NAMA :_______________________________________________
__
NPM :_______________________________________________
__
KELAS :_______________________________________________
__
KELOMPOK :_______________________________________________
__
NO. HP
:_________________________________________________
ALAMAT :_______________________________________________
__
MATERI X-XII
KAJIAN EKOSISTEM DAN JARING MAKANAN
I. Tujuan
- Mahasiswa dapat mengetahui kondisi faktor lingkungan suatu
ekosistem
- Mahasiswa dapat mengetahui komponen penyusun suatu ekosistem
- Mahasiswa dapat menggambarkan jaring-jaring makanan secara detail
- Mahasiswa dapat mengetahui alasan hewan makan makanan tertentu
- Mahasiswa dapat mengetahui cara penggunaan alat-alat pengukur
faktor lingkungan
-
II. Landasan Teori
III.Metode Praktikum
1. Alat dan Bahan
Alat Bahan
o Alat tulis
o Termometer
o Hygrometer
o Luxmeter
o Anemometer
o Soil Tester
o Buku pengenal tumbuhan
2. Cara Kerja
Prosedur Kerja 1
1. Pilih salah satu ekosistem alami yang akan dikaji
2. Catat beberapa jenis tumbuhan yang mendominasi ekosistem tersebut
3. Ukur suhu dan kelembaban udara pada ekosistem yang dikaji dengan
menggunakan hygrometer putar
- Basahi salah satu ujung termometer dengan air.
- Putar hygrometer puter sebanyak 50 kali atau ± 2 menit
- Catat temperatur pada kedua termometer.
- Ulangi sebanyak tiga kali pengulangan.
4. Ukur kadar keasaman (pH) dan kelembaban tanah pada ekosistem yang
dikaji
- Pilih lokasi dengan kondisi tanah yang sedikit lembab. Bila kering
dapat diberi air terlebih dahulu lalu diamkan selama 20-30 menit.
- Tancapkan soil tester yang sudah dibersihkan hingga bagian logam
tertutupi tanah.
- Diamkan selama 1 menit lalu catat pH tanahnya
- Tekan tombol dipinggir untuk mengetahui kelembaban tanah catat
kelembaban tanahnya
5. Ukur kecepatan angin pada ekosistem yang dikaji dengan menggunakan
Anemometer
- Tekan tombol ON/OFF atau 0/1.
- Akan tampil angka pengukuran pada layar
- Biarkan baling –baling tertiup angin sampai stabil
- Catat hasil pengukuran
6. Ukur intensitas cahaya pada ekosistem yang dikaji dengan menggunakan
lux meter
- Tekan tombol ON/OFF
- Pilih kisaran range yang akan diukur (2.000 lux, 20.000 lux, atau
50.000 lux)
- Arahkan sensor cahaya dengan menggunakan tangan pada daerah yang
akan diukur kuat penerangannya
- Lihat hasil pengukuran pada layar panel.
7. Catat komponen biotik yang menyusun ekosistem tersebut
8. Tentukan peran masing-masing komponen biotic pada rantai makanan
9. Buat rantai makanan dan jarring-jaring makanan pada ekosistem yang
dikaji
Prosedur Kerja 2
1. Pilih salah satu hewan untuk diamati (herbivore/karnivora/omnivore)
2. Amati aktivitas makan, jenis makanan dan morfologi hewan tersebut
3. Buatlah rantai dan jaring makanan dari hasil pengamatan jenis hewan
tersebut
MATERI XIII-XV
I. Tujuan:
1. Untuk mengetahui keragaman tumbuhan, Struktur dan komposisi tumbuhan
yang terdapat di suatu kawasan hutan
2. Mengetahui prosedur pengamatan struktur dan komposisi tumbuhan dengan
metode plot
3. Mengetahui faktor abiotik yang terdapat di kawasan hutan
Pada metoda sample diambil menggunakan plot dengan berbagai bentuk dan
ukuran. Bentuk plot bervariasi seperti bujur sangkar, empat persegi panjang,
lingkaran, dll. Umumnya bentuk plot yang dipakai adalah bentuk bujur sangkar
karena hal ini dilakukan lebih mudah ketika harus dibuat plot dua kali lipat dari
ukuran semula. Ukuran plot ini harus sesuai dengan minimum area lokasi yang
akan dianalisis.
Minimal Area
Minimal area merupakan luas atau ukuran minimal plot yang representatif untuk
suatu areal. Minima area ini dapat ditentukan dengan sistem nested plot yang
dilanjutkan dengan membuat kurva minimal area.
Dengan metode ini kita dapat mengetahui secara kualitatif dan kuantitatif
dari jenis-jenis tumbuhan yang terdapat pada suatu daerah tertentu. Biasanya plot
ini menggunakan ukuran kecil lalu diluaskan dua kali lipat dan seterusnya
digandakan dua kali lipat lagi. Plot tunggal biasanya digunakan untuk daerah
yang tidak terlalu luas.
Ada tiga cara untuk mendapatkan tanaman pada plot : secara acak atau
sembarang, cara sistematik untuk memudahkan dalam pembuatan plot pada
vegetasi yang homogen dan cara stratified bila vegetasi kurang homogen dapat
dilakukan penempatan secara bertingkat.
Ukuran minimum dari suatu plot tunggal tergantung kepada kerapatan dan
banyaknya jenis-jenis tumbuhan yang terdapat dalam plot tersebut. Ukuran
minimum ini digunakan pada kurva spesies area. Kurva spesies area merupakan
langkah awal yang digunakan untuk menganalisis suatu vegetasi yang
menggunakan plot atau kuadrat. Luas minimum digunakan untuk memperoleh
luasan sampling area yang dianggap representatif dengan suatu tipe vegetasi pada
suatu habitat tertentu yang sedang dipelajari. Luas petak contoh mempunyai
hubungan erat dengan keanekaragaman jenis yang terdapat pada areal tersebut.
Makin tinggi keanekaragaman jenis yang terdapat pada areal tersebut, makin luas
petak contoh yang digunakan. Bentuk luas minimum dapat berbentuk bujur
sangkar, empat persegi panjang dan dapat pula berbentuk lingkaran. Luas petak
contoh minimum yang mewakili vegetasi hasil luas minimum, akan dijadikan
patokan dalam analisis vegetasi dengan metode kuadrat.
V. ANALISIS DATA
1. Jenis-jenis tumbuhan tingkat pohon dan tingkat sapling yang ditemukan?
2. Analisis struktur dan komposisi tumbuhan (INP) yang terdapat di tempat
pengamatan. ( rumus INP = KR+FR+LPR )
VI. KESIMPULAN
VII. DAFTAR PUSTAKA
VIII. LAMPIRAN