masih milik mu

Seharusnya kamu paham , bahwa ketika seseorang memberimu kesempatan ,

ada banyak pilihan yang ia abaikan

Ada banyak jari - jemari yang gugur dan pulang tanpa genggaman ,

lalu ia mengizinkan kamu untuk masuk membuka jalan

Ada sesuatu darimu yang ia lihat , bahwa kamu pantas untuk di perjuangkan

Jangan sia- siakan kesempatan , apabila pria, wanita yang engkau sayang telah membukakan jalan untuk
masuk kedalam hatinya

Perjuangkan lah dia , jangan sampai kau menyakiti hatinya

Karena yang cantik dan tampan itu banyak di luar sana

Tapi yang baik itu susah di cari nya , karena yang terbaik

tidak akan pernah datang dua kali


Puisi : Melawan Ego

Karya : Sopyan Ansori

Aku tak ingin keEgoan ini bertakhta

Aku ingin hati ini tenang

Aku tak ingin mengotorinya

Aku tak ingin kebencian ini hadir.

Aku tak ingin menghancurkan apa yang sudah aku bina.

Aku tak ingin penyesalan hadir disaat semuanya berakhir.

Aku ingin diperlakukan

Sebagaimana aku memperlakukan.

Aku ingin memperbaikinya

Selagi masih ada waktu memperbaiki.

Perbaiki diriku

Kujaga sikapku

Perbaiki Ibadahku

Kujaga pula ucapanku.

Mungkin inilah saatnya

memperbaiki segala yang ada.

Bismillah..
Perlahan kuberbenah.

Bukan ingin berlomba menjadi yang

terbaik.

Hanya ingin menjadi seorang yang

lebih bisa menghargai diri sendiri dan juga orang lain.

Puisi : Lelah

Karya : Sopyan Ansori

Ada rindu di titik terlelah ku

Ada resah yang kini mulai membelenggu jiwa ku

Bukan untuk siapa dan dari siapa rindu itu mengukir sebuah luka, namun aku percaya rindu ku akan
menjadi sahabat sejati ku meski terluka aku akan menikmati nya
Puisi : Mengagumi

Karya : Sopyan Ansori

Padang ilalang di pegunungan basah

masih terbesit gerimis di kaki langit

yang turun membasuhmu

diantara barisan tangkaimu yang mungil

Paras elok mulai meniti di pagi yang kelam

Mentari mulai merangkulmu dalam gulungan Doa

sebelum membuatmu tertatih menantang harap

Ayunan tanganmu mulai meneduhkan setetes peluh

Matamu yang basah tidak membuatmu gentar menantang hari

parasmu yang legit tidak membuatmu jatuh dalam pelukan angin

Seperti itulah engkau wanita yang kukagumi

yang tak bisa di artikan jauh lebih dalam

Hanya lewat seutai kertas

Penaku mulai menepi di tepian tinta

Menafsirkan hati yang tak bisa terucap lansung

Menafsirkan andai kapan kau berlabuh dan bersandar di dadaku yang rimbun

Jadilah payung bagi hatiku

yang selalu memberikan keteduhan

Jadilah rumah bagiku yang selalu memberikan kenyaman

Jadilah tulang rusukku yang diciptakan Tuhan

Untuk kucintai dan kulindungi


Puisi : Rasa

Karya : Sopyan Ansori

Aku tak pernah tau

Apakah engkau merasakan apa yang

kurasakan?

Yang pasti entah aku tidak tau..

Kian hari yang kurasa semua terasa

makin menjadi berat.

Semua yang ada membuncah

Mulai menghempas bagai serpihan.

Liar tak terkendali tiada akhir

Rasa itulah yang ada dan kurasakan.

Melelahkan..

Namun aku masih ada hari esok yang

masih harus aku lalui.

Fokus dengan rasa lelah hanya akan

buat diriku semakin payah dan pudar.

Aku harus bangkit

Aku harus semangat


Aku harus terus melangkah

Aku harus melepas semua lelah

Karena..

Aku tau sesungguhnya aku pasti bisa.


Puisi : Kehidupan

Karya : Sopyan Ansori

Tidak ada kehidupan yang sempurna, karena sedih dan bahagia akan selalu hadir

menyapanya ,

Maka jadikanlah sabar dan syukur sebagai penyempurna rasa yang ada .

Teruslah melangkah, ingatlah selalu bahwa Allah tidak akan pernah mengambil

apa pun darimu tanpa rencana untuk menggantinya ,

Dengan sesuatu yang jauh lebih baik lagi .

Maka bersabarlah, jika sampai detik ini Allah masih memberi ujian bertubi- tubi

Jangan kau putuskan sabarmu, karena sesungguhnya Allah sedang menguatkanmu

BISMILLAH . . Semoga Allah selalu membimbing setiap langkah ku.

Sehingga apa pun yang ku lakukan menjadi berkah, dan apa pun yang aku usahakan

berbuah indah .

Hiduplah apa adanya, tidak merendah walau tak punya dan tidak malu walau kekurangan,

Sebab orang yang menghargai apa yang ia miliki lebih baik dari pada orang yang

memaksakan diri demi sebuah pujian.

Belajar cukup, bila air yang sedikit bisa menyelamatkanmu dari haus , tak perlu meminta air lebih banyak
yang mungkin akan membuatmu tenggelam .

Maka selalulah belajar cukup dengan apa yang kamu miliki


Hakekat hidup tidak perlu serakah akan harta , tiada keserakahan yang tidak

menuai malapetaka, harta tidak berguna bila kematian imbalanya

Lebih baik menjadi orang yang benar meski tidak pintar ,

Sebab membuat orang yang pintar menjadi benar membutuhkan kejernihan hati

dan keluasan jiwa .

Puisi : Kenapa

Karya : Sopyan Ansori

Untukmu yg pernah hadir

Terimakasih telah mampir

walau kau bukan takdir

tapi inilah akhir

Kebahagiaan yg kau ajarkan

Luka yg kau berikan

Akan mnjadi pelajaran

Agar tidak mudah nyaman

dan meninggalkan kenangan

yang sulit di lupakan

Rasa bukan diminta

tapi hadir dengan sendirinya


andai aku bisa berkata:

"Rasa jangan hadir jika tak kuminta"

Kau tidak akan tau

Rasamu hadir untuk siapa dan mengapa

Walau akhirnya hanya luka

Puisi : Kuat

Karya : Sopyan Ansori

Kita adalah apa yang kita bentuk

Kualitas kita adalah di mana kita berduduk

Hari ini adalah cerminan dari masa depan nanti

Semoga kau mengerti

Dan terhadap seluruh kehidupan pahit yang dijalani

Semoga menjadikan kita semakin erat dan kuat

Semoga jemari yang penuh luka ini

Dan telapak tangan yang kasar ini

Akan selalu kau cintai sepanjang hari dan sampaiselamanya nanti


Puisi : Menguji kesabaran insan

Karya : Sopyan Ansori

Tiada berdaya,

Badan Berbaring tempat tidur

Ditemani sebuah alas bantal dan tikar

Hanya,

terdiam melihat langit-langit atap

Upaya ingin bergerak, cukup kanan & kiri

Sang pencipta menguji sosok insan

Hati yang penuh kesabaran dan teladan

Merasakan kepedihan yang di rasa

Tetes eluhpun keluar tanpa sadar

Merenung,

cobaan ujian sakit di alaminya

Dengan perlahan dia rasakan

Seperti nyawa berada di ujung kepala

Panas dan sakit membuat dirinya sengsara

Tegar menerima ia jalani

Namun

Sang Pencipta menguji insan tersebut

Begitu dimuliakan hambanya

Dan Rasa sayangnya, begitu besar pada hambanya


Susunan allah tiada pernah salah

memilih hambanya yang tidak sempurna

Maupun sempurna

Ya robbi..

Terasa sakit yang menyelimuti

Astagfirullahaldzim

Laillahaillah ,muhamadarasullah

Ya allah ..

Sakit ya allah..

Panas ya allah

Hamba tak tahan ya robbi

Seperti dicabuk oleh seribu cabukan

Ampuni hambamu,

Hamba, banyak dosa ya allah

Ampuni hambamu ini

Sambil menahan rasa sakit di deritanya

Besar harapan

Dalam hati hambanya berkata

Angkat penyakitku ini ya robb

Ku tak tahan merasakan penyakitku

Aku Ikhlaskan
Jika sudah pertanda aku kembali

Pada engkau ya allah..

Engkau cabut ruhku ini ya robbi

Kutinggalkan semuanya anak dan istriku

Banyak Air mata bercucuran darinya

Azal kematian semakin mendekat

Allahu akbar,

Engkau maha besar

Engkau maha pengasih dan penyanyang

Setiap waktu

menyebut nama sang pencipta

Engkau penguasa langit dan bumi

Ku serahkan semua padamu ya robbi


Puisi : Introspeksi

Karya : Sopyan Ansori

Tatapan matamu bertanya

Jawablah dengan sejujurnya

Jangan berkelit berkepanjangan

Lebih baik kau tak berdusta padaku

Ketika engkau mengharap

Nalarmu gelengkan kepala

Jangan kau berbohong padaku

Lebih baik kau berucap menyakitkan.

Saat kau sodorkan nama itu

Dia bukanlah orang lain bagiku

Dia orang baik yang jujur apa adanya

Dia selalu berkata nyeplos tulus dan polos.

Ketika kejujuran itu menyakitkan

Batin menolak tidak mau menerima

Di balik kepedihan terkandung pesan

Jarak renggang jadi pembatas introspeksi.

Perjalanan batin yang mawas diri

Resah gelisah adalah introspeksi

Koreksi terhadap lemahnya sanubari


Introspeksi itu amanah yang dititipkan Illahi.

Puisi : Kau Rintihkan

Karya : Sopyan Ansori

"Ketika engkau membaca ini, lalu bertanya,

inikah untukku?, itulah jawabanku."

Awan

Menanggalkan gerimis di musim gugur

Juga kilat yang jatuh di pohon anggur

Genteng

Masih tabah menjadi payung

Untukmu yang masih diselimuti lembayung

Ah, kali ini kau tikam senja

Membuatnya berkabung

Menyaksikan cerita kita yang bersambung


Hujan

Kau rintikkan rindu di balik jendela berdebu

Mengheningkan gejolak kalbu

Saat mulai kusebut lagi namamu


Puisi : Tak ingin menangis

Karya : Sopyan Ansori

Aku Tak Ingin Terus Menangis.

Ya tuhan mengapa jalan cintaku selalu seperti ini ?

Selalu aku yang tersakiti

Dan selalu saja aku yang menangis

Mengapa mereka mengabaikanku ?

Aku ingin sekali merubah jalan cintaku yang pahit ini

Tapi ini semua telah menjadi kehendak-Mu ya tuhan

Hatiku teriris.. Hatiku terluka

Begitu sakit rasanya

Aku pun ingin bahagia

Seperti mereka yang telah menyakitiku

Aku tak ingin terus menerus menahan rasa sakit dihati

Dan tak ingin terus menerus menangis

Ya tuhan apa yang harus kulakukan kini agar jalan cintaku tak seperti ini terus ?

Tuhan berikanlah jalan yang terbaik bagimu untukku


Puisi : Rindu

Karya : Sopyan Ansori

Biar rindu ku tersiram air hujan..

Pada langgkah2 yang penuh

Harapan keindahan.

Bunga kamboja dengan khas aromanya

Di sini menanti terangnya

Jalan2 tergenang air ..

Seperti rindu yang semakin beranak pinak

Redanya penuh hikmah

Peluh penatnya berkah

Sahabat apa kabarmu

Masihkah kita bisa ,meramu kata berhias bunga2 ..

Kan kutitip pada senja,

Biar rindu indah dengannya

Diantara mega2 ,awan tersenyum bangga..

Asaku tlah tertunaikan jua


Puisi : Bolehkan Aku Rindu

Karya : Sopyan Ansori

Boleh kah aku rindu

Pada malam-malam

Yang pernah aku lalui

Di kekangan tanpa suara-suara?

Tertawa dan tangisan

Menyatu dalam irama

Di Kehidupan pahit yang kurasa

Hibur mu menyejukkan

Pertemuan kita karena NYA

Canda mu menjadi candu

Gurau mu menjadi syahdu

Pada hati yang dirundung pilu


Puisi : Jika suatu masa nanti

Karya : Sopyan Ansori

Jika Suata Masa Nanti

Engkau adalah sang metamorfosa senja

Yang menjelma warna penuh manja

Di selembar langit jingga

Aku adalah kanvas

Yang terdiam dengan pulas

Di dalam pelukkanmu yang lepas

Kita adalah dua jiwa yang senada

Yang iramanya mengalun merdu tanpa jeda

Di hari yang tak mungkin tiada

"Semoga alam mengizinkan ikrar kita

akan selamanya mampu seperti ini."

Namun,

Jika suatu masa nanti

Tanganku tak lagi bisa menggenggam lembut jemarimu

Kuharap engkau mengerti

Tiada niat ataupun berhasrat kuingin pergi

Bukan juga karena aku ingin melepasmu


Tapi aku sadar, atas ketidakberdayaan ini

Aku tak bisa memaksakan ketetapan itu

Dan engkau juga berhak memilih

Pada siapa engkau akan berbahagia

Namun, aku berusaha sebaik mungkin menjagamu

Meski pada akhirnya nanti kau bukanlah takdirku


Puisi : Selamat malam

Karya : Sopyan Ansori

Selamat malam untukmu orang jauh

Ijinkan ku lukis rinduku

Melalui guratan malam yg pekat

Bersama gejolak hatiku yang cemas akan kabarmu

Dan lelah hatiku mencari pijakmu

Andai kau tahu...

Kabarmu adalah tenangku

Sapamu adalah bahagiaku

Adamu adalah ternyamanku

Berkabarlah tuanku...

Jadikan hariku warna warni

Ingatlah akan diriku tuanku...

Yang selalu merindumu

Setiap saat...setiap waktu

Tanpa jeda....

Melalui pekat malam ku ucap padamu

Salam hangat penuh rindu


Puisi : RiduKu

Karya : Sopyan Ansori

engkau terus bertasbih di antara

laluan resah sang malam,

Tengadahkan lirih pilu rasa yang tertatih

di antara puing debur angan,

Memintal helai kusutnya harapan dalam genggaman lusuhnya uluran tangan...

Meski Rindu,

Terus memungut tetes-tetes penyegar ingatan, yang kini telah kering

dalam ruang tandus sahara, kian menyengat,

Rindu ku masih bertasbih menggeliat di antara tapak penat,

Ketika anganku menjadi tabu, dalam kelam rasa yang, mencabik tanpa luka jiwa dahaga.

malam berlalu tanpa kata, ketika

mega enggan menyapa senja,

kau lukis malam tanpa mimpi, kala asa merindu cinta di pintu qalbu

di balik tabir hitam ku sapa rindu,

luluhkan resah,,,,,

kala di langit ku bersimpuh lesu bersama segenggam

butiran do'a, yang ku tabur di langit gulita,

Masih ku nanti permata di ujung senja, yang kan bersenyum

di malam tanpa duka


Sopyan Puisi : TentangMu kini

Karya : Ansori

Berbenah cahaya menyertai mentari kembali

Membawa pergi hangat yang sejenak mendalam di hati

Kemudian bergegas gulita menata sunyi

Tanpa peduli limbung rasa yang diingkari janji

Bersama angin yang menggiring mendung menirai bulan sabit

Berkecamuk pula gemuruh rindu disemesta mimpi yang melangit

Tahukah engkau honey?

Rintik hujan yang dulu itu adalah nada nyanyi

Kini telah berkhianat menyakiti sanubari

Derai tawamu malam itu hangatkan hati

Kini seperti tikaman selaksa ujung-ujung belati

Akalku merestui langkah kepergianku

Namun, kalbuku tetap membawa serta bayanganmu


Puisi : Burung

Karya : Sopyan Ansori

"Lima kurang sedikit

sebelum sore segera beranjak pulang

pergi meninggalkan cerita swastamita."

Tanah di puncak mendingin

Luluh menemani cahaya jingga

Yang merangkai bahasa perpisahan

Lumut menghitam, menitiskan air mata

Di atas pucuk singgasana asmaraloka

Ketika semua kelopak itu mulai bermurka

Lalu menjadi melodi di antara dua masa

Ada juga yang,

Mengeja kesendirian pada senja

Itulah dikau wahai sang burung gereja

Mereguk setangkup air masa depan

Dari sisa sepi yang kehilangan harapan


Puisi : cinta kita

Karya : Sopyan Ansori

Cinta kita

Cinta kita ibarat semilir angin

Hanya merasa ada

Tapi tidak bisa untuk menyentuhnya

Hanya jeritan lara dalam jiwa

Ketika hanya sebatas kata

Karena dinding pemisah membelenggu rasa

Bagai siang dan malam

Tiada yang tahu akankah bisa menyatu...

Di saat rindu terbelenggu waktu

Haruskah aku menjadi senja

Agar selalu indah ,walau hati terluka

Biar damai jiwa meski cinta hampa


Puisi : Rasa yang pernah ada

Karya : Sopyan Ansori

Terimalah dengan lapang dada

Meskipun itu teramat berat

Hapuslah rasa yang pernah ada

Walaupun cintamu begitu erat

Kini api telah menyelesaikan tugasnya

Menghanguskan sekuntum mawar hati

Jangan habiskan air matamu

Hanya untuk menangisiku

Karena tumpahan itu akan sia-sia

Sebaiknya kau tuangkan air matamu

Di atas sajadah sang raga

Menyerahkan semua pada-Nya

Karena itu akan jauh lebih berharga

Jika engkau hanya meminta kata maaf

Baiklah, mungkin itu bisa kuberikan

Namun aku juga meminta maaf kepadamu

Mulai hari ini, esok, dan ke depannya

Tidak perlu ada hal yang kita bahas lagi

Terima Kasih
Puisi : Dibalik bilik kaca

Karya : Sopyan Ansori

Kita saling mengerti

Aku dan kamu adalah arti

Kita saling memahami

Aku dan kamu adalah hati

Ada rasa yang tersekat

Namun tak bisa seikat

Ada nyaman yang sama

Tapi tak bisa tuk bersama

Terus salahkah tentang kita

Telah selama dan sejauh ini

Mencoba merangkai mimpi

Meski kita saling menyadari

Untuk bersatu hanyalah ilusi

Maka, dengan semuanya itu

Biar namamu menjadi puisi

Bila menganggapmu

Hanya sekedar sahabat

Itu adalah kebohongan

Yang sangat disengaja


Di balik bilik kaca

Mengenal dan mengagumimu

Serta usaha memilikimu

Adalah sebatas harapan maya

Yang tak mungkin jadi nyata


Puisi : Hidup Yang Ragu

Karya : Sopyan Ansori

Kehidupan

Ya kehidupan

Semua kehidupan

Sama di mana-mana

Ujung yang satu lautan

Ujung lainnya api

Atau sebaliknya

Di antara keduanya

adalah jalan berkabut

Aku menyusuri

Dengan langkah

dan dua mata

Tidak berdiri di tengah

Bertemu orang berjalan

hanya bolak-balik

Erangan terdengar

di kanan-kiri

Kesedihan memanggil

di ujung lain

Aku masih melangkah


Sedikit menari

Kenapa aku harus ragu

akan kebenaran abadi

Aku harus memiliki

manisnya pikiran

Tidak ada kedalaman

Hanya hidup

Tanpa harus jail.


Puisi : perbaiki diri

Karya : Sopyan Ansori

Aku tak ingin keEgoan ini bertakhta

Aku ingin hati ini tenang

Aku tak ingin mengotorinya

Aku tak ingin kebencian ini hadir.

Aku tak ingin menghancurkan apa yang sudah aku bina.

Aku tak ingin penyesalan hadir disaat semuanya berakhir.

Aku ingin diperlakukan

Sebagaimana aku memperlakukan.

Aku ingin memperbaikinya

Selagi masih ada waktu memperbaiki.

Perbaiki diriku

Kujaga sikapku

Perbaiki Ibadahku

Kujaga pula ucapanku.

Mungkin inilah saatnya

memperbaiki segala yang ada.

Bismillah..

Perlahan kuberbenah.
Bukan ingin berlomba menjadi yang terbaik.

Hanya ingin menjadi seorang yang

lebih bisa menghargai diri sendiri dan juga orang lain.


Puisi : Tak Termaafkan

Karya : Sopyan Ansori

Dan kaupun menyerah

Melangkah pergi penuh amarah

Tinggalkan rinduku yang berdarah

Lepaskan asaku hingga hilang arah

Mohonku tak gemingkan inginmu

untuk tetap hempaskan aku

Maafku kau anggap angin lalu

karena kata-kataku telah gores lembut hatimu

Entah...

Entah apa yang ada dikerasnya kepalaku

Tak bisa aku baca semua indahmu

Tak mampu aku selami semua cantikmu

Hingga aku menyakiti rasamu

Bahkan tangisku tak bisa mendekapmu

Kau berlari menjauh

Tangis bercampur sinis lirih dan pilu

Iringi senandung perih diujung tawamu

Dan kaupun menghilang


dipeluk kecewa yang tak termaafkan

Tinggalkan kenangan yang tak sampai

pada dua kali purnama

Tulusmu telah aku koyakkan

Ikhlasmu telah aku sia siakan

Jujurmu telah aku cemarkan

Sayangmu telah aku hancurkan

Berjuta maaf tak lagi kau pedulikan

Aku menyakitimu begitu dalam

Bahkan langit menghujatku dengan geram

Atas duka yang aku berikan

Takkan ada manja itu lagi

Terbias sudah harap akan pelukan

Takkan ada asa untuk bersama kembali

Terbuang sudah semua impian

Dan tersisalah kegetiran

Tenggelamkan aku dalam kesunyian

Tercekik aku dalam penyesalan

Tak sanggup aku bertahan

Sayangku...Hanya satu inginku


Buat kau tersenyum dan wangikan harimu

Itupun tak mampu aku berikan padamu

Aku tak bisa membuatmu indah

Sayangku.... maafkan aku

Percayalah akupun luka....


Puisi : mengemis

Karya : Sopyan Ansori

Tidak mengemis apapun

Selain stop

Jangan kau cemarkan namaku

Jika kau ingin disegani

Cobalah untuk sekedar mengerti

Juga fahami

Jangan mencubit jika kau juga tak ingin dicubit

Sesimple itu, sulitkah...???

Atau...

Coba saja kau diperlukan semaunya

Sedangkan kau tak berdaya

Bisakah...???
Puisi : jodoh

Karya : Sopyan Ansori

Rahasia ILLAHI yang tiada

Satupun insan mengetahui nya

Kapan dan dimana

Alloh akan berikan

Namun tak kupungkiri

Jodoh selalu menjadi

Tanda tanya bagi hati

Dan sekeliling ku

Siapakah jodohku?

Pilihan mungkin Tuhan

Banyak hadirkan

Berbagai macam rupa

Sifat dan kepribadian

Dalam doa ku berserah

Meminta yang bukan hanya

Keinginanku semata

Karna apa yang kuanggap baik

Terkadang Tuhan berkata lain

Tuhan ..

Jika ku boleh meminta


Aku ingin jodoh ku

Yang terbaik dariMu

Bukan yang hanya rupawan

Namun juga sholeh

Dewasa mampu membimbing ku

Di jalanMu

Ada satu nama

Dan sosok di relung hati

Yang mungkin aku yakin

Akan bisa wujudkan

Apa yang selama ini ku rindukan

Semoga dia adalah jodohku

Ya Alloh..

Namun bila bukan

Sadarkan aku akan Takdir Mu

Jauh lebih baik dari

Keinginanku
Puisi : Tertatih

Karya : Sopyan Ansori

Tertatih ...

Langkah ku letih

Mendengar kabar kepergian mu

Hati bagai di sayat sembilu

Kisah kita kau bungkus dengan Kain kafan

Kini tingal hanya batu nisan

Tagis ku tersedu sedan

Cinta yang tak sampai ke paliminan

Kini kau telah menghadap TUHAN

Ku sandar kan do, a di batu mejan

Kini hanya tingal butiran

Kau tetap menjadi pria tertampan

Ku berharap kau indah seperti berlian

Hanya do,a menjadi teman

Rindu kekasih yang telah menghadap TUHAN


Puisi : Aku paham

Karya : Sopyan Ansori

Akhirnya aku paham,

bahwa melepaskan juga bagian terbaik dari mencintai seseorang.

Sebelum bertemu kamu,

aku pernah begitu baik-baik saja dalam menjalani hidup.

Maka jika aku harus dihadapkan untuk melepaskan kepergianmu,

ku pastikan tidak ada kata sesalku untuk kehilanganmu.

Sama sepertimu,

aku juga berhak bahagia.

Pergimu yang entah kemana,

aku sudah rela.

Kembalimu tidak lagi jadi inginku.

Bahkan ketika nanti penyesalan membawamu ingin pulang ke padaku,

aku telah menutup pintu.


Puisi : yakinlah

Karya : Sopyan Ansori

Yakinlah, kesakitan yang kamu rasakan hari ini.

Kesulitan yang selalu kamu alami sekarang ini,

Bukanlah yang bersifat kekal. nanti akan ada

Masanya semua itu digantikan dengan kebahagiaan

Dan kesuksesan di akhir nanti .

Jangan patah semangat , jangan sampai menyerah .

Percayalah, apa pun itu yg terjadi dalam

Kehidupan kamu. Mau itu baik atau buruk

Menurutmu, adalah rencana Tuhan yg pastinya

Paling terbaik untukmu.


Puisi : Menyayangi

Karya : Sopyan Ansori

Menyayangi seseorang yang tidak bisa kita miliki itu sakitnya luar biasa...

Kadang sudah tau tidak bisa bersama namun sama2 tidak bisa saling melepaskan...

Selalu mncari jalan yang terbaik namun tak jarang pula saling pasrah ,meski hati masih tak rela..

Menghindar pun terasa seperti saling menyakiti ...

Serumit itukah kisah kita...

Kita yang tak tau harus berbuat apa ..

Dan aku yang ingin membuatmu bahagia tapi entah dengan cara apa....

Memang ini semua salahku....tapi asal km tau sayang ini rasa ini selalu ada untukmu ...

Lewat do'a ku aku meminta yang terbaik untuk kita...

Namun jika diperjalananmu km menemukan yang lebih baik dariku akn kurelakan krna aku ingin km
bahagia ...

Anda mungkin juga menyukai