SIKLUS HARA
DISUSUN OLEH :
MUHAMMAD YUSYIR YATALATTAF MASSAL
1714442009
1. Latar Belakang
Indonesia memiliki sebagian besar hutan alam termasuk dalam hutan
hujan tropis. Banyak rahli yang mendiskripsi hutan hujan tropis sebagai ekosistem
spesifik, yang hanya dapat berdiri mantap dengan keterkaitan antara komponen
hutan ini memiliki kesuburan tanah yang sangat rendah, tanah tersusun oleh
Kondisi tanah asam ini memungkinkan besi dan almunium menjadi aktif di
hutan ini. Namun dengan pengembangan struktur yang mantap terbentuklah salah
satu fungsi yang menjadi andalan utamanya yaitu ”siklus hara tertutup” (closed
berbagai kendala/keunikan tipe hutan ini Kondisi tanah hutan ini juga
lapisan tanah atas (top soil). Aktivitas biologis tersebut sekitar 80% terdapat pada
komponen tidak bisa berdiri sendiri. Disamping itu dijumpai pula fenomena lain
yaitu adanya ragam yang tinggi antar lokasi atau kelompok hutan baik vegetasinya
komponen biosfer yang hidup dengan tak hidup. Dalam suatu ekosistem, materi
pada setiap tingkat trofik tidak hilang. Siklus Hara adalah suatu proses suplai dan
metabolisme. Hara essensial yang dibutuhkan oleh tumbuhan tinggi adalah unsur
bahan anorganik alam. Kebutuhan akan bahan anorganik bagi tumbuhan tinggi
tersebut masuk ke dalam komponen biotik melalui udara, tanah, dan air. Aliran
energi dan zat-zat kimia yang merupakan suatu proses integrasi fungsional, yang
keduanya merupakan suatu pasangan karena energi disimpan dlam ikatan kimia.
Aliran ini terjadi diantara tingkat tropic serta komponen-komponen biotik dan
dapat digunakan kembali. Aliran kimiawi ini disebut juga siklus mineral atau
yg berulang-ulang secara tetap dan teratur. Sedangkan hara adalah suatu zat yang
(dalam hal ini pohon). Ekosistem hutan alam mempunyai siklus hara tertutup.
Yang dimaksud dengan siklus hara tertutup adalah suatu sistem yang memiliki
jumlah kehilangan hara lebih rendah dibandingkan dengan jumlah masukan hara
yang diperoleh dari penguraian serasah atau dari serap ulang (recycle) hara pada
Pada ekosistem hutan alam, air hujan yang membawa banyak mineral dari
udara akan tertahan oleh tajuk hutan dan berubah menjadi air lolosan (througfall)
dan aliran batang (stemflow). Hal ini berpotensi besar sebagai input hara ke dalam
tanah karena hutan alam tidak/ sedikit mengalami erosi hara (run-off). Hara yang
bersama air di dalam tanah tidak langsung mengalami pelindian (leaching) karena
tertahan oleh serasah dan perakaran tanaman hutan dan diserap akan dapat
Input hara pada hutan alam juga terjadi melalui serasah hutan (yang tebal
organik adalah ketersediaan makanan yang cukup bagi dekomposer dalam rantai
Siklus hara adalah suatu proses suplai dan penyerapan dari senyawa kimia yang
essensial yang dibutuhkan oleh tumbuhan tinggi adalah unsur bahan anorganik
1987). Menurut Binkley (1987) bahwa proses siklus hara mencakup proses
mikroklimat, kualitas kimia dari bahan organik, status kimia dari tanah dan
aktivitas binatang. Pada dasarnya proses siklus hara merupakan konsep aliran
potensial redoks.
a. Siklus Nitrogen
Siklus nitrogen merupakan siklus hara yang dominan pada hutan. Nitrase-
N dapat tercuci pada beberapa kondisi iklim dan cuaca. Terjadinya proses oksidasi
dan reduksi utama pada nitrogen lebih komplek dibandingkan pada phosfor.
Proses siklus nitrogen, terdiri dari enam proses utama yaitu : a) Fiksasi Nitrogen,
b) Assimilasi Amonium, c) Ammonifikasi, d) Nitrifraksi, e) Reduksi Nitrat, f)
Denitrifikasi.
Gas nitrogen banyak terdapat di atmosfer, yaitu 80% dari udara. Nitrogen
(misalnya jenis polongan) dan beberapa jenis ganggang. Nitrogen bebas juga
dapat bereaksi dengan hidrogen atau oksigen dengan bantuan kilat/ petir.
Tumbuhan memperoleh nitrogen dari dalam tanah berupa amonia (NH3), ion
nitrit (N02–), dan ion nitrat (N03–). Beberapa bakteri yang dapat menambat
nitrogen terdapat pada akar Legum dan akar tumbuhan lain, misalnyaMarsiella
crenata. Selain itu, terdapat bakteri dalam tanah yang dapat mengikat nitrogen
mampu menambat nitrogen. Nitrogen yang diikat biasanya dalam bentuk amonia.
Amonia diperoleh dari hasil penguraian jaringan yang mati oleh bakteri.
diserap oleh akar tumbuhan. Selanjutnya oleh bakteri denitrifikan, nitrat diubah
menjadi amonia kembali, dan amonia diubah menjadi nitrogen yang dilepaskan ke
udara. Dengan cara ini siklus nitrogen akan berulang dalam ekosistem.
b. Siklus Fosfor
PO43- (phosfat). Dalam hal ini phosfot termasuk campuran antara atom phosfat
dengan oksigen. Phosfat akan mempengaruhi dan tergantung pada pH tanah, yang
dalam hal ini merupakan asosiasi antara phosfat dengan H+ dalam bentuk asam
phospot PO43-. Posfor merupakan elemen penting dalam kehidupan karena semua
makhluk hidup membutuhkan posfor dalam bentuk ATP (Adenosin Tri Fosfat),
bentuk ion fosfat (PO43-). Ion Fosfat terdapat dalam bebatuan. Adanya peristiwa
erosi dan pelapukan menyebabkan fosfat terbawa menuju sungai hingga laut
yang terlarut dalam air tanah Herbivora mendapatkan fosfat dari tumbuhan yang
Seluruh hewan mengeluarkan fosfat melalui urin dan feses.Bakteri dan jamur
c. Siklus Karbon
hidrosfer dan atmosfer, tetapi merupakan unsure yang sangat penting dalam
kehidupan. Bentuknya dapat berupa intan dan grafit (bentuk lahirnya karbon),
kalsium dan magnesium karbonat (kalsit, batu kapur, dolomit, marbel dan kapur)
dan hidrokarbon (gas, minyak dan batubara) Pengkajian karbon di biosfer dan
Pelapukan batuan silikat. Tidak seperti dua proses sebelumnya, proses ini
atmosfer. Pelapukan batuan karbonat tidak memiliki efek netto terhadap CO2
selanjutnya dipakai untuk membuat karbonat laut dengan reaksi yang sebaliknya
(reverse reaction).
Karbon dapat kembali ke atmosfer dengan berbagai cara pula, yaitu: Melalui
pernafasan (respirasi) oleh tumbuhan dan binatang. Hal ini merupakan reaksi
Model siklus karbon dapat digabungkan ke dalam model iklim global sehingga
reaksi interaktif dari lautan dan biosfer terhadap nilai CO di masa depan dapat
dimodelkan. Ada ketidakpastian yang besar dalam model ini, baik dalam sub
model fisika maupun biokimia (khususnya pada sub model terakhir). Model-
model seperti itu biasanya menunjukkan bahwa ada timbal balik yang positif
antara temperatur dan CO Sebagai contoh, Zeng dkk. (GRL, 2004) menemukan
dalam model mereka bahwa terdapat pemanasan ekstra sebesar 0,6°C (yang
atmosferik yang lebih besar). Karbon diambil dari atmosfer dengan berbagai cara:
atmosferik yang lebih besar). Karbon diambil dari atmosfer dengan berbagai cara:
Ketika matahari bersinar, tumbuhan melakukan fotosintesa untuk mengubah
Proses ini akan lebih banyak menyerap karbon pada hutan dengan tumbuhan yang
baru saja tumbuh atau hutan yang sedang mengalami pertumbuhan yang cepat.