1. Jelaskan empat diantara proses alam yang erat kaitannya dengan hutan!
2. Jelaskan penggolongan ekologi berdasarkan atas komposisi jenis organisme yang dikaji!
3. Jelaskan penggolongan ekologi berdasarkan atas habitat suatu spesies atau kelompok
spesies organisme!
4. Jelaskan penggolongan ekologi berdasarkan atas taksonomi atau sistematika makhluk hidup!
5. Sebutkan lima diantara bidang-bidang ilmu yang relevan dengan ekologi hutan dan jelaskan
masing-masing hubungannya dengan ekologi hutan!
6. Jelaskan peranan dari bidang ilmu ekologi hutan dalam pelaksanaan kegiatan pengelolaan
hutan!
Jawaban:
A. Ekosistem hutan alam mempunyai siklus hara tertutup. Yang dimaksud dengan siklus hara
tertutup adalah suatu sistem yang memiliki jumlah kehilangan hara lebih rendah dibandingkan
dengan jumlah masukan hara yang diperoleh dari penguraian serasah atau dari serap ulang (recycle)
hara pada lapisan tanah dalam.
Untuk lebih jelasnya, pada ekosistem hutan alam, air hujan yang membawa banyak mineral dari
udara akan tertahan oleh tajuk hutan dan berubah menjadi air lolosan (througfall) dan aliran batang
(stemflow). Hal ini berpotensi besar sebagai input hara ke dalam tanah karena hutan alam tidak/
sedikit mengalami erosi hara (run-off). Hara yang bersama air di dalam tanah tidak langsung
mengalami pelindian (leaching) karena tertahan oleh serasah dan perakaran tanaman hutan dan
diserap akan dapat kembali oleh perakaran tanaman.
Input hara pada hutan alam juga terjadi melalui serasah hutan (yang tebal dan beragam) yang
didukung dengan aktivitas mikroba dekomposer (pengurai) yang tumbuh optimal karena kondisi
klimatologi yang sesuai. Tingginya biodiversitas (terutama flora) memberikan pilihan makanan
(dalam proses rantai makanan) bagi komponen heterotrof termasuk dekomposer untuk lebih aktif
dalam mendekomposisi bahan organik menjadi mineral anorganik ke dalam tanah. Salah satu faktor
lain yang mempengaruhi kecepatan proses degradasi bahan organik adalah ketersediaan makanan
yang cukup bagi dekomposer dalam rantai makanannya. Kurangnya intensitas cahaya matahari yang
sampai ke lantai hutan juga akan mendukung percepatan proses dekomposisi serasah.
Proses pengendalian iklim maupun pengaruh iklim terhadap eksistensi hutan. Vegetasi pembentuk
hutan merupakan komponen alam yang mampu mengendalikan iklim melalui pengendalian fluktuasi
atau perubahan unsur-unsur iklim yang ada di sekitarnya, misalnya temperatur, kelembapan, angin,
dan curah hujan, serta menentukan kondisi iklim setempat dan iklim makro. Sebaliknya, unsur-unsur
iklim tersebut adalah komponen alam yang memengaruhi kehidupan. Sehingga curah hujan (air),
radiasi matahari, temperatur, kelembapan, dan angin semuanya sangat memengaruhi kehidupan
yang ada di permukaan bumi.
3.
77
Proses yang berkaitan dengan kesuburan tanah. Tanah hutan merupakan tempat pembentukan
humus yang utama dan tempat penyimpanan unsur-unsur mineral yang dibutuhkan oleh
tetumbuhan dan akan memengaruhi komposisi dan struktur vegetasi hutan yang terbentuk.
Kesuburan tanah sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain jenis batuan induk yang
membentuknya, kondisi selama dalam proses pembentukan, tekstur dan struktur tanah,
kelembapan tanah, suhu tanah, air tanah, topografi wilayah, vegetasi, dan organisme hidup. Semua
faktor tersebut yang menyebabkan terbentuknya bermacam-macam formasi hutan dan vegetasi
hutan.
4. Keanekaragaman hayati. Hutan merupakan gudang plasma nutfah (sumber genetik) dari
berbagai jenis tumbuhan (flora) dan binatang (fauna). Jika hutan rusak, dapat dipastikan akan terjadi
erosi plasma nutfah yang akan berakibat punahnya berbagai kehidupan yang tadinya ada di hutan
serta menurunnya keanekaragaman hayati. Perlu diperhatikan bahwa keanekaragaman hayati
merupakan sumber daya alam yang sangat bermanfaat.
5. Kekayaan sumber daya alam. Hutan merupakan sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan
untuk kesejahteraan manusia karena dapat memberikan sumbangan hasil alam yang cukup besar
bagi negara. Selain itu, hutan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat di sekitar hutan sebagai sumber
pemenuhan kebutuhan hidupnya baik berupa kayu, binatang liar, pangan, rumput, maupun obat-
obatan.
2. 1. Autekologi
Yaitu ekologi yang mempelajari suatu spesies organisme atau organisme secara individu yang
berinteraksi dengan lingkungannya, biasanya ditekankan pada aspek siklus hidup, adaptasi, sifat
parasitis, dan lain – lain.
Contoh autekologi : mempelajari sejarah hidup suatu spesies organisme, perilaku, dan adaptasinya
terhadap lingkungan. Jadi, jika kita mempelajari hubungan antara pohon Pinus merkusii dengan
lingkungannya, maka itu termasuk autekologi. Contoh lain adalah mempelajari kemampuan adaptasi
pohon merbau (Intsia palembanica) di padang alang-alang, dan lain sebagainya.
2. Synekologi
Yaitu Ekologi yang mengkaji berbagai kelompok organisme sebagai suatu kesatuan yang saling
berinteraksi dalam suatu daerah tertentu. Misalnya ekologi jenis, ekeologi populasi, ekologi
komunitas, ekologi ekosistem. Misalnya mempelajari struktur dan komposisi spesies tumbuhan di
hutan rawa, hutan gambut, atau di hutan payau, mempelajari pola distribusi binatang liar di hutan
alam, hutan wisata, suaka margasatwa, atau di taman nasional, dan lain sebagainya.
Bila studi dilakukan untuk mengetahui hubungan jenis serangga dengan lingkungannya, kajian ini
bersifat autekologi. Apabila studi dilakukan untuk mengetahui karakteristik lingkungan dimana
serangga itu hidup maka pendekatannya bersifat sinekologi.
B. Menurut habitatnya
Salah satu ekologi bahari adalah Ekologi laut topis, Contohnya adalah interaksi antara ekosistem
mangrove, eksositem lamun dan ekosisitem terumbu karang.
2. Ekologi estuaria
Estuaria adalah bagian dari lingkungan perairan yang merupakan daerah percampuran antara air
laut dan air tawar yang berasal dari sungai, sumber air tawar lainnya (saluran air tawar dan
genangan air tawar). Lingkungan estuaria merupakan peralihan antara darat dan laut yang sangat di
pengaruhi oleh pasang surut, tetapi terlindung dari pengaruh gelombang laut.
Padang rumput adalah daerah yang ditumbuhi tumbuhan yang berjenis rumput, seperti alang-alang.
Alang-alang adalah jenis rumput tahunan yang menyukai cahaya matahari , dengan bagian yang
mudah terbakar di atas tanah dan akar rimpang (rhizome) yang menyebar luas di bawah
permukaan tanah. Alang-alang dapat berkembang biak melalui biji dan akar rimpang, namun
pertumbuhannya terhambat bila ternaungi. Oleh karena itu salah satu cara mengatasinya adalah
dengan jalan menanam tanaman lain yang tumbuh lebih cepat dan dapat menaungi.
4. Ekologi darat
Ekologi darat mempelajri tentang ekosistem darat. Ekosistem darat mempunyai kompleksitas yang
lebih tinggi dibandingkan ekosistem laut, karena kemungkinan organisme untuk hidup dan
berkembangbiak pada ekosistem darat lebih lebar. Sebab, distribusi oksigen dan sinar matahari lebih
banyak. Pada Ekosistem darat terdapat beberapa jenis dari bentuk tumbuhnya tumbuh-tumbuhan,
yaitu : pohon, liana, epifit, shrubs, herba, dan tumbuhan taliod. Sedangkan pada jenis adaptasi
hewan vertebrata darat ada bermacam-macam, yaitu: herbivora, karnifora.
Ekologi air tawar sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Air tawar sendiri penting karena
merupakan sumber air rumah tangga dan industri yang murah, komponen air tawar merupakan daur
hidrologis, dan ekosistem air tawar merupakan sistem disporsal / pembuangan yang mudah dan
murah. Ekologi air tawar mempelajari tentang ekosistem air tawar. Ekosistem air tawar digolongkan
menjadi air tenang dan air mengalir. Termasuk ekosistem air tenang adalah danau dan rawa,
termasuk ekosistem air mengalir adalah sungai.
a) Air tergenang/ lentik (asal kata lenis = tenang) contoh : danau, kolam, dan rawa.
b) Air mengalir / lotik (asal kata lotus = tercuci) contohnya: mata air, aliran air/sungai dan selokan.
• Adanya arus
• Pertukaran antara air dengan dasar lebih intensif karena adanya arus.
• Pada air mengalir, kadar oksigen lebih tinggi dibandingkan air tenang
Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya kurang, dan
terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenis ganggang,
sedangkan lainnya tumbuhan biji. Hampir semua filum hewan terdapat dalam air tawar. Organisme
yang hidup di air tawar pada umumnya telah beradaptasi. Adaptasi organisme air tawar adalah
sebagai berikut.
1. Adaptasi tumbuhan
Tumbuhan yang hidup di air tawar biasanya bersel satu dan dinding selnya kuat seperti beberapa
alga biru dan alga hijau. Air masuk ke dalam sel hingga maksimum dan akan berhenti sendiri.
Tumbuhan tingkat tinggi, seperti teratai (Nymphaea gigantea), mempunyai akar jangkar (akar sulur).
Hewan dan tumbuhan rendah yang hidup di habitat air, tekanan osmosisnya sama dengan tekanan
osmosis lingkungan atau isotonis.
2. Adaptasi hewan
Ekosistem air tawar dihuni oleh nekton. Nekton merupakan hewan yang bergerak aktif dengan
menggunakan otot yang kuat. Hewan tingkat tinggi yang hidup di ekosistem air tawar, misalnya ikan,
dalam mengatasi perbedaan tekanan osmosis melakukan osmoregulasi untuk memelihara
keseimbangan air dalam tubuhnya melalui sistem ekskresi, insang, dan pencernaan
4. 1. Ekologi tumbuhan
Ekologi ini memiliki hubungan yang sangat erat dengan faktor-faktor berikut:
• Faktor cahaya
Cahaya merupakan faktor lingkungan yang sangat penting sebagai sumber energi utama bagi
ekosistem. Ada tiga aspek penting yang perlu dikaji dari faktor cahaya, yang sangat erat kaitannya
dengan sistem ekologi, yaitu:
- Lama penyinaran, seperti panjang hari atau jumlah jam cahaya yang bersinar setiap hari.
• Faktor suhu
Suhu merupakan salah satu faktor lingkungan yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan
makhluk hidup. Suhu berperan langsung hampir pada setiap fungsi dari tumbuhan dengan
mengontrol laju proses-proses kimia dalam tumbuhan tersebut, sedangkan berperan tidak langsung
dengan mempengaruhi faktor-faktor lainnya terutama suplai air. Suhu akan mempengaruhi laju
evaporasi dan menyebabkan tidak saja keefektifan hujan tetapi juga laju kehilangan air dari
organisme.
• Faktor air
Air merupakan sumber kehidupan yang tidak dapat tergantikan oleh apa pun juga. Tanpa air seluruh
organisme tidak akan dapat hidup. Bagi tumbuhan, air mempunyai peranan yang penting karena
dapat melarutkan dan membawa makanan yang diperlukan bagi tumbuhan dari dalam tanah
2. Ekologi hewan
Ekologi hewan adalah cabang biologi yang khusus mempelajari interaksi antara hewan dengan
lingkungannya yang menentukan sebaran (distribusi) dan kemelimpahan hewan-hewan tersebut.
3. Ekologi mikroba
Mikroba ada dimana-mana seperti : udara, air, makanan, tanah, manusia (usus, kulit, hidung),
permukaan suatu benda atau bahan pangan. Dengan pembelahan yang cepat mikrooragnisme
berkembang biak dengan cepat dan kadang-kadang menghasilkan toksin. Dengan ukuran dan massa
yang kecil mikrooragnisme dapat berpindah dengan mudah.
4. Ekologi Manusia
Menurut Amos H Hawley (1950:67) dikatakan, “Human ecology may be defined, therefore, in terms
that have already been used, as the study of the form and the development of the community in
human population.” (Ekologi manusia, dengan demikian bisa diartikan, dalam istilah yang biasa
digunakan, sebagai studi yang mempelajari bentuk dan perkembangan komunitas dalam sebuah
populasi manusia).
5. 1. Taksonomi Tumbuh-tumbuhan
Spesies pohon dan tumbuh-tumbuhan lainnya dalam hutan sangat beranekaragam, dibutuhkan
pengenalan sifat generatif yang berdasar pada sifat-sifat bunga dan buah. Untuk itu diperlukan
buku-buku praktis mengenai flora dan pengenalan spesies pohon. Berdasarkan pengalaman di
lapangan, seringkali dijumpai pohon pohon yang dalam keadaan sedang tidak berbunga atau
berbuah, sehingga pengenalan sifat vegetatif sebagai alternatif pengganti sangat diperlukan.
Indonesia dikenal karena hutannya kaya flora, akan tetapi pengenalan terhadap pohon dan spesies
tumbuhan lainnya masih sangat kurang. Di hutan Indonesia diprakirakan ada lebih kurang 4.000
spesies pohon, tetapi spesies-spesies pohon itu belum dicakup secara rinci dalam buku buku tentang
flora. Oleh karena itu, pengenalan jenis pohon masih bergantung kepada jasa dari orang-orang yang
tinggal di daerah setempat, juga dengan cara mengoleksi contoh organ tumbuhan untuk
dideterminasi yang kemudian disusun daftar nama pohon berdasarkan daerah asalnya. Cara
demikian dapat membantu dan mempermudah studi komunitas tumbuhan dan kegiatan
inventarisasi hutan.
Geologi adalah ilmu yang mempelajari bentuk-bentuk batuan, lapisan-lapisan batuan, dan fosil yang
terdapat di dalam bumi. Geomorfologi adalah ilmu yang mempelajari bentuk-bentuk permukaan
bumi termasuk proses dan evolusi pembentukannya. Keadaan geologi dan geomorfologi sangat
memengaruhi keadaan hutan. Pada kondisi iklim yang sama, jenis-jenis batuan yang berbeda akan
menghasilkan jenis tanah yang berbeda. Pada jenis tanah tertentu juga akan menghasilkan tipe
komunitas tumbuhan tertentu. Demikian pula kondisi topografi dan relief mempengaruhi komposisi
dan struktur hutan karena kondisi topografi dan relief yang berbeda akan menyebabkan perbedaan
pada kesuburan tanah dan kondisi air tanah. Selain itu, perbedaan letak suatu tempat (ketinggian
tempat dari permukaan laut) akan menyebabkan perbedaan iklim dan berpengaruh terhadap
penyebaran tumbuhan.
3. Ilmu Tanah
Tanah adalah tubuh alam (bumi) yang berasal dari berbagai campuran hasil pelapukan oleh iklim dan
terdiri atas komposisi bahan organik dan anorganik yang menyelimuti bumi, sehingga mampu
menyediakan air, udara, dan hara bagi tumbuhan, serta sebagai tempat berdiri tegaknya tumbuh-
tumbuhan. Ilmu tanah murni sering disebut pedologi, sedangkan ilmu yang mempelajari tanah dari
sudut pandang sebagai faktor tempat tumbuh disebut edafologi. Kesuburan tanah mempengaruhi
keadaan tumbuh-tumbuhan yang tumbuh di atasnya. Kesuburan tanah akan berpengaruh terhadap
tipe vegetasi yang terbentuk serta berpengaruh terhadap keproduktifan hutan. Oleh karena itu,
tanah merupakan salah satu faktor pembatas alam yang memengaruhi pertumbuhan semua spesies
tumbuhan, struktur, dan komposisi vegetasi, sehingga akan berpengaruh terhadap tipe hutannya.
4. Klimatologi
Salah satu faktor penting yang memengaruhi penyebaran dan pertumbuhan tumbuh-tumbuhan
adalah iklim. Unsur-unsur iklim seperti temperatur, curah hujan, kelembapan, dan tekanan nap air
berpengaruh terhadap pertumbuhan pohon. Pengaruh iklim terhadap kehidupan tumbuh-tumbuhan
sangat nyata, terlebih lagi iklim mikro di suatu tempat yang bergantung kepada keadaan topografi
dan kondisi atmosfer karena kondisi atmosfer juga ikut menentukan sifat iklim setempat dan
regional. Adanya perbedaan iklim akan menimbulkan variasi dalam formasi hutan (Arief,1994).
Sebaliknya kondisi vegetasi atau komunitas tumbuhan hutan juga memengaruhi atau mengendalikan
perubahan terhadap unsur-unsur iklim, sehingga dapat dikatakan bahwa kondisi iklim lokal sangat
bergantung kepada kondisi vegetasi yang ada.
5. Genetika
Ilmu genetika mempunyai peranan besar dalam memahami pertumbuhan dan perkembangan
makhluk hidup. Pengaruh genetik dari tumbuhan yang satu terhadap tumbuhan lainnya dapat
diketahui dengan ilmu genetika. Apabila ada dua atau lebih tumbuhan yang hidup berdekatan akan
menyebabkan terjadinya perkawinan silang atau hibridisasi di antara mereka. Akibat dari
perkawinan silang ini akan muncul keturunan baru yang memiliki sifat hampir sama dengan kedua
induknya. Untuk itu, pengetahuan tentang genetika diperlukan dalam mengenal sifat-sifat berbagai
spesies tumbuhan dan makhluk hidup yang lain termasuk sifat-sifat ekologinya.
6. Geografi Tumbuhan
Dulunya ilmu ekologi, ekologi tumbuhan merupakan cabang dari ilmu geografi tumbuhan
(phytogeography) yang membahas pengaruh faktor lingkungan terhadap penyebaran tumbuhan.
Dari sudut pandang aspek komunitas tumbuhan, ekologi hutan sama dengan ekologi tumbuhan.
Akan tetapi dari sudut pandang ekosistem, maka ekologi hutan memiliki cakupan yang lebih luas dari
ekologi tumbuhan. Oleh karena itu, ekologi hutan sangat berkaitan dengan ilmu geografi tumbuhan
mengingat pola penyebaran berbagai Spesies pohon perlu diketahui dalam kaitannya dengan
perbedaan kondisi fisik bumi, kondisi iklim, geomorfologi, dan kondisi fisiografi. Ini semua diperlukan
karena sangat membantu dalam mempelajari susunan dan penyebaran formasi hutan.
6. 1. untuk memperoleh manfaat yang optimal bagi kesejahteraan seluruh masyarakat secara
berkeadilan dengan tetap menjaga kelestariannya. Pemanfaatan kawasan hutan dapat dilakukan
pada semua kawasan hutan kecuali pada cagar alam, zona inti dan zona rimba pada taman nasional.
2. untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat secara lestari (optimal).
Dengan kata lain kegiatan ini merupakan tahap persiapan untuk dapat mengelola hutan secara
intensif dan lestari (optimal).
3. Mengarahkan atau memelihara ekosistem hutan dalam keadaan yang memungkinkan untuk selalu
bisa dijadikan sebagai sumber pemenuhan kebutuhan manusia sepanjang masa. Mengingat hutan
merupakan suatu ekosistem dan setiap ekosistem apapun dibentuk oleh banyak komponen baik
komponen hayati maupun nonhayati.