Anda di halaman 1dari 4

Siklus Hara Pada Hutan Tropis

A. Latar Belakang
Sebagian besar hutan alam di Indonesia termasuk dalam hutan hujan
tropis. Banyak rahli yang mendiskripsi hutan hujan tropis sebagai ekosistem
spesifik, yang hanya dapat berdiri mantap dengan keterkaitan antara komponen
penyusunnya sebagai kesatuan yang utuh. Keterkaitan antara komponen penyusun
ini memungkinkan bentuk struktur hutan tertentu yang dapat memberikan fungsi
tertentu pula seperti stabilitas ekonomi, produktivitas biologis yang tinggi, siklus
hidrologis yang memadai dan lain-lain.
Secara de facto tipe hutan ini memiliki kesuburan tanah yang sangat
rendah, tanah tersusun oleh partikel lempung yang bermuatan negatif rendah
seperti kaolinite dan illite. Kondisi tanah asam ini memungkinkan besi dan
almunium menjadi aktif di samping kadar silikanya memang cukup tinggi,
sehingga melengkapi keunikan hutan ini. Namun dengan pengembangan struktur
yang mantap terbentuklah salah satu fungsi yang menjadi andalan utamanya yaitu
”siklus hara tertutup” (closed nutrient cycling) dan keterkaitan komponen
tersebut, sehingga mampu mengatasi berbagai kendala/keunikan tipe hutan ini
kondisi tanah hutan ini juga menunjukkan keunikan tersendiri.
Aktivitas biologis tanah lebih bertumpu pada lapisan tanah atas (top soil).
Aktivitas biologis tersebut sekitar 80% terdapat pada top soil saja. Kenyataan-
kenyataan tersebut menunjukkan bahwa hutan tropika basah merupakan ekosistem
yang rapuh (fragile ecosystem), karena setiap komponen tidak bisa berdiri sendiri.
Disamping itu dijumpai pula fenomena lain yaitu adanya ragam yang tinggi antar
lokasi atau kelompok hutan baik vegetasinya maupun tempat tumbuhnya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa manfaat adanya siklus hara bagi hutan tropis?
2. Siklus hara apa saja yang terjadi dalam hutan tropis?

C. Pembahasan
1. Manfaat Adanya Siklus Hara Bagi Hutan Tropis
Hara perlu untuk produksi bahan organik baik pada tingkat trofik produser
ataupun konsumer yang umumnya berada dalam lingkungan abiotik dengan
konsentrasi yang lebih rendah dari pada yang dibutuhkan untuk aktivitas
pertumbuhan. Meskipun begitu, organisme di dalam ekosistem yang tua seperti
hutan berisi hara dalam konsentrasi dengan jumlah yang besar dan bernilai.
Kenyataan di lapangan, proses akumulasi dan konservasi hara begitu efisien,
sehingga komunitas tumbuhan tidak harus terganggu untuk jangka waktu yang
lama mungkin menjadi relatif independen terhadap hara mineral dalam tanah
untuk memenuhi kebutuhannya. Kebutuhan hara mereka dapat dipenuhi secara
cukup dari atmosfir maupun dari akumulasi hara di dalam biomasa hidup maupun
yang mati dari sistem yang bersangkutan.
2. Macam – Macam Siklus Hara dalam Hutan Tropis
Siklus hara dalam ekosistem itu sifatnya kompleks. Siklus beberapa
elemen lebih banyak terjadi antara organisme hidup dan atmosfir, sedang siklus
elemen lain umumnya terjadi antara organisme hidup dan tanah. Untuk beberapa
elemen mengikuti kedua siklus tersebut. Ada juga siklus yang terjadi secara
internal di dalam tumbuhan dan hewan yang mengubah hara di dalam individu
organisme. Berdasarkan perbedaan tersebut, gerakan siklis dari elemen hara dalam
ekosistem dapat dibagi menjadi satu atau lebih dari tiga tipe siklus utama,
a. Siklus Geo-Kimia : Pertukaran Bahan Kimia Antar Ekosistem.
Angin mengangkut hara di dalam debu dan hujan dari satu ekosistem ke
ekosistem lainnya yang jaraknya dari yang dekat hanya beberapa ratus meter
sampai yang jauh ribuan kilometer. Aliran sungai mengangkut hara dari hutan ke
samudera, dan air bergerak melewati tanah dapat membawa hara dari ekosistem
daerah hulu ke ekosistem hilir. Gas karbon dioksida (CO2) lepas dari tumbuhan
yang melakukan kegiatan respirasi dalam satu lembah mungkin ditiup angin
melampaui deretan pegunungan dan diserap oleh pohon-pohon yang sedang
melakukan kegiatan fotosintesis di lembah yang bersangkutan dan di sisi lainnya.
Pada skala ruang spasial, siklus geologi umumnya luas (lebih luas dari
ratusan meter) dan siklus tersebut tidak mengikuti aliran spasial yang sama secara
berulang. Salah satu unsur hara yang telah tertinggal pada ekosistem tertentu,
kemungkinan akan tidak pernah kembali. Pada skala waktu umumnya
berlangsung lama (jutaan tahun dalam hal deposit hara dalam endapan oceanik),
walaupun dapat juga pendek, seperti dalam hal gas CO2 yang mungkin masuk ke
dalam ekosistem hutan dan meninggalkannya lagi dalam beberapa jam.
Kemungkinan lain, CO2 tersebut bergabung dengan bahan organik yang tinggal
tidak terdekomposisi dalam ekosistem yang sama selama ribuan tahun.
b. Siklus Bio-Geo-Kimia: Pertukaran Bahan Kimia Di Dalam Ekosistem.
Unsur nitrogen (N) diserap oleh akar tumbuhan dari seresah yang
terdekomposisi pada lantai hutan, yang mungkin ditranslokasi ke daun-daun muda
yang sedang berkembang dan kembali ke lantai hutan lagi bila daun tersebut
menjadi seresah dan gugur. Unsur kalium (K) dalam daun-daun semak mungkin
masuk ke dalam rantai makanan penggembalaan, ketika semak tersebut di makan
oleh rusa (ketika browsing), dan kembali lagi ke lantai hutan dalam bentuk urine
dari harimau gunung yang menangkap dan memangsa rusa tersebut pada
ekosistem yang sama.
Pada skala ruang spasial, siklus biogeokimia umumnya kecil, menyangkut
penyerapan hara dari tanah di bawah individu tumbuhan dan kembali ke areal
yang sama. Hewan, angin, atau air mungkin mendistribusi kembali hara dengan
melalui jarak yang panjang di dalam ekosistem yang bersangkutan, dan dapat juga
transfer hara dari siklus biogeokimia ke siklus geokimia dengan trasnport hara
keluar dari ekosistem. Pada skala waktu, siklus biogeokimia umumnya lebih
singkat dari pada siklus geokimia.
Bisa lebih singkat dari beberapa jam, seperti yang terjadi pada kasus
penyerapan hara kalium (K) dan hilang dengan perlindihan daun, atau selama
ribuan tahun seperti dalam hal penyimpanan kalsium (Ca) dalam jaringan berkayu
dari pohon yang berumur panjang. Mungkin karakteristik dari siklus biogeokimia,
terutama di dalam ekosistem hutan, ialah bahwa sebagian besar hara dalam siklus
yang normal tetap tinggal di dalam ekosistem tertentu. Secara efisien tertahan dan
terakumulasi dengan hanya kehilangan sangat sedikit dalam siklus biogeokimia
tersebut.
c. Siklus bio-kimia: redistribusi kimia di dalam individu organisme.
Istilah siklus biokimia umunmya digunakan dalam kaitannya dengan
tumbuhan, walaupun pada hewan juga menampilkan fungsi fisiologis yang
serupa. Hara disimpan di dalam tumbuhan dengan menggerakan mereka dari
jaringan yang hidupnya pendek, seperti daun sebelum daun tersebut gugur. Hara
ditranslokasi ke jaringan yang lebih muda, jaringan yang sedang aktif
berkembang, atau ke tempat penyimpanan.
Hewan mengatur komposisi kimia pengeluaran bahan dalam suatu hal
yang serupa dengan memindahkan hara/nutrisi yang dibutuhkan dari, dan
penambahan bahan kimia yang tidak diinginkan atau ekses dari bahan limbah
sebelum .bahan tersebut dihilangkan dari tubuh. Baik dalam skala ruang spasial
maupun skala waktu, siklus biokimia ini berlangsung jauh lebih kecil dibanding
dengan dua siklus yang lain, karena siklus tersebut terjadi didalam individu
organisme sebagai bagian dari proses-proses metabolisme aktif.

Anda mungkin juga menyukai