Anda di halaman 1dari 2

POLA PERSEBARAN DESA

Faktor-faktor yang mempengaruhi pola persebaran desa:


Letak desa, Keadaan iklim, Kesuburan tanah, Tata air, Keadaan ekonomi, Keadaan budaya
POLA PERSEBARAN DESA
1. Pola memanjang mengikuti jalan raya. Pola ini umumnya terdapat di pedalaman
2. Pola mengikuti rel kereta api
3. Mengikuti garis pantai
4. Pola masyarakat
Penyebarannya:
a. Terdapat di daerah pegunungan (dataran tinggi)
b. Daerah yang berelief kasar
5. Pola Desa Tersebar
Pola desa yang tidak teratur. Pola desa ini banyak dijumpai di daerah Karst (Kapur)

Pola persebaran desa di Indonesia dibagi menjadi 3 yaitu:


1. Pola Memanjang (linier).
Pola memanjang dibagi menjadi 4 yaitu:
1. Pola yang mengikuti jalan. Pola desa yang terdapat di sebelah kiri dan kanan jalan raya
atau jalan umum. Pola ini banyak terdapat di dataran rendah.
2. Pola yang mengikuti sungai. Pola desa ini bentuknya memanjang mengikuti bentuk
sungai, umumnya terdapat di daerah pedalaman.
3. Pola yang mengikuti rel kereta api. Pola ini banyak terdapat di Pulau Jawa dan Sumatera
karena penduduknya mendekati fasilitas transportasi.
4. Pola yang mengikuti pantai. Pada umumnya, pola desa seperti ini merupakan desa
nelayan yang terletak di kawasan pantai yang landai.
Maksud dari pola memanjang atau linier adalah untuk mendekati prasarana transportasi
seperti jalan dan sungai sehingga memudahkan untuk bepergian ke tempat lain jika ada
keperluan. Di samping itu, untuk memudahkan penyerahan barang dan jasa.
2. Pola Desa Menyebar
Pola desa ini umumnya terdapat di daerah pegunungan atau dataran tinggi yang berelief
kasar. Pemukiman penduduk membentuk kelompok unit-unit yang kecil dan menyebar.
3. Pola Desa Tersebar
Pola desa ini merupakan pola yang tidak teratur karena kesuburan tanah tidak merata. Pola
desa seperti ini terdapat di daerah karst atau daerah berkapur. Keadaan topografinya sangat
buruk.
Pola permukiman desa dapat dibedakan menjadi tiga sebagai berikut.
a. Pola Permukiman Tersebar
Pola ini terbentuk dari rumah-rumah penduduk yang dibangun bebas dan tersebar pada wilayah
yang luas. Pola permukiman ini umumnya terdapat di dataran rendah. Arah pemekaran permukiman
dapat ke segala jurusan. Pusat kegiatan dan fasilitas dapat dibangun tersebar sesuai dengan
kebutuhan.
b. Pola Permukiman Menjalur

Pola ini terbentuk di lokasi sepanjang jalur utama seperti jalan, sungai, dan pantai. Di daerah pantai
yang landai, dapat tumbuh permukiman menjalur. Penduduk pantai pada umumnya bermata
pencaharian di bidang perikanan, perkebunan kelapa, dan perdagangan. Apabila kemudian
permukiman desa ini berkembang, maka rumah-rumah dibangun meluas sejajar garis pantai.
Permukiman desa yang berkembang ini akhirnya dapat tersambung dengan permukiman desa di
dekatnya. Pusat kegiatan industri kecil seperti perikanan dan pertanian, dapat tetap bertahan di
dekat permukiman lama.
c. Pola Permukiman Mengelompok
Pola ini terbentuk karena terjadi pengelompokan rumah pada wilayah terpadu yang biasanya berupa
titik pertemuan atau persimpangan jalur transportasi. Pola permukiman mengelompok dapat juga
berkembang di daerah pegunungan. Penduduk desa di daerah pegunungan umumnya masih
memiliki hubungan keluarga. Pengelompokan permukiman ini didorong oleh kegotongroyongan
penduduknya. Apabila jumlah penduduk bertambah dan terjadi pemekaran desa, maka arah
pemekaran ke segala jurusan tanpa direncanakan. Pusat kegiatan penduduk dapat bergeser
mengikuti pemekaran.
1. Transmigrasi Umum yaitu transmigrasi yang dilaksanakan dan dibiayai oleh pemerintah
2. Transmigrasi bedol desa yaitu perpindahan penduduk meliputi seluruh penduduk desa
beserta kepala desa dan perangkat-perangkatnya kedaerah lain
3. Transmigrasi swakarya yaitu transmigrasi yang sebagian biaya ditanggung oleh
pemerintah, sedangkan untuk pembukaan lahan ditanggung oleh transmigran
4. Transmigrasi spontan atau swakarsa yaitu transmigrasi yang dilakukan oleh penduduk
atas kemauan dan biaya sendiri dengan fasilitasa yang diberikan oleh pemerintah berupa
lahan garapan seluas 2 hektar, dll
5. Transmigrasi sektoral yaitu perpindahan penduduk yang biayanya ditanggung bersama
oleh pemerintah daerah tujuan transmigrasi
6. Transmigrasi lokal yaitu transmigrasi yang terdiri dari satu daerah ke daerah lainnya
didalam satu provinsi
7. Transmigrasi khusus yaitu transmigrasi yang dilaksanakan oleh pemerintah yang sifatnya
khusus dengan tujuan tertentu

Anda mungkin juga menyukai