Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH ILMU ALAMIAH DASAR

EKOSISTEM DAN ALIRAN


MATERI
DAN ALIRAN ENERGI

Disusun oleh :

Kelompok 4

Nila Ratnasari A.Y.P (2315086553)


Maya Apriani R (2115076481)
Chita Defilatarach (2115076526)

Fakultas Bahasa dan Seni


Universitas Negeri Jakarta
2010
A. Pengertian Ekosistem

Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik
tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem merupakan
penggabungan dari setiap unit biosistem yang melibatkan interaksi timbal balik antara
organisme dan lingkungan fisik sehingga aliran energi menuju kepada suatu struktur biotik
tertentu dan terjadi suatu siklus materi antara organisme dan anorganisme. Matahari
sebagai sumber dari semua energi yang ada.

B. Komponen-komponen pembentuk ekosistem

1. Komponen tak hidup (abiotik)

Komponen tak hidup atau abiotik adalah komponen fisik dan kimia yang merupakan
medium atau substrat tempat berlangsungnya kehidupan, atau lingkungan tempat hidup.
Sebagian besar komponen abiotik bervariasi dalam ruang dan waktunya. Komponen abiotik
dapat berupa bahan organik, senyawa anorganik, dan faktor yang mempengaruhi distribusi
organisme, yaitu:

a) Suhu. Proses biologi dipengaruhi suhu. Mamalia dan unggas membutuhkan energi
untuk meregulasi temperatur dalam tubuhnya.
b) Air. Ketrsediaan air mempengaruhi distribusi organisme. Organisme di gurun
beradaptasi terhadap ketersediaan air di gurun.
c) Garam. Konsentrasi garam mempengaruhi kesetimbangan air dalam organisme
melalui osmosis. Beberapa organisme terestrial beradaptasi dengan lingkungan
dengan kandungan garam tinggi.
d) Cahaya matahari. Intensitas dan kualitas cahaya mempengaruhi proses fotosintesis.
Air dapat menyerap cahaya sehingga pada lingkungan air, fotosintesis terjadi di
sekitar permukaan yang terjangkau cahaya matahari. Di gurun, intensitas cahaya
yang besar membuat peningkatan suhu sehingga hewan dan tumbuhan tertekan.
e) Tanah dan batu. Beberapa karakteristik tanah yang meliputi struktur fisik, pH, dan
komposisi mineral membatasi penyebaran organisme berdasarkan pada kandungan
sumber makanannya di tanah.
f) Iklim. Iklim adalah kondisi cuaca dalam jangka waktu lama dalam suatu area. Iklim
makro meliputi iklim global, regional dan lokal. Iklim mikro meliputi iklim dalam
suatu daerah yang dihuni komunitas tertentu.

2. Komponen autotrof

Komponen autotrof terdiri dari organisme yang dapat membuat makanannya sendiri dari
bahan anorganik dengan bantuan energi seperti sinar matahari (fotoautotrof) dan bahan
kimia (kemoautotrof). Komponen autotrof berperan sebagai produsen. Yang tergolong
autotrof adalah tumbuhan berklorofil.

3. Komponen heterotrof

Komponen heterotrof terdiri dari organisme yang memanfaatkan bahan-bahan [organik]


yang disediakan [organisme] lain sebagai makanannya. Komponen heterotrof disebut juga
konsumen makro [fagotrof] karena makanan yang dimakan berukuran lebih kecil. Yang
tergolong heterotrof adalah [manusia], [hewan], [jamur], dan[mikroba].

4. Pengurai (dekomposer)

Pengurai atau dekomposer adalah organisme yang menguraikan bahan organik yang berasal
dari organisme mati. Pengurai disebut juga konsumen makro sapotrof karena makanan yang
dimakan berukuran lebih besar. Organisme pengurai menyerap sebagian hasil penguraian
tersebut dan melepaskan bahan-bahan yang sederhana yang dapat digunakan kembali oleh
produsen . Yang tergolong pengurai adalah bakteri dan jamur. Ada pula pengurai yang
disebut detritivor yaitu hewan pengurai yang memakan sisa-sisa bahan organik, contohnya
adalah kutu kayu.

C. Tipe-tipe ekosistem

1. Akuatik
a) Ekosistem air tawar
b) Ekosistem air laut
c) Ekosistem estuari
d) Ekosistem pantai
e) Ekosistem sungai
f) Ekosistem laut dalam
g) Ekosistem lamun.

2. Terestrial

a) Hutan hujan tropis

b) Sabana

c) Padang rumput

d) Gurun

e) Hutan gugur

f) Taiga

g) Tundra

h) Karts

3. Buatan

a) Bendungan
b) Hutan tanaman produksi (seperti jati dan pinus)
c) Agroekosistem, berupa sawah tadah hujan
d) Sawah irigasi
e) Perkebunan sawit
f) Ekosistem pemukiman seperti kota dan desa
D. Aliran energi dan Aliran materi

Ekosistem berfungsi karena adanya aliran energi dan aliran materi. Saling pengaruh
mempengaruhi antara aliran dan daur materi di dalam ekosistem akan menghasilkan
keadaan ekosistem yang yang seimbang, tidak ada satupun kehidupan tanpa membutuhkan
energi. Sebab untuk bernapas, bergerak, berkembang biak, makan, tidur dan segala
aktifitasnya membutuhkan energi. Energi mengalir dalam satu arah, sedangkan materi
berjalan dalam sebuah siklus. Siklus materi terdiri dari siklus CHONPS ( Karbon, Hidrogen,
Oksigen, Nitrogen, Phospor, Sulfur).

Tubuh kita, hewan, tumbuhan, dan batu, tersusun oleh materi. Materi ini terdiri atas unsur
kimia, seperti karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), nitrogen (N), dan fosfor (P). Materi
tersebut dimanfaatkan oleh produsen untuk membentuk bahan organik dengan bantuan
matahari atau energi yang berasal dari reaksi kimia. Bahan organik yang dihasilkan adalah
sumber energi bagi organisme lain melalui proses makan dan dimakan.

Materi mengalir dari mata rantai makanan yang satu ke mata rantai yang lain. Jika makhluk
hidup mati, tidak berarti aliran materi terhenti, tetapi makhluk yang mati menjadi makanan
bagi makhluk hidup yang lain, misalnya bangkai hewan atau tumbuhan dimakan oleh jasad
renik, seperti bakteri dan jamur dalam proses pembusukan. Sebagian hasil pembusukan
tersebut adalah gas, misalnya CO2, cairan, dan mineral. Gas dan mineral tersebut kemudian
digunakan lagi oleh tumbuhan dalam proses sintesis.

Tumbuhan dimakan oleh herbivora, maka proses makan dan dimakan berulang. Dengan
demikian, dapat kita katakan bahwa aliran materi merupakan suatu daur

Materi tidak ada habis-habisnya, materi mengalir dari tubuh makhluk hidup yang satu ke
tubuh makhluk yang lain dan dari dunia hidup ke dunia tak hidup, serta kembali lagi ke
dunia hidup. Daur materi di atas disebut daur biogeokimia, yaitu daur yang melibatkan
proses biologi, geologi, dan kimia. Mata rantai makhluk hidup dalam daur biogeokimia
merupakan jaringjaring kehidupan. Aliran materi merupakan suatu daur, sedangkan aliran
energi bukan suatu daur, melainkan aliran yang searah. Setelah melewati beberapa
transformasi yang menjaga semua makhluk hidup tetap hidup, energi tersebut kembali ke
angkasa luar sebagai panas. Dengan demikian, tidak ada daur energi. Berikut akan di bahas
beberapa unsur yang penting, yaitu daur air, daur nitrogen, daur karbon, daur fosfor, dan
daur sulfur.

1. Daur Air

Meskipun hanya sebagian kecil air di bumi yang terdapat pada materi hidup, air sangat
penting bagi makhluk hidup. Siklus air atau daur air digerakkan oleh energi matahari dan
sebagian besar terjadi di antara lautan dan atmosfer melalui penguapan dan curah hujan.

2. Daur Nitrogen

Di alam, nitrogen terdapat dalam bentuk senyawa organik, seperti urea, protein, dan asam
nukleat atau sebagai senyawa anorganik, seperti amonia, nitrit, dan nitrat. Tumbuhan dan
hewan membutuhkan nitrogen untuk membuat protein. Udara (atmosfer) terdiri atas
berbagai gas, dan gas nitrogen terdapat kurang lebih sebanyak 80%. Namun, nitrogen tidak
digunakan oleh makhluk hidup dalam bentuk gas. Tumbuhan dapat menyerap nitrogen
dalam bentuk senyawa nitrit atau nitrat.

Tahap pertama daur nitrogen adalah transfer nitrogen dari atmosfer ke dalam tanah. Selain
air hujan yang membawa sejumlah nitrogen, penambahan nitrogen ke dalam tanah terjadi
melalui proses fiksasi nitrogen. Fiksasi nitrogen secara biologis dapat dilakukan oleh bakteri
Rhizobium yang bersimbiosis dengan polong-polongan, bakteri Azetobacter dan Clostridium.
Selain itu, ganggang hijau-biru dalam air juga memiliki kemampuan memfiksasi nitrogen.
Tahap kedua, nitrat yang dihasilkan oleh fiksasi biologis digunakan oleh produsen
(tumbuhan) diubah menjadi molekul protein (Gambar 9.10).

Selanjutnya jika tumbuhan atau hewan mati, makhluk pengurai merombaknya menjadi gas
amoniak (NH3) dan garam amonium yang larut dalam air (NH4 +). Proses ini disebut dengan
amonifikasi. Bakteri Nitrosomonas mengubah amoniak dan senyawa amonium menjadi
nitrat oleh Nitrobacter, kedua proses tersebut dinamakan nitrifikasi. Apabila oksigen dalam
tanah terbatas, nitrat dengan cepat ditransformasikan menjadi gas nitrogen atau oksida
nitrogen oleh proses yang disebut denitrifikasi.

3. Daur Karbon dan Oksigen

Reservoir utama karbon adalah dalam bentuk karbon dioksida yang terdapat di atmosfer.
Bumi juga memiliki karbon organik dalam bentuk batu bara, minyak bumi, tumbuhan, dan
binatang. Selain itu, terdapat sejumlah kecil karbon yang masuk ke dalam tanah dalam
bentuk gula, asam amino, dan senyawa lain yang disekresikan langsung oleh akar tumbuh-
tumbuhan. Tumbuhan dan berbagai jenis bakteri mampu menyintesis senyawa organik dari
CO2 atmosfer. CO2 dan air yang diserap oleh tumbuhan kemudian diubah menjadi glukosa
dalam proses fotosintesis. Dari proses ini dihasilkan gas oksigen.

Glukosa kemudian diubah menjadi bentuk lain, seperti protein, lemak, dan amilum.
Selanjutnya tumbuhan dimakan oleh hewan. Tumbuhan dan hewan melakukan respirasi,
demikian juga jika hewan dan tumbuhan mati, mereka diuraikan oleh mikroorganisme
dengan bantuan oksigen. Hasilnya, CO2 dilepaskan kembali ke atmosfer.

Mengapa sampah berbau busuk? Hal ini terjadi karena pada proses penguraian,sampah
tersebut kekurangan oksigen, sehingga tidak semua senyawa organik diubah menjadi CO2
dan energi, tetapi menjadi gas sampingan, seperti NH3 atau H2S

4. Daur Sulfur

Sulfur terdapat dalam bentuk sulfat anorganik. Sulfur direduksi oleh bakteri menjadi sulfida
dan kadang-kadang terdapat dalam bentuk sulfur dioksida atau hidrogen sulfida. Hidrogen
sulfida ini sering kali bersifat mematikan makhluk hidup di perairan, pada umumnya
dihasilkan dari penguraian bahan organik yang mati. Ion sulfat kemudian diserap tumbuhan
dan diubah menjadi protein. Jika jaringan tumbuhan atau binatang mati akan mengalami
proses penguraian

Beberapa jenis bakteri dapat mengoksidasi hidrogen sulfida menjadi sulfat kembali. Besi (Fe)
dalam sedimen bereaksi dengan sulfida membentuk ferosulfida (FeS) yang mengendap.

5. Daur Fosfor
Fungsi fosfor bagi makhluk hidup, antara lain fosfor dalam bentuk adenosin trifosfat (ATP)
merupakan bahan bakar (energi) bagi makhluk hidup. Cadangan fosfat yang dapat larut,
dapat digunakan langsung sebagai zat hara primer dalam sintesis protein oleh tumbuhan.
Melalui rantai makanan, fosfat dapat beralih ke tingkat tropik yang lebih tinggi. Jika
organisme mati, fosfor dikembalikan ke tanah melalui proses penguraian.

Anda mungkin juga menyukai