TUGAS INDIVIDU
Diajukan Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perencanaan dan Pengembangan
Wilayah Pada Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian
Universitas Jember
DosenPengampu :
Prof. Dr. Ir Soetriono, MP.
Oleh:
Muhammad Malik Muqtadir
NIM. 131510601172
Latar Belakang
Wilayah administrasi merupakan wilayah yang batasnya ditentukan
berdasarkan kepentingan administrasi pemerintahan atau politik, seperti propinsi,
kabupaten, kecamatan, desa atau kelurahan. Wilayah dalam pengertian
administratif sering disebut juga daerah. Wilayah administrasi berupa propinsi dan
kabupaten atau kota merupakan daerah otonom dan perundang-undangan Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Pengunaan wilayah administrasi disebabkan oleh
dua faktor, yakni berdasarkan satuan administrasi dalam melaksanakan kebijakan
dan rencana pembangunan wilayah, dan wilayah didasarkan pada satuan
adminstrasi pemerintahan untuk mempermudah dianalisis dalam pengumpulan
data di berbagai bagian wilayah.
Wilayah nodal adalah wilayah yang secara fungsional memiliki sifat saling
ketergantungan antara pusat (inti) dan daerah dibelakangnya (hinterland).
Ketergantungan antara pusat dan daerah dapat dilihat dari faktor produksi,
penduduk, barang dan jasa, komunikasi, transportasi serta perhubungan di antara
keduanya. Wilayah nodal digunakan dalam analisis mengenai ekonomi wilayah
(ekonomi ruang yang dikuasai oleh satu atau beberapa pusat kegiatan ekonomi).
Batas wilayah nodal didasarkan pada pengaruh suatu pusat kegiatan ekonomi jika
digantikan oleh pusat kegiatan ekonomi lainya. Struktur dari wilayah nodal dapat
digambarkan berupa suatu sel hidup dengan adanya inti dan plasma yang saling
melengkapi. Intergrasi fungsional merupakan dasar hubungan ketergantungan atas
dasar kepentingan masyarakat di wilayah tersebut.
Berdasarkan pengertian diatas, penulis ingin membahas tentang potensi
komoditas kopi yang ada di wilayah tapal kuda dengan mengklasifikasikan
berdasarkan tipe wilayahnya yaitu wilayah administrasi dan wilayah fungsional.
Pembahasan
Kopi merupakan salah satu hasil komoditi perkebunan yang memiliki nilai
ekonomis yang cukup tinggi di antara tanaman perkebunan lainnya dan berperan
penting sebagai sumber devisa negara. Kopi tidak hanya berperan penting sebagai
sumber devisa melainkan juga merupakan sumber penghasilan bagi masyarakat
yang ada di jember dan masyarakat yang ada di wilayah lain di sekitar jember.
Kabupaten jember dan wilayah disekitarnya seperti banyuwangi,
bondowoso,
situbondo,
lumajang,
dan
probolinggo
berpotensi
dalam
pengembangan
komoditas
kopi
yang
selain
jember, memiliki
Kesimpulan
Wilayah administrasi dalam pengembangan komoditas kopi adalah
wilayah jember. Sedangkan wilayah wilayah lain seperti situbondo, bondowoso,
banyuwangi, lumajang, probolinggo adalah termasuk dalam wilayah nodal atau
fungsional.